Nami mengembuskan napasnya kasar saat ini ia sedang termenung di tepi pantai. Hatinya merasa kehilangan James. Padahal mereka baru berkenalan. Namun Nami merasa sudah kenal dan nyaman berada di dekat James."Kau merindukannya?" Patrick datang menghampiri Nami."Siapa yang kau maksud?""Jangan pura-pura lupa. Tentu laki-laki tampan yang bersamamu kemarin.""Tidak mungkin," Nami tersenyum untuk menghindar dari pertanyaan Patrick."Aku tahu tatapan matamu berbeda ketika menatapnya.""Jangan sok tahu," Nami mengerecutkan bibirnya."Jujur aku cemburu, tapi aku merasa senang melihat senyum bahagiamu itu akhirnya terlihat. Setelah dua tahun kau menyembunyikannya.""Jangan mendadak berubah menjadi peramal, Patrick.""Sungguh, selama aku mengenalmu, aku baru melihat senyummu itu berbeda. Senyum bahagia ketika berdekatan dengan laki-laki yang bernama…." Patrick mengerutkan keningnya."James, kan? Nama laki-laki itu."Tanpa disadarinya, bibir Nami langsung tersenyum. Sepertinya yang dikatakan Pat
Air mata Malika mengalir deras setelah James ambruk di atasnya namun menyebut nama Nami. Hatinya terasa sangat sakit bahkan melebihi ketika James membentaknya. James tidak mengatakan apa-apa mendengar tangis Malika. Ia berguling ke samping lalu memejamkan matanya. Malika membekap mulutnya yang sedang menangis.James kemudian tidur membelakangi Malika. Sepuluh menit kemudian, ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Selesai mandi, James keluar dari kamar lalu menuju ke dapur untuk makan malam.James tahu jika ia baru saja menyakiti hati Malika. Tanpa sengaja Ia menyebut nama Nami ketika klimaks. Namun hatinya tidak bisa berbohong jika dia sangat merindukan Nami. James segera mengambil ponselnya lalu mencari nomor ponsel Nami namun ia mengurungkan niatnya untuk berkirim pesan karena perbedaan waktu antara Hawaii dan Indonesia yang berbeda beberapa jam.Mungkin dia sedang bermain surfing bersama anak-anak atau sedang bersenang-senang dengan si kurus Patrick. Mengingat Patrick
"Ayolah James," pinta Amanda sambil mendekap James erat. Mengadu dada mereka dan mengggesekkan kewanitaannya dengan kejantanannya James yang masih tertutup."Kalau kau menolak, aku akan berteriak sekarang." ancam Amanda."Kau ingin hubungan kita ketahuan?" "Ya, aku tidak peduli. Aku sudah lelah bersembunyi." Amanda pura-pura ingin berteriak."Kau….""Aku serius, aku akan teriak sekarang." Amanda membuka mulutnya.James membungkam mulut Amanda dengan ciuman yang panas. Mereka berciuman sangat mesra, saling bertukar saliva, melilitkan lidah dan menyesap bibir satu sama lain. Setelah ciuman mereka terlepas, Amanda menatap James."Aku tidak mau hanya sekedar ciuman. Aku ingin bercinta denganmu sekarang." James menatap Amanda dengan tatapan kesal."James, aku sekarang serius. Aku akan berteriak jika kau tidak mengabulkan permintaanku." tantang Amanda dengan tegas."Dasar wanita kurang ajar!" James mencekik Amanda namun tangan kirinya meremas buah dada Amanda sehingga Amanda tidak berteri
Nafas James tercekat mendengar pembicaraan kedua pengawalnya Tanu. Bagaimana jika Tanu mengetahui tentang perselingkuhan yang melibatkan dirinya?Sedangkan Amanda sebenarnya juga sangat ketakutan karena ia mengetahui betapa kejamnya suaminya jika tahu dirinya berselingkuh. Tanu sangat egois dia bisa berselingkuh dengan banyak wanita tapi tidak suka jika dirinya berselingkuh. Amanda sangat tahu akan sifat Tanu yang semena-mena apalagi jika skandal perselingkuhannya dengan James terbongkar oleh publik. Pastilah Tanu akan membunuhnya karena skandal jelek tentangnya bisa mempengaruhi status baik tentang kehidupan dan karir Tanu di dunia perpolitikan."Apakah kita masuk saja ke dalam toilet ini?" tanya salah satu pengawalnya Tanu."Nanti wanita itu marah karena telah mengusik privasinya.""Lalu, kita hampir tiga menit berdiri di sini tapi tidak ada tanda-tanda kalau dia akan segera keluar."Mendengar itu Amanda langsung merapikan gaun, rambut serta celana dalamnya. James bisa bernafas leg
James dan Cheryl tidak sabar untuk sampai di kamar hotel. Keduanya berciuman di sela-sela langkah mereka. James merasa tenang karena tidak melihat keberadaan Amanda dan Tanu. Ia merasa sangat bergairah. Alkohol dan percintaan cepat dengan Amanda membuat nafsu James harus segera dituntaskan. Cheryl segera memesan kamar yang kebetulan saja jarak kamar dan lift sangat dekat. Mendekatkan jarak mereka untuk segera sampai di dalam kamar. Keduanya langsung berciuman panas. Cheryl langsung melepas gaun seksi tanpa bra itu dengan cepat. Dan James pun tidak mengulur-ngulur waktu untuk membuka semua pakaian yang melekat di badannya. Karena sudah sangat terangsang, James langsung memasang pengaman yang dibawanya dari apartemen. Cheryl tidak protes saat James menarik tubuhnya ke ranjang lalu menindihnya, menghujamkan kejantanannya lalu memompanya dengan tergesa.James meniduri Cheryl dengan kasar saat dirinya teringat dengan sosok Nami. Alkohol dan kenangan saat Nami meninggalkannya di atas Alta
Karena rasa rindu yang membuncah James mempercepat kepergiannya ke Hawaii. Doni pun sangat pengertian sehingga ia tidak jadi pulang untuk menengok ibunya. Dony rela demi james yang ingin segera pergi ke Hawaii. Oleh karena itu mereka berdua bekerja sangat keras menyelesaikan urusan yang bersangkutan dengan perusahaan sehingga James bisa meninggalkan Balik Papan secepatnya. Dan Sampai detik ini james belum memberikan kejutan untuk menyenangkan Dela. Salah satunya meminta Dela untuk bercinta dengannya, padahal Dela sangat menantikan momen itu karena gadis itu sangat merindukan James.Namun semalam James sudah membuat hati Dela tersakiti karena James mengabaikannya. James malah bersenang-senang dengan wanita lain. Setelah bercinta dengan Amanda, James mencari wanita lain sebagai partner ranjangnya, celakanya ia bertemu dengan Dela setelah puas bercinta dengan Cheryl. Semalam Dela tidak kuat untuk tidak bertanya Kenapa James yang baru keluar dari hotel. Dela yang curiga merasa cemburu dan
"Aku ingin menengok, Bunda, Yah. Doni bilang, Bunda sedang sakit."Dimas terdiam mendengar permohonan dari James. Sebenarnya Felicia tidak sakit karena penyakit. Namun karena rasa rindu kepada James setelah dua tahun Dimas mengusirnya. Bagaimanapun Felicia dari dulu sangat menyayangi James karena James adalah satu-satunya putra mereka. Namun untuk membuat James bisa menjalani kehidupan yang lebih baik. Terpaksa menggunakan cara kekerasan dengan cara mengusirnya supaya James cepat sadar dan tidak membuat mereka khawatir."Masuklah, temui ibumu. Selama dua tahun ini ibumu selalu bersedih karena kau tidak mau datang untuk mengunjunginya.""Tentu aku ingin mengunjunginya, aku hanya takut kalian tidak mau menemuiku."Dimas masih dengan ekspresi wajah yang sama. Dingin dan tak terbaca. "Kami belum memaafkanmu, tapi karena hari ini aku tidak tega melihat keadaan ibumu yang sakit. Aku izinkan kau untuk masuk ke dalam. Cepat masuk agar ibumu senang dan penyakitnya segera sembuh." Ternyata dug
Bibir James langsung tersenyum melihat Nami yang tertidur dengan tenang di ranjang. Ada kebahagiaan tersendiri melihat gadis itu tidur di dalam rumah sewanya. Langkah kaki James tidak bisa dikendalikan untuk mendekati Nami. Tangannya langsung mengelus rambut Nami yang panjang sebahu.'Lembut, halus, masih sama seperti dulu.' batin James. Namun kemudian sisi hatinya mencibir karena begitu mudahnya dia melupakan dendam yang harusnya dibalaskan.'Tahan James, tahan. Bagaimana bisa lo begitu mudahnya luluh.' umpat James dalam hatinya. Dan kini sisi liarnya keluar. Melihat Nami yang saat ini hanya memakai celana pendek sebatas paha atas. Kulit putihnya yang mulus terlihat menggoda sehingga James bergàirah untuk menyentuhnya. Hampir saja James menyentuh paha Nami jika ia tidak ingat kalau saat ini bukan waktu yang tepat untuk menyentuh Nami lebih jauh. Bisa-bisa Nami marah dan sulit untuk didekati oleh James.James meletakkan tas punggungnya di meja lalu mencuci tangan dan kembali ke ranjang