"James, kamu pulang." sapa Malika setelah melihat kedatangan James dari balik pintu. "Elo sudah selesai bersih-bersih?""Sudah, aku juga sudah memasak makan malam untukmu." Malika mencoba untuk tersenyum walaupun hatinya kini sedang menangis. Setelah mengetahui sebentar lagi James akan menikah dengan seorang gadis manis dan sepertinya gadis itu adalah gadis baik-baik bukan seperti dirinya."Kalau begitu, Elo boleh pulang.""Tidak apa, aku ingin di sini menunggumu sampai selesai makan." Malika bersikukuh untuk tetap berada di apartemennya James malam ini."Gue tidak mau makan, gue baru saja makan." jawab James dingin. "Oh, begitu ya?" suara Malika terdengar serak dan hampir saja air matanya menetes."Mulai bulan depan Elo tidak usah ke sini lagi, gue akan mempekerjakan seorang tukang bersih-bersih. Tapi nggak usah khawatir gue tetap akan memberi Lo uang bulanan untuk hidup Lo dan keluarga Lo.""Kenapa, aku tidak boleh ke sini?" tanya Malika pura-pura. Padahal ia sudah tahu alasannya
Kini tubuh Malika sudah polos tanpa sehelai benang pun, ia berjalan pelan menghampiri James yang sudah terbaring di atas ranjang. Tanpa ragu wanita itu merangkak naik ke tubuh atletis James."James, sayang." bisik Malika lembut. Gadis itu mengusap pelan dada bidang James untuk membangunkannya."Heem," hanya gumaman dari mulut James karena laki-laki itu masih dipengaruhi oleh alkohol."Aku rindu," Malika mulai mengecup bibir James lembut. Berusaha membangunkan libido James yang setengah sadar.Mata James seketika terbuka lalu menatap Malika dengan tatapan sayu. Mata kemerahan akibat mabuk. Menjadikan James tidak begitu jelas dengan wajah wanita yang berada di hadapannya."Siapa Lo?" James mengerjapkan matanya yang terasa berat."Nggak penting siapa aku, malam ini kamu milikku dan aku milikmu. Kita ulang malam-malam indah kita dulu sebelum ada kesalahpahaman di antara kita berdua, Sayang." selesai mengutarakan isi hatinya. Malika mulai menempelkan bibir mereka lalu menggerakkannya pelan
"Jangan bilang Lo, manfaatin gue saat gue mabuk?!" bentak James."James," Malika menangis.James meremas rambutnya frustasi, ia berjalan mondar-mandir mengatur emosinya yang akan meledak. Dirinya sudah berjanji pada diri sendiri untuk menjaga jarak dengan wanita manapun. Termasuk Malika, apalagi menidurinya. Ia ingin menetralkan hubungannya dengan siapa pun itu.James langsung berhenti, segera mengenakan pakaiannya. Menetralkan pikirannya untuk menyelesaikan masalah remit ini."Bangun, pakai pakaian Elo!" James melempar pakaiannya Malika."Ayo cepat, tunggu apalagi?!" bentak James."B-baik," Malika turun dari ranjang lalu memakai pakaiannya. Mata James melirik tajam, melihat banyak tanda merah di tubuh mulusnya Malika. Bahkan bekas bibir itu berada di area-area private tubuh gadis itu. Ia tidak bisa membayangkan, seberapa ganas dirinya saat meniduri Malika.Sekarang bukan saatnya untuk memikirkan peristiwa semalam ataupun mengingat bagaimana prosesnya. Ada yang lebih penting untuk di
"Tidak mungkin, ini…" Nami menutup mukanya dengan kedua belah tangannya. Ia terduduk di lantai setelah membanting ponselnya ke dinding. Baru saja, dengan mata kepalanya sendiri. Ia melihat rekaman video dari tunangannya sedang bercinta bersama seorang wanita cantik dengan panasnya di kamar apartemen yang ia ketahui sebagai apartemen milik James, calon suaminya. Sedangkan mereka akan melangsungkan pernikahan dua hari mendatang."Nami, Nami sayang!" panggilan dari ibunya tidak ia hiraukan. Sakit, pedih, seakan sebuah belati menusuk tepat di jantungnya. Rasanya ingin meninggalkan dunia ini saja.Namida Hamasaki gadis muda ceria itu harus merasakan sakit hati karena pengkhianatan calon suaminya. Pernikahan yang berdasarkan perjodohan dari kedua belah pihak keluarga. Nami jatuh cinta pada pandang pertama, sedangkan James juga setuju dengan rencana perjodohan tersebut."Bodohnya aku, bagaimana mungkin dia juga mencintaiku yang baru dikenalnya beberapa minggu.""Sadarlah Nami, dia tampan, k
James berlari mengejar Nami, tentu saja ia kaget setengah mati. Bagaimana mungkin pernikahan yang sudah terencana matang dan siap sepenuhnya harus gagal karena larinya sang mempelai pengantin perempuan. Yang lebih mengejutkan, Nami menolak menikah dengan James. Tepat di altar di saat James sudah mengucapkan janji suci pernikahan. Padahal sebelumnya, Nami sangat antusias atas pernikahan ini. Tidak terlihat sedikit pun rasa tertekan atau terpaksa. James bisa melihat jika di mata Nami ada binar kebahagiaan dan cinta untuknya. Tapi sekarang apa? James sama sekali tidak mengerti."Feli!" Felicia tidak kalah syok, ia hampir saja terjerembab ke tanah jika Dimas tidak dengan sigap menopang tubuhnya. Wanita itu sangat kaget dengan kejadian yang baru saja terjadi. Calon menantunya melarikan diri. Membatalkan tepat di hari pernikahan. Di depan para tamu dan undangan."Sebaiknya Bunda istirahat dulu, biar Ayah yang urus." Dimas melambaikan tangan. Memanggil asisten rumah tangganya untuk mengurus
Malika terkejut dengan tuduhan James lalu tiba-tiba menangis."James, apa maksudmu? Memang benar aku tidak ingin kau menikahi gadis lain. Tapi dengan cara apa aku menggagalkan pernikahanmu? Aku tidak punya senjata untuk menghentikan pernikahanmu, bahkan aku tidak diperbolehkan hadir di tempat kamu menikah." ucap Malika dengan berlinang air mata. Padahal jauh di dalam lubuk hatinya, Malika sangat berbahagia karena rencananya menghentikan pernikahannya James telah berhasil."Lalu kenapa Nami bisa kabur dan membatalkan pernikahan kami?!" tanya James curiga."Bagaimana aku tahu?" dusta Malika yang masih pura-pura menangis."Apakah dia sangat berharga bagimu? Sehingga kamu sangat kehilangan?" tanya Malika yang penasaran dengan reaksi James yang sangat berlebihan.James semakin emosi mendengar ucapan Malika, ia mencengkram krah kemeja Malika. "Dengar, nama baik dan reputasiku hancur gara-gara pernikahan yang gagal ini. Bagaimana gue tidak marah dan ingin menemukan gadis itu.""T-tapi sunggu
Taksi yang ditumpangi Nami terbalik dan Nami tidak sadarkan diri. Keadaan jalan macet dan beberapa menit kemudian polisi, petugas pemadam kebakaran dan ambulans datang. Petugas pemadam kebakaran segera membuka paksa pintu mobil untuk mengeluarkan tubuh Nami dan sopir taksi. Tenaga paramedis segera menerima tubuh Nami dan sopir taksi. Petugas segera memasukkan mereka ke dalam mobil ambulans secara terpisah."Lakukan CPR!" seru salah satu tenaga medis yang mengetahui Nami telah berhenti detak jantungnya.Di dalam mobil, paramedis memberikan bantuan oksigen sambil memompa jantung mereka yang berhenti karena benturan keras dari truk."One, two, three…***Sedangkan di dalam hotel, James mempersilakan Dela untuk masuk ke dalam kamar."James," Dela tersenyum saat membuka matanya sedang berada di bawah selimut yang sama dengan James. Ia tidak menyangka jika semalaman bisa bersama dengan James. Bercinta sampai puas dan kini bisa tidur seranjang berdua bagaikan sepasang kekasih yang sedang kas
"Nona, Apa maksud Anda?" "Mm… dari tadi saya berpikir keras, siapa saya yang sebenarnya dan di mana ini?" Kedua polisi itu menatap Nami dalam, keduanya dapat melihat jika Nami berkata jujur. Tapi masalahnya sekarang, gadis yang berada di hadapan mereka ini tanpa identitas apapun. Bagaimana mereka bisa mencari keluarga Nami dan memberitahukan keadaannya sekarang? "Pak, bisa bantu saya?" tanya Nami dengan setengah memohon. "Sebaiknya Anda istirahat dulu, kami akan berkonsultasi dengan dokter tentang masalah Anda sekarang. Dan kami akan berusaha membantu Anda untuk menemukan keluarga Anda." "Terima kasih banyak, Pak." "Itu tugas kami, Nona." Kedua polisi itu lalu berdiri. "Kami pamit dulu untuk bertemu dengan dokter." Nami mengangguk lalu merebahkan tubuhnya, menatap langit-langit kamar sambil berusaha mengingat jati dirinya. *** Satu jam kemudian setelah polisi memberitahukan keadaan Nami yang hilang ingatan. Dokter datang bersama suster untuk memeriksa keadaan Nami. Dokter memb
Pov Nami Aku tidak menyangka Kak Oliv masih memperlakukanku dengan romantis. Bahkan ia tidak peduli ketika aku sudah hamil besar. Ia sudah paham bagaimana cara memperlakukan ibu hamil ketika bercinta. Aku perhatikan suamiku sangat rajin bertanya tentang seputar kehamilan dan kegiatan seks yang harus dihindari dengan wanita hamil. Ia tidak sungkan bertanya dan berkonsultasi. Aku juga sempat memergokinya sedang mencari artikel yang membahas percintaan dengan wanita hamil dengan segala resikonya. Tentu saja ia tidak lupa mencari tahu bagaimana posisi bercinta dengan ibu hamil agar aman untuk bayinya. "Kak," aku medongakkan wajahku ketika kejantanannya memompa kewanitaanku. Entah kenapa aku selalu bergairah ketika berdekatan dengannya. Mungkin karena efek hormon kehamilanku. Padahal dulu sebelum hamil aku tidak seperti ini. Tidak menginginkan percintaan setiap hari. Dulu Kak Oliv sering merayuku agar aku mau bercinta dengannya. Namun beda ketika aku hamil, tanpa dirayu pun kadang aku me
Pov James Delapan bulan kemudian. Aku menatap istri kecilku yang sedang terlelap dalam dekapanku dengan perutnya yang membuncit. Ia tidur miring menghadap ke arahku dengan perutnya yang diganjal oleh sebuah bantal kecil khusus. Setelah kepulangan kami dari bulan madu, Nami dinyatakan positif hamil. Saat itu aku sangat bahagia karena sesuai dengan harapan kedua orang tuaku yang menginginkan cucu. Nami langsung hamil. Aku yang dari pertama juga menginginkan seorang anak melarang Nami untuk melakukan program KB dan untungnya Nami menyetujuinya sehingga tidak ada penundaan kehamilan setelah pernikahan kami. Dan sekarang Nami sudah hamil tujuh bulan. Namun yang membuat aku heran badannya tidak mengalami perubahan hanya bagian perutnya saja yang membesar. Dengan tubuhnya yang mungil, kadang aku merasa kasihan karena sepasang kaki kecilnya harus menahan beban beberapa kilo yang berada di perutnya. Kami sudah pergi ke dokter melakukan USG untuk mengetahui jenis kelamin anak kami. Karena kami
POV James Aku tersenyum mengingat percintaan panas kami di jet waktu itu. Nami sangat liar, membuat gairahku naik beberapa kali lipat dibanding biasanya. "Kamu serius? Aku masih bertanya di saat Nami telah melepas kaosnya. Tentu aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku pun segera melepas semua pakaianku tanpa terkecuali. Langsung kudekati Nami lalu kupeluk tubuhnya yang hangat. Aku sangat merindukan momen ini. Sejak kami berbaikan, terhitung hanya beberapa kali kami bercinta. Aku haus kehangatan, aku ingin memasuki kewanitaannya yang sempit. Merasakan setiap pijatan lembut di kejantananku. Istri kecilku bagaikan candu untukku. Membuatku melayang dan puas pada saat yang bersamaan. "Kak Oliv," Nami mendesah saat kukecup tengkuknya. Tubuhnya menggeliat setelah mendapat rangsangan dari tanganku. "Kakak sudah memastikan semua kru tidak akan melihat kita?" tanya Nami dengan suara yang sudah terengah. "Tentu Sayang, aku tidak mungkin memperlihatkan percintaan kita kepada orang l
Lima jam sebelumnya. "Hei, kamu kan gadis tadi?" tanya Becky saat melihat Nami keluar dari kamar hotelnya. "Kamu bicara denganku?" Nami pura-pura tidak paham dengan maksud Becky. "Kemarin James memanggilmu Sayang." "Sayang? Apa maksudmu?" Hati Nami yang sedikit membaik berubah kesal dengan kehadiran Becky. "Laki-laki tampan yang bersamamu, ke mana dia?" Nami menghela napasnya, "aku tidak mengenalnya." "Kumohon pertemukan aku dengannya. Aku sangat mencintainya dan aku ingin menikah dengannya." "Dengar Nona aku tidak tahu tentang keberadaannya dan kamu ingin aku membawamu …." Nami terkesiap melihat Becky berlutut di hadapannya. "Tolonglah, aku mohon. Aku tidak bisa melupakannya. Aku mencoba bercinta dengan laki-laki lain tapi itu tidak bisa menghapus kenanganku bersama James. Hanya James yang bisa memuaskanku di ranjang. Perlakuannya sangat manis dan lembut. Sungguh aku tidak bisa melupakannya." Nami langsung emosi mendengar Becky menceritakan percintaan James dengannya. "Nona
"Babe!" James mencari Nami di kamarnya. Istrinya itu memutuskan pisah kamar setelah pertemuan mereka dengan Becky. Apalagi setelah James jujur mengatakan jika pernah bercinta dengan Becky. Nami langsung marah sehingga tidak mau tidur sekamar dengan James. Jangankan bulan madu indah, makan malam saja Nami tidak ingin bersama James. Dan pagi ini Nami sudah menghilang dari kamarnya. "Bodohnya gue, harusnya gue lebih mengawasi keberadaannya." James memang berada di kamar lain. Tapi ia mengawasi keberadaan Nami dari balik pintu. Tadinya ia akan menunggui di depan pintu kamarnya Nami. Namun karena beberapa pengunjung hotel menatapnya curiga, James memutuskan kembali ke kamarnya. Lagipula James takut Becky datang lagi dan membuat Nami semakin marah. "Ke mana dia, ya?" James berjalan mondar-mandir di lobi hotel. "Mungkin dia ke sana, menemui Takeshi." James terkesiap saat mengingat Takeshi. Teman Nami yang berpura-pura menjadi sepupunya dengan tujuan ingin memiliki Nami sebagai kekasih. "T
'Becky?' Alis Nami terangkat, siapa lagi wanita ini? Wanita yang mempunyai bentuk tubuh seperti model artis panas. Tinggi tubuh Becky sebatas telinga James. Rambutnya panjang di atas pinggul yang diwarnai merah. Kulitnya cokelat eksotis dan wajahnya cantik. Buah dada dan pantatnya menonjol sempurna. Jika dibandingkan dengan dirinya, sungguh Nami tidak ada apa-apanya. James langsung menarik tangan Nami untuk masuk ke dalam. Ia ingin menjelaskan identitas Becky agar tidak salah paham "James," Becky memeluk James dari belakang. Tubuh seksi wanita itu menempel dan kedua buah dada montoknya menekan punggung James. Mata Nami melotot, ia kesal karena Becky cuma mengenakan bikini two-piece dan saat ini buah dada montoknya tersingkap separuh. Puncak dada kecoklatan itu menyembul keluar dan Nami bisa melihat jika puncak dada itu sudah menegang, menandakan wanita seksi itu sedang bergairah. James langsung melepas tangan Becky, "maaf saya tidak mengenal Anda. Anda salah orang." "Tidak mungkin
"Lo sedang chat dengan siapa?" tanya James kepada Doni. "Dela, Bos." "Dela? Kalian berpacaran? " "Ck, Bos, saya hanya menganggap Dela sebagai adik kandung saya sendiri. Kami berteman dan bekerja sama selama dua tahun di Surabaya. Walaupun dia kadang menyebalkan, tapi Dela banyak membantu pekerjaan saya." James nenggedikkan bahunya, "gue udah putus dengan Dela. Kalau lo suka, deketin aja. Dela bukan cewek matre." "Ck, saya dan Dela teman biasa. Saya menyukai gadis lain." "Gadis macam apa? Siapa?" "Ups, Anda menjebak saya, Bos." Doni mendengkus. "Hahaha, gue udah anggap lo sebagai saudara kandung gue, Don. Lo bisa cerita ke gue, mungkin gue bisa bantu lo." "Tapi saya belum berhasil mendapatkan hatinya," keluh Doni. "Payah, bawa bunga, ajak dia makan malam. Setelah itu mampir di toko tas branded lalu ajak dia ke hotel untuk bercìnta." "Itu jurus Anda dulu saat menjadi playboy." gerutu Doni. James hanya tergelak saat menggoda Doni. "Harusnya Bos memberitahu saya bagaimana cara
"May," panggil Rico. Saat ini laki-laki itu sedang berada di sebuah rumah sakit swasta di mana Malika yang baru saja melahirkan.Malika memalingkan mukanya saat Rico membawa bayi laki-laki yang baru dilahirkannya. Ia masih belum menerima kenyataan jika hubungannya dengan James telah berakhir. Setelah terbongkarnya kebohongannya di restauran saat itu. Rico memaksa Malika untuk tinggal bersama di apartemennya. Bagaimanapun Rico ingin bertanggung jawab penuh kepada Malika dan bayinya. Walaupun Malika menunjukkan sikap yang menyebalkan. Rico tidak menyerah, ia bertekat akan meluluhkan hati Malika, terlebih ada bayi yang sudah dilahirkan oleh gadis itu. Darah daging yang diharapkan Rico bisa menjadi jembatan bersatunya hubungan antara dirinya dan Malika."Bawa dia pergi." Malika enggan melihat bayi yang baru saja dilahirkannya.Mendengar kata-kata ketus Malika, dokter dan suster saling berpandangan. Mereka heran karena baru pertama kali ini mereka mendengar seorang ibu yang tidak mau menima
James terkesiap mendengar penuturan Nami. Jadi yang menyebabkan Nami melarikan diri di hari pernikahan mereka karena Malika mengirimkan video percintaan mereka. 'Sial,' umpat James dalam hati. James mengetatkan rahangnya, tidak menyangka jika Malika akan begitu licik menggagalkan pernikahannya dengan merekam kegiatan panas mereka. 'Oh, malam di mana gue mabuk itu dia sengaja merekamnya lalu mengirimkannya kepada Nami.' James sangat menyesal karena telah berpikiran buruk kepada Nami selama dua tahun ini. Ternyata dirinya sendiri yang menyebabkan Nami patah hati lalu meninggalkan Jakarta hingga kecelakaan dan amnesia. Beruntung Nami selamat dan belum bisa dimanipulasi oleh Takeshi. Jika tidak, James akan menghukum dirinya sendiri karena kecerobohannya. Namun karena peristiwa itu James patut bersyukur karena hilang ingatan, Nami gampang didekati oleh James. Dan niatnya balas dendam urung dilaksanskan karena tanpa sadar James jatuh cinta kepada Nami. "Hei, dengar. Kakak sudah jujur pada