Sejak perbincangan yang terdengar sangat tidak enak, membuat Violet terus mendesah lesuh dan kepalanya tidak berani terangkat ringan. Terutama hatinya kini sebenarnya sedikit sakit mendengar pernyataan sang kekasih terdengar sedikit meragukan hubungan asmara mereka. Untuk menenangkan pikiran dan hatinya, sebagai teman baiknya, Charlotte dan Gabriel berusaha mengalihkan pembicaraannya yang sangat canggung menjadi menceritakan kisah perjalanan mereka selama berbulan madu.
Perbincangan yang mereka lakukan cukup lama hingga hari mulai gelap. Usai itu, mereka saling berpamitan pulang menuju ke kediaman yang diantar oleh pasangan masing-masing. Semua pasangan terlihat sangat bahagia, kecuali pasangan yang satu ini tidak kelihatan bahagia karena adanya kesalahpahaman akibat perbincangan tadi.
Di dalam mobil Alfred, mereka saling berdiam diri terutama Violet yang biasanya selalu bersemangat memandangi wajah kekasihnya, kini mengalihkan pandangannya menatap kaca jendela mobil
Di tengah perbincangan manis sepasang pengantin baru, sontak Charlotte merasakan perutnya sedikit tidak enak, rasanya seperti tercampur aduk. Wajahnya mulai memucat dan tangan kanannya dengan sigap menutup mulutnya anggun. Melihat reaksinya yang aneh tiba-tiba, Gabriel mulai panik dengannya sambil mendekapnya hangat. “Sayang, ada apa denganmu?” tanyanya sangat cemas sambil mengusap keringat dingin. “Entahlah, mungkin ini efek aku masuk angin,” sahut Charlotte lesuh. “Tapi tidak hanya hari ini saja kau mengalaminya. Sudah beberapa hari kau bersikap aneh begini. Apakah karena kita terlalu banyak melakukan kegiatan selama berbulan madu sampai kau kelelahan?” “Tidak juga, padahal aku tidak merasa kelelahan sama sekali. Malahan aku ingin melakukannya bersamamu terus.” “Tapi tubuhmu itu tidak sanggup melakukan banyak kegiatan. Sebaiknya kau beristirahat dulu saja, nanti kau bisa sakit.” Gabriel membaringkan tubuh Charlotte perlahan, lalu menyelimuti
Dengan panik sang Pangeran menggendong tubuh istrinya di hadapan kedua orang tuanya, tanpa memedulikan mereka menegurnya lagi karena bersikap manja terang-terangan. Namun, Charlotte menyentuh tangannya mengangkat kepala sedikit lesuh. “Ada apa, Sayang? Apakah kondisi tubuhmu semakin parah?” tanya Gabriel semakin panik sambil mengusap keringat dingin yang terus mengalir pada kepala Charlotte. “Kau jangan berlebihan begini. Aku sudah tidak merasa mual lagi. Turunkan aku sekarang.” “Tapi wajahmu masih pucat, sebaiknya kau beristirahat saja di kamar sambil menungguku membeli testpack untukmu.” “Hmm apakah bisa berfungsi dengan baik? Tadi aku sudah mencicipi supnya satu sendok.” “Pasti bisa, Sayang. Maka dari itu, sebaiknya kau beristirahat saja.” Tanpa berpamitan dengan Raja dan Ratu, Gabriel langsung menggendong istrinya menuju kamar. Jarang sekali Gabriel pergi tanpa berpamitan dengan orang tua, meski masih di dalam istana. Untu
Selain pasangan pengantin baru berbahagia, pasangan yang satu ini tidak kalah manisnya dengan sebelumnya. Setelah melakukan sedikit pertengkaran karena adanya kesalahpahaman, kini mereka kembali bersatu, bahkan hubungan mereka terkesan semakin manis. Karena sekarang sudah memasuki tengah hari, Alfred mengajak kekasihnya menuju sebuah butik yang merupakan milik keluarga Viscount, yaitu orang tuanya Charlotte. Maka dari itu, butik ini bisa dikatakan didominasi dikunjungi kalangan keluarga bangsawan. Selain itu, kalau masalah pencarian gaun wanita, tentu saja tempat ini yang paling cocok untuk mendapatkan berbagai gaun mewah maupun model lainnya terlihat elegan yang dirancang khusus oleh Charlotte. Saat memasuki gedung itu, sebenarnya Violet sedikit kebingungan dengan kekasihnya bersikap tidak seperti biasanya, mengajak kencan menuju butik. Apalagi hari ini bukan hari ulang tahun mereka atau hari Anniversary. “Alfred, tumben sekali kau mengajakku ke sin
Jantung Violet kini berdebar kencang hingga tidak bisa mengendalikan air matanya terus membasahi pipinya. Pada akhirnya setelah menunggu lama, dirinya dilamar langsung oleh pria dicintainya walaupun hubungan asmara mereka baru berjalan hampir dua bulan. Tanpa perlu berpikir lama, Violet mengangguk pelan, mengukir senyuman bahagia pada wajahnya sambil menggenggam buket bunga erat. “Tentu saja aku bersedia menikah denganmu. Aku tidak sabar menjadi pendamping hidupmu nanti. Aku sangat mencintaimu, Alfred.” Violet mengungkapnya lantang dengan penuh percaya diri. Alfred memakaikan cincin lamaran pada jari manis kekasihnya sambil membangkitkan tubuhnya perlahan. “Aku juga mencintaimu, Violet. Mulai sekarang statusmu adalah tunanganku dan menjadi milikku.” “Terima kasih sudah bersedia menerimaku sebagai tunanganmu.” Secara spontan mereka saling menautkan bibir mereka bersamaan, melakukan ciuman manisnya untuk merayakan momen terindah dalam hidup mere
Tidak terasa kini hari sudah gelap. Usai menyantap makan malam, sepasang pengantin baru melanjutkan aktivitasnya lagi di dalam kamar mereka. Sejak memasuki masa hamil, sikap Charlotte sedikit kekanak-kanakan suka merengek pada suaminya. Apalagi sekarang ia duduk sendirian di ranjang luas, menunggu sang Pangeran selesai membersihkan dirinya sampai sedikit bosan. Baru saja lima menit berlalu, entah kenapa rasanya ia sudah merindukannya dan ingin melihat wajahnya dalam durasi lama. Kedua kakinya merapat di ranjang, lututnya digunakan untuk menopang kepalanya sambil merenungkannya dengan wajah cemberut. “Aku merindukanmu, Sayang. Jangan mandinya terlalu lama,” gumamnya lesuh. Tak lama kemudian, terdengar suara pintu kamar mandi terbuka lebar. Dengan cepat kepalanya terangkat ringan sambil memandangi suaminya terlihat sangat menyegarkan dalam kondisi rambutnya basah dan dada bidangnya yang kekar. Sorot matanya terpaku padanya saat ini, tanpa disadari senyuman ceri
Lucas memperlihatkan agenda hariannya pada sang Pangeran melalui layar tab. Reaksi Pangeran langsung memutar bola matanya bermalasan, karena dirinya sebenarnya malas menjalani tugasnya kembali menjadi Pangeran negeri ini. “Aku malas melakukannya, lebih baik aku di istana selama seharian bersama istriku.” “Sayang,” panggil Charlotte manis. Secara spontan Gabriel merangkul pundaknya mesra, sorot matanya terfokus padanya. “Semakin manis kau memanggilku, aku juga akan memperlakukanmu semakin manis juga.” “Sayang, sebaiknya kau pergi bertugas saja. Jangan menetap di sini terus,” saran Charlotte lembut. “Tidak mau, nanti siapa yang akan menemanimu di sini. Kalau terjadi sesuatu padamu, gimana nantinya. Lagipula kunjungan ini juga tidak terlalu penting.” “Memangnya hari ini kau ada kunjungan ke mana?” “Ke panti asuhan untuk membaca dongeng.” “Oh, kalau hanya ke panti asuhan, sudah pasti aku ingin ikut denganmu
Di sisi lain, sepasang kekasih lainnya juga saling bermesraan. Namun, bedanya kali ini mereka tidak berkencan di manapun. Penampilan Alfred sudah terlihat sempurna, bersiap ingin bertemu dengan calon mertuanya langsung. Sejak hari lamaran, Alfred dan Violet sudah merencanakan pertemuannya serta melakukan reservasi restoran bintang lima terlebih dahulu. Penampilan ibunya Violet kini tidak kalah cantik dengan putrinya, dengan balutan gaun elegan walaupun terlihat sederhana. Sebenarnya dirinya sedikit bingung dengan rencana putrinya tiba-tiba mengajak makan malam tiba-tiba. Sambil menunggu kedatangan Alfred, ibunya Violet terus bermondar-mandir di ruang tamu seperti sedang menyetrika baju. Melihat tingkah ibunya sangat memusingkan, Violet beranjak dari sofa sejenak menghentikan aksinya. “Ibu sebaiknya menunggu sabar saja,” usulnya pelan. “Sebenarnya ibu sangat penasaran dengan kalian, kenapa kalian tiba-tiba ingin mengadakan makan malam bersama? Padahal
Detik demi detik terus berjalan. Tidak terasa sang Pangeran dan istrinya menjalin kehidupan rumah tangganya beberapa bulan. Tidak hanya mereka yang selalu menjalani kehidupan mereka dengan bahagia, semua kerabatnya yang telah memiliki pasangan masing-masing juga tidak kalah bahagia. Apalagi agen rahasia kerajaan juga telah menikah dengan wanita paling dicintainya. Saat ini, usia kandungan memasuki masa dua bulan. Bisa dikatakan berat badan Charlotte semakin bertambah, namun perutnya belum terlihat terlalu buncit. Segala aktivitas yang ia lakukan mulai berkurang, mengingat peringatan dokter kandungan demi kesehatan bayi mungil dalam kandungan. Yang bisa dilakukannya selama mengandung bayinya adalah bersantai di sofa menonton TV sambil mengemil cookies favoritnya sendirian. Sebenarnya kegiatan Pangeran juga tidak terlalu banyak belakangan ini, namun terkadang ia harus meninggalkannya sendirian untuk melaksanakan kewajibannya demi kerajaan Godnation. Mengadakan