共有

Mahira - 01

著者: Sinda
last update 最終更新日: 2023-10-30 11:07:21

Riga duduk berhadapan dengan Mahira di ruangannya. Berdua saja. Riga tak bisa menghitung sudah berapa kali rambut di tengkuknya berdiri.

Tatapan mata Mahira masih sama. Berani, tetapi tenang. Tak ada ketakutan atau keraguan. Wajah perempuan itu juga tak banyak berubah. Hanya saja, Mahira yang ini tampil dengan riasan yang berhasil membuat jantung Riga makin berdebar.

Saling bertatapan, Riga sengaja belum mengatakan apa-apa, meski waktu sudah berlalu setengah jam. Ia ingin lihat apa yang akan Mahira lakukan.

Riga yakin Mahira hanya berlakon seolah tak mengenalinya. Bagaimana bisa perempuan itu lupa padanya? Kalau ada dua Mahira di dunia ini, mungkin Riga bisa percaya sedikit.

"Maaf, Pak. Apa Bapak sedang bicara dengan telepati?" tanya Mahira dengan senyum kikuk.

Alis Riga menukik runcing. Ia merasa seperti dipermainkan. Mengapa Mahira bersikap seolah mereka orang asing? Perempuan itu masih mau melanjutkan ini?

Menyandarkan punggung, tatapan tajam Riga tak berpindah dari si perempuan.

"
ロックされたチャプター
この本をアプリで読み続ける

関連チャプター

  • Falling for Dangerous Man    Mahira - 02

    Riga menarik pintu ruangannya yang nyaris tertutup. Pria itu berlari melewati pintu itu, sembari mengumpati perempuan yang berlari di depannya. Ujung kemeja Mahira yang melambai terkena angin karena perempuan itu terus bergerak membuat amarahnya mendidih.Siapa sangka? Mahira masih saja sama. Kalau bukan karena suka rela atau obat bius, mustahil bisa membawa perempuan satu itu ke ranjang.Riga harus mengakui kekalahan. Niat ingin melampiaskan rindu sekaligus membawa kembali ingatan Mahira tentangnya--kalau benar perempuan itu lupa--harus berakhir dengan rasa berdenyut di selangkangan akibat tendangan."Mahira!"Mahira berhenti berlari. Ia menengok pada Riga. Alis perempuan itu menyatu.Tiap sudut ruangan yang diisi kubikel para karyawan membeku mendengar teriakan Riga. Semua menatap ke arah Mahira yang kini berhadapan dengan bos besar mereka.Dua tahun sudah Myhira Hotel berdiri. Hotel itu berkembang pesat dan cukup bisa diperhitungkan di bawah kepemimpinan seorang pria berusia 41 tah

    最終更新日 : 2023-10-31
  • Falling for Dangerous Man    Mahira - 03

    "Pencuri. Kau mengambilnya dariku malam itu, 'kan?"Mengambil kesempatan di tengah terkesiapnya Mahira, Riga mendorong perempuan itu hingga pintu terbuka lebih lebar dan ia bisa masuk. Tepat saat itu, bocah yang tadi sedang mereka bicarakan tampak keluar dari toilet."Hai." Riga menyenggol bahu Mahira yang sengaja ingin mengadang langkahnya dan lebih memilih menyapa si bocah.Riga menghampiri anak itu. Mengambil sejumput helai rambutnya dengan telunjuk dan ibu jari, kemudian merasai rambut itu di kulit jemari.Rambut yang sehat. Satu persen kemungkinan dia benihku. Ia menilai dalam hati."Siapa namamu?" Riga mengabaikan tarikan lemah Mahira pada lengannya. Melotot sebentar pada perempuan itu, lalu menengok penuh antisipasi pada anak kecil di hadapan."Righa," sahut anak itu. "R-I-G-H-A. Righa dengan huruf H di tengah."Memalingkan wajah pada Mahira di sampingnya, Riga memutar bola mata. "Sangat tidak kreatif. Huruh H-nya untuk bisa membedakan kami?"Mahira menggaruk kening. Ia melempa

    最終更新日 : 2023-10-31
  • Falling for Dangerous Man    Mahira - 04

    Riga berkedip cepat tiga kali, kemudian memalingkan wajah. Detik kemudian, ia kembali menatap ke depan. Pada dua orang yang tertidur menghuni ranjang.Mengabaikan usiran si bocah sok dewasa Righa, ia tidak pulang. Setelah dokter datang dan memeriksa Mahira, ia masih di sana. Menontoni Righa mengurusi dirinya sendiri, lalu bocah itu ikut tidur bersama ibunya.Riga tak bisa jelaskan apa yang kini ia rasakan. Sedikit tidak nyaman? Kecewa? Marah? Yang jelas, pemandangan Righa dan Mahira yang tidur saling berpelukan membuat dirinya merasa ... tidak berdaya?Keyakinan Riga seratus persen kurang satu. Benar Mahira si rambut abu-abu ini adalah Mahiranya. Dan bukan masalah kalau anak kecil di pelukan Mahira sekarang adalah putranya. Meski bermulut tajam dan selalu menguarkan aura permusuhan, bocah itu cukup pintar dan sepertinya bisa diandalkan.Untuk anak umur 6 tahun, tidak menangis saat melihat ibunya pingsan lumayan membuat Riga takjub. Terlebih, anak itu menyiapkan makanan untuknya sendir

    最終更新日 : 2023-10-31
  • Falling for Dangerous Man    Mahira - 05

    Dering dari ponsel membuat Riga terpaksa terjaga dari tidur. Pria itu memanjangkan lengan, alih-alih bangkit untuk mengambil benda sumber suara berisik itu.Nomor tanpa nama yang ia kenali muncul di layar, Riga yang setengah menyipit mengulum senyum. Ia jawab panggilan itu."Kenapa? Sudah rindu padaku?""Kau baru bangun?" tanya Mahira di ujung telepon."Sudah bangun. Barusan. Kau seperti tidak tahu kebiasaanku saja. A--""Aku tidak sedang membicarakan kayumu, Bajingan! Jam berapa ini? Kau baru bangun? Apa Righa tidak sekolah?"Mata Riga mengerjap. Pria itu membawa tubuhnya duduk, kemudian tersadar. Benar. Kemarin, ia tak pulang sendiri ke sini.Seperti yang Mahira inginkan, enam hari ke depan ia harus hidup bersama anaknya Mahira. Kemarin malam, ia pulang ke sini tidak sendirian. Dan ya, Riga ingat kalau Mahira menyebut sesuatu seperti sekolah."Dia sekolah?" Dengan ponsel tertempel di telinga, lelaki itu keluar dari kamar.Riga pergi ke kamar satunya. Kamar yang sejak kemarin tidak

    最終更新日 : 2023-11-01
  • Falling for Dangerous Man    Mahira - 06

    Tak dipedulikannya laptop yang sudah mati. Riga fokus menghunus tatapan tajamnya pada si bocah yang masih memegangi gelas yang tadinya berisi susu. Ubun-ubun lelaki itu terasa akan meledak.Riga kembali pulang sore hari ini. Sengaja, ia memilih mengerjakan sebagian tugas di rumah, mengingat ada bocah enam tahun yang selama beberapa hari ke depan masih hidup seatap dengannya.Lelaki itu bahkan membuatkan susu tadi. Dengan bayang-bayang bahwa bocah itu pernah diberikan susu oleh Mahira, Riga berhasil menahan diri untuk tak mencampurkan detergen ke susu bubuk yang ia buat.Dan apa? Si anak malah menumpahkan susu itu ke atas laptop. Membuat peralatan bekerja Riga harus mati mendadak.Pantaskah Riga marah? Jelas. Pantas.Ia sudah akan membuka mulut, menyuarakan beberapa kalimat, sampai si bocah lebih dulu mengaitkan alis."Kau mau menyalahkanku?" Anaknya Mahira itu mengangkat dagu. Menantang."Jadi? Ini bukan salahmu, Anaknya Mahira?"Righa tampak menelan ludah satu kali. "Ibu tak pernah m

    最終更新日 : 2023-11-01
  • Falling for Dangerous Man    Mahira - 07

    Mengintip dari celah pintu, Righa mendapati ibunya masih di atas ranjang. Menemani Riga yang juga masih tertidur. Anak itu mengetuk dua kali.Mahira menoleh."Boleh aku masuk, Ibu?"Si perempuan memberi izin lewat anggukkan kepala.Mahira menatapi anaknya, sampai bocah itu naik ke ranjang. Menempati sisi kosong di kiri Riga. Anak itu menatapnya, Mahira memberi isyarat bertanya. "Dia masih tidur, Ibu?"Mahira mengangguk. Perempuan itu kembali menumpukan sebelah wajah di atas kening Riga yang tidak ditempeli perban."Apa Ibu marah padaku?"Tanya itu dijawab dengan gelengan kepala. Mahira kembali melempar senyum. Mana mungkin dia bisa marah? Apa yang terjadi bukanlah disengaja.Tadi, pagi-pagi sekali, Mahira dihubungi anaknya. Putranya itu memberitahu kalau Riga mengalami kecelakaan. Saat tiba di sini, barulah perempuan itu tahu kalau mantan bosnya terjatuh.Riga menginjak air yang tak sengaja anak Mahira tumpahkan. Lelaki itu terpeleset, lalu kepalanya membentur ujung meja yang runcin

    最終更新日 : 2023-11-01
  • Falling for Dangerous Man    Mahira - 08

    Warning! 18+ "Bagaimana bisa kau yakin menipuku dengan semua ini?" Riga menyapukan telapak tanganyna di punggung Mahira yang bebas. Lelaki itu menatapi dua bekas luka di sana.Ia sebut si perempuan sesumbar. Bekas peluru itu masih di sana. Mahira tak melakukan operasi plastik rupanya. Dan Mahira berharap Riga yakin soal cerita mereka tak saling mengenal sebelumnya?Mahira yang telungkup di ranjang hanya mengulum senyum. "Jangan mengelak. Kau sempat percaya kalau aku bukan Mahira.""Kenapa kau warnai rambutmu?" Jemari Riga memilin ujung rambut perempuan itu. Pandangannya turun sepanjang tulang belakang si perempuan, sampai ke tulang ekor."Aku sudah mengatakan alasannya, waktu wawancara." Mahira tertawa mengingat momen itu. "Kau benar-benar frustrasi waktu itu, 'kan?"Si perempuan mengubah posisi tidur jadi telentang. Riga dengan berat hati menyelimuti Mahira sampai ke dada. Bisa-bisa ia terus membuat perempuan itu tak tidur hingga subuh nanti kalau pemandangan menggiurkan itu dibiark

    最終更新日 : 2023-11-02
  • Falling for Dangerous Man    Mahira - 09

    "Paman Alex?"Panggilan yang terdengar semringah itu membuat Riga menaikkan pandang dari makanan di piring. Bukan kedatangan Alex yang membuat satu alisnya menukik. Melainkan senyum lebar di wajah anaknya Mahira.Pagi ini, Mahira dan anaknya masih ada di rumah Riga. Namun, yang ikut sarapan di meja sekarang hanya para lelaki. Ditambah Alex yang baru tiba."Halo, Jagoan! Kau sedang sarapan?" Alex menempati kursi di samping Righa. Mengusap puncak kepala anak itu."Paman Alex?" Riga menjauhkan piringnya. Meski di sana ada makanan buatan Mahira yang sudah lama ia rindukan, tetapi ada yang lebih penting untuk saat ini.Righa hanya menatapi ayahnya. Tangan anak itu gesit menyuapkan makanan ke mulut."Kau mengenalnya?" Telunjuk Riga mengarah pada wajah sepupunya.Si bocah lelaki mengangguk. "Paman Alex ke mana saja? Kenapa baru datang sekarang?"Kepalan tangan Riga memukul meja pelan. Ditambahi senyum kuda yang sepupunya lemparkan, pria itu mengeraskan rahang dengan emosi yang membumbung tin

    最終更新日 : 2023-11-02

最新チャプター

  • Falling for Dangerous Man    Mahaya

    Ini sudah tidak benar. Riga harus dihentikan, atau pria itu akan membuat semua orang babak belur, seperti Alex.Dengan langkah tergesa dan mata dipenuhi sorot kesal, Mahira keluar dari kamar. Perempuan itu menemukan suaminya ada di lantai bawah, ruang tamu. Bersama Alex dan keluarga mereka yang hari ini berkunjung.Mahira baru saja selesai mandi. Dan selama mandi tadi, ia terus terpikirkan sikap Riga yang sudah kelewat batas. Hari ini Alex, besok, pria itu bisa saja memukul ayah mertuanya atau suaminya Leoni."Riga!" panggil Mahira. "Berikan Mahaya pada Ibuku."Lelaki yang Mahira panggil mengaitkan alis, dengan bibir rapat dan berkerut. Dekapannya pada bayi di gendongan mengerat, tetapi tetap lembut."Kenapa?" tanya lelaki itu dengan suara tenang, tetapi tak rela. Lihat, belum apa-apa, Riga sudah seperti akan menghajar seseorang. Mahira tak habis pikir."Aku harus bicara padamu. Biarkan Ibu menggendong Mahaya."Menyipitkan mata pada istrinya, Riga memalingkan pandang pada wajah bayi

  • Falling for Dangerous Man    Mahira - 17

    Mahira terperanjat saat merasakan tubuhnya dipeluk dari belakang. Perempuan itu berbalik, lalu menemukan jika pelakunya adalah sang suami."Kenapa kau bangun pagi sekali?" ucap Riga sembari menyandarkan dagu di bahu Mahira."Aku tak ingin tidur dulu, hingga lupa membuat sarapan untuk Righa. Dia harus sekolah pagi ini.""Tapi kau baru tidur satu jam lalu."Menyungging senyum mengejek, Mahira berkata, "Dan itu karena ulah siapa?" Mahira menyentak sedikit kuat pisaunya yang sedang mengiris daun bawang.Dahi Riga berlipat. "Ulahmu tentu saja," balas pria itu dengan nada menuduh."Aku?" Mahira berbalik. Ia angkat pisau di tangan setinggi dada. "Sebutkan di mana salahku, saat kau yang tak bisa mengendalikan nafsu?"Riga melirik ujung pisau di tangan Mahira, lalu wajah perempuan itu bergantian. "Sedang berusaha menakutiku?"Mahira menggeleng dan memberikan ekspresi polos. "Aku bertanya.""Itu salahmu. Siapa suruh kau terasa enak sekali?" Tersenyum nakal, Riga menyangga dua lengannya di masin

  • Falling for Dangerous Man    Mahira - 16

    "Apa yang bagus dari wajah Ayah, Ibu?"Pertanyaan dari anaknya itu membuat Mahira menegakkan kepala yang semula rebah di samping suaminya yang tertidur. Pada sang anak, ia melempar senyum heran."Kenapa bertanya begitu?"Righa mengangkat bahu. Raut wajahnya terlihat sedikit murung."Ayah dirawat sejak lima hari lalu. Paman Alex bilang, dia akan segera membaik. Tapi, kenapa ibu terus menatapi wajah Ayah seperti itu? Memang apa yang menarik dari wajah Ayah?"Mendengar penuturan panjang sarat nada cemburu itu, Mahira beranjak dari kursi. Dengan senang hati ia berpindah ke sisi kanan ranjang Riga, duduk di samping putranya."Kau marah aku memandangi ayahmu?" Mahira memeluk anaknya dari samping.Righa menatap ibunya, kemudian memamerkan senyum malu. "Ibu seperti lupa padaku. Sejak Ayah masuk rumah sakit, Ibu selalu menemani dan menatapi wajah Ayah seperti tadi."Mahira mengangguk saja. Ia eratkan dekapan pada Righa, memberi kecupan ke kepala bocah itu."Tidak ada yang menarik, ya?"Mahira

  • Falling for Dangerous Man    Mahira - 15

    Riga tumbuh di keluarga yang bisa disebut berbahaya. Ayahnya menjalankan bisnis judi pada awalnya, sebelum bergerak ke ranah perdagangan organ. Meski punya ibu yang sering mengekpresikan kasih sayang secara verbal atau lewat tindakan, tetapi sejak kecil, Riga kesulitan melakukan itu.Pria itu tak tertawa saat teman-temannya terbahak akan sebuah lelucon. Riga tak tersenyum dan malah menaikkan alis saat ada gadis yang mengucapkan terima kasih atau terang-terangan mengaku perasaan padanya. Karena itulah ia memilih Sandra sebagai istri.Sandra yang hidup di lingkungan yang sama dengannya membuat Riga yakin perempuan itu akan bisa mengimbanginya. Riga tak perlu repot menjadi peka atau memberi servis menggelikan seperti pelukan, kecupan, atau kata-kata manis pada perempuan itu.Pemikiran Riga soal itu nyatanya benar. Lima tahun berumahtangga, ia dan Sandra baik-baik saja. Setidaknya, sampai kebohongan Sandra terkuak dan mereka berpisah.Urusan perempuan, sebenarnya Riga tak terlalu peduli.

  • Falling for Dangerous Man    Mahira - 14

    "Ibu, bisa aku pergi main bola dengan ayah?""Besok saja, Righa.""Ibu, boleh aku meminta ayah untuk membuatkanku layangan?""Besok saja, Righa. Ayahmu banyak pekerjaan.""Ibu, apa hari ini Ayah akan mengantar dan menjemputku ke sekolah?""Ibu saja yang mengantar dan menjemput. Ayahmu sibuk, besok saja, ya."Beberapa hari belakangan, Riga selalu memergoki istrinya memberi jawaban demikian pada anak mereka. Besok, besok, besok. Perempuan itu seolah menjauhkan ia dari sang anak. Membuat si bocah murung dan ia bingung.Namun, malam ini, ia tak bingung lagi. Pria itu sudah mendapatkan jawaban mengapa istrinya bersikap demikian.Barusan, Mahira menolaknya. Dengan alasan yang kurang lebih mirip dengan yang perempuan itu berikan pada anak mereka.Besok.Riga tidak memaksa. Pria itu berbaring telentang, membiarkan Mahira memunggunginya. Sedari tadi istrinya diam, tetapi ia yakin Mahira belum tidur."Riga?"Panggilan itu membuat Riga tersenyum sinis. Dasar perempuan banyak drama. Ia yakin, Mah

  • Falling for Dangerous Man    Mahira - 13

    Bersandar di depan meja kerjanya, Riga menatap tajam pada Alex yang duduk di depannya. Hari ini, pria itu meminta sang sepupu untuk datang. Riga menuntut banyak penjelasan.Pertanyaan pertama sudah disuarakan tadi. Soal mengapa bisa Righa tahu soal Renzo dan Lena. Riga sudah menunggu selama dua menit, tetapi sepupunya masih saja diam."Alex?"Alex berdecak kesal. "Menurutmu karena apa? Hanya kau yang otaknya mirip babi busuk. Bukannya menjaga istrimu, kau malah menyuruhnya pergi."Riga menendang kaki kursi Alex, hingga sepupunya itu nyaris terjungkal. "Aku tidak meminta pendapatmu. Jelaskan, sejak kapan Ayah berhubungan dengan Mahira."Menghela napas, Alex memilih membuat ini mudah. Riga tak akan membiarkan lepas, seelum mendapatkan apa yang diinginkan. Maka itu, si lelaki pun mulai menjelaskan."Aku memberitahu mereka saat aku tahu Mahira hamil. Sejak itu, mereka sering menghubungi Mahira. Saat Righa lahir, mereka datang menjenguk.""Diam-diam?"Alis Alex mengait. "Kau melarang siapa

  • Falling for Dangerous Man    Mahira - 12

    "Kau mendapatkan alamatnya?"Alex menatap Mahira dengan gurat cemas. Pria itu memberikan secarik kertas berisi apa yang perempuan itu minta. Menghela napas, sepupunya Riga itu mengusapi kepalanya berkali-kali.Mahira melakukan sesuatu di belakang Riga. Sehari setelah pertemuannya dengan Albert, perempuan itu menghubungi Alex untuk meminta bantuan.Ia merasa perlu melakukan sesuatu. Karena Albert sudah mulai menyatakan perang, maka Mahira juga harus mengambil tindakan. Mahira ingin mengusahakan sesuatu, agar Riga tak sampai harus berhadapan dengan Albert.Maka, jalan inilah yang Mahira pilih. Seingatnya, Albert pernah bercerita kalau lelaki itu punya seorang paman. Jadi, Mahira meminta Alex mencari tahu alamat pamannya Albert dan akan mendatanginya."Kau yakin ini akan berhasil, Mahira?" tanya Alex dengan wajah sangsi."Aku perlu melakukan sesuatu, 'kan? Kau juga pasti paham kalau aku tak mungkin menuruti kemauan Albert." Mahira naik ke motornya.Demi keamanan semuanya, Mahira putuskan

  • Falling for Dangerous Man    Mahira - 11

    Riga melirik pada anak lelaki di kursi penumpang mobilnya. Pria itu mengurungkan niat untuk segera menyalakan mesin mobil. Ia tertarik dengan penjelasan sang anak soal ciri-ciri kakeknya.Sore ini Riga mengantar anaknya jalan-jalan. Sekadar berkeliling taman, lalu membeli es krim. Mahira tak ikut, sebab Riga bersikeras mereka harus naik mobil, bukan sepeda motor si perempuan.Barusan, Riga iseng bertanya bagaimana karakter kakeknya Righa, ayahnya Mahira. Namun, ciri yang anaknya sebutkan malah lebih mirip Renzo daripada Adi.Rambutnya sudah memutih seluruhnya. Kalau bicara dengan suara pelan dan lembut. Suka membelikan mainan pistol air. Namun, jarang tersenyum atau tertawa."Kau yakin kakekmu seperti yang kau sebutkan tadi?"Righa mengangguk."Kapan terakhir kau bertemu dia?"Righa berusaha mengingat. "Satu bulan lalu sepertinya. Tapi, Kakek datang sendirian, Nenek tidak ikut. Katanya, Nenek sedang tidak sehat, jadi tidak kuat naik pesawat."Firasat Riga makin kuat. Setahunya, orang

  • Falling for Dangerous Man    Mahira - 10

    Mahira mengulum senyum untuk yang kesekian kali, saat rambutnya pelan-pelan dibasahi. Perempuan itu masih tak percaya kalau sekarang Riga sedang berdiri di depannya, tengah mencuci rambutnya.Sebenarnya, ia bisa mengerjakan ini sendiri. Namun, permintaan asal yang ia suarakan beberapa saat lalu malah ditanggapi serius oleh Riga. Pria itu bilang mau mencucikan rambut Mahira, kemudian pergi keluar kamar untuk mengambil kursi.Terlalu bodoh untuk menolak, 'kan? Kapan lagi ia dapat perlakukan manis dari preman satu ini?"Apa Alex harus ikut dengan kita?"Protes itu Mahira tanggapi dengan memutar bola mata. Lagi. Ini sudah ketiga kalinya Riga bertanya. Kentara sekali pria itu tak setuju Alex ikut makan bersama mereka malam nanti di sini."Kerjakan saja tugasmu. Jangan mengulang pertanyaan yang sudah kau ketahui jawabannya."Riga melirik kesal. Namun, pria itu kembali fokus mengerjakan rambut Mahira. Setelah seluruh bagian rambut perempuan itu basah, ia mulai menuangkan sampo."Rambutmu aka

DMCA.com Protection Status