Share

MENCARI

Penulis: Ishokuiki
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-16 11:42:36

“Biasa, ada urusan. Cepet, buka gerbangnya,” jawabku seraya berjalan cepat keluar dari halaman rumah menuju taksi online yang sudah menunggu. Apalagi lampu kamar tengah menyala. Aku takut itu Rania, terbangun karena suara klakson dari taksi online.

“Baik, Tuan!” Pak Kim bergegas lari mendahuluiku untuk membukakan pintu gerbang.

Syukurlah, dia tak banyak tanya macam-macam. Dengusku.

Segera aku masuk ke taksi online itu dan memberi perintah pada drivernya untuk segera meninggalkan rumah.

*****

Aku tersentak dan terjaga dari tidur. Rasanya seperti mendengar suara klakson mobil dari luar pagar depan rumah. Semula aku tak curiga sedikit pun. Apalagi di atas tempat tidur Alex masih tidur dengan selimut yang menutup rapat tubuhnya. Sehingga membuatku tenang dan kembali merebahkan sebentar tubuh ini, sekadar meluruskan kembali otot-otot yang sempat terhimpit karena posisi tidurku yang tak benar.

Seraya mengedarkan pandangan dan melihat jam di dinding kamar yang sudah menunjukkan pukul setengah empat pagi. Seketika aku terperanjat. Berdiri dan kembali memerhatikan sosok yang tertutup selimut. Aku baru sadar, ada yang aneh di sana.

Kunyalakan lampu kemudian membuka selimut itu. Ternyata hanya sebuah guling di dalamnya. Lalu, kemana Alex? Apakah dia di kamar mandi?

Bergegas aku memeriksa kamar mandi. Namun lelaki itu tak ada juga di sana. Segera kulepas mukena dan keluar dari kamar seraya memanggil bik Shu-pelayan rumah tangga sekaligus istri dari Hans.

“Bik! Bik! Bik Shu…! Hans…!”

“Ya, Nyonya!” jawab pelayan rumah tangga itu dari dalam kamar. Suaranya masih terdengar berat, seraya membuka pintu kamarnya.

“Kamu lihat Tuan nggak, Bik?” tanyaku ketika melihat Bik Shu keluar. Rambutnya yang sebahu terlihat acak-acakan. Rupanya Bik Shu juga baru bangun. Dia masih tampak lesu sambil menguap dan mengusap-usap matanya. Agar matanya dapat terbuka dengan sempurna dan melihat dengan jelas.

“Tidak, Nyonya. ‘Kan saya juga baru bangun. Jadi tidak lihat Tuan,” ucapnya sambil merapikan rambut dengan jari-jari tangannya. Lalu diikat kebelakang sekenanya.

“Oh. Lalu, Hans?” tanyaku kembali sambil melongok mencari Hans di dalam kamar Bik Shu yang masih gelap.

“Kakak Hans ada di kamar. Masih tidur tuh, Nyonya,” jawabnya tersipu, tangannya menarik daun pintu untuk menutup pintunya. Seolah-olah ada yang disembunyika ketika melihatku mencoba melongok ke dalam.

“Loh kok masih tidur? bukannya Hans harusnya mengantar Tuan Alex ke bandara?” aku melebarkan mata kemudian mengerutkan dahi.

Melihat aku terkejut dan heran, tanpa menunggu perintah lagi Bik Shu bergegas masuk kemabali ke kamar dan membangunkan Hans.

“Waduh, maaf, Nyonya. Saya terlambat bangun. Sebentar saya cuci muka dulu setelah itu antar Tuan ke bandara,” ucap Hans bergegas keluar kamar setelah dibangunkan oleh istrinya. Sampai-sampai supir itu tak sadar, dia keluar tak mengenakan apa-apa. Kecuali celana dalam.

“Kamu, apa-apa-an begitu? Mau pamer ke saya, hah?!” hardikku yang salah tingkah melihat Hans tak berbusana.

“Oh … Ah … Ma-maaf, Nyonya. Saya kelupaan,” ucap Hans yang kemudian bergegas masuk dan disambut Bik Shu dengan membawakan sarung.

“Ah! Dasar kalian berdua sembrono.” Aku langsung memutar badan dan pergi meninggalkan mereka berdua.

Cih! Mereka membuat aku teringat kejadian semalam. Ketika aku menawarkan surga dunia, Alex menolak. Sangat menyakitkan. Aku nggak bisa terima. Bagaimana tidak, selama dua puluh tahun menikah, baru kali ini Alex menolak ajakanku untuk bercinta.

Kembali netraku menghangat. Benda cair bening mendesak untuk keluar, hingga tak bisa kubendung lagi. Membuatku harus mengusap pipi berkali-kali karena basah oleh cucuran air mata yang berlinang.

Aku melangkah keluar, mencari Pak Kim. Siapa tahu dia mengetahui kepergian Alex. “Pak Kim, tahu nggak tadi Alex pergi jam berapa?” tanyaku saat menemukan penjaga keamanan rumah ini di pos dekat pintu gerbang.

“Tahu, Nyonya. Sekitar sepuluh menit yang lalu,” jawab Pak Kim dengan tegas. Mencerminkan bahwa dia adalah bekas tentara yang saat ini sudah tak aktiv lagi di ketentaraannya. Karena dia sudah tak ingin terikat oleh negara lagi dan bekerja sebagai layaknya orang sipil.

“Sepuluh menit? Naik apa?” mataku membesar dengan dahi mengernyit. Menyatukan alis karena terkejut dan merasa heran ketika mendengar jawaban Pak Kim. Hanya selisih sepuluh menit saat aku terbangun dari tidur.

Kenapa dia nggak membangunkan aku? Aneh. Nggak biasanya dia begini. Apakah ada sesuatu yang dia sembunyikan? Sehingga aku nggak boleh mengetahuinya? Sayang, sudah dua puluh tahun kita menikah. Nggak satu pun rahasia yang kita simpan. Aku selalu tahu rahasiamu begitu pula sebaliknya. Tapi kali ini?

“Tuan tadi naik taksi online, Nyonya. Kelihatannya sih buru-buru banget,” jelas Pak Kim. “Apa Nyonya tidak tahu kalau Tuan pergi?” lanjut Pak Kim keheranan.

Aku baru tersadar kalau Alex memang sengaja pergi diam-diam. Dia tak membangunkan aku saat akan pergi. Dia tak mengijinkan aku untuk merapika barang-barang bawaannya. Ada apa dengan suamiku?

“Nggak.” Aku menggelengkan kepala dengan kencang, untuk menyamarkan luka di hati ini. Agar Pak Kim tak melihat mataku yang kembali mulai berkaca-kaca. Aku tak ingin Pak Kim melihat setetes pun air yang mengalir dari netraku. Biarlah kesedihan ini kusimpan sendiri. Tanpa seorang pun yang tahu.

“Waduh! Kok bisa begitu?”

“Mungkin karena dia terburu-buru, Pak Kim”

“Oh, ya mungkin. Bisa jadi itu.”

“Ya sudah, saya masuk lagi ya, Pak.”

“Baik. Silakan, Nyonya.”

Aku tersenyum kecut mendengar komentar Pak Kim. Lalu, pergi meninggalkan pria yang usianya kira-kira hampir sama denganku.

Bersambung…!

Bab terkait

  • FORBIDDEN SCANDAL   SEBUAH PENANTIAN

    Sepekan sudah Alex tak ada kabar. Sudah beberapa kali aku mencoba menelponnya. Namun, kedua nomornya tak satu pun aktif. Wa terakhir yang kukirim pun juga belum dia baca. Sehingga aku tak bisa mengetahui kabar beritanya. Membuatku cemas, khawatir, memikirkannya apa yang tengah terjadi pada suamiku.Apakah mungkin gawainya tak mendapatkan sinyal di sana? Ah! Rasanya tak mungkin, di negara yang maju akan teknologinya, bisa susah mendapatkan sinyal. Kecemasanku semakin menjadi.Aku menerawang jauh ke cakrawala dari balkon kamar. Berharap mendapatkan jawaban dari atas sana. Agar bisa melampiaskan kerinduan yang kian mendalam. Pada belahan jiwa yang telah menemani selama dua puluh tahun ini.Alex, dimana kamu, Sayang? Aku sudah rindu padamu. Aku kesepian tanpamu. Aku ingin bercinta denganmu. Menuangkan semua nafsuku hanya untukmu. Aku butuh pelukanmu yang hangat, agar tak kedinginan seperti ini.Tiba-tiba suara gawaiku berbunyi dari dalam kamar.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16
  • FORBIDDEN SCANDAL   FIRASAT

    Setelah Sarah pamit untuk menutup telponnya, aku pun bersiap-siap merebahkan tubuh di atas ranjang. Sendiri, tanpa Alex di sampingku. Aku merasa benar-benar kesepian di kamar ini. Dingin, tak ada pria yang biasanya selalu dengan senang hati bisa memelukku. Dada yang bidang serta tangan yang kekar, membuatku selalu nyaman berlama-lama di sana. Sambil mendengarkan alunan detak jantung yang seirama dengan napasnya.Menit kemudian, mataku mulai terasa berat. Kelopaknya sudah tak mampu menahan bola manik untuk tetap terjaga. Perlahan cahayanya mulai redup, lalu terpejam untuk membawaku ke alam bawah sadar.Berselang tak lama, tiba-tiba pipiku merasakan belaian halus dari tangan yang sangat kukenal. Mengusap lembut disetiap incinya. Membuatku dengan mudah bisa menebak siapa gerangan yang berada di belakangku. Memberikan kejutan cinta yang hangat.Aku menoleh ke samping kanan. Tanpa diberi aba-aba aku bergegas bangun dan menubruk pria berbadan atletis itu. Memeluk tubu

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16
  • FORBIDDEN SCANDAL   MENJEMPUT SAHABAT

    Kurebahkan kembali tubuh ini. Setelah menghabiskan air mineral di dalam gelas hingga kurasa tubuh kembali segar. Mencoba kembali memejamkan mata disisa malam ini.Akan tetapi, sudah beberapa menit mata ini tak mau terpejam. Pikiranku melayang terbawa mimpi yang baru saja kualami. Rasanya seperti benar-benar terjadi. Tiba-tiba saja aku menjadi gelisah. Membayangkan mimpi itu akan menjadi kenyataan.“Ya Tuhan. Jangan sampai terjadi,” gumamku. Kuusap wajah ini. Agar bayangan suram itu menghilang. Tak lagi menggangguku yang sedang kesepian.Kuambil gawai yang tergeletak di sebelahku. Mengusap layarnya, mencoba mengecek beberapa chat di sana. Siapa tahu ada berita dari Alex. Akan tetapi, harapan itu membuatku kecewa. Tak ada satu pun chating dari Alex.Kulirik jam di dinding, jarum pendeknya menunjukkan angka dua, sedangkan jarum panjang menunjuk keangka lima. Ah, ternyata waktunya untuk mengadu disepertiga malam.Bergegas aku beran

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • FORBIDDEN SCANDAL   SEBUAH KEJUTAN

    Netraku seketika terbelalak, serasa ingin keluar dari kelopaknya. Jantung berdegup sangat kencang hingga mampu memompa kobaran api dalam darah. Walau aku masih belum percaya dengan mata sendiri, tapi aku yakin aku hapal betul sosok itu. Walau dalam gelap sekali pun."Halo, Rania. Are you alrigh?" Tanya Sarah saat melihat ekspresi wajahku yang tiba-tiba berubah."Ada apa, Rania? Jangan kamu buat saya jadi takut juga! Kamu tidak melihat monster, kan?" celetuk konyol Sarah, namun tetap tak kugubris. Aku masih fokus melihat sosok pria yang sangat kukenal sedang berdua-duaan begitu mesra dengan wanita, seperti sepasang kekasih yang sedang kasmaran.Aku bangun dari tempat duduk. Untuk lebih memastikan, aku menghampiri pria itu. Dia nyaris membelakangiku. Sehingga dia tak sadar aku mendekatinya."Alex?" Panggilku sedikit ragu. Pria itu menoleh. Bagaikaan teror menyalip wajahnya. Seketika ekspresinya b

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • FORBIDDEN SCANDAL   LAPAR

    Aku keluar dari kamar Rania. Menuruni anak tangga satu per satu. Sambil melihat suasan rumah Rania yang besar. Rumah yang sangat megah. Disepanjan dinding tangga, dihiasi dengan foto-foto yang terpajang di sana. Aku tertarik untuk melihatnya.Perlahan aku amati satu demi satu foto-foto itu. Tampak sebuah foto pernikahan Rania bersama suaminya. Rania tampak cantik sekali dengan pakaian pernikahannya yang serba putih dan mahkota di kepalanya. Senyumnya selalu memikat pria yang melihatnya. Tak terkecuali Irwan saat kuliah dulu. Aku sempat iri dengannya kala itu.Jojo, kakak tingkat kami saat kuliah dulu. Terkenal pria yang cool dan tak mudah jatuh cinta dengan wanita mana pun. Walau banyak perempuan yang ingin menjadi kekasihnya. Akan tetapi ketika dia mengenal Rania, Jojo langsung jatuh hati tanpa ada yang bisa menghalangi.Aku beralih melihat foto disebelahnya. Tampak dua gadis yang tersenyum manis. Hidungnya mancung, kelopak mata yang sedikit berkantung, gigi gi

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • FORBIDDEN SCANDAL   SAKIT

    Pagi ini saya ingin berkeliling halaman rumah Rania yang luas. Melemaskan otot-otot kaki yang terasa kaku. Sekaligus berkenalan dengan pelayan lain yang ternyata masih ada beberapa pelayan yang bekerja di sini.“Hai, Pak,” sapaku pada seorang tukang kebun yang sedang merawan tanaman. Bapak perawat tanaman itu menyahut dengan menganggukan kepala dengan sopan sambil menyunggingkan bibirnya.Tanaman-tanaman yang dirawatnya tampak indah. Tentunya membuat semakin cantik halaman rumah ini. Semua terlihat terawat dan segar. Beberapa pohon perdu pun tengah dipangkas. Bunga-bunga yang indah terlihat basah seperti habis disiram.Haaa! Tempat yang benar-benar nyaman. Membuat aku betah untuk tinggal di sini. Tapi, ish. aku hanya bisa bermimpi bisa punya rumah senyaman ini.Dari kejauhan saya lihat Lily berlari menuju ke arahku. Dari wajahnya, dia terlihat panik. Tampaknya ada sesuatu yang membuat dia ketakutan seperti itu.“Ada apa,

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • FORBIDDEN SCANDAL   VIDEO CALL

    “Kalau begitu saya akan memberikan dia obat penenang. Tapi nanti diberikan seperlunya saja ketika dia benar-benar membutuhkan obat itu. Dan, saya percaya pada anda. Tolong bantu sepupu saya agar dia tidak mengalami hal-hal yang sama sekali tidak kita inginkan.” Dokter itu memohon padaku dengan tatapannya yang penuh harapan.“Anda bisa mengandalkan saya, Dokter.” Aku meyakinkannya, agar Dokter Harun tidak meragukan kemampuanku untuk mendampingi Rania dalam masalah ini.***Tiga hari sudah aku tergelatak di atas ranjang. Setelah Harun memeriksaku dan Sarah selalu merawat dan memberikan semangat untukku, kini berangsur-angsur kondisiku mulai membaik. Hatiku sedikit tenang, walau terkadang masih terbawa emosi karena mengingat peristiwa di bandara.Aku mencoba untuk bisa mengendalikan emosiku. Demi kedua putriku yang kini sedang sekolah di Amerika.Gawai yang kuletakkan di atas nakas berbunyi. Kulihat Sarah mengambil benda itu la

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • FORBIDDEN SCANDAL   MAK COMBLANG IN THE MORNING

    Aku berdiri di pinggir balkon kamar. Menikmati cakrawala yang dihiasi bintang. Tampak rembulan yang malu untuk bersinar. Terhimpit diantar awan menghitam.Angin malam berhembus sepoi-sepoi. Mengurai rambut lepas tergerai. Wajah sembab pun tak luput dibelai. Membawa rasa menjadi gontai.Hah! Aku menghela napas panjang, lalu menghempaskan perlahan. Melepas sesak yang mengganjal di dada. Agar keluar bersama beban.“Menghirup angin malam kadang-kadang membuat kita terbebas dari tekanan. Tetapi kadang-kadang ia membuat kita terbawa oleh hayalan.” Tiba-tiba suara Sarah muncul dari belakangku. Aku menoleh ke arah sumber suara itu. Rupanya ia sudah berdiri di tengah pintu yang menghubungkan kamar dan balkon.“Sarah? Sudah lama di situ?” sambutku, lalu menyunggingkan bibir dan kembali menikmati pemandangan malam. Menyandarkan tubuh di pagar dinding balkon. Menumpuhkan siku untuk menopang lipatan tangan di dada.Sarah melangkah mendek

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-16

Bab terbaru

  • FORBIDDEN SCANDAL   UPAH LAYANAN EKSTRA

    “Apa yang akan kamu lakukan, Chateryn…?” tanpa memberikan kesempatan pria itu untuk bertanya lebih panjang lagi, aku langsung mengunci mulutnya dengan bibirku. Tak kubiarkan dia sedetik pun mengambil napas tanpa intimidasi dari seranganku, hingga kecapan pun mulai terdengar karena bibir kami saling beradu.Di bawah sana. Di antara kedua belah pahanya. Sebuah benda yang sangat berharga, terasa semakin keras tertindas. Membuatku menjadi semakin penasaran. Ingin melihat seperti apa wujudnya. Apakah sama dengan waktu dia mabuk dulu?Kedua kaki kuturunkan. Lalu, jari-jari tanganku mulai menampilkan kepiawaiannya. Membuka pengait dan resleting yang semakin sempit karenanya. Pria itu menggeliat, antara malu dan mau. Cih!“Chat. Ja-jangan, Chat,” ucapnya tak berkutik.“Sssttt! Pak Alex tenang saja. Kita akan bermain seperti waktu di New Zeland,” balasku sambil membuka dua lapis penutupnya.“Waow!” seru

  • FORBIDDEN SCANDAL   GODAAN MENGIURKAN

    Seperti hari ini. Disaat aku dan Pak Alex lembur untuk mempersiapkan dokumen-dokumen dan memeriksa beberapa berkas calon investor yang akan meeting besok. Jam kerja sudah berlalu, hari pun sudah semakin larut. Bisa dipastikan semua staf sudah pulang. Tinggal aku dan Pak Alex di ruangan yang sudah terlihat sepi.Sebuah kesempatan buatku untuk melancarkan skandal kedua. Merayu dan menggoda Pak Alex. Agar terperangkap kembali dalam perangkapku. Aku yakin dia pasti tak menolak.Saat mengantarkan kopi yang baru saja kupesan dari deliveri online, aku melihat Pak Alex duduk santai di kursi kebesarannya. Wajahnya setengah menengada, matanya terpejam, dan kedua kakinya dinaikkan, ujung tumitnya bertumpu di atas meja. Serta kedua tangannya di belakang kepala sebagai bantalannya. Pria itu semakin terlihat menarik, membuat jantungku berdebar kencang. Tak tahan ingin memeluknya dan ingin menyandarkan kepala ke dadanya yang bidang.“Hai, Chate. Bawa apa itu? Kamu belum

  • FORBIDDEN SCANDAL   AWAL SKANDAL DIMULAI

    “Nia, aku tahu kamu pasti menyusulku. Untuk bercinta dengaku kan, Sayang.” Tiba-tiba Pak Alex bangun. Dengan bicaranya yang ngawur dan tubuh yang sempoyongan, dia memelukku. Mendekatkan bibirnya yang masih tersisa aroma wine ke bibirku. Aku pun tak akan menyia-nyiakan hal ini. Kubalas serangan bibirnya hingga ia terjatuh lagi di atas tempat tidur.Berkali-kali pria itu menyebut nama istrinya. Membuat aku menjadi muak, tak suka dengan nama itu dia sebut di saat kami sedang bercinta. Ingin rasanya aku menyumpal mulutnya, hingga pria itu tak bisa lagi menyebut nama perempuan yang sangat kubenci.Tetapi, tak apa lah. Mungkin karena permainan ini baru dimulai. Lagi pula pria itu masih dalam pengaruh alkohol. Jadi aku yang harus bersabar.Permainanku berjalan dengan lancar. Tak ada sedikit pun gangguan. Bahkan Bos Golden ini walau masih dalam keadaan mabuk, dia sangat menikmati permainan yang aku suguhkan. Sepertinya dia merasa sangat puas. Dengan sentuhan

  • FORBIDDEN SCANDAL   PERMAINAN CHATERIN

    Pada saatnya tiba, ketika setelah kupaparkan semua produk-produk dan kinerja perusahaan secara profesional, beberapa klain banyak yang tertarik. Klain yang semula hanya ingin mendengarkan saja tak berniat untuk gabung pun akhirnya ikut juga menanamkan sahamnya di Golden Group. Sehingga, ketika meeting akan di tutup kami merayakan kesuksesan ini dengan memesan wine. Lebih tepatnya aku yang memesan wine pada pelayan hotel tanpa sepengetahuan Pak Alex.Semula Pak Alex tak meminum wine itu. Aku tahu, ia tak pernah minum minuman yang beralkohol semacam itu. Karena selama ini setiap ada acara meeting atau pesta dan sejenisnya, dia selalu membawa istrinya dan sudah bisa dipastikan ia dalam kendalinya.Hah! Dasar, suami-suami takut istri.Suatu kesempatan buatku. Kubujuk Bos Golden itu untuk meminum wine sebagai tanda penghormatan pada tamu-tamu yang sudah bersedia menanamkan sahamnya ke perusahaannya. Untungnya dia mengikuti saranku. Kemudian meminumnya hingga minuman

  • FORBIDDEN SCANDAL   CHATERIN SANG SEKRETARIS

    “Chat, kamu siap-siap ya. Besok temani saya meeting ke New Zeland. Kali ini Bu Rania tidak bisa mendampingi saya. Karena dia mau nengok ayahnya yang sakit di London,” perintah Pak Alex ketika aku masuk ke ruangannya untuk memberikan berkas-berkas yang akan menjadi bahan meeting besok. Setelah Bos itu memanggilku melalui nir-kable.Ke New Zeland tanpa Bu Rania? Yes…! Akhirnya, apa yang gue tunggu-tunggu terkabul juga. Nenek-nenek peot itu nggak bisa dampingin lakinya buat nemuin klain dan vendor di sana. Jadi, gue yang dapat tugas buat nemenin Bos incaran gue. Setelah sekian lama gue menanti kesempatan ini, pergi dengan Bos tanpa istrinya. Kesempat emas yang nggak boleh gue lewati. Gue harus mempersiapkan sebaik mungkin.Sudah pasti aku menerima tugas dari Pak Alex dengan senang hati, karena istrinya tak bisa mendampingi suaminya.Pertama kalinya aku mendapatkan tugas untuk mendampingi Pak Alex, tugas ke luar negeri tanpa Bu Rania-istrinya.

  • FORBIDDEN SCANDAL   COMEBACK

    Hari pun semakin larut. Angin malam berhembus, meniup kesekujur tubuhku. Udaranya yang mulai dingin menembus tulang belulang, menyadarkanku dari lamunan. Kusesap rokok terakhirku, kemudian mematikan puntungnya ke asbak yang ada di atas meja. Lalu kembali masuk ke kamar untuk menyusul Rania yang sudah pergi ke alam mimpinya.Saat setelah mengunci pintu dan menutup gordennya, ketika memutar badan, tanpa sengaja aku melihat wajah Rania yang tersorot lampu tidur yang terletak di sisi pojok ranjang. Wajahnya tampak begitu cantik dengan sorotan lampu itu.Aku mendekat. Berdiri mematung di sana. Kubungkukan badanku serasa membisikan kata, maaf. Lalu, mengecup keningnya perlahan.Setelah puas memandangi wajahnya, aku berdiri. Melangkah menuju sisi lain dari ranjang ini. lalu, menjatuhkan diri untuk pergi berpetualang di alam mimpi. Bersama istri.“Ah…!” Tiba-tiba, sebuah sinar menyilaukan menyorot wajahku. Kuhalangi cahaya itu dengan kedua bela

  • FORBIDDEN SCANDAL   FLASHBACK

    “Sadar, Chat. Apa yang sudah kamu….” Belum selesai aku bicara, Chaterin sudah menyumpal mulutku dengan bibirnya. Ia tak memberikan kesempatan padaku untuk membuka suara.Tubuh perempuan itu yang tengah duduk di atas pahaku, bergerak maju hingga perut kami saling beradu. Menimbulkan gesekan yang membuat sesuatu yang berada di dalam sana menunjukkan reaksi yang tak bisa kucegah. Dan aku tak bisa menolak Chaterin untuk melakukan tugas suka relanya padaku.Semenjak kejadian itu sering terulang, aku tak bisa mengelak dan menolak ajakan Chaterin. Aku bagai kerbau yang di cocok hidungnya setiap Chaterin mulai menggodaku. Suguhan-suguhan yang dia berikan padaku, memang sangat berbeda dari pada yang Rania lakukan. Sensasinya selalu mampu membuatku menikmatinya.Hingga suatu saat Chaterin menuntutku untuk menikahinya. Karena hubunga kami yang sudah teramat dekat dan sering melakukan hal-hal terlarang, baik di kantor maupun di luar kantor. Bahkan sering

  • FORBIDDEN SCANDAL   KESEMPATAN KEDUA

    Rencananya besok perusahaan akan kedatangan investor yang ingin bergabung dengan perusahaanku. Jadi aku dan Chaterin lembur untuk mempersiapkan dokumen-dokumen dan MOU. Serta memeriksa kembali kondisi keuangan mereka yang telah lulus dalam pengauditan.Di ruang Presdir di lantai dua puluh satu. Ruang itu memang khusus untukku dan Rania. Serta beberapa staf saja yang menjadi kepercayaanku termasuk Chaterin, menempati ruang di lantai itu. Kini tinggal aku dan perempuan itu saja yang berada di sana. Karena staf yang lain sudah pulang sejak sore tadi.Setelah semua selesai, aku masih menikmati kesendirianku di ruang itu. Duduk bersandar di kursi kebesaranku sambil memejamkan mata untuk melepas kepenatan.Tiba-tiba Chaterin masuk, dengan membawa secangkir kopi yang tidak kupesan. Ia membuatkan minuman itu berdasarkan inisiatifnya.“Hai, Chat. Bawa apa itu? Kamu belum pulang?” tanyaku seraya menurunkan kaki dari meja.Chaterin melangkah dan m

  • FORBIDDEN SCANDAL   Halusinasi

    Melihat Rania muncul, aku merasa senang. Aku bangun untuk menyambutnya. Walau tubuh ini gontai, aku menyambutnya dengan bahagia. Mengajaknya untuk bermain cinta.“Nia, aku tahu kamu pasti datang menyusul. Untuk bercinta denganku kan, Sayang,” ucapku sambil merentangkan tangan untuk menyambutnya. Memeluk. Mendekapnya erat-erat. Seakan rasa rindu ini sudah lama sekali terpendam.“Kenapa kamu diam saja di situ, Sayang? Ayo, lah. Mendekat. Aku sudah rindu sekali denganmu.”Tak sabar, kurenggut begitu saja tubuh Rania. Hingga kami berdua terjatuh di atas tempat tidur. Aku yang masih dipengaruhi alkohol tak dapat menahan keseimbangan. Dan, kami pun larut dalam alam antah beranta, yang tak dapat diceritakan.Malam berganti pagi. Cahaya mentari memaksa masuk melalui cela-cela gorden jandela hotel. Kupicingkan mata sambil perlahan membuka kelopaknya. Untuk menyongsong hari di tanah berawan putih panjang ini.Akan tetapi aku merasa ad

DMCA.com Protection Status