[Kim Young Mi’s POV]
“Selamat datang di Seafood Corner,” kataku menyambut pelanggan yang datang.
Aku berjalan ke arah pelanggan yang duduk di pojok ruangan. Tak lupa aku juga membawa buku menu. Di hari Senin seperti ini restoran tidak seramai pada hari Sabtu dan juga Minggu.
“Silahkan ini menunya,” kataku sambil menyodorkan buku menu berwarna dominasi merah itu.
“Kamsahamida. Kamu baru bekerja di sini, ya?”
“Iya. Saya baru bekerja di sini.”
“Oh, Yeesung!” kata pelanggan itu tiba-tiba.
“Wah, kamu datang ke sini lagi. Mau pesan menu seperti biasa?”
Wanita berumur sekitar 30 tahunan itu pun tersenyum, “Kau selalu hafal dengan seleraku.”
“Pesan nasi goreng udang dengan kimchi, minumnya ice lemon tea,” kata bibi Yeesung kepadaku.
Sepertinya bibi Yeesung dan perempuan tadi sudah kenal dekat. Sembari mereka bercakap-cakap, aku kembali ke bel
[Im Aerum’s POV] “Huft, akhirnya tugas ini selesai juga,” kataku sambil menghela napas panjang. Setelah membereskan semua barang yang berserakan di meja belajarku, aku pun segera pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukaku dan menggosok gigi. Lagi-lagi, aku memikirkan mengenai audisi itu. Haruskah aku ambil kesempatan ini? Kata-kata oppa tadi ada benarnya juga. Bahkan waktu oppa menceritakan tentang audisi ini ke appa dan eomma mereka memberikan reaksi yang bagus, mereka sama-sama mendukungku untuk ikut audisi ini. Awalnya aku merasa sedikit takut jika nantinya aku tersaingi dengan mereka yang memiliki kemampuan lebih bagus dariku. Bagaimanapun juga aku tidak pernah mendalami bakatku, aku hanya suka melakukannya. Tapi, jika kupikirkan lagi bukankah di atas langit masih ada langit? Lagian juga sepertinya kemampuan bernyanyiku tidak seburuk itu. Mungkin untuk belajar dance bisa kupelajari setel
[Kim Young Mi’s POV] Kring…Kring… “Baik, pelajaran kita sampai di sini saja. Kita akan melanjutkannya di pertemuan selanjutnya.” Akhirnya jam pulang yang kutunggu-tunggu datang juga. Tapi, aku masih harus melakukan kerja kelompok bersama. Semoga saja nanti kerja kelompoknya tidak lama. Aku mengambil buku-buku di mejaku dan keluar untuk menaruhnya di lokerku. Ku masukkan semua buku-buku yang ku bawa. Tiba-tiba seseorang mengagetkanku dari belakang. “Huaaa!!” Aku terpekik kecil dan langsung menoleh ke belakang. Ternyata itu Hyenjin, aku langsung lega seketika. “Yah! Kau bikin aku kaget saja,” kataku masih memegangi dadaku. Hyenjin tertawa dengan puas, “Mianhae.” “Oh ya, hari ini kau kerja kelompok, kan?” tanya Hyenjin. “Iya, aku kerja kelompok. Tapi, nggak di sekolah.” “Di restoran yang kau bicarakan itu, ya?” Aku pun menggumam sembari kami berj
[Im Aerum’s POV] Mataku menelusuri setiap video yang ada di youtube. Melihat-lihat apakah ada video latihan dance yang tepat untuk kubuat sebagai latihan. Beberapa hari yang lalu eonnie Michelle memberiku pesan. Katanya lebih baik jika aku mempersiapkan dan mempelajari beberapa lagu dan juga dance. Meskipun aku memilih menyanyi tak menutup kemungkinan agensi ingin melihat bakatku di bidang yang lainnya. Inilah alasan mengapa aku belajar dance sekarang. Rasanya sudah sangat lama aku tidak mempelajari dance. Ini bukan pertama kalinya aku mempelajari dance, sih. Dulu, waktu aku masih SD setiap kali sekolahku mengadakan acara pasti aku akan mengisi acara dengan menari dan menyanyi. Tapi, itu sudah sangat lama. Tentunya tarian yang kutampilkan dulu sangat mudah. Sementara semua dance k-pop ini memiliki berbagai tingkatan. Ada yang mudah, sedang dan ada yang susah. Aku sudah hampir 10 menit menc
[Kim Young Mi’s POV] Aku berjalan ke arah lemariku untuk mengambil piyamaku. Tapi, langkahku terhenti karena tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku melihat nama bibi Yeesung tertera di layar ponselku. Aku meneguk salivaku dan seketika merasa bersalah kepadanya. “Annyeong, Young Mi-ah.” “Annyeong, Bibi.” “Kamu sudah pulang?” “Aku sudah di rumah, Bibi.” “Tadi kamu jadinya kerja kelompok di mana?” “Young Mi tadi kerja kelompok di sekolah. Tadi, Young Mi selesai sekolah jam setengah tujuh, teman Young Mi kayaknya harus cepat pulang. Apalagi sudah lumayan malam.” “Begitu, ya. Bibi sebenarnya sudah bikin makanan lumayan banyak. Besok pagi kamu ambil saja, ya. Siapa tahu bisa kamu makan di rumah kalau lagi lapar.” “Iya, Bibi. Maaf ya Young Mi tidak jadi kesana.” “Ah, tidak apa-apa kok. Sudah, ya. Kamu cepat tidur, ya.” “Oke, Bibi.” Sedetik kemudian bibi Yeesung pun m
[Im Aerum’s POV] 26 Maret 2018 Aku memetik gitarku dengan perasaan gusar. Perasaanku semakin gugup dari waktu ke waktu. Kukeluarkan sebuah helaan nafas yang berat. Mungkin aku perlu beristirahat dan mencari angin segar dahulu. Aku pun berjalan keluar dari studio dan menuju pintu keluar. “Aerum? Kamu sudah selesai latihannya?” tanya Paman. “Aku mau cari udara segar dulu. Nanti aku kembali lagi, kok.” “Baiklah. Hati-hati ya, Aerum.” Aku melambaikan tangan ke Paman dan segera meninggalkan studio. Aku tidak percaya bahwa besok adalah hari audisiku. Aku tahu memang aku tidak memiliki banyak waktu untuk mempersiapkannya. Tapi, ini membuatku merasa bahwa persiapan yang kulakukan terasa sangat kurang dan seolah-olah aku sedang terburu-buru. Hari ini aku menyewa studio milik Paman. Aku baru ingat kalau Paman memiliki studio yang bisa disewakan. Kebetulan sekali aku sedang ingin berlatih menyanyi. Kalau aku lati
[Kim Young Mi’s POV] HwangHera_: Jangan lupa ya nanti setelah pulang sekolah kita ada kerja kelompok. Yuri Nam: Kita kerja kelompok di perpustakaan saja, ya? YoungMi: Oke. Aku bisa. HwangHera_: Yoon Jae kamu bisa, kan? Yoon Jae: Aku bisa. Aku mematikan ponselku dan melanjutkan membuatkan minuman untuk para pelanggan. Tugas kelompok bahasa Inggris kami kurang lebih sudah 50 persen selesainya. Aku lumayan tidak menyangka kalau ternyata Hera dan juga Yuri adalah orang yang bisa diajak bekerja sama dengan baik. Karena pandangan pertamaku pada mereka kukira mereka adalah anak yang suka mengatur-atur. Tidak dapat dipungkiri juga kalau mereka termasuk anak-anak yang sangat populer di s. Hampir setiap hari kulihat anak dari luar kelas kami datang hanya untuk mengobrol dengan mereka. Akhir-akhir ini aku jadi lebih dekat de
[Im Aerum’s POV] 27 Maret 2018 Aku menyibakkan selimut dari hadapanku dan menatap langit-langit kamarku. Akhirnya, aku terbangun dari tidur malam yang terasa sangat panjang. Ralat. Maksudku adalah akhirnya aku bisa bangun juga dari keadaan terjaga sepanjang malam. Tak usah ditanya mengapa aku tak bisa tidur. Yap, karena hari ini adalah hari aku akan mengikuti audisi itu. Padahal awalnya aku tidak berniat mengikuti audisi ini. Tapi, apa sekarang? Aku malah merasa gugup yang sangat berlebihan. Bahkan aku juga tidak bisa tidur dengan tenang. Kemarin malam kerjaanku hanya berguling ke kanan dan ke kiri. Sepertinya aku berganti posisi tidur setiap 10 menit sekali. Bahkan aku selalu mengecek jam di dinding kamarku setiap 10 menit sekali juga. Terakhir kali aku mengecek jam adalah pukul 4 dini hari. Itu artinya aku tertidur pukul empat lebih 10 menit. Kring … kring … kring … . Aku melihat ponselku yang baru
[Kim Young Mi’s POV] 07.30 Kereta melaju dengan suara derunya yang sangat keras. Namun, suara-suara di kepalaku rupanya lebih keras daripada suara deru kereta pagi ini. Aku menatap kosong jendela di sampingku yang menampakkan pemandangan kota Seoul di pagi hari. Sudah tidak ada yang menarik lagi bagiku saat ini. Aku hanya ingin segera bertemu dengan Mama dan membicarakan semuanya. Aku harap nanti aku tidak perlu bertemu dengan dia. Lebih baik jika dia tidak ada di rumah saat ini. Agar hari ini bisa menjadi hariku dan hari Mama, hari kami berdua. Kalau dipikir-pikir semuanya masuk akal. Mama akhir-akhir ini jarang menghubungiku, awalnya kukira hanya karena kesibukan bekerja di pabrik hingga larut malam. Tapi, rupanya aku salah sangka. Dia akhir-akhir ini juga menjadi diam, tak pernah mengomeliku lagi. Tidak seperti biasanya. Rupanya dengan tidak adanya diriku di rumah malah membuat semuanya semakin runyam. Aku tahu ked