Teek ...
Ternyata Jason hanya mematikan lampu tidur yang ada di atas meja dekat kepala Nara, lalu ia tidur di sebelahnya tanpa bersuara. Nara yang dari tadi sudah ketar-ketir jadi bisa bernapas lega. Sesekali ia mengintip Jason di sampingnya untuk memastikan Jason benar-benar tidur. Setelah itu ia tak berani lagi menggerakkan badannya, ia tidur membelakangi Jason, tangannya sampai kesemutan karena terlalu lama tidur miring ke arah kiri.
Pagi harinya masih di dalam kamar apartemen,
"Nik ..." Jason membangunkan Nara yang tampak lelap tertidur sambil memeluknya dengan erat. Sebenarnya tak tega membangunkannya, tapi Jason ada acara pagi jadi ia harus segera bersiap.
"Iya sebentar lagi," jawab Nara.
"Aku ada syuting pagi hari ini."
"Ahaha, syuting film laga sama Bu Yuyun ?" kata Nara masih belum sadar juga kalau orang yang sedang ia peluk itu bukan ibunya tapi Jason. Sementara Jason hanya tersenyum mengira Niki masih sedang bermimpi.
"Bang
"Dulu kamu benci banget sama fansnya Jason.""Oh, ya ?" Nara masih tak percaya Niki seperti itu.Niki memang sangat membenci semua penggemar Jason. Ia sangat tidak nyaman setiap kali melihat mereka dekat-dekat dengan Jason apalagi sampai memeluk dan memegang-megang kekasihnya itu. Niki benci saat mereka terlalu mengatur hidup Jason melebihi dirinya yang seharusnya lebih berhak. Karena mereka, Niki tak bisa menunjukkan hubungannya dengan Jason di depan publik. Karena mereka pula, Jason dan dirinya sering terlibat pertengkaran yang tak perlu. Pokoknya Niki mengganggap mereka hanya batu penghalang antara dirinya dan Jason, Niki tak suka itu.Nara bisa memahami perasaan Niki. Memang kadang fans Jason juga keterlaluan. Sampai urusan jodoh pun mereka yang atur. Jason hanya boleh dekat dengan wanita A yang mereka sukai. Jika ada wanita B yang tak sesuai dengan standar mereka, maka ia akan disingkirkan bagaimana pun caranya. Cara yang paling umum dengan menyerang mental
Beberapa kotak makanan lezat berjejer di atas meja ruang tengah apartemen Niki. Nara harus sedikit bersabar karena minuman yang ia pesan belum juga datang. Makan makanan lezat tidak afdol jika hanya minum segelas air putih. Nara ingin memanjakan lidahnya selagi masih memiliki kesempatan. Sudah cukup selama ini ia menahan diri, sekarang ia akan memakan semua makanan yang ia inginkan tanpa harus pusing memikirkan harga. Nara ingin mencoba semua makanan terkenal dari berbagai penjuru dunia, mencicipi truffle dan caviar yang selama ini membuatnya sangat penasaran seenak apa rasanya hingga harganya bisa semahal itu. Selama ada kartu kredit Niki, semua beres.Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu terbuka. Nara buru-buru berlari ke arah pintu, ia mengira itu staf yang mengantarkan pesanannya, tapi malah Jason yang berdiri di depan pintu."Kamu, kamu sudah pulang," kata Nara terkejut. Ia bingung memikirkan cara untuk menyembunyikan semua makanan yang ia pesan. Malu lah
Daaaarrr ...Nara menyalakan petasan kertas saat Jason membuka pintu. Ia ingin menghiburnya dengan sebuah pesta kecil yang telah ia siapkan. Nara gagal dari misi jangan baper yang ia gaung-gaungkan sebelumnya. Pelukan hangat Jason kemarin benar-benar telah mencairkan gunung es di hatinya. Rasa kesal sebagai fans yang telah Jason bohongi pun telah ia singkirkan jauh-jauh."Apa ini, Nik ?" Jason tersenyum bahagia mendapatkan kejutan kecil dari Nara."Surprise ..." kata Nara sambil melempar senyum manis pada Jason. Nara menarik Jason ke sebuah meja makan yang telah ia hias begitu cantik dengan segelas wine dan bunga di tengah meja. Di atasnya sudah ada beberapa makanan kesukaan Jason, ada juga sekotak cup cake lengkap dengan lilin di atasnya. Nara langsung menyalakan lilin di atas cup cake buatannya itu."Ini ... dalam rangka apa, Nik ?" Jason nampak bahagia, sementara Nara masih sibuk menyalakan lilin dengan semangat."Ini ...""Ulang
Tapi ..."Tapi aku mau mandi dulu. Tunggu sebentar ya ..." bisik Jason di telinga Nara. Ia tersenyum menggoda lalu bergegas pergi ke kamar mandi.Saat Jason telah memasuki kamar mandi, Nara langsung mengambil ancang-ancang melompat ke atas tempat tidur. Nanti ia akan pura-pura tidur saat Jason keluar dari kamar mandi. Kalau itu tidak berhasil ia akan pura-pura kesurupan saja.Pagi hari yang cerah,Jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Nara mulai membuka mata, tidurnya sangat lelap hingga ia bisa bangun sesiang itu. Meski begitu Nara masih enggan meninggalkan kasur, ia tarik kembali selimutnya lalu ia eratkan lengan Jason di pelukannya. Dekapan itu sangat menenangkan sampai membuatnya lupa siapa orang yang sedang berada di belakangnya itu. Nara langsung membuka matanya lebar-lebar setelah menyadari lengan Jason sedang melingkar erat di tubuhnya. Ia putar tubuhnya perlahan untuk memastikan. Jason masih tertidur lelap sambil memeluknya dari belakang. Nara jad
Nara masih menikmati serangan pagi yang Jason lancarkan di meja dapur. Sayangnya aktifitas mereka harus terhenti saat ponsel Jason tiba-tiba berdering, managernya memanggil. Jason meminta Nara menunggu sebentar sementara ia menerima panggilan itu. Manager memintanya untuk menyalakan TV, katanya ada berita heboh tentang Bima. Jason segera menyalakan TV, benar wajah Bima sedang ada di semua saluran stasiun televisi dengan judul berita yang provokatif. Bima benar-benar sedang dalam masalah besar. Jason sedikit kesulitan untuk menghubungi Bima. Setelah beberapa kali memanggil, akhirnya Bima menerima panggilan itu. "Halo, bro," jawab Bima santai. Nara memberi isyarat agar Jason menghidupan speaker, ia ingin mendengar jawaban Bima atas berita itu. "Bim, berita itu gak bener, kan ?" Maksud Jason adalah berita pelecehan yang sedang viral dimana-mana. Seorang penggemar menuntut Bima atas kasus pelecehan. "Gak bener lah. Pelecehan darimananya ?? orang kit
Hari ini Nara akan melakukan pemotretan dengan majalah fashion terkemuka. Ia duduk di depan cermin besar, seorang stylist menata rambutnya sementara seorang lainnya sibuk merapikan make up di wajahnya. Tak lama kemudian datang seorang staf untuk memasang sepatu di kakinya. Dalam hati Nara tesenyum bangga, ternyata diperlakukan istimewa bak seorang ratu sangat menyenangkan. Selama ini ia hanya menunggu momen pernikahan untuk menjadi ratu semalam, itu pun terasa sulit karena jodoh entah masih tersangkut dimana. Tapi kini semua telah terlampang di depan mata, ia merasa benar-benar menjadi ratu yang sesungguhnya."Perfect ..." kata Benny, MUA terkenal langganan para artis dan kalangan atas setelah selesai menata rambut Nara."Gimana say ?" Teh Gina memastikan."Udin say ... Emm cucok.""Abangku satu ini emang gak pernah ngecewain," puji Teh Gina."Ok cus fitting room yuk."Setelah Nara selesai dimake up, Teh Gina memeriksa la
"Stooop ..." teriak Nara keras karena terus mengingat momen pagi itu. Semua orang segera menghentikan aktifitas mereka dan terpaku menatap ke arahnya. Nara jadi salah tingkah."Oh ... stop dulu, aku mau ke toilet," kilah Nara. Semua orang langsung bernafas lega setelah mendengar jawaban Nara.Nara langsung berlari meninggalkan studio karena sudah tak sanggup menghadapi pikirannya sendiri. Ia harus menenangkan diri sejenak karena Jason benar-benar telah mengacaukan pikirannya. Pokoknya hari ini ia tak mau pulang ke apartemen, ia akan menghindari Jason untuk beberapa saat sebelum benar-benar gila dibuatnya.Nara berdiri menghadap cermin untuk menjernihkan pikirannya, tapi bukannya tenang kepalanya malah semakin pening. Entah karena terlalu memikirkan ciuman itu atau apa, yang jelas kepalanya terasa sangat berat. Badannya juga lemas hingga ia harus bersandar di meja wastafel depan toilet untuk menopang berat tubuhnya."Ahh ..." keluh Nara sambil terus memega
Ken memacu mobilnya menembus riuhnya jalanan ibu kota, sementara Nara masih duduk di sampingnya dengan mulut terkunci rapat. Hawa dingin mulai menyertai perjalanan mereka. Bukan karena AC mobil, tapi ekspresi wajah Ken yang tampak begitu dingin. Setelah hampir setengah jam berkendara akhirnya Ken menepikan mobilnya di depan sebuah cafe. Cafe itu lumayan private karena hanya bisa didatangi kalangan tertentu saja. Jadi mereka bisa berbicara dengan santai disana."Lo pesen apa ?" kata Ken memulai pembicaraan."Ngikut aja. Aku gak tahu mana yang enak," jawab Nara ragu-ragu. Jujur Nara agak khawatir melihat perubahan sikap Ken setelah mengetahui kehamilan Niki."Padahal lo yang sering ngajak gue kesini dulu.""Oya ?""He'em. Sebelum lo sama Jason," jawab Ken sambil tersenyum.Dari tatap matanya, Nara bisa tahu Ken sedang berusaha menutupi rasa kecewa. Nara curiga, jangan-jangan Ken selama ini memiliki rasa untuk Niki. Apal