Share

119 Masih Cinta

Author: Ans18
last update Huling Na-update: 2025-02-21 12:33:39

Hana tahu kalau tidak sopan langsung bertanya seperti itu kepada tamu yang datang ke rumahnya. Tapi boleh kan ia membuat pengecualian untuk wanita itu? Ini rumahnya, dia punya kuasa sebenarnya untuk menerima atau mengusir tamu.

Wanita yang dengan tenang duduk di sofa itu menyunggingkan senyumannya. Di atas meja terlihat satu keranjang buah, entah dalam rangka apa dia membawanya, sebagai tanda empati atau sebaliknya, sebagai tanda berbahagia.

"Aku cuma mau jenguk, katanya kamu baru keluar dari rumah sakit."

"Makasih, kalo tujuanmu buat bener-bener jenguk. Tapi aku udah sehat."

"Kamu memang udah sehat, tapi ... sayang banget ya ... calon anak Evan--"

"Sebenernya tujuan kamu apa, Mel? Aku tau kamu ke sini bukan buat jenguk. Kalo kamu mau jenguk aku, bisa pas ada suamiku kan? Sekalian kalo kamu mau nyoba deketin dia lagi."

Melinda tersenyum pongah. "Gimana rasanya kehilangan yang seharusnya jadi milik kamu?"

"Aku memang kehilangan calon bayiku dan Evan, tapi masih ada rasa bahagia, sengga
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Indarini Rini
melinda emg ngak ada malu ya
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   120 Ingin Sendiri

    "Van, kamu lagi nyetir, mending matiin aja video call-nya. Bahaya.""Kamu nggak apa-apa? Kenapa nggak nelepon aku pas dia dateng tadi?""Kamu mau ketemu dia?""Bukan gitu, Sayang. Aku kan jadi nggak bisa ngelindungin kamu. Bentar ya, aku udah mau nyampe."Evan mematikan sambungan video call-nya, meninggalkan Hana yang bingung saat mendengar Evan hampir sampai di tujuan. 'Nggak mungkin udah sampe kantor kan? Cepet banget.'"Sayang."Hana menoleh dengan kaget ke arah pintu kamar yang baru saja dibuka."Kok balik?""Ya aku nggak bisa tenang lah. Tadi aku langsung puter balik pas dapet telepon dari Bibi. Tapi macet banget pas mau puter baliknya. Maaf ya, lama. Kamu nggak apa-apa?" Evan menarik Hana ke dalam pelukannya, mengusapi punggungnya pelan. "Nggak ada omongan dia yang bener. Jangan ada yang dimasukin ke hati ya.""Kamu denger semuanya?""Hmm. Aku makin cinta sama kamu. Rasanya pengen tepuk tangan waktu kamu bales semua omongan nggak benernya."***"Kamu yakin ngelakuin ini, Van?""

    Huling Na-update : 2025-02-21
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   121 Penjelasan

    "Beneran kamu harus pergi?""Kan udah kita omongin beberapa hari ini sambil nunggu visa-ku jadi.""Kalo aku kangen kamu gimana?"Hana menatap Evan tanpa berkedip seakan sedang merekam gambaran wajah suaminya di memorinya. Ia tidak tahu dan tidak mengatakan berapa lama akan berada di Belanda. Yang jelas, ia tidak mau kembali dengan pikiran dan perasaannya yang masih belum rapi."Aku boleh nelepon kamu kan?""Boleh, tapi jangan terlalu sering. Ntar aku nggak bisa fokus nata hati sama pikiranku." Kalau boleh jujur, Hana juga tidak ingin pergi sejauh itu. Tapi itu satu-satunya tempat yang membuatnya tidak melihat keberadaan Evan agar ia bisa berpikir jernih.Lagipula akan lebih mudah mendapat izin dari mertuanya (yang lebih seperti orang tuanya) kalau ia berkata ingin mengunjungi tantenya, daripada ia pergi ke tempat yang tidak ada sanak saudara di sana."Jangan lama-lama ya."Hana hanya tersenyum tipis. Ia tidak bisa menjanjikan hal itu.Melihat sesaat lagi mereka akan tiba di bandara, E

    Huling Na-update : 2025-02-22
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   122 Lost Contact

    -Seminggu setelah Hana ke Belanda-"Kenapa, Van?" tanya Ares saat melihat anaknya yang melamun di gazebo rumahnya.Sudah seminggu ini Evan menginap di rumah orang tuanya karena tidak sanggup merasakan sepi berada di rumahnya sendiri, dan sejak ia mulai menginap di sana, kamar lama Hana lah yang dijadikannya tempat tidur setiap hari."Nggak apa-apa, Yah.""Hana nggak bisa dihubungi?"Evan melirik ayahnya dengan bingung, bagaimana ayahnya bisa tahu apa yang mengganggu pikirannya."Cewek kalo bilang lagi pengen sendiri sampe kabur jauh ya memang begitu. Cari cara lain dong. Jangan pasrah aja. Dulu waktu mamamu pergi, Ayah sampe ngirim orang buat ngawasin di sana, bahkan ngirim Dian buat nyusul ke Belitung.""Dian? Tante Dian? Tantenya Hana?""Iya, dia sahabat Ayah yang juga udah dikenal mamamu, jadi Ayah pikir bakal lebih gampang jaga Mama kalo ada Dian.""Emang ayah sahabatan berapa orang sih? Kok semuanya ada hubungannya sama Hana?"Ares mendesah pelan. Dia sudah berulang kali mencerit

    Huling Na-update : 2025-02-22
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   123 Closure

    "Evan, aku perlu bicara."Ribka bergegas berlari mengejar Melinda. "Bu, maaf Pak Evan tidak berkenan bertemu ibu."Melinda melirik tajam ke arah Ribka, dan menyentak tangan Ribka yang semula memegang pergelangan tangannya."Evan, please," rengek Melinda."Nggak ada yang mau kuomongin sama kamu," jawab Evan dingin."Van, cari tempat aja deh, nggak enak dilihatin orang." Azka mengedarkan pandangan ke sekitar. Beberapa karyawan yang hendak keluar kantor untuk makan siang atau karyawan yang baru kembali dari meeting menatap mereka dengan penuh minat."Nggak perlu, Mas. Nggak ada yang perlu diomongin kok.""Mas Azka, please, Mas. Aku perlu ngomong, masalah perusahaanku, aku janji nggak ada hubungannya sama perasaanku.""Udah lah, Van. Kita bener-bener jadi pusat perhatian. Aku nggak bakal ninggalin kalian, kalo kamu khawatir Hana salah paham."Evan menghela napas kasar. "Rib, cari tempat di coffee shop biasa, yang agak jauh dari orang-orang."Ribka mengangguk dan bergegas berjalan cepat, l

    Huling Na-update : 2025-02-22
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   124 Ujian

    "Han.""Iya, Tante?""Kamu masih nggak ngehubungin Evan?" tanya Dian dengan gelisah.Ini pertama kalinya Hana datang ke Belanda. Tentu saja Dian sangat senang, tapi bukan seperti ini situasi yang diharapkan Dian. Ia lebih senang kalau Hana datang berdua bersama Evan, untuk liburan atau sekadar menjenguknya, bukan dalam rangka pelarian diri Hana dari masalah rumah tangganya."Kan hpku rusak, Tan.""Kamu bisa pake hp Tante." Dian menyodorkan ponselnya. "Ada nomor Evan kok di situ."Hana menggeleng. "Nggak usah, Tante. Tante pernah denger nggak ada yang bilang, 'Let that man miss you for a while'?""Kamu ini." Dian menepuk lengan Hana pelan. "Tapi udah dua minggu loh, Han. Dia pasti udah nggak tahan kangennya sama kamu. Kalo Evan stres gimana?""Nggak lah, Tan. Orang bertahun-tahun dia benci sama aku, kadang nganggep aku nggak ada, masa ditinggal dua minggu stres.""Itu kan waktu dia belum cinta sama kamu. Lagian Tante yakin kamu juga tersiksa di sini karena jauh dari dia. Sebenernya per

    Huling Na-update : 2025-02-23
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   125 Pursue Her

    Hana dan tantenya tengah mengobrol di dapur saat bel pintu rumah itu berbunyi nyaring.Dian hendak berdiri, meski dengan susah payah, sebelum Hana melarangnya."Tante duduk aja. Biar aku yang buka pintu.""Kalo tamunya pake bahasa Belanda emangnya kamu bisa?""Ya aku ajak ngomong bahasa Inggris," jawab Hana sambil terkekeh.Hana benar-benar tidak tega melihat tantenya banyak bergerak. Seminggu yang lalu, Dian jatuh dari tangga, menyebabkan tulang kakinya retak. Ia bahkan harus berjalan menggunakan crutch selama seminggu terakhir.Hana membuka pintu depan rumah tantenya, benar-benar berharap tamu tantenya bisa menggunakan bahasa inggris untuk berkomunikasi.Sedetik setelah membuka pintu, Hana membeku di tempat. Matanya mengerjap beberapa kali seolah sedang meyakinkan dirinya.Lelaki di depannya tidak bicara sepatah kata pun, hanya menyampaikan kata-katanya melalui tatapan yang belum pernah dilihat Hana. Tatapan lega, bahagia, sedih, kecewa, marah, frustasi, seakan bercampur jadi satu d

    Huling Na-update : 2025-02-23
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   126 Dia yang Berhasil Menjungkirbalikkan Dunianya

    "Gimana Evan, Han?"Dian sedang makan malam bersama suaminya di ruang makan, sementara Yanuar masih belum kembali ke rumah karena ada janji dengan temannya."Demamnya masih tinggi, Tante," jawab Hana sambil menuang air dari kran ke dalam wadah dan menyiapkan handuk kecil untuk mengompres Evan. "Maaf ya, Om, Evan masih tidur, nanti kalo udah bangun biar langsung nemuin Om.""Besok aja, Han. Biar Evan istirahat dulu. Kamu udah makan? Jangan lupa makan kamunya.""Gampang, Om. Nanti aku tinggal manasin makanan di microwave aja.""Kalo Evan udah bangun, langsung disuruh makan, Han. Mesti dipaksain. Obat penurun demamnya ada di kotak obat di deket tangga ya." Kali ini Dian yang ikut khawatir karena bagaimanapun juga Evan adalah anak sahabatnya sekaligus suami keponakannya."Iya. Aku balik ke kamar dulu ya, Om, Tan." Setelah berpamitan pada om dan tantenya, Hana kembali ke kamar di mana Evan sedang tergeletak tidak berdaya karena demam yang menyerangnya.Dengan perlahan, Hana menempelkan han

    Huling Na-update : 2025-02-24
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   127 Talking

    Hana bergerak gelisah, sepertinya alarm tubuhnya mengatakan untuk segera bangun, sementara ia masih ingin memejamkan mata karena akhirnya bisa tidur dengan nyenyak setelah sekian lama.Setelah beberapa detik mencoba membuka mata, pemandangan pertama yang dilihatnya adalah sang suami yang sedang menatapnya intens. Hana memutar bola matanya, mencoba mengalihkan tatapannya dari sepasang iris brunette yang seperti sedang mengulitinya.Daripada terus terkungkung dalam suasana itu, Hana mencoba duduk, tapi tangan Evan sudah lebih dulu menariknya kembali ke dalam pelukan lelaki itu."Mau ke mana?"Alih-alih menjawab, Hana melemparkan pertanyaan balasan. "Sekarang jam berapa?""Kenapa? Kamu mau berangkat ke kantor? Kamu udah punya kerjaan di sini, makanya kamu nggak balik-balik ke Indonesia, iya?""Boleh emangnya? Ada perusahaan ekspor impor yang lagi butuh sekretaris yang bisa bahasa Indonesia, buat memperlancar kalo ada urusan sama pihak custom, mungkin aku bisa ngelamar ke perusahaan itu."

    Huling Na-update : 2025-02-25

Pinakabagong kabanata

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   147 Extra Part 12 (Ending)

    "Lucu banget siiih." Vio yang menggendong sesosok bayi kecil tidak bisa mengalihkan matanya dari bayi yang belum bisa membuka mata itu. "Boleh bawa pulang satu nggak? Kan masih ada satunya lagi.""Kalo dia laper, lo mau nyusuin?" Hana mendelik ke arah Vio."Ck! Lucu banget tau, Han." Vio dengan gemasnya mengecupi pipi bayi merah itu."Udah pengen ya?" tanya Hana menggoda Vio yang agak terlihat kaku menggendong bayi di tangannya.Vio mengedikkan bahu sebagai jawabannya.Saat keduanya tengah bermain-main dengan bayi kembar itu, Evan dan Azka masuk ke dalam kamar rawat dengan dua tote bag yang berlogokan salah satu minimarket. Hana memang meminta pada suaminya untuk dibelikan cemilan karena makanan dari rumah sakit hanya mampu mengganjal setengah ruangan di perutnya."Van, si twin siapa sih namanya? Astaga, udah setengah jam aku nanya ke Hana, katanya kamu yang bakal ngasih tau karena kamu ngelarang dia ngasih tau. Apaan coba?"Evan tersenyum pongah. Ia memang melarang Hana memberitahukan

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   146 Extra Part 11 (Kamu Tetap yang Tercantik)

    Hana mengusap peluh yang mulai terasa di dahinya. Ia berusaha menahan rasa sakit yang mulai menyergapnya. Evan masih tertidur pulas di sebelahnya.Setelah mengatur napasnya beberapa saat dan sakit di perutnya tidak kunjung mereda, tangan Hana terpaksa menggapai suaminya untuk membangunkannya."Maaas.""Hmm?" Evan mendengar panggilan istrinya tapi matanya masih enggan untuk membuka."Mas, perutku mules."Barulah setelah mendengar itu, mata Evan membuka sempurna. "Kontraksi?"Hana hanya bisa kembali mengatur napasnya. Ini yang pertama untuknya, bagaimana ia bisa membedakan itu kontraksi palsu atau kontraksi yang sebenarnya."Aku bangunin Mama dulu ya."Sejak satu bulan sebelum Hari Perkiraan Lahir (HPL), semua anggota keluarga Evan sudah menginap di rumah Evan, mama papanya, termasuk Elga dan Elaksi. Euforia dan khawatir yang berlebihan adalah penyebabnya. Tapi Evan juga tidak memungkiri kalau ia membutuhkan kehadiran mamanya yang sudah berpengalaman menghadapi proses persalinan."Masih

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   145 Extra Part 10 (Terima Kasih Telah Membuatnya Bahagia)

    "Permisi, Pak." Ribka melongokkan kepala ke ruang atasannya setelah mendengar sahutan dari Evan yang mempersilakannya masuk."Kenapa, Rib?""Hana?"Evan hanya menunjuk dengan dagu posisi Hana yang sedang tidur di sofanya. Sejak kehamilan Hana, Evan sengaja mengganti set sofa di ruangannya dengan yang lebih besar agar Hana bisa tidur dengan nyaman.Apalagi kini kehamilan Hana menginjak tujuh bulan. Dengan perut sudah sebesar itu, sebenarnya Evan tidak tega membiarkan Hana masih bekerja, walau setengah hari kerja Hana hanya dihabiskan untuk tidur. Tapi ke-clingy-an Hana belum juga berkurang hingga Evan tidak mungkin membiarkannya di rumah sendiri."Kenapa nyari Hana?""Ada proposal yang nunggu approval Pak Evan. Dan belum di-review Hana. Tadi tim pengembangan 2 udah nanya hasilnya, Pak.""Langsung kirim ke saya aja, Rib. Biar saya periksa.""Nggak lewat Hana nggak apa-apa, Pak?""Lihat sendiri dia teler begitu." Evan terkekeh melihat Hana yang tertidur dengan nyaman tanpa merasa tergang

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   144 Extra Part 9 (Clingy)

    "Maaas, meluknya jangan kenceng-kenceng. Nanti dedeknya kegencet."Evan merenggangkan pelukannya meskipun rasanya masih belum rela."Gemes abisnya. Kamu jadi lebih enak dipeluk."Hana mendelik kesal. Pasti ada yang tersirat di balik ucapan suaminya itu. "Maksudnya aku gendutan? Jadinya empuk untuk dipeluk?""Ya ampun, jangan sensitif gitu dong, Han. Nanti kalo kamu kesel, baby-nya ikut kesel sama ayahnya gimana?"Hana mengerucutkan bibir karena kesal, tapi justru ditanggapi Evan sebagai kode untuk mencium bibir istrinya itu, yang semenjak kehamilannya sama sekali tidak pernah terpoles lipstik."Ya orang hamil memang gendutan, Sayang. Kalo nggak gendutan gimana lah, mesti kita periksain lagi ke dokter, apalagi kamu bawa dua baby di perut," ucap Evan setelah puas mengeksplorasi kelembutan bibir istrinya."Mas nggak akan ninggalin aku meskipun aku gendut kan?" tanya Hana tiba-tiba."Kok kamu jadi clingy banget sih sejak hamil?" tanya Evan sampai hampir terbahak. Tidak pernah terbayangkan

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   143 Extra Part 8 (Ayo Kita Serius)

    "Mbak Hana mikir apa?" tanya Bi Lastri yang memperhatikan Hana melamun sambil mengaduk lemon tea yang baru saja dibuatnya. "Jangan banyak pikiran, Mbak. Kasihan yang di perut."Hana tersenyum melihat kekhawatiran Bi Lastri padanya. Pasti mama mertuanya sudah mewanti-wanti ART di rumahnya untuk memperhatikannya.Ia memang sedang berpikir, tapi bukan masalahnya yang sedang menguasai pikirannya. Hari sebelumnya ia sempat mengobrol dengan Vio, dan curahan hati Vio tentang hubungannya benar-benar membuat Hana memutar otaknya.Dan inilah saatnya ia mencoba melakukan sesuatu untuk membantu hubungan sahabatnya."Bibi, minta tolong bawain minum sama cemilannya ke ruang tengah ya," ucap Hana, kemudian berlalu menyusul suaminya dan sepupu iparnya yang sedang mengobrol di ruang tengah."Mas, Arfindo udah punya cewek belum sih?" Kalimat pertanyaan pertama yang disampaikan Hana begitu menginjakkan kaki di ruang tengah membuat Evan mengernyitkan dahi."Ngapain nanyain Arfindo?"'Evan dan cemburunya.

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   142 Extra Part 7 (Boleh Aku Mendekatimu?)

    "Jadi Evan nerima lo lagi?"Sudah beberapa minggu sejak keluarga Evan akhirnya tahu apa yang dilakukan Hana untuk menyelamatkan perusahaan. Hana sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya dengan Evan yang disangka Vio tidak akan terjadi.Hana mengedikkan bahu, karena dia sendiri juga bingung dengan apa yang diinginkan Evan. "Lo sama Kak Azka gimana?""Loh kok jadi ngomongin gue?""Ayolah Vi, gue butuh hiburan kisah cinta orang lain daripada kisah cinta gue.""Nggak ada apa-apa, Han. Jadi nggak ada yang perlu gue ceritain.""Hah? Serius? Waaah, Kak Azka mesti didorong nih."Hana meraih ponselnya dari dalam tas kemudian sibuk mengirim pesan pada Azka, sementara Vio menatap makan siang di depannya dengan malas padahal dia yang sejak pagi mendesak Hana untuk menemaninya makan siang di salah satu restoran kesukaannya.Keduanya larut dalam obrolan sampai Hana tidak sadar kalau makanannya sudah habis sementara makanan Vio bisa dibilang masih utuh."Makan yang bener, Vi.""Lo kayak nggak pernah

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   141 Extra Part 6 (Makan Malam Terima Kasih)

    "See? Dia udah nggak ada perlu lagi, makanya nggak ngehubungin." Vio menatap ponselnya dengan kesal. "Emang dia nggak ada rasa. Sadar dong, Vio!" Vio berusaha meyakinkan diri sendiri kalau perasaannya tak berbalas.'Telepon duluan aja!' Entah sisi hatinya yang mana yang sedang berbisik."Dih, nggak ada ceritanya seorang Vio ngehubungin laki-laki duluan." Sambil menggeram kesal, Vio menjauhkan ponselnya, kemudian mencoba larut dalam berkas gugatan yang baru saja dikirimkan stafnya melalui e-mail.Sepanjang hari Vio berusaha menyibukkan diri sendiri, dan jika mode Vio yang seperti ini sedang kumat, maka yang menjadi buklan-bulanannya adalah para staf dan junior pengacara di law firm itu. Vio bisa saja bekerja seakan besok hari kiamat, dan hari itu juga semua berkas perkara atau pledoi yang sedang mereka siapkan harus selesai."Kenapa sih Mbak Vio?" bisik Indri pada Laras."Putus cinta kali, kayak biasanya. Masih kaku aja, tau sendiri kita rutin ngalamin hal ini beberapa bulan sekali.""

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   140 Extra Part 5 (Pertemuan)

    Vio mengerjap pelan, diiringi dengan suara terkikik pelan dari resepsionis yang mendengarkan ucapan Azka yang hanya berjarak tidak lebih lima meter darinya."Hmm ... Mas, bukannya aku sok sibuk. Tapi aku ngecek jadwalku dulu ya—"'Dan kesiapanku.' batin Vio. Andai ia bisa mengutarakannya. Tapi tidak lama kemudian ia sadar kalau Azka dan mamanya berurusan dengannya hanya demi Hana, tidak ada niat lain. Ia hampir tertawa kalau tidak ingat Azka masih berada di depannya."Ya udah, jangan dipaksain kalo gitu, nanti aku whatsapp lagi ya, kamu bisa atau nggak-nya."Vio mengangguk mengiakan. Sebenarnya ia lebih senang ditelepon, paling tidak ia bisa mendengar suara berat Azka, tapi tidak mungkin diungkapkannya kan."Aku ... berangkat kerja dulu ya."Kali ini suara terkikik Achi semakin keras dan baru berhenti setelah Vio memelototinya."Mbak Vio kayak lagi main rumah-rumahan deh."Kalau saja wanita itu tidak lebih tua dari Vio, mungkin Vio akan memarahinya habis-habisan. "Main rumah-rumahan?

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   139 Extra Bab 4 (Mamaku Ingin Bertemu)

    "Ma, Pa, aku nggak sarapan di rumah ya." Azka bergegas merapikan barangnya ke dalam tas ransel sambil berpamitan pada kedua orang tuanya yang sedang duduk menyantap sarapan."Ke mana, Ka? Pagi banget?""Jemput Vio, Ma. Semalem dia kuanter pulang, pagi ini dia naik apa kalo mobilnya di kantor?"Rimbi terbengong mendengar jawaban Azka. Sementara Ferdi menahan tawanya."Demi dapet alamat Hana. Pergi dulu Ma, Pa." Azka mencium tangan kedua orang tuanya lantas berlalu pergi.Setelah Azka hilang dari pandangan mereka, barulah Ferdi berani meledakkan tawanya. "Udah, kamu aja yang turun tangan. Nungguin hasil dari Azka pasti lama.""Emangnya Azka ...?" Rimbi menatap suaminya dengan bingung."Kali ini Azka dapet lawan yang sepadan, kayaknya kamu yang mesti turun tangan."***Azka melajukan mobilnya ke sebuah perumahan elit. Jelas Azka tahu di mana Vio tinggal karena sudah beberapa kali mengantar Hana ke rumah itu, dan malam sebelumnya pun ia mengantar Vio sampai depan gerbang rumahnya. Akan te

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status