Share

39. Jealous

Author: daasagatha
last update Huling Na-update: 2021-10-16 22:24:36

“Hei, Princess ... wake up."

Panggilan dan usapan Xander membangunkan Crystal dari tidurnya. Sambil mengerjap, Crystal perlahan-lahan menyadari cahaya matahari yang bersinar terang lewat jendela. Ada bantal di bawah kepalanya dan selimut hangat yang menyelubungi tubuhnya yang telanjang.

Jemari Xander membelai puncak kepalanya. "Princess...."

"Not again, Leonard," erang Crystal sambil menyurukkan wajahnya ke bantal, menekan kuat keinginan untuk meringkuk di pelukan lelaki itu. Tidak. Crystal belum mau bangun. Setelah siksaan manis yang Xander berikan, tubuhnya masih lemas. Lelah. Kebas. Crystal bahkan tidak yakin apakah ia masih bisa berjalan. Xander benar-benar kejam jika dia masih mau melanjutkan yang semalam. Ralat, tadi pagi. Crystal bahkan tidak yakin jam berapa mereka selesai.

Namun, Xander menyurukkan hidungnya di lekukan leher Crystal. "Princess...." <

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

  • FALLING FOR THE BEAST   40. Jealous (2)

    diungkapkan, tapi itu menggangguku, Meng. Itu membuatku risau. Aku jadi bertanya-tanya: Apa kau memang tidak pernah memiliki perasaan lebih padanya? Apa hubungan kalian tidak pernah lebih dari persahabatan?" Crystal mendongak menatapnya. Kemarahannya terlihat jelas di tengah tangisnya. "Aku cemburu! Aku cemburu pada kalian! Kau puas?!" Hening. Xander terlalu terkejut untuk bisa berkata-kata, sementara Crystal kembali terisak. Seulas senyum samar menghiasi bibir Xander, lalu tanpa pikir panjang, ia menggandeng tangan Crystal. Menariknya melintasi ruangan tanpa memedulikan omelan Crystal. "Xander! Apa yang akan kau lakukan?" Xander tidak menjawab, terus menarik Crystal dan membawanya menuju sofa yang ditempati keluarga mereka dan berhenti tepat di sebelah sofa yang ditempati Aurora. Aurora menoleh, menatap Crystal khawatir melihat air mata di wajahnya. Bukan hanya Aurora, tapi nyaris semua anggota k

    Huling Na-update : 2021-10-16
  • FALLING FOR THE BEAST   41. Best Friend

    Tidak ada hukuman. Semua hal yang sudah Xander pikirkan terpaksa batal. Leonidas sialan. Xander seribu persen yakin, akal licik Xavier yang membuat pria itu meninggalkan Axelion di sini. Seringaian yang Xavier berikan sebelum helicopternya mengudara, sudah menjelaskan semuanya.Dengan wajah masam, Xander berjalan memasuki pintu kamarnya dan Crystal. Lampu utama kamar sudah dimatikan, hanya tersisa lampu tidur dengan pencahayaan remang-remang. Namun, melihat wajah ceria Axelion dan Crystal yang sedang bergelung di ranjang, membuat rasa kesal Xander perlahan hilang. Axelion berbaring tepat di tengah-tengah sambil menatap Crystal. Sementara Crystal juga berbaring miring menatap Axelion dengan lengan menyangga kepala.Lalu, seakan baru menyadari kedatangan Xander, Crystal menoleh, menatapnya terkejut. "Astaga! Monsternya datang! Kita harus cepat-cepat sembunyi, Little lion!" Xander mengernyit. "

    Huling Na-update : 2021-10-16
  • FALLING FOR THE BEAST   42. Best Friend (2)

    "You are out!" Xander berdiri, menatap Quinn tajam sementara lelaki itu menunjukkan wajah tanpa dosa. Jenner sialan. Lelaki ini pasti berkomplot dengan Xavier. Xander merasa ia sudah mencapai base sebelum bola datang, tapi malah dianggap keluar, sama seperti yang sebelumnya terjadi pada Crystal."Are you kidding me? Aku sampai lebih dulu!""Aku juga melihatnya! Kau! Aku tahu kau curang!" Crystal berjalan cepat menghampiri mereka, telunjuknya terarah pada Quinn penuh permusuhan. "Apa ini caramu balas dendam padaku? Kau ingin aku membunuhmu?"Setelah Crystal mengadukan Quinn beberapa saat yang lalu, Quinn memang nyaris terkena lemparan tongkat golf Javier Leonidas. Lalu, sebelum tongkat yang lain melayang lagi, Crystal menghentikan Javier sambil tertawa geli.Quinn menatap wajah kesal Crystal dan Xander bergantian. "Xander memang keluar.""

    Huling Na-update : 2021-10-16
  • FALLING FOR THE BEAST   43. Persephone

    "Dengan ini pameran Inquireta Persephone Edition resmi dibuka." Pidato pembukaan Crystal berakhir dengan cepat, disambut tepuk tangan bergemuruh yang memecah keheningan ballroom Inquireta Galleria. Namun, jentikan jari perempuan anggun dengan gaun hitam panjang berbelahan dada rendah dan kalung berlian besar itu menunjukkan bahwa pertunjukan ini belum selesai.Setelah pameran berlian terbesar di dunia yang sukses memesona semua orang, Crystal Leonard masih punya kejutan. Kegaduhan timbul begitu suara dering ponsel undangan dan pegawai nyaris terdengar bersamaan. Crystal tersenyum, ia sudah pasti tahu apa isi pesan-pesan yang masuk ke ponsel mereka. Satu set perhiasan limited signature diamon bernilai USD 150.000 dari Inquireta yang dibagikan gratis."Sedikit hadiah kecil untuk merayakan pernikahanku. Semoga malam Anda menyenangkan."Gemuruh tepuk tangan dan kilatan blitz kam

    Huling Na-update : 2021-10-16
  • FALLING FOR THE BEAST   44. The Honeymoon

    “Ternyata kau masih hidup? Tadinya aku berpikir suamiku sudah mati.” Xander tersenyum geli begitu keterkejutan di wajah Crystal berganti lirikan tajam. Xander tahu Crystal kesal—marah, bahkan sejak ia turun dari podium. Namun, Xander masih ingin menggodanya, apalagi kelegaan mulai terasa membanjiri dada Crystal.Apa kemarahan Crystal akan mereda jika dia tahu, Xander sudah datang bahkan sebelum pidatonya dimulai? Namun, ia tergelitik untuk mengawasi Crystal dari jauh seperti dulu.Xander menyeringai. “Apa jika aku benar-benar mati, kau akan mendatangi mayatku dengan tampang galak seperti itu?”“Meng! Apa yang kau katakan?!” Crystal menatapnya tajam—bibirnya mencebik menggemaskan hingga membuat Xander terkekeh geli. Rasa sesak tiba-tiba saja menghantam dada Xander. Namun, Xander makin terkejut melihat Crystal menangis dan memberikan lengannya pukulan bert

    Huling Na-update : 2021-10-16
  • FALLING FOR THE BEAST   45. Sweet Memories

    “Gendong, Daddy! Aku lelah!” Sembari mencebik, Crystal mengulurkan tangannya ke arah Xander. Sudah lewat tengah malam ketika motor Xander berhenti di depan pintu masuk sebuah pub minum sederhana. Itu penginapan yang sama dengan yang pernah mereka datangi dulu, tapi baru kali ini Crystal benar-benar melihat nama plang pub; Memories. “Meng!” Lagi, Crystal berkata manja pada Xander, kali ini sembari memberi pelukan di punggung lelaki itu. Xander tertawa. “Kau berkata masih marah, tapi kau terus saja menempel padaku,” katanya, sambil berjongkok dan mempermudah Crystal menaiki di punggungnya. “Ini bukan menempel, ini hukuman.” “Hukuman?” Crystal mendengus, menyandarkan

    Huling Na-update : 2021-10-16
  • FALLING FOR THE BEAST   BOOK 3: THE BEAST

    S E A S O N T H R E E : T H E B E A S T The Prince realized that the Princess had disappeared. His world was suddenly destroyed. Everything feels like hell hell. Without the Princess, he couldn’t tell the difference between night and day. The Prince started running, searching, trying everything he could do to find the Princess. He broke through anything, destroying anyone that prevented the Princess from returning to him. Including, the King of darkness, the Beast who realized that he is a beast, but still dare to embrace the Princess with great love. * Pangeran menyadari bahwa sang Putri telah menghilang. Dunianya seketika hancur. Terasa seperti neraka. Tanpa putri, siang dan malam terasa sama. Pangeran berlari, mencari, mengupayakan segala cara untuk bisa menemukan Putri. Dia menerobos apa pun, menghancurkan siapa pun yang

    Huling Na-update : 2021-10-16
  • FALLING FOR THE BEAST   46. Trapped

    LEONARD Westside Mansion. Rome, Italy | 10:17 PM“Aku dengar kau berhasil mendapatkan data yang kubutuhkan? Give me.”“You know the rules. Give my Crystal first.” Geraman rendah Aiden memenuhi udara untuk menyahuti ucapan lelaki bersetelan hitam yang baru memasuki ruang kerjanya.Aiden duduk membelakangi lelaki itu, rahangnya mengeras melihat tiap foto yang di kirimkan mata-matanya. Di foto itu, Crystal tampak sangat bahagia dengan senyuman yang sangat cantik, di beberapa foto Crystal bahkan tertawa lepas. Hal yang tidak pernah Crystal tunjukan saat bersamanya, tapi alasan di balik senyuman itu lebih mengobarkan amarah Aiden.Sekali lagi, Aiden mengisap ganjanya. Berengsek. Aiden bahkan sudah berhenti menghitung berapa lama ia di mansion ini, bersembunyi sekaligus menyusun rencana untuk menghancurkan X

    Huling Na-update : 2021-10-16

Pinakabagong kabanata

  • FALLING FOR THE BEAST   55. Epilog

    “Do you think this is the end? Poor of your delusional heart, Asshole. I’ll be back and show you the real nightmare. I swear!” – Persephone.FALLING for THE BEAST | EPILOGX A N D E R TYGERWELL’s Hidden Quarters, Rome—Italy Hanya butuh beberapa detik bagi Xander melewati sistem keamaan bunker Tygerwell dengan mudah. Membiarkan alat-alat canggih itu menganalisis dan mencocokkan profilnya dengan database secara otomatis.Suara ‘AUTHORIZED’ dan ‘WELCOME ELYSIUM’ dengan aksen robotik bergema di sepanjang lorong—sebelum dinding besi di ujung lorong itu terbuka. Sebuah ruanga

  • FALLING FOR THE BEAST   54. Falling For The Beast

    Crystal menggeleng pelan, terkekeh. Tubuhnya membeku. Pandangannya mengarah pada Aiden yang mendekat. Selama ini ternyata dia bekerja sama dengan Lukas.“Pengkhianat!” Lilya menggeram—menatap Rhysand dengan tatapan seganas binatang. “Berengsek kau, Rhysand!” Theodore tidak berbeda jauh, bersama Samuel, ia mengawasi sekitar lewat lirikan mata. Mencoba mencari-cari celah. Sialan. Mereka terjebak, walau bagaimana pun mereka kalah jumlah.Rhysand menyeringai, ia menggeser posisi ke sebelah Lukas, menggantikan posisi Aiden, sementara lelaki itu berhenti sepuluh kaki dari Crystal. Sangat dekat—seakan bisa Crystal raih dengan mudah. Aidennya. Lelaki yang pernah sangat ia cintai dan sekarang ia benci setengah mati.Aiden masih sangat tampan seperti yang terakhir Crystal ingat. Wajahnya memang sedikit lebih cekung, lelah juga membayangi bawah matanya. Namun, tatapan lelaki itu masih sama&mdas

  • FALLING FOR THE BEAST   53. The Revenge

    “Aiden....?” Dengan kaki lunglai, Crystal melepaskan diri dari Rhysand. Namun, tidak sedikit pun pandangannya lepas. “What do you mean?” “Sama seperti keterlibatan Mr. Leonidas dengan kecelakaannya. Aku mendapatkan misi dari Mr. Leonidas utuk melakukannya.” Xavier. Tuan Rhysand adalah Xavier. Entah apa yang melatar belakangi kontrak mereka hingga lelaki ini sangat setia—Rhysand bahkan nyaris tidak pernah menyebut nama Kakaknya. Napas Crystal tersekat dalam satu detakan jantung, dia memang pernah menduga Xavier terlibat dengan kecelakaan Aiden, tapi mendengar fakta itu sendiri membuat jantungnya terasa sesak.Angeline benar, mungkin kematian Xander memang karma untuk mereka. Untuknya.Mata Crystal terasa terbakar. “Kau membunuh Aiden?”Rhysand menggeleng. “Setelah mengetahui apa yang sudah Aiden lakukan padamu, Mr.

  • FALLING FOR THE BEAST   52. I Need You

    ELYSIUM’s Mansion, Yonkers, New York City—USA | 07:15 PM “Aku akan mengumumkan kematian Xander tujuh hari dari sekarang.” Suara dingin Ares Rikkard Leonard memecah suasana makan malam yang hening. Semua orang di meja makan itu; Crystal, Javier, Anggy, Charlotte, Xavier, Aurora, Lilya, Quinn dan Andres—langsung menghentikan kegiatan makan mereka. Charlotte bahkan terang-terangan menatap Rikkard tidak percaya, sedangkan Crystal hanya diam—menatap piring makannya. “Setelah itu aku akan melakukan pemilihan CEO dan pewaris Leonard.”“What did you say?!” Charlotte mendesis rendah. “Anak kita belum ditemukan, dan yang kau pikirkan hanya—““Kau suka atau tidak, aku butuh pewaris. Leonard butuh pewaris. Karena itu pengumuman kematiannya diperlukan. Apa masalahnya? Bukankah kita juga sudah melarungkan bunga unt

  • FALLING FOR THE BEAST   51. The Losses

    Hari-hari berganti dengan samar.Setelah tertidur hari itu, Crystal mengalami demam tinggi, kondisinya juga tidak kunjung membaik bahkan setelah lewat seminggu. Selama itu pula tidak ada informasi berarti terkait private jet Xander. Hanya ada info rute beserta titik radar terakhir sebelum pesawat itu menghilang. Dari rekaman komunikasi Pilot dengan Air traffic Controller yang terakhir, juga tidak ditemukan tanda-tanda pesawat itu mengalami masalah. Jejaknya bersih, seakan private jet itu menghilang begitu saja.Nyaris semua headline berita dipenuhi kecelakaan pesawat pewaris Leonard, beberapa ahli bahkan memprediksi pesawat itu terjatuh karena turbulance mesin akibat cuaca buruk. Karena itu, pencarian dilakukan dengan menyisir di sekitar titik terakhir keberadaan pesawat di radar, berusaha mencari titik terang.Crystal berharap sebaliknya. Sedikit pun, ia tidak berharap bang

  • FALLING FOR THE BEAST   50. The Nightmare

    ELYSIUM’s Mansion, Yonkers, New York City—USA | 11:55 PM Xander masih belum datang.Crystal melirik jam dinding dan pintu bergantian. Hari ulang tahunnya hanya bersisa beberapa menit lagi, lilin yang Crystal nyalakan di meja makan juga sudah terbakar separuh. Namun, belum ada tanda-tanda kemunculan lelaki itu. Kegelisahan mulai memenuhi Crystal hingga jemarinya berkali-kali gemetar.Where are you?Satu pesan lagi Crystal kirimkan ke ponsel Xander. Namun, tetap tidak ada jawaban. Padahal itu cara komunikasi satu-satunya setelah Xander memutuskan koneksi micro chip mereka. Sialan. Jika lelaki itu berniat muncul di detik-detik terakhir sembari mengatakan ‘Am I late, Princess?’ dengan cengiran khasnya—maka lelaki itu akan mati. Crystal tidak akan me

  • FALLING FOR THE BEAST   49. Hades

    TYGERWELL DOME, Yonkers, New York City—USA | 04:05 PM “Get up!” Napas Crystal terengah, ia terbaring di atas lantai keras dengan kulit dibasahi keringat. Jemarinya bahkan gemetar parah. Crystal baru saja menutupi wajahnya dengan sebelah lengan ketika Theodore melangkah mendekat. “Kau kesakitan karena cara memukulmu salah. Telunjuk dan jari tengah—itu harusnya yang menjadi tumpuanmu,” ucap Theodore, matanya menunjuk memar-memar di telapak tangan Crystal.“Kita sudah berlatih seharian! Bagaimana aku bisa memikirkan itu?!”“Kau pikir tidak akan ada kemungkinan pertarungan sebenarnya berakhir lebih lama dari ini?” Theodore mengulurkan tangannya untuk membantu Crystal bangun, menunjukkan sedikit kebaikan hati setelah melatih Crystal bak pembunuh berdarah dingin—persis seperti yang dikatakan Xander.

  • FALLING FOR THE BEAST   48. Beautiful Torture

    ELYSIUMs Mansion, Yonkers, New York City—USA | 11:57 PM “Theo, aku memintamu menjaga Crystal.” Xander berkata di depan perapian, tepat di tengah malam yang pekat. Di sekitarnya, Theodore, Rex, Lilya—bahkan Samuel sudah berkumpul. Theodore bersandar di salah satu dinding, Samuel berdiri tegap di samping Rex, sementara Lilya duduk di sofa bersama Crystal. Setelah apa yang terjadi hari ini, kaki Crystal masih terasa lumpuh. “Buat semua agent bayanganku menjaganya juga. Untuk Samuel, kembalikan dia ke markas Tygerwell.”Crystal terbelalak. “Ini bukan salah Samuel. Tidak mau. Aku tidak mau berganti penjaga!”“Kau harus.”“Sam tidak salah!”“Benar, itu kesalahan tuan Putri kita yang terlalu naif.” Sekalipun perkataan Lilya benar, Crystal tetap menatap kes

  • FALLING FOR THE BEAST   47. Storm and Silence

    LEONARD Center, New York—USA | 12:14 AM “Akan lebih baik jika pemilihan CEO Leonard yang baru dilakukan secara terbuka. Tanpa ditunjuk—semuanya bebas mencalonkan diri dengan persetujuan dewan direksi sekalian.” Suara berat dan rendah Liam Leonard memenuhi ruang rapat besar pimpinan sekaligus dewan direksi Leonard. Lelaki tiga puluh tahun bermata coklat, tubuh tegap dengan jambang tipis itu duduk di sisi kursi sebelah kanan, bersebelahan dengan Lukas Leonard—yang terlihat tampan dengan setelan hitam resmi.Penampilan Lukas tidak berbeda jauh darinya, kecuali tubuh tegap yang lebih besar khas lelaki Italia dan wajah yang lebih tua. Xander sendiri duduk di sisi sebelah kiri, tepat di sebelah Ares Rikkard Leonard yang kursinya berada di tempat terujung meja. Pusat dari semuanya.Suara deheman mengudara, diikuti tatapan memicing Rikkard. “Apa kau sedang

DMCA.com Protection Status