Beranda / Fantasi / Ex Mr Duke / Masih Mengingatnya

Share

Masih Mengingatnya

Penulis: Nayla Az-Zahra
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-05 13:02:36

"Apa laki-laki itu temannya? dia akrap sekali," ujar Aaron. Dia menaruh sendok itu di atas piringnya. Wajahnya menunduk lesu, baru kali ini tidak ada yang mau berteman dengannya.

Sang Kesatria itu mengepalkan tangannya, ia langsung keluar dari Restaurant itu untuk menghampiri dua anak yang sudah mengabaikan tuan mudanya. "Tunggu!" teriaknya.

Williams mengamati pakaian laki-laki di depannya, baju zirahnya dan pedang di samping pinggang kanannya. "Ayo Alice,"ujarnya menarik sang adik.

"Tunggu! apa kamu tidak memiliki sopan santun? sudah beruntung dirimu di sukai tuan muda ku," ujarnya menatap tajam.

"Apa itu penting?" Williams melangkah ke depan, tatapannya tak kalah dingin. Ibunya selalu mengajarkan tidak boleh membedakan status. la sangat benci seseorang yang mengandalkan statusnya dalam hal yang tidak benar.

Sang Kesatria itu selangkah mundur, apa yang ia takutkan pada anak kecil seumuran majikannya? tapi aura membunuh itu lebih kuat dari auranya. Entah kenapa? ia pernah merasakan aura itu.

"Jangan mengusik Adik ku, aku tidak akan segan pada mu." Kata Williams menekan. Dia akan melindungi ibu dan adiknya dari siapapun. Sekalipun orang itu adalah sang penguasa. "Ayo Alice!" sambungnya lagi seraya menarik tangan gadis mungil di sampingnya.

"Tuan muda, biar saya saja yang menghadapinya," ujar kusir kuda itu. Dia melangkah ke depan dua majikannya. Kusir kuda itu, bukanlah kusir sembarang. Laki-laki itu sangat ahli bermain pedang. Suatu hal yang Wiliams dan Alice sembunyikan, keduanya jago bela diri dan ahli bermain pedang. Selama di Kekaisaran Adrien, keduanya telah memiliki seorang guru yang di segani oleh semua bangsawan. Awal pertemuan keduanya, Ibunya, Sofia yang tampa sengaja menolong seorang laki-laki yang terkena sebuah peluru. Selama itu pula, kedua anaknya di asah oleh guru itu dan menjadikan keduanya jago dalam segala hal. Sofia pun malah mendukung, ia ingin kedua anaknya bisa melindungi dirinya sendiri, jika ada sesuatu yang mendesaknya.

"Tidak perlu! jangan meladeninya, kita tidak memiliki urusan dengannya," ujar Wiliams dingin.

"Lion!" anak kecil di belakangnya menyadarkan sang kesatria yang bernama Lion itu. "Apa ada sesuatu yang membuat mu melamun?" tanya Aaron, kemudian melihat kereta yang telah menjauh.

"Ti-tidak ada, tuan. Sebaiknya kita pulang," ujar Kesatria Lion.

Siapa anak kecil itu? kenapa aku tidak merasa asing dengan wajahnya batinnya.

"Apa yang kamu lakukan pada mereka? awas saja, jika kamu berbicara macam-macam padanya, aku tidak akan memaafkan mu."

"Tidak Tuan! aku tidak berbicara apa-apa pada mereka. Aku hanya mengatakan, tuan muda ingin berteman saja."

Aaron tak begitu percaya pada Kesatrianya, melihat wajahnya tadi. Kesatria Lion pasti mengatakan sesuatu.

"Awas saja, jika terbukti kamu melakukannya, ayo kita pulang. Ayah pasti mencari kita," ujarnya sembari menuju ke arah kereta.

Tak berselang lama, kereta itu berhenti di halaman depan yang cukup luas. Aneka bunga berjejer rapi di halaman itu, butiran demi butiran salju itu menutupi hamparan rumput hijau dan beraneka bunga itu.

Kaki mungilnya terus berjalan sampai tubuh itu memasuki sebuah kediaman. Dia terus berjalan ke lantai dua, menghampiri sebuah ruangan. "Aku ingin beristirahat, kamu pergilah Lion," ujarnya menunduk lesu.

"Apa ada sesuatu yang tuan muda resahkan?"

"Tidak ada!" jawabnya ketus. Tangannya memutar handle pintu. Lalu menutupnya kembali.

Kesatria Lion menatap pintu bercat putih itu, ia tahu siapa yang menyebabkan semuanya. Lebih baik dia menuju ke ruangan Duke Charles untuk menanyakan, apa ada sesuatu yang harus ia tangani?

Kesatria Lion memasuki ruangan itu, matanya tertuju pada sosok laki-laki yang tengah menyandarkan kepalanya ke sisi kursinya seraya menatap langit-langit. "Tuan, Duke."

"Apa ada sesuatu yang tuan Duke butuhkan?"

"Tidak ada, aku tidak membutuhkan apapun. Apa kamu sudah menemukan sesuatu?"

Kesatria Lion menunduk, setiap ia datang, pertanyaan itu tak pernah lepas dari mulut majikannya. Sudah lima tahun lamanya, majikannya belum yakin istri pertamanya meninggal. "Aku harus mencarinya, aku yakin dia masih hidup."

"Tapi kereta itu jatuh ke sungai tuan," ujarnya. Karena penyelidikannya, kereta nyonya Duchess di temukan di sungai, dan besar kemungkinan nyonya Duchess telah meninggal, meskipun jasadnya belum di temukan."

"Dimana Kimberly?" tanya Duke Charles tak melihat istrinya selama di rumah.

"Nyonya sedang menghadari pertemuan sosialitanya, Tuan Duke."

"Aaron?"

"Tuan muda murung tuan, semenjak ada seorang anak kecil yang menolak bermain dengannya."

"Siapa dia? anak dari bangsawan mana? beraninya menolak putra ku itu,"

"Saya tidak tahu, Tuan Duke. Saya akan mencari anak bangsawan mana, tapi tuan muda berpesan, saya tidak boleh melakukan apapun, tuan muda menegaskan, akan menghukum saya jika melakukan sesuatu pada anak asing itu."

Duke Charles mangut-mangut, semenjak kapan sikap Aaron berubah? ia merasa aneh dengan putranya itu.

Bab terkait

  • Ex Mr Duke   merasa Bersalah

    "Tuan, Duke. Apa ada sesuatu yang mengganggu tuan?" tanya Kesatria Lion. Sejak malam itu, Duke Charles suka menghabiskan waktu malamnya di atas balkom. Di balkom inilah, sebagai saksi, Duchess Sofia melihat ke arah luar gerbang untuk melihat Duke Charles dan menyambut dengan senyuman. Sudah lima tahun lamanya, Duke Charles merasa kesepian, meskipun ada Nyonya Kimberly, tapi tak membuat Duke Charles tersenyum.Duke Charles menghembuskan nafasnya melalui mulutnya, terlihat sebuah asap keluar dari mulutnya, kedua tangannya menggenggam erat pagar pembatas itu. "Kenapa aku baru menyadarinya? kenapa aku baru mengakuinya? setelah semuanya berubah dan tak tersisa."Duke Charles memukul pagar balkom itu dengan kasar, pikirannya berkalut dalam bayangan istrinya, istri yang ia abaikan. Sekalipun wanita itu tertawa di depannya, menyambutnya, kadang dia menangis karena ucapannya, ia tidak menoleh ataupun menghiburnya. Selama satu tahun dia hidup dengan wanita itu, wanita yang selalu tersenyum, men

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-05
  • Ex Mr Duke   Bukan perasaan bersalah

    Duke Charles menyilangkan kedua tangannya di dadanya, matanya tertuju pada satu arah, melihat perapian yang sedang menyala. Duke Charles merasakan sentuhan di bahu kanannya, perlahan lehernya berputar menatap sosok yang ia rindukan. "Duchess,"Matanya mengembang, dada kembang kempis merasakan sesak. Wanita itu tersenyum, lalu memakaikan sebuah pakaian tebal. "Salju semakin deras, Duke semakin kedinginan kan.""Tuan, Duke."Duke Charles terhenyak, ia melihat sekelilingnya, tidak ada bayangan Sofia. Jadi tadi, hanyalah bayangan semu."Ada apa Tuan?"Duke Charles tertawa, ini bukan perasaan bersalah. Melainkan perasaan kecil yang semakin tumbuh. Duke Charles menunduk dengan bahu gemetar."Tuan!"Kesatria Lion semakin panik, "Apa ada sesuatu yang mengganggu Tuan?""Ini bukan perasaan bersalah, ini murni perasaan yang semakin tumbuh dari hari ke hari. Kamu tahu Lion, saat itu aku bermaksud mengakhiri hubungan ku dengan Kimberly, aku ingin mengakhiri, karena aku tahu, aku sudah memiliki cin

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-05
  • Ex Mr Duke   pertemuan tak terduga

    Keesokan harinya...."Ibu, aku sudah siap," ujar anak kecil berambut pirang. Syal yang melekat di lehernya dan pakaian hangat yang menyelimuti tubuh kecilnya."Aku juga sudah selesai, Bu," ujar seorang anak laki-laki.Sofia tersenyum melihat kedua anaknya, matanya kembali beralih melihat keluar, salju turun lumayan deras, ia sudah menolak agar putra dan putrinya tidak ikut, apalagi cuaca dingin seperti ini, namun kedua anaknya tetap keukeh ingin ikut ia pun menyuruh sang anak memakai pakaian tebal dan syal sebelum keluar, dan kedua anak itu pun menuruti permintaannya. "Baiklah, ayo kita berangkat Ingat! mainnya jangan terlalu jauh, kalian harus melekat pada ibu asuh." Nasehat Sofia seraya menggenggam kedua tangan anaknya yang memakai pelindung tangan. Sofia membantu Alice memasuki kereta lebih dulu, lalu di susul oleh Wiliams setelah itu dirinya.Dua Kereta kuda itu melaju meninggalkan sebuah rumah berlantai dua di kelilingi perkebunan yang lumayan jauh dari keramaian kota. Satu keret

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-05
  • Ex Mr Duke   membela

    Duke Charles menatap istrinya wajah istrinya yang merah padam. Matanya pun beralih melihat kedua bocah yang mana membuat hatinya bergetar, satu tatapannya menatap mata Alice, mata itu mengingatkan dirinya di wanita masa lalunya. "Yang Mulia Duke, aku tidak suka dengan kedua anak ini yang tidak memiliki sopan santun." Kata Kimberly seraya mengepalkan tangannya. Tidak ada yang boleh merendahkan dirinya, cukup dulu ia di rendahkan karena para bangsawan mengatakan 'dirinya orang ketiga'."Aku akan memberikan hukuman pada mu."Orang-orang yang menonton adegan itu pun merasa kasihan, tidak akan ada yang berani mencegah keputusan Duke Charles, sekalipun tidak, jika sudah mengatakan iya, maka harus iya. Bahkan Kaisar pun yang memegang kekuasaan tertinggi, tidak mau mengusik Duke Charles. Karena sang Kaisar hanya menumpang atas keberhasilan yang Duke Charles berikan selama ini, tanpa Duke Charles kedudukan itu tak bisa di duduki."Tunggu, nyonya. Jangan menyentuh adik ku," Mata Wiliams memerah

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-06
  • Ex Mr Duke   keluarga Rodriguez

    "Hey, tunggu!" teriak anak kecil yang menebus orang-orang yang berlalu lalang."Tuan muda jangan berlari-lari, nanti jatuh." Tegur sang ibu asuh yang mengikutinya dari belakang, dan benar saja, anak kecil itu tersandung dan jatuh tersungkur ke tanah."Tuan muda!" teriaknya panik.Alice dan Williams menghentikan langkahnya yang tergesa-gesa. Serempak keduanya menoleh dan merasa tak enak hati. Bukan niatnya membuat, anak itu jatuh."Kak, kasihan dia."Alice melepaskan tangan Williams, dia berlari menghampiri Aaron yang sudah berdiri dengan di bantu oleh pelayannya, tangan pelayan itu membersihkan tanah yang menempel di pakaiannya."Kamu tidak apa-apa?" tanya Alice dengan wajah khawatir. Dia merasa bersalah meninggalkan Aaron."Sudah! biarkan saja," ujar Aaron dingin pada pelayan itu.Alice dan Williams tercengang, dugaannya salah. Aaron bukan anak bangsawan yang manja seperti yang mereka pikirkan."Maaf kami terburu-buru untuk menemui, Ibu." Alice meraih tangan anak laki-laki di depann

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-06
  • Ex Mr Duke   kediaman Rodriguez

    "Ibu!" Pekik Wiliams yang merasa aneh.Ada apa dengan Ibu? kenapa aku merasa ibu ketakutan? apa ibu memiliki hubungan dengan Duke Charles? Aku harus mencari tahu batin Williams."Alice, cepat bawakan ibu air minum." Titah Williams pada sang adik.Aaron menunduk, ia takut salah berbicara dan menyebabkan ibu dari teman barunya shok, tapi ia salah bicara apa? ia hanya menyebutkan nama ayahnya pikir Aaron.Sofia meremas kertas yang ia gambar tadi, hasilnya rancangan itu belum selesai. Matanya menyiratkan kebencian pada Aaron. Anak itu mengingatkan kekejaman Duke Charles padanya.Dia anak Duke Charles dan kekasihnya, saat itu aku juga hamil dan Duke Charles malah,,, ah aku membencinya sampai ke tulang-tulang ku."Ini, ibu. Minumlah," Wiliams memberikan Air yang Alice sodorkan ke arah sang ibu.glekDalam sekali teguk, air putih itu tandas tanpa tersisa. Amarahnya mulai menguasai dirinya, ia tidak bisa mengontrolnya lebih lama lagi."Williams, Alice, kalian keluar dari ruangan ibu, sekaligu

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-06
  • Ex Mr Duke   Aku membenci mu Duke

    Kesatria Lion tercengang, baru kali ini dia terasa di intimidasi oleh seorang anak kecil. Matanya tajam seakan menghunuskan pedang ke arah lehernya. "Ehem, ada perlu apa? Yang Mulia Duke tidak bisa bertemu dengan sembarangan orang.""Oh begitu?" Wiliams menaikkan salah satu alisnya dan tersenyum simpul. "Jangan menyesalinya sebelum menanyakannya. Aku pastikan, Yang Mulia Duke akan menyesal."Dengan jurus cepat, Kesatria Lion menghunuskan pedang ke leher Williams. "Beraninya, anak kecil seperti dirimu mengancam Tuan, Duke."Wiliams dengan tenang menyingkirkan pedang yang menojong ke lehernya, jari telunjuknya terluka. Kesatria Lion semakin kagum dengan anak seusianya yang tak takut dengan darah. "Sofia, apa Kesatria mengenal nama orang itu?"Tangan Kesatria Lion bergetar, pedang itu perlahan turun. "Siapa kamu, hah?!" Kesatria Lion langsung menarik tangan anak kecil itu ke lantai atas."Yang Mulia Duke," Laki-laki gagah yang tengah fokus itu langsung mengangkat wajahnya. Salah satu al

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-06
  • Ex Mr Duke   Pencarian

    Aaron berdiri seraya memejamkan matanya melihat kereta yang keluar begitu saja dari gerbang kediaman Duke. Rasa penasaran menyeruak di hatinya, ia begitu ingin tahu ada apa dengan Wiliams. Sewaktu datang ke sini, wajahnya biasa-biasa saja, ya dia meyakini wajah patung es itu, seperti ayahnya."Aaron!" Duke Charles menuruni anak tangga itu tergesa-gesa, ia mencari keberadaan putranya."Iya, Ayah." Sahut Aaron seraya memutar tubuhnya karena menerima panggilan sang ayah. "Ada apa Ayah?" tanya Aaron. Lagi-lagi ia di buat keheranan melihat wajah sang ayah, tadi temannya dan sekarang ayahnya. Apa jangan-jangan ayahnya melakukan sesuatu pada Wiliams."Ayah, apa ayah bertemu dengan Wiliams?""Dimana dia?" tegas Duke Charles, ia ingin menanyakan keberadaan anak itu. Pikirannya linglung, ia sangat yakin anak itu ada hubungannya dengan Sofia."Sebenarnya ada apa Ayah?"Bukannya menjawab, Duke Charles malah menanyakan hal lainnya. "Kamu tahu di mana rumahnya.""Mana aku tahu, Ayah. Aku saja be

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-06

Bab terbaru

  • Ex Mr Duke   Aku menggenggam mu

    "Baginda," seru sang Kesatria.EhemKaisar Kairo berderhem, "Besok, aku mau ke kota, tapi tidak berpakaian formal, seperti rakyat biasa."Sang Kesatria malah melongo, semenjak kapan Kaisar Kairo berbicara panjang dan lebar. Laki-laki yang begitu dingin, super irit bicara pada istrinya. Kini berbicara panjang padanya."Kesatria Giovano!" sentak Kaisar Kairo."I-iya Baginda. Apa kamu mendengarkan ucapan ku?""I-iya Baginda, cepat siapkan dan lukisan Alice dan simpan di laci. Jangan sampai para istri ku tahu, o iya malam ini jadwal ku dengan siapa?""Selir Ketiga, Baginda," ujar Kesatria Giovano. Selama menikah dan menambah istri, Kaisar Kairo membuat sebuah jadwal dimana dia akan tinggal satu minggu dengan para istrinya secara bergelir, di mulai dari Permaisuri."Apa Baginda tertarik pada nona Alice?"Tanpa ragu sedikit pun. Kaisar Kairo tersenyum."Astagah!" Kesatria Giovano mengusap wajahnya secara kasar, majikannya tertarik pada anak yang baru berusia 6 tahun, mau taruh di mana waja

  • Ex Mr Duke   Menemukannya

    Malam harinya,Duke Charles dan Aaron di sambut dengan hangat di ruang makan itu. Kaisar Kairo begitu senang dengan sikap dinginnya Duke Charles dan tegasnya Duke Charles. Hal itu ilah yang paling dia sukai. Selesai makan malam, Duke Charles berdiri di depan jendela ruangan itu, ruangan tamu yang khusus untuknya. Sedangkan kamar Aaron berada di samping kamarnya, namun anak itu ingin tidur dengannya. Entahlah, mungkin karena merasa kurang nyaman."Sofia, bagaimana kabar mu? apa kamu masih mengingat ku. Ah iya, kamu pasti mengingat semua keburukan ku, kan."Duke Charles memijat pelipisnya, air matanya keluar merambat di pipinya. Ia begitu merasa kehilangan Sofia, seandainya ia bisa memutar waktu, ia akan mengatakan lebih dulu dan tidak melakukan hal bodoh."Baginda."Kaisar Kairo tersenyum, "Duduklah, Yang Mulia Duke." Kaisar Kairo menyodorkan sebuah Document. "Ini informasinya," ucapnya.Duke Charles membuka satu Ducument itu, mata dan bibirnya bergerak secara bersamaan, membaca setia

  • Ex Mr Duke   Kekaisaran Kairo

    Ke esokan harinya.Seperti hari-hari biasa, Sofia, Wiliams dan Alice sarapan bersama di selangi obrolan hangat. Selama bertahun-tahun hanya ada mereka, tidak ada sosok seorang ayah yang menjaga mereka. Sofia berusaha keras membuat putra dan putrinya tidak pernah kekurangan kasih sayang, tiap akhir pekan. Mereka akan berkumpul bersama, menciptakan sebuah kenangan, duduk di santai beralas kain di atas rumput, memandang hamparan bunga di temani dengan roti dan selai, serta camilan lainnya."Ibu, Williams dan Alice keluar, kami akan berkunjung ke rumah Viscountess Letizia.""Kalian akan mengunjungi putri Viscountess Letizia.""Iya,""Ya sudah, ibu akan ke toko. Kalian hati-hati ya sayang," Sofia mengucap dahi Alice dan Williams. Kemudian keluar di ekori oleh pelayan Nia."Kak, apa Duke akan mengejar kita ke sini?"Williams menaikkan kedua bahunya. "Mungkin, tapi kita tak perlu takut pada mereka. Sudah cukup penderitaan ibu, apa kamu merindukannya?"Alice diam, setiap harinya ia memang m

  • Ex Mr Duke   Air mata

    "Tidak Aaron, tunggulah di sini. Aku akan membawanya pulang. Anggaplah dia seperti ibu mu, Aaron."Aaron menunduk, ia tidak yakin jika Sofia mau dengannya atau mau menerimanya. la menarik satu sudut bibirnya. "Ayah, apa Ayah yakin Duchess akan menerima ku?"Duke Charles mengangguk antusias seraya menghapus air matanya kembali. "Dia wanita yang baik, dia akan menerima mu. Dia wanita penyayang, Aaron," ujar Duke Charles meyakinkan hati Aaron. Ia tahu, Aaron sangat ragu."Ibu ku sudah menyakitinya Ayah.""Bukan hanya ibu mu, tapi aku juga, maka dari itu, kita harus bersama agar Duchess mau menerima kita.""Ijinkan aku ikut dengan ayah, aku juga ingin lebih dekat dengan Wiliams dan Alice."Duke Charles berdiri, ia menyodorkan tangannya dan Aaron pun menerima uluran tangan itu. "Ayo ayah,"Kedua pun bersiap-siap, Aaron tampak semangat, namun semangat itu masih menyisakan kekhawatiran, Williams dan Alice, ia yakin setelah mengetahui identitasnya. Kedua saudaranya itu akan sulit menerimanya

  • Ex Mr Duke   Masa lalu

    "Lion, bawa dia ke kamarnya dan perintahkan dua pengawal untuk menjaganya, pastikan wanita ini tidak bisa keluar tanpa seijin ku." Titah Duke Charles, Kesatria Lion memberikan hormat, lalu menarik tangan Kimberly."Duke, aku tidak ingin di kurung. Lepaskan aku!" Kimberly terus memberontak, namun usahanya sia-sia tenaganya tidak sebanding dengan tenaga Kesatria Lion."Lepaskan aku, aku bisa jalan sendiri!" Ketus Kimberly seraya menghentakkan lengannya dengan kasar. Kesatria Lion pun melepaskan lengannya dan berdiri bak patung.Dengan wajah dongkol, Kimberly menghentakkan kakinya, berjalan menjauhi Kesatria Lion.brakPintu bercat putih itu langsung tertutup rapat tepat di hadapan Kesatria Lion. Laki-laki berwajah gagah itu tak peduli, yang jelas, ia menjalankan perintah majikannya dengan benar. Matanya melirik ke kanan, menangkap sosok dua pengawal yang berjalan menghampirinya."Kalian pastikan, jangan sampai nyonya keluar selangkah pun.""Baik, Kesatria," jawab mereka serempak.Sedang

  • Ex Mr Duke   Perdebatan

    Kimberly merasa aneh, ia menoleh ke bawah. Melihat Aaron yang diam dan berdiri. Biasanya dimana ada Aaron, pasti ada Duke Charles, tapi kenapa ia tidak melihat Duke Charles.Kimberly kembali turun untuk menanyakan keberadaan Duke Charles. "Aaron!" Kimberly menghentikan langkah anak kecil yang melangkah menuju ke luar.Aaron, si bocah itu menahan kesal. Jauh dari hatinya, ia rindu pada sang ibu, tapi ibunya tidak mau melihatnya, buat apa ia mengemis rindu dan kasih sayangnya, sedangkan ia terus menerus di tekan menjadi kuat dan kuat, harus pintar, harus menjadi kebanggan Duke Charles. Kadang ia ingin meminta pada Tuhan, kenapa harus di lahirkan tanpa kasih sayang ibunya. Dengan hati dongkol, ia menoleh, menarik nafasnya untuk membuang kekesalannya."Iya Ibu,""Dimana Duke?"Dia saja tidak tahu, apa lagi ibunya yang tiap hari keluyuran dan keluyuran, malah sibuk bersenang-senang. "Aaron tidak tahu, tadi ayah keluar dan buru-buru."Kimberly menatap kesal. "Kamu gimana Aaron, sudah jelas

  • Ex Mr Duke   Usaha Duke Charles

    "Tuan, di lantai atas ada dua kamar, satu kamar memiliki dua ranjang kecil, sepertinya di gunakan untuk anak kecil."Duke Charles memejamkan matanya, tangannya mengepal kuat di depan lukisan itu, jantungnya mengatup-ngatup meminta keluar. Dia memutar tubuhnya dan langsung berlari, ia memasuki satu kamar yang ia yakini kamar Sofia. Seprai berwarna biru dengan motif bunga tulip, gorden berwarna biru dengan motif bunga mawar putih.Di usap air matanya menggunakan lengan kanannya, hingga kemeja berwarna merah itu basah. Bunga nawar yang masih segar, sepertinya baru di ganti.brakTangan kanannya meninju rak kecil, di bawahnya berjejeran buku-buku yang rapi.ArghMeluapkan amarah dan kerinduan yang bercampur aduk. Matanya menatap sekeliling ruangan itu, lukisan Sofia dan dua anak menghiasi dinding ruangan itu."Sofia, kenapa kamu melakukannya? kamu bahagia bersama anak kita, sementara aku tidak." Duke Charles mendorong vas bunga itu sampai jatuh ke lantai. Vas bunga itu pecah dan air d

  • Ex Mr Duke   Petunjuk

    Tidak sampai di depan pintu perbatasan,Sofia menyingkapi gorden di sampingnya, mulutnya menganga melihat beberapa pengawal. "Apa itu pengawal dari kediaman Duke? aku harus melindungi kedua anak ku, ya harus." Gumam Sofia."Berhenti, kami ingin memeriksa sesuatu." Sofia semakin menegang, ia merapalkan seluruh doanya agar salah satu pengawal itu mengurungkan niatnya."Nia, kamu keluar cegah mereka, aku akan melakukan sesuatu agar mereka tidak mengenali ku," ucap Sofia yang di angguki oleh pelayan Nia. Wanita itu turun mencegah salah satu pengawal, kemudiaan berbicara dengan sang pengawal seraya melirik ke dalam kereta."Pelayan Nia," Sofia turun seraya menutupi sebagian wajahnya dengan sapu tangan. "Ada apa ya?"Sang pengawal itu pun menatap aneh ke arah wajah Sofia, dahinya di penuhi bintik-bintik merah. "Ada apa dengan wajah nona?""Saya terkena penyakit menular," ujarnya seraya melirik pelayan Nia yang malah melongo. Dia mengkedipkan salah satu matanya dengan samar-samar."Ah, benar

  • Ex Mr Duke   Pencarian

    Aaron berdiri seraya memejamkan matanya melihat kereta yang keluar begitu saja dari gerbang kediaman Duke. Rasa penasaran menyeruak di hatinya, ia begitu ingin tahu ada apa dengan Wiliams. Sewaktu datang ke sini, wajahnya biasa-biasa saja, ya dia meyakini wajah patung es itu, seperti ayahnya."Aaron!" Duke Charles menuruni anak tangga itu tergesa-gesa, ia mencari keberadaan putranya."Iya, Ayah." Sahut Aaron seraya memutar tubuhnya karena menerima panggilan sang ayah. "Ada apa Ayah?" tanya Aaron. Lagi-lagi ia di buat keheranan melihat wajah sang ayah, tadi temannya dan sekarang ayahnya. Apa jangan-jangan ayahnya melakukan sesuatu pada Wiliams."Ayah, apa ayah bertemu dengan Wiliams?""Dimana dia?" tegas Duke Charles, ia ingin menanyakan keberadaan anak itu. Pikirannya linglung, ia sangat yakin anak itu ada hubungannya dengan Sofia."Sebenarnya ada apa Ayah?"Bukannya menjawab, Duke Charles malah menanyakan hal lainnya. "Kamu tahu di mana rumahnya.""Mana aku tahu, Ayah. Aku saja be

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status