Share

Kecurigaan

Author: 5Lluna
last update Last Updated: 2022-12-30 22:26:14

Lydia menggeliat pelan. Tidurnya yang nyenyak itu, terganggu dengan suara alaram ponselnya. Tanda kalau perempuan itu sudah harus bangun pagi. Sayangnya Lydia masih belum ingin bangun. Dia merasa sangat malas.

Untung saja, alaram itu segera mati. Dekapan hangat dan kecupan ringan di puncak kepala kemudian menyapanya, membuat perempuan bertubuh kurus yang sudah hampir sadar itu, kembali mengantuk.

“Tidurlah lagi.”

Lydia masih bisa mendengar suara gumaman lembut itu dengan cukup jelas. Dia sudah nyaris tertidur lagi ketika merasakan sesuatu yang mengganjal ketika membalas pelukan yang terasa hangat dan nyaman itu. Ada tonjolan keras yang di pahanya dan itu sangat mengganggu.

“Hm ... apaan sih ini,” gumamnya masih setengah sadar. Tangan ramping Lydia menyelinap di balik selimut dan menyentuh tonjolan keras itu.

“Sayang ... Kalau kau menyentuh bagian itu aku tidak yakin kau bisa tidur lagi setelah ini,” gumaman lembut lain datang menyapa telinga Lydia.

Merasa ada yang salah, Lydi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ex-Husband After Divorce   Mencoba Menipu

    “Tidakkah Kak Reino merasa kalau Pak Fendy aneh?” tiba-tiba saja Lydia bertanya. “Aneh apanya?” Reino menjawab sambil berganti pakaian. Hari sudah malam dan mereka telah sampai di rumah, bahkan sudah bersiap untuk tidur. Lydia pun sudah dalam mood yang lebih baik, tapi dia malah menanyakan hal yang aneh. “Ya, aneh gitu. Dia kayak ngelirik ... “ “Dia melirikmu? Melecehkanmu dengan matanya?” potong Reino dengan mata melotot. “Bukan. Dia tidak melirikku, tapi melirikmu.” Lydia menunjuk sang suami yang baru mau naik ke atas ranjang. “Hah? Aku?” “Ya. Tadi waktu nunggu lift dia sepertinya melirikmu dengan raut wajah marah,” Lydia menjawab dengan wajah serius. Membuat Reino menaikkan sebelah alis Reino terangkat. “Jangan bilang kalau dia itu penyuka sesama jenis,” Reino langsung bergidik ketika memikirkannya. “Kenapa jadi seperti itu? Aku kan tadi bilang dia melihat dengan tatapan marah.” “Dia marah karena aku lebih memilih menikah denganmu. Bisa saja kan?” Lydia hanya bisa me

    Last Updated : 2022-12-31
  • Ex-Husband After Divorce   Ancaman Serius

    “Silakan Pak. Ini berkasnya.” Lydia menyerahkan map pada Pak Fendy. “Aduh maaf merepotkan,” gumam Pak Fendy dengan senyum semringah. “Harusnya gak usah Bu Lydia yang bawa lah. Saya jadi gak enak.” “Gak apa-apa kok, Pak. Kebetulan kan saya mau jalan ke arah sini.” Lydia mengulas senyum lebar. “Sekali lagi makasih ya.” Pak Fendy makin semringah saja. Lydia pun segera berlalu dari ruangan wakil dari suaminya itu, masih dengan senyuman palsunya. Setelah keluar dari ruangan, dia langsung kehilangan senyumnya dan digantikan dengan ekspresi mencemooh. Bagaimana tidak. Kelakuan wakil CEO perusahaan itu keterlaluan. Entah apa yang dia inginkan, tapi ini jelas tindakan kriminal. Untung saja Reino tahu solusi yang cukup bagus, setelah diberitahu soal berkas yang tak karuan itu. “Dasar bego. Dia pikir gak bakal ada yang tahu soal lembaran kosong itu,” gumam Lydia sambil mencuci tangannya di wastafel yang ada di toilet. “Sibuk banget ya, Mbak?” Istri Pak Fendy yang baru keluar dari bilik t

    Last Updated : 2023-01-01
  • Ex-Husband After Divorce   Pindah Saham

    Hal yang hari ini amat sangat disyukuri Reino adalah mengikuti instingnya untuk membawa sang istri menggunakan mobil pribadi. Itu adalah keputusan yang sangat tepat karena ambulans terjebak macet saat datang. Begitu pula dengan Reino yang menuju ke rumah sakit. Untungnya, jalanan yang dilalui Reino tidak semacet arah datang ambulansnya. Dan tentu saja itu membuat Reino harus menyuap para sopir dan perawat agar tidak banyak omong karena mobil mereka tidak jadi dipakai. Itu lebih baik dari pada kena macet dua kali. “Bagaimana, Dok?” Reino bertanya setelah istrinya diperiksa. “Tidak ada masalah berarti selain sedikit lecet. Lalu untuk pemeriksaan kandungan, mungkin nanti setelah pasien sadar saja.” “Memangnya tidak bisa dilakukan pemeriksaan sekarang?” tanya Reino dengan kening mengernyit tidak suka. “Istri saya baru terjatuh dari tempat tinggi. Kalau ada apa-apa dengan bayi saya dokter bisa tanggung jawab?”“Rei.” Gumaman lirih itu membuat Reino segera menoleh. “Sayang? Bagaimana

    Last Updated : 2023-01-03
  • Ex-Husband After Divorce   Menyelesaikan Masalah

    “Sorry?” tanya Reino sedikit terkejut. Reino sudah tahu kalau Pak Fendy akan mencuranginya, tapi tak menyangka akan seperti ini. Awalnya dia pikir, Pak Fendy akan menggunakannya untuk mencairkan uang perusahaan dalam jumlah besar. Ternyata dia jauh lebih rakus. “Ah, soal itu Papa tidak perlu khawatir.” Reino akhirnya berbicara. “Itu tidak akan pernah bisa terjadi.” “Bagaimana bisa tidak mungkin terjadi?” hardik Leo jelas makin marah. “Ada tanda tanganmu di sana.” “Coba perhatikan baik-baik tanda tangannya.” Reino kesal juga harus menjelaskan dengan detil. Dia memang tidak punya stok sabar yang cukup. Sang ayah terdiam beberapa saat. Dia mungkin sedang meneliti tanda tangan anaknya, sebelum akhirnya mendesah pelan. Tanda tangan yang dibubuhkan bukan tanda tangan Reino yang asli. Tanda tangan Reino sebenarnya cukup simpel. Dia hanya menuliskan inisial nama depan ditambah dengan nama belakangnya secara lengkap. R.Andersen. Harusnya seperti itu, tapi Reino melakukan sedikit peru

    Last Updated : 2023-01-07
  • Ex-Husband After Divorce   Terlalu Akrab

    Reino duduk di kursi kayu. Dia tengah mengamati bagaimana orang-orangnya tengah memukuli Pak Fendy. Tidak terlalu keras sesuai dengan perintah Reino, tapi cukup membuat pria itu berteriak kesakitan. “Aku mohon hentikan ini,” pekik istri Pak Fendy yang diikat di kursi. “Dia bisa mati.” “Istri dan anakku juga bisa mati saat kau mendorong mereka dari atas tangga,” jawab Reino jelas tanpa perlu berpikir. "Apa kau pernah memikirkan itu?" Istri Pak Fendy langsung terdiam mendengar itu. Dia jelas tahu kalau dirinya juga bersalah dan lebih baik diam. Kalau banyak bicara dia bisa berakhir dipukuli juga. Untung saja Reino mengangkat tangan meminta anak buahnya untuk berhenti memukul. Reino yang punya usaha pengawalan bersama dengan para sahabatnya, tentu saja tidak kesusahan mendapat tukang pukul gratis. Apalagi karena dia yang lebih banyak terlibat langsung dalam manajemennya. Kepribadian Reino yang pemarah, memang lebih cocok dengan usaha seperti ini. Apalagi ketika dia perlu melampi

    Last Updated : 2023-01-08
  • Ex-Husband After Divorce   Masa Lalu

    “Mama dari mana saja?” tanya Reino dengan mata menyipit curiga. “Dari kantin rumah sakit lah. Memang mau dari mana lagi?” tanya Liani terlihat sedikit gugup. “Terus Pak Hadi mana?” Kini giliran Lydia yang bertanya. “Oh, Mama gak tahu sih. Tadi kami pisah soalnya. Dia sempat pergi nerima telpon.” Liani menjawab di bawah tatapan menelisik Reino. Perempuan yang tadi menjawab telepon Hadi belum sempat menjawab pertanyaan Reino, saat ponsel itu sudah kembali ke pemiliknya. Walau Hadi sudah mengatakan kalau yang mengangkat adalah saudaranya, tapi Reino tetap curiga. Rasanya Reino ingin bertanya, tapi dia tak tahu harus bertanya seperti apa. Lagi pula rasanya akan lebih mudah untuk menindas Hadi. “Maaf saya lama baru kembali.” “Panjang umur sekali.” Reino membalas Hadi yang baru saja masuk. “Aku baru saja memikirkanmu.” “Memikirkan saya?” tanya Hadi terlihat sedikit horor. Tentunya dia berpikir yang aneh-aneh. “Memikirkanmu kenapa lama sekali datang. Dan siapa pula yang mengangka

    Last Updated : 2023-01-14
  • Ex-Husband After Divorce   Bayinya Rindu

    “Apa yang terjadi?” gumam reino dengan nada lelah. “Mama juga tidak tahu,” Clarissa membalas dengan nada cemas. “Waktu mama tiba, Lydia udah muntah-muntah di dekat ranjang.” Clarissa menatap menantunya yang kini sudah ditangani oleh tim dokter. Bahkan kamarnya pun sudah diganti karena Lydia merasa tidak nyaman dengan bau muntahan, pun dengan bau karbol pembersih lantai yang digunakan untuk melenyapkan bau muntahan. “Tapi kan tadi pagi sampai siang dia baik-baik saja. Mama Liani yang tadi berjaga bilang tidak ada masalah,” cecar Reino tak bisa mengerti dengan yang namanya tiba-tiba muntah. “Mungkin sudah waktunya Lydia mengalami mual. Atau mungkin bayinya sedang manja karena ayahnya jauh. Itu bisa saja terjadi loh.” Reino hanya bisa mendesah pelan mendengar penjelasan sang ibu. Baginya itu semua tidak masuk akal, tapi apa yang bisa dia lakukan? Reino juga bukan dokter dan tidak bisa menjelaskan fenomena itu. “Baiklah. Aku akan pulang pakai heli malam ini juga.” “Ya. Pulang saja

    Last Updated : 2023-01-15
  • Ex-Husband After Divorce   Antar Aku

    “Lydia, Sayang.” Reino memanggil istrinya semesra mungkin. “Apa kau sudah tidur?” Lydia bisa merasakan kehadiran sang suami yang sangat dekat dengannya. Belaian lembut di rambut pun terasa membuai, sekaligus mebuat Lydia ingin muntah. Tidak ingin berbicara dengan suaminya, Lydia memutuskan untuk pura-pura tidur. Tentu saja sekalian menahan rasa mualnya sekuat tenaga. “Sepertinya dia sudah tidur. Biarkan saja,” bisik Clarissa tidak ingin mengganggu tidur menantunya. “Apa kata dokter?” Reino masih bertanya, walau tadi sempat dijelaskan oleh Hadi. “Gak apa-apa, tapi harus dijaga biar tidak stress. Soalnya stres bisa memicu mual.” Reino mendesah mendengar kabar itu. Untuk saat ini itu adalah hal yang kelas tidak mungkin. Setidaknya sampai dia bicara dengan sang istri. Sebenarnya Reino juga tak tahu apa yang dibicarakan Mary sampai istrinya seperti ini. Namun satu yang pria itu yakini, Mary pasti berbicara hal-hal tidak masuk akal, bahkan mungkin menjebaknya. “Mama gak apa-a

    Last Updated : 2023-01-22

Latest chapter

  • Ex-Husband After Divorce   Ekstra-Tempat Pulang

    “Amadeus Andersen?” Kenzo mengucapkan nama keponakannya yang kedua dengan kedua mata berkedip. “Apa kau ingin anak-anakmu jadi musisi?”Anak kedua Reino yang berjenis kelamin lelaki, baru saja dilahirkan dan lagi-lagi Reino baru terpikirkan soal nama. Alhasil, itu sempat membuat Lydia kesal. Untung saja, nama pemberian Reino cukup bagus. Amadeus. Diambil dari nama komposer terkenal dunia, Wolfgang Amadeus Mozart. Dengan nama anak pertama yang bernama Melody, tentu saja orang-orang akan berpikir kalau Reino ingin anaknya jadi musisi. “Tidak. Aku hanya ingin anak-anakku punya nama dengan tema yang sama.” Reino menjelaskan dengan santai. “Karena yang pertama sudah berhubungan dengan musik, jadi yang kedua pun harus sama.” “Tapi setidaknya tolong jangan membuat nama secara tiba-tiba.” Lydia menegur untuk yang kesekian kali. “Aku kesal karena nama yang sudah kusiapkan malah tidak jadi dipakai.” “Kita bisa memakainya sebagai nama tengah.” Reino memberi ide. “Sudah tidak mungkin. Aktanya

  • Ex-Husband After Divorce   Ekstra-Maaf

    “Selamat atas kehamilan keduanya. Janinnya sudah berumur hampir empat minggu.” Lydia melongo mendengar apa yang dikatakan dokter barusan. Sungguh, dia sama sekali tidak menyangka akan mendengar kalimat seperti itu karena memang belum ingin menambah momongan. Bukannya Lydia tidak mau tambah anak, tapi rencananya nanti. Mungkin setelah Melody berumur lebih dari setahun atau bahkan setelah anaknya berumur tiga tahun. Namun, ternyata itu semua tidak bisa lagi. Di usia Melody yang ke enam bulan, Lydia sudah hamil lagi. “Makanya aku bilang juga apa?” Lydia menghardik suaminya ketika mereka sudah duduk manis di dalam mobil. “Pakai pengaman. Apa susahnya sih?” “Katanya menyusui itu KB alami kan?” tanya Reino takut-takut. “Jadi kupikir tidak masalah.” “Iya, tapi kan ada syaratnya juga. Kau pikir aku menyusui dua puluh empat jam?” Lydia makin menghardik suaminya. “Sudah kejadian juga. Kita hanya bisa pasrah.” Reino mengatakan kalimat pamungkas itu. Lydia mendesah pelan. Memang sudah tak

  • Ex-Husband After Divorce   Ekstra-Hamil Lagi

    Waktu berlalu dengan cepat. Setelah pencarian nama yang kilat, kini dua bayi kembar yang diberi nama Meyer dan Meidi itu sudah berusia lima bulan. Hanya berbeda satu bulan kurang dua hari dari keponakan mereka, Melody. Nama mereka bertiga bahkan serupa, bahkan wajah pun agak mirip. Tidak heran kalau mereka bertiga kadang dikira kembar. “Aduh lucunya mereka.” Kenzo memekik senang ketika adik dan keponakannya berkumpul dan bermain bersama. “Kalau kau begitu suka dengan bayi, kenapa tidak segera menikah dan punya anak sendiri?” Lydia geleng-geleng kepala melihat tingkah adiknya itu. Hari ini, Lydia berkunjung ke rumah mamanya. Kebetulan dia sudah agak lama tak berkunjung karena sibuk dan baru saja sembuh dari sakit. Anak-anak dibiarkan bermain di lantai yang sudah dialasi karpet tebal. Tak lupa juga para pengasuh dan pengurus rumah berjaga di sekitar bocah-bocah itu. “Aku suka bayi, tapi masih terlalu muda untuk menikah. Lagi pula, aku baru masuk kerja. Aku harus kumpul banyak uan

  • Ex-Husband After Divorce   Ekstra-Belum Siap

    “Bagaimana?” Lydia berlarian mendatangi adiknya yang berdiri di depan ruang operasi. Liani sudah diatur akan dirujuk ke rumah sakit mana ketika melahirkan nanti. Letaknya berada di antara rumahnya dan rumah Lydia. Sengaja seperti itu agar bisa memudahkan semua orang. Rumah sakit yang sama dengan Lydia dulu. Lydia bahkan sempat menyusui Melody dulu sebentar, sebelum meninggalkan bayinya dengan mama Clarissa. Untung saja bayinya anteng dan tidak terlalu rewel, sehingga Lydia dan Reino bisa segera ke rumah sakit. “Mama masih di dalam. Dia baru masuk sekitar lima belas menit lalu karena tadi diperiksa dulu,” jelas Kenzo dengan panik. “Tidak apa-apa. Kau tidak perlu sepanik itu. Mama hanya melahirkan.” Lydia mengusap lengan adiknya. “Ya, tapi ... perut mama akan dibedah untuk mengeluarkan dua bocah itu. Itu tetap saja menakutkan.” Kenzo malah bergidik ketika membayangkannya. “Bagaimana nanti kau menemani istrimu melahirkan kalau kau selemah itu?” tanya Reino sambil menggelengkan kepal

  • Ex-Husband After Divorce   Ekstra-Adik Baru

    “Bagaimana rasanya jadi seorang ibu?” Erika menanyakan hal itu pada Lydia. “Luar biasa,” jawab perempuan yang baru saja melahirkan beberapa minggu lalu itu. “Ternyata cukup menyenangkan.” “Cukup menyenangkan?” tanya Cinta dengan mata melotot. “Memangnya anakmu tidak pernah terbangun tengah malam? Tidak pernah rewel?"“Rewel.” Lydia mengangguk pelan, sambil melihat anaknya yang baru saja tertidur itu. “Tapi kan banyak yang bantuin.” “Yeah, the power of money. Ada pengasuhnya.” Vanessa memutar bola matanya karena gemas. Lydia tertawa cukup keras. Yang dikatakan Vanessa itu memang tidak salah. Reino memang menyewa pengasuh untuk membantu Lydia mengurus Melody. Ada juga mama mertua baik hati yang mau membantu dan Reino juga cukup siaga. Bisa dikatakan hidup Lydia benar-benar nyaman. Dia benar-benar hanya menyusui putrinya dan membantu memakaikan baju. Selebihnya akan dilakukan pengasuh atau mama mertua. “Kalau kau kewalahan, coba ambil pengasuh. Punya dua bayi pasti lebih repot.” L

  • Ex-Husband After Divorce   Ekstra-Melody Andersen

    “Aku takut.” Lydia terlihat sudah ingin menangis ketika mengatakan itu. “Tidak perlu takut. Kau akan baik-baik saja.” Reino mengecup istrinya yang sudah berganti pakaian dengan jubah operasi yang steril. Yap. Hari ini pada akhirnya ibu hamil itu akan melahirkan dengan prosedur operasi cesar menggunakan metode ERACS. Itu adalah jenis operasi yang bisa membuat Lydia tak perlu tinggal lama di rumah sakit karena pemulihannya lebih cepat. Sebenarnya Lydia ingin mencoba normal, tapi dia tak bisa melakukan itu. Ukuran bayinya terlalu besar, sementara panggulnya agak kecil. Tidak tanggung-tanggung berat bayi dalam kandungan diperikan sudah melebihi tiga koma lima kilo. Itu membuat Lydia kesulitan berjalan selama trisemester akhir.“Kau tidak perlu takut.” Ibu mertua Lydia menenangkan menantunya. “Zaman sudah modern dan alat kedokteran juga sudah canggih. Semua akan aman.” “Aku juga akan mendampingimu.” Reino mengelus lengan istrinya yang makin bertambah gemuk, seiring pertumbuhan si bay

  • Ex-Husband After Divorce   Bahagia

    “Bagaimana ini?” Liani tampak panik ketika melihat putrinya sampai ke rumah lama mereka. “Mama kenapa?” Lydia segera menaruh tasnya di sofa dan duduk di samping sang ibu dengan wajah cemas. “Tadi mamamu ada sedikit flek.” Pak Hadi yang akhirnya menjelaskan kondisi calon istrinya itu. “Jadi kami pergi ke dokter karena Liani agak khawatir dan ternyata ....” “Kantong janinnya ada dua,” lanjut Liani memotong kalimat calon suaminya. “Hah?” Reino dan Lydia bergumam bersamaan. “Sepertinya kembar.” Lagi-lagi Hadi yang menjawab. “Maaf, Lyd. Mama bener-bener gak sengaja. Padahal kau sudah mengatakan hanya ingin satu adik lagi, tapi pada akhirnya jadi dua. Mama khawatir padamu.” Liani makin panik saja. Jujur saja, Lydia sangat syok. Dia tak menyangka akan mendapat dua adik lagi dan ingin protes, tapi mau apa lagi? Sudah terjadi juga dan dia tak bisa menyalahkan sang mama. Liani jelas tidak bisa mengontrol hal seperti itu. “Tidak apa-apa kok, Ma.” Lydia akhirnya berbicara setelah diam cu

  • Ex-Husband After Divorce   Minta Izin

    Setelah menjalani pemeriksaan, rupanya Liani benar-benar hamil. Baru sekitar sebulan, tapi itu membuatnya jadi cemas. Bukan saja cemas ini akan membuatnya kelelahan di hari pernikahan, tapi juga cemas dengan Lydia dan Kenzo. Biar bagaimana, pendapat kedua anaknya itu penting. “Wuah.” Kenzo langsung memekik senang mendengar kabar itu. “Aku akan punya adik? Sungguh?” Liani senang ketika melihat putra bungsunya itu antusias mendengar berita bahagia yang satu itu. Artinya sekarang tinggal Lydia saja. “Asal jangan banyak-banyak. Kalau satu masih bisa kumaklumi.” Pada akhirnya hanya itu yang bisa dikatakan Lydia pada ibunya, walau dengan tampang yang masih tak rela. Desahan napas lega langsung terdengar ketika Liani mendengar kalimat putrinya. Setidaknya kini tak ada lagi yang membebani pikirannya, selain harus segera menutup kandungan setelah melahirkan nanti. “Terima kasih karena mau memberi Mama satu kesempatan lagi,” bisik Liani memeluk lengan putrinya yang terasa makin gemuk.

  • Ex-Husband After Divorce   Mengerjai Hadi

    Lydia menatap Pak Hadi dengan tajam. Ibu hamil itu sudah beberapa menit seperti itu dan membuat Pak Hadi jadi salah tingkah. Bahkan Reino pun jadi agak salah tingkah. “Anu, Mbak. Ada apa saya tiba-tiba dipanggil?” tanya Hadi merasa sudah terlalu lama berdiri di depan kedua bosnya. “Apa kau sudah bosan hidup?” Lydia bertanya dengan nada ketus. “Tentu saja saya masih ingin hidup karena saya akan menikah sebentar lagi,” jawab Hadi tanpa berpikir. “Ya, itu. Kau kan sudah akan menikah, jadi kenapa membuat ibuku hamil di luar nikah?” Lydia menghardik dengan nada yang masih sama kesalnya. “Oh? Apa Liani sudah melakukan tes?” tanya Hadi tanpa merasa bersalah sama sekali. “Tunggu dulu.” Tiba-tiba saja Reino menyela. “Maksudmu Mama Liani hamil?” tanya lelaki itu dengan mata melotot. “Maksudnya kau akan punya adik lagi?” Reino kembali bertanya setelah istrinya mengangguk. “Anak dari Hadi?” Suara Reino makin lama makin membesar. Dia sungguh amat sangat terkejut mendengar berita ya

DMCA.com Protection Status