Beranda / Romansa / Everything Happens For A Reason / 41. Lelaki Yang Tak Bertanggung Jawab 2

Share

41. Lelaki Yang Tak Bertanggung Jawab 2

Penulis: Yourbaescorpio
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

John Lucas Ellis. Lelaki yang dulu pernah sangat kusayangi namun perasaanku berubah seratus delapan puluh derajat ketika John memutuskan untuk pergi meninggalkan aku, Mommy dan Aiden saat umurku masih enam tahun.

John tipikal ayah yang sangat mencintai keluarganya. Ia adalah sosok seorang ayah yang sangat perhatian dan bahkan terlalu memanjakan anak-anaknya. Namun sosok itu hilang tiba-tiba saat ia pamit untuk kerja saat Aiden masih berumur tiga tahun.

Waktu itu aku belum terlalu mengerti dengan permasalahan keluarga, namun secara tidak sengaja aku pernah sempat mendengar pembicaraan telpon Mommy dan John ketika aku tiba-tiba terbangun tengah malam. Sebelumnya aku tidak pernah menaruh curiga dengan kepergian John, aku hanya sering merasa heran jika melihat Mommy menangis terisak di dalam kamarnya.

Namun, betapa terkejutnya aku ketika mendeng

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Everything Happens For A Reason   42. Lelaki Yang Tak Bertanggung Jawab 3

    Bekerja sebagai karyawan di pengeboran minyak, bisa dibilang adalah pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa. Terkadang pekerjaan pekerjaan ini bisa dibilang seperti 'menjemput kematian sendiri', karena sudah pasti para pekerja ini secara tidak langsung sudah menabur benih kematiannya lebih cepat. Namun bagi sebagian orang, ini adalah pekerjaan yang menjanjikan bagi keluarga yang mereka sayangi.Terlihat jelas di video ini semua penderitaan ayahku yang selama ini berjuang demi keluarga yang sangat dicintainya. Seperti dalam pesan yang dikirim Mommy, kilang minyak tersebut mengalami kebakaran yang cukup besar sehingga memakan korban yang cukup banyak. Dan salah satunya adalah ayahku. delapan puluh persen kulit tubuhnya melepuh karena dilalap api ketika hendak mencoba menyelamatkan diri.Aku tak kuasa menahan tangis, aku menangis sejadi-jad

  • Everything Happens For A Reason   43. How To Impress People

    Aku tak mengerti dengan apa yang sedang aku pikirkan sekarang. Jauh didalam lubuk hatiku, aku sangat ingin bertemu dengan ayahku. Aku sangat berharap bisa berada disisinya di saat-saat terakhir di hidupnya.Waktu menunjukan pukul dua lebih sepuluh menit. Aku bahkan tidak menghabiskan waktu istirahatku, hanya duduk merokok saja di belakang cafe sambil berpikir. Andrew dan Janice beberapa kali menanyaiku, namun aku hanya menjawab dengan menggelengkan kepala. Bahkan untuk mengobrol saja aku seperti tidak memiliki gairah."Hey, ini jam kerja! Jangan hanya bengong saja kau! Masih banyak orderan yang harus segera diselesaikan!" bentak Bastian yang tiba-tiba muncul di belakangku.Mood-ku memang sedang hancur, tapi sejauh ini kesabaran

  • Everything Happens For A Reason   44. Latte Art

    Dari sini sudah bisa kupastikan apa yang ada di pikiran Abby. Aku hanya tersenyum simpul melihat kelakuan Bastian yang berusaha membuat Abby terkesan.Setelah selesai memanaskan susu, Bastian menghentak-hentakkan jug yang berisi susu yang panas tadi agar busanya sedikit turun, dengan tujuan supaya menghasilkan latte art yang sempurna, ia bertanya, "kau mau kubuatkan gambar apa, Ab?"Abby menatapku sambil mengernyitkan dahi dengan pandangan aneh kemudian mengangkat alisnya seperti sedang bertanya. Dari belakang punggung Bastian aku memberikan isyarat bibir agar ia menyampaikannya kepada Bastian.'R-O-S-E-

  • Everything Happens For A Reason   45. Firasat

    Rabu, 25 Agustus 2020Aku terbangun dengan mata sembab di atas sofa dengan posisi telungkup. Kudapati diriku tertidur masih memakai seragam lengkap dengan jaket panjang yang kemarin enggan kulepas. Aku tidak mandi, apalagi makan. Nampak dari sini teriknya matahari yang berada sudah hampir ditengah. Untung saja hari ini adalah hari off, jadi aku tak perlu repot-repot lagi diomeli si brengsek Bastian.Sambil masih mencari motivasi untuk bangun dari sofa ini, aku mencoba mencari kacamataku yang entah ku letakkan dimana semalam. Karena malas untuk berdiri, aku hanya merangkak ketika melihat barang yang kucari tadi ternyata berada di atas meja televisi. Aku duduk di depan meja kerjaku dan melihat laptop yang sudah dua hari tidak diisi dayanya. Tanpa men

  • Everything Happens For A Reason   46. If Only I Can Turn Back Time

    Jenazah ayahku tiba pada sore hari tepat pukul tiga sore dan langsung dibawa menuju ke pemakaman. Abby menggandeng tanganku ketika memasuki area pemakaman tersebut, diikuti Damon yang berjalan beriringan disamping kami berdua. Disamping kananku ada Mommy yang berjalan bersama Athena. Di dekat liang lahad sudah berdiri beberapa kerabat kami yang menyambut kedatangan kami dengan tangis dan wajah yang penuh haru.Beberapa pria dengan setelan jas hitam rapi dengan tatanan rambut klimis terlihat sedang berdiri dengan teratur mengelilingi kami. Mereka adalah bawahan ayahku. Dari beberapa pria tersebut, aku mengenali tiga orang yang datang di apartemenku beberapa hari yang lalu. Sambil meletakkan karangan bunga di atas peti, dengan hening kami mendengarkan seorang pendeta yang sedang berkhotbah.Suasana haru makin terasa ketika peti diturun

  • Everything Happens For A Reason   47. Bodoh Amat!

    Keesokan harinya, aku terlambat setengah jam ketika tiba di cafe. Ketika masuk ke dalam, terlihat para karyawan sedang memulai shift dengan sangat tekun dan diawasi oleh Bastian. Walaupun aku terlambat, aku tidak peduli. Aku langsung masuk saja tanpa menghiraukan Bastian yang baru masuk ke dalam ruangan kerjanya. Dengan santainya aku langsung masuk menuju ke ruangan loker hendak menaruh tas."Hey! Kau ini sudah terlambat main masuk saja! Kau sudah absen belum?!" berangnya dengan penuh emosi. "Ini sudah yang kesekian kalinya kau terlambat dalam bulan ini. Sekali lagi kau lakukan, akan kupecat kau! Ingat itu!"Sambil mengikat tali apron, aku menyeringai. Aku sama sekali tidak peduli dengan perkataan orang bodoh itu. Lagipula, perusahaan juga sudah menerima keuntungan dari pemotongan gaji jam terlambatku. Jadi kuanggap itu adil."Syd, kau ini kenapa? Bisa-bisanya kau hanya menyering

  • Everything Happens For A Reason   48. Ada Apa Dengan Athena?

    "Apa katamu? Percaya diri sekali kau beranggapan seperti itu? Virgie tidak akan mungkin mau dengan gembel sepertimu!" ledeknya dengan percaya diri pula."Kalau begitu kita lihat saja siapa yang akan dipilih Virgie. Jangan menyesal telah membuang kata-kata seperti itu padaku, bro," sindirku dengan nada santai walaupun sebenarnya aku memang sedikit emosi mendengar kata 'gembel' tadi.Tanpa menjawab perkataanku, lelaki itu langsung mengakhiri panggilan. Tak ada yang ku khawatirkan sama sekali. Tapi, jujur aku memang jatuh cinta pada wanita yang kelakuannya sedikit aneh itu. Tak apa dia sering menghilang, aku akan selalu menunggunya.Aku pun melanjutkan kegiatanku yang tadi tertunda. Dengan ce

  • Everything Happens For A Reason   49. Ada Apa Dengan Athena 2

    Aku menghampiri Athena dan duduk tepat di sampingnya. Kemudian aku berkata, "jadi, ada apa dengan Athena kali ini? Kau terlihat sangat depresi," sindirku."Sialan kau!" jawabnya."Lalu apa? Kenapa wajahmu muram durja seperti itu?""Sydney! Bisakah kau diam dulu? Aku sedang pusing tau!" rengeknya.Sambil meneguk segelas vodka, aku hanya mengangguk, mengiyakan permintaannya itu. Malam ini Athena terlihat tak biasa. Sepertinya dia ada masalah, karena tak biasanya ia mengajak untuk bertemu. Apalagi hanya denganku."Jadi, bagaimana kabar sahabatku ini? Apa semua sudah baik-baik saja? I mean…," tanyanya."Yeah! Sejauh ini semua sudah baik-baik saja. Harusnya aku yang bertanya padamu!" ujarku sambil menepuk jidat Athena.Suasana yang tadinya

Bab terbaru

  • Everything Happens For A Reason   60. Bukan Saudara Sedarah

    Damon menyeringai mendengar perkataanku tadi. Dengan senyuman sinis ia kemudian menghampiriku dan berkata, "lihat dirimu sekarang? Kau sudah seperti gembel pengecut yang setiap hari kerjanya hanya mabuk-mabukan saja!""Lalu apa hubunganmu dengan itu?""Ya tentu saja ada hubungannya dasar brengsek! Kau adalah sahabatku!" bentak Damon."Aku memang sahabatmu, tapi apa salahnya jika gaya hidupku seperti ini?""Dasar sialan! Tidak sadar juga kau dengan kesalahanmu, ya!"Tanpa ampun Damon terus saja memukuliku. Kami berdua bergulat layaknya seorang lawan yang sedang bertanding memperebutkan piala."Di ma

  • Everything Happens For A Reason   59. SUV Hitam

    Sambil mendengarkan bunyi nada panggilan telpon, sejenak aku sempat menyesali kejadian di bar tadi. Harusnya aku tak memancing amarah si orang kaya sombong itu! Sekarang aku terkapar tak berdaya di atas tanah setengah basah ini. Namun beberapa detik kemudian kutarik kembali penyesalanku itu. Bajingan itu memang menyebalkan, jadi dia pantas menerima akibatnya."Di mana kau!" tanya Damon dengan penuh amarah.Dengan tawa yang melengking, ku jawab pertanyaan Damon tadi. Kataku, "I'm here! Terkapar di atas tanah dan tak berdaya …, hahahaha!""Sydney Lucian Ellis! Ku tanya sekali lagi, di mana kau? Aku tidak sedang bercanda. Kita harus bicara sekarang juga!" bentak Damon dari balik telpon

  • Everything Happens For A Reason   58. Kekacauan Di Finley's

    Kemarahan Omar memuncak ketika ia melihat tanganku mencoba meraih Virgie yang terkena tepisan tangannya. Seketika saja ia langsung menghujamkan kepalan tangannya yang tepat mengenai rahangku.Bukkkk!Badanku terhempas sampai membentur meja yang ada di belakangku. Karena merasa dipermalukan, dengan cepat aku berdiri dan mencoba membalas perbuatan lelaki itu."Bangsat kau!" ujarku dengan sangat murka.Dengan emosi yang menggebu-gebu dan degupan jantung yang terasa begitu cepat, adrenalinku memuncak seketika. Tanpa berpikir panjang, langsung ku serang pria sombong yang sedang berdiri dengan gaya sok dan angkuh itu. Pergulatan pun terjadi. Entah mengapa sekarang aku merasa sangat kuat, entah karena pengaruh minuman atau

  • Everything Happens For A Reason   57. Vodka

    Ini sudah hampir seminggu sejak Athena menghubungiku, namun tak jua ada kabar darinya lagi. Aku sempat menghubungi ibunya lagi dua hari yang lalu, tapi katanya keadaan Athena masih seperti itu, hanya mengurung diri di kamar dan enggan keluar. Hari ini aku berencana untuk datang ke rumahnya, karena jujur saja, aku khawatir dengan keadaan wanita cerewet yang satu itu.Ini masih jam tujuh malam, namun aku sudah mabuk. Rencana awal yang telah disusun dengan sedemikian rupa untuk bertandang ke kediaman Athena pun gagal karena sudah dikuasai minuman yang bisa membuatku berjalan empat kaki sambil berteriak itu. Aku sempat tertidur selama kurang lebih satu jam sebelum terbangun karena jatuh dari sofa. Karena sadar wiski di botolku tinggal sedikit, aku memutuskan untuk ke Finley's saja.Sekitar setengah jam kemudian kudapati diriku tengah dud

  • Everything Happens For A Reason   56. Hidupku Hancur, Syd!

    Hari demi hari kujalani hanya dengan mabuk-mabukan dan tidur. Pekerjaan sampingan sebagai penulis di Thoughtstetic pun ku abaikan. Hidupku terasa tak lagi pada tempatnya. Beberapa hari yang lalu, Mommy sempat menelpon untuk mengajakku pulang, namun tak ku hiraukan. Walaupun terasa seperti orang yang sedang kehilangan arah, aku masih ingin di sini, di kota ini.Aku menutup diri dari dunia luar dan sahabat-sahabatku, tak jua Abby. Ia selalu mencoba untuk menghubungiku, namun aku memang sedang tidak ingin bicara dengan siapapun. Setiap malam ku habiskan uangku hanya untuk memenuhi hasrat untuk kesenangan sesaat. Tiada hari kulewati tanpa kesadaran. Aku benar-benar kacau dan tak tahu lagi kemana arah dan tujuan hidupku.Siang itu cuaca terasa dingin menusuk sampai ke tulang. Tapi setidaknya aku punya penangkal yang ampuh. Aku tersadar ke

  • Everything Happens For A Reason   55. Farewell

    Gubrak!Tubuh Bastian terhempas ke lantai ketika bertemu dengan kepalan tinjuku. Aku tak bisa lagi menahan emosi yang sedari tadi sudah menguasaiku. Bagaimana bisa kau menjadi seorang manajer, tapi cara bicaramu terkesan sangat merendahkan?"Bangsat kau!" erang Bastian yang sedang berusaha berdiri sambil memegang sudut bibirnya yang terlihat mengeluarkan bercak darah.Tiba-tiba dari pintu depan terdengar suara Alice yang terburu-buru masuk dan langsung menahan Bastian. Ia berkata, "kenapa masih pagi-pagi begini kalian berkelahi?"Andrew pun tak mau ketinggalan, kini ia dan Alice sedang berusaha menahan tubuh Bastian yang memang jauh lebih besar dari tubuhku.

  • Everything Happens For A Reason   54. Kau Pikir Kau Siapa?

    Dari atas sini terlihat Virgie yang sedang menuruni tangga menghampiri Omar yang sedang menunggu sambil bersandar di mobilnya. Omar pun menyambut Virgie dengan ciuman mesra di keningnya. Mereka terlihat sangat bahagia. Aku hanya bisa menahan rasa cemburu yang begitu besar ketika melihat adegan yang sudah seperti di film drama romantis itu.Aku mencoba menepis rasa yang mulai menyeruak dari dalam diriku. Ingin rasanya aku turun ke bawah dan memukul lelaki yang kini sedang membukakan pintu untuk wanita yang kusayangi, Virgie Petterson. Dan untuk pertama kalinya, aku marah dengan apa yang dilakukannya padaku. Tanpa kusadari, air mata mulai menggenang di pelupuk mata. Ingin sekali ku berteriak sekuat mungkin dan menumpahkan rasa kecewa yang kini terpatri dalam lubuk hatiku.*****

  • Everything Happens For A Reason   53. Materialistis

    "Maksudku? Sempat-sempatnya kau masih bertanya apa maksudku? Apa kau tidak sadar? Alasan selama ini aku sering menghilang karena semata-mata aku tidak pernah yakin denganmu!" pekik Virgie dengan sangat lantang. "Selama kita dekat, apa kau pernah memberikanku sesuatu? Apa kau pernah mengajakku ke sesuatu tempat? Pernah?""Aku sungguh tidak mengerti maksudmu, Vi!""Aahh! Alasan saja kau! Kau saja yang memang tidak pernah peka denganku! Apa kau tahu selama ini aku capek? Aku capek bekerja, aku capek harus mencari nafkah untuk diriku sendiri! Aku ingin ada seseorang yang bisa melengkapiku, Syd!""Melengkapimu dengan uang? Begitu kan maksudmu? Hahaha!" jawabku sambil terkekeh."Bu-bukan begitu maksudku, sayang…,"

  • Everything Happens For A Reason   52. New Fact

    Siang ini cuaca terasa begitu panas. Aku baru kembali dari supermarket membeli bahan makanan untuk dimasak. Ditengah perjalanan Abby menghubungiku namun tak ku hiraukan. Aku pun melanjutkan perjalanan pulang dengan berjalan kaki, karena memang letak dari supermarket hanya dua blok dari apartemenku. Aku memacu langkahku lebih cepat agar bisa lebih cepat pula sampai di apartemen. Kunaiki anak tangga dengan cepat, satu langkah untuk dua anak tangga. Ketika tiba di dekat pintu kamarku, terdengar suara Virgie yang sedang berseru tidak jelas.Karena rasa penasaran yang begitu besar, aku belum langsung masuk ke dalam. Pelan-pelan ku hampiri pintu kamarku bermaksud untuk menguping pembicaraan Virgie. Sayup-sayup terdengar suara Virgie, sepertinya ia sedang berbicara ditelpon dengan seseorang. Ku coba menempelkan telinga ke daun pintu agar bisa mendengar lebih jelas. Ternyata mereka sedang berdebat. K

DMCA.com Protection Status