Home / Fantasi / Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia / Chapter 9 - Kemelut di KM50

Share

Chapter 9 - Kemelut di KM50

Author: Rytíř
last update Last Updated: 2021-10-24 21:28:32

Mansa mulai sadar mobil yang membawanya pergi sudah lewat dari Polsek kecamatan di mana seharusnya menjadi tujuan mereka. Namun mobil tersebut masih tetap melaju sementara Mansa masih bersikap tenang seakan tak menyadari apa-apa.

Terlihat salah seorang dari pria berjas hitam yang duduk di sebelah kirinya mulai mengeluarkan rokok dan mencoba menyalakannya. Hal tersebut membuat pria yang satunya lagi yang sedang duduk di depan di sebelah Pak Handoko yang menyetir mobil menjadi rewel.

“Sudah kubilang jangan merokok di dalam mobil, Ded!!!” bentaknya mengingatkan rekannya yang sedang mencoba menyalakan rokok.

Pria tersebut terlihat cuek dan akhirnya rokok itu pun berhasil dibakarnya. Dihisapnya rokok begitu dalam. Terlihat sepertinya dia begitu lega akhirnya bisa merokok, sesuatu yang sudah beberapa jam dia tahan.

Begitu nikmat dihisapnya rokok itu dalam dan begitu dia menghembuskannya, asap rokok mengepul memenuhi ruangan di

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 10 - Langit Merah di Perbatasan Kota

    Dalam kekalutan, tiba-tiba Mansa mampu memutus ikatan tali rifet yang mengikat kedua tangannya secara paksa. Ketika lepas, satu tangannya tak sengaja terpental ke samping. Satu pria di sebelah kanannya terkena tepat di bagian pelipis dan kepalanya terdorong keras hingga membuatnya pingsan tak sadarkan diri. Mansa semakin kehilangan kontrol dan membuat pria di sebelah kiri yang sedari tadi menertawakannya mulai khawatir. Pria itu masih berusaha keras menahan sapu tangan tersebut berharap Mansa segera pingsan oleh gas cloroform yang ada di sapu tangan tersebut. Mansa menggigit sapu tangan itu sementara tangan kirinya berusaha mencekik leher pria tersebut secara brutal. Pak Handoko yang sedari awal fokus menyetir mobil mulai ikutan panik dengan kemelut di dalam mobil tersebut. “Hei, apa kau tak bisa mengendalikan seorang bocah SMP?!” teriak Handoko sambil sesekali menoleh ke belakang. “Yusron, apa kau baik-baik saja...

    Last Updated : 2021-10-24
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 11 - Mike

    Malam itu, tak berapa lama sehabis menghantarkan Mansa pulang setelah peristiwa kecelakaan mobil, pikiran Mike langsung disibukkan oleh berbagai hal. Dia sesegera mungkin berusaha menggali informasi lebih jauh sebelum kecelakaan tersebut menjadi konsumsi publik. Setelah merasa cukup dekat dengan tujuannya, Mike memarkir SUV nya di bawah sebuah pohon besar dan berniat untuk meneruskannya dengan berjalan kaki. Di sebuah lampu jalan Mike sempat terpikir dengan penampilannya yang mungkin akan mengundang kecurigaan orang lain. Setelah melepas kaca mata dan menyesuaikan kondisi matanya, Mike melonggarkan dasi dan melepas kancing jas hitamnya agar terlihat lebih santai sebelum mendekati sebuah toko kelontong. Dengan sikap santainya yang alamiah seperti biasa, Mike datang menyapa pemilik toko kelontong. “Malam, Pak!” sapanya. “Waah, masih sibuk saja tokonya di jam segini ya?” tanya Mike sekadar basa-basi. “Ooh, iya lumayan,” jawab penjaga toko itu. “Biasa, anak-anak muda dekat sini masih

    Last Updated : 2021-11-03
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 12 - Gigitan Nyamuk

    Merasa cukup, Mike langsung memeriksa nomor telepon dari akun Any dan mencatatnya. Setelah itu dia uninstall kembali aplikasi emulator yang baru saja dipasangnya di komputer Handoko dan segera men-shutdown komputer tersebut begitu proses uninstal selesai. Tak lupa juga dia menghapus folder instalasi aplikasi tersebut untuk menghilangkan jejak. Setelah itu, Mike segera melakukan panggilan sambil bergegas menuju pintu keluar. “Agus, aku baru saja mengirimkan sebuah nomor.” “Tolong periksa, dan segera kabari aku jika kamu memperoleh sesuatu” Secara diam-diam Mike melompati pagar dan apesnya dia tak sengaja membuat pagar besi tersebut sedikit bergetar dan menyebabkan bunyi yang cukup gaduh. Tanpa berpikir lama-lama, dengan berlagak seperti orang yang sedikit panik Mike setengah barlari menghampiri toko kelontong tadi. “Pak, maaf!” seru Mike. “Bapak tahu keluarga Pak Handoko yang bisa dihubungi?”

    Last Updated : 2021-11-04
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 13 - Motif

    Sesampainya di tempat penginapan, Mike langsung mengejar tempat tidur. Mike langsung tertidur pulas dengan sepatu yang masih terpasang. Sudah dua hari dia belum tidur. Esok harinya menjelang sore, Mike terbangun oleh suara mesin faximili di ruang sebelah. Tanpa cuci muka, Mike menghampiri faximili yang kebetulan telah selesai mencetak beberapa lembar artikel. Diambilnya kertas-kertas tersebut, dan di tempat itu juga Mike langsung melakukan peregangan. Sekarang dia duduk dengan posisi kaki merentang nyaris 180° sambil membaca-baca artikel yang baru saja diterimanya tersebut secara sekilas. “Sepertinya dugaanku tak terlalu jauh meleset,” gumamnya saat membaca artikel tersebut. Sebelumnya dia sudah mencoba memperkirakan apa maksud dari pesan Handoko serta balasan dari orang dengan nama akun “Any” sebelumnya. Sekarang, berkas yang baru saja dterimanya dari Agus seperti memastikan dugaannya. “Handoko mengirim pesan, IndieCaped dan IndieDeted.” “Deted bisa saja singkatan untuk Detected

    Last Updated : 2021-11-04
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 14 - Pria Berkaca Mata Hitam

    > > Beberapa kali terdengar suara samar berusaha menyadarkannya Mansa tak kunjung juga bereaksi terhadap panggilan tersebut. Tubuhnya meronta seperti mencoba berusaha mengendalikan sesuatu. Kembali suara panggian itu terdengar lirih. Pandangan Mansa mulai sedikit terbuka namun yang terlihat olehnya hanya warna merah menutupi segala sudut pandangannya. Mansa ketakutan, panik dan berteriak berharap semua itu hanya mimpi. Tiba-tiba pandangan Mansa kembali gelap. Tak lama, pandangannya kembali diliputi oleh cahaya merah menyala dan kemudian didapati dirinya dikelilingi oleh api bergulung-gulung. Lagi-lagi Mansa kembali berteriak mencoba keluar. Sadar ada pintu dibelakangnya, Mansa mencoba menendang pintu tersebut agar terbuka namun tak kunjung terbuka. Sementara seluruh sudut pandangannya ditutup oleh lahapan api yang membuatnya ketakutan. Nafasnya menjadi sesak, dan tangannya bergerak tak tentu arah karena reaksi panik akan kondisinya. Mansa semakin keta

    Last Updated : 2021-11-05
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 15 - Identity

    Mike sedikit merubah posisi duduknya dan menghadap lurus ke arah Mansa mencoba untuk lebih serius membahas kejadian yang baru saja terjadi menimpa Mansa. “Apa kamu bisa ingat dengan jelas tentang apa yang terjadi?” Untuk sesaat Mansa terdiam mencoba merunutkan urutan kejadian peristiwa itu sejauh mana dia bisa kembali mereview semuanya. “Aku ingat mereka membuang HPku.” Sedikit ekspresi Mike berubah mendengarnya. Sekarang dia sadar kenapa tiba-tiba sinyal HP Mansa yang mereka lacak waktu itu sempat berhenti di suatu titik. “Ya, kami menemukan HPmu di jalan.”“Tapi sudah hancur, mungkin tergiling mobil.”“Jadi kami biarkan saja.” Setelah mendengar itu, Mansa kembali mencoba mengingat-ingat kejadian setelahnya. Dia bercerita bagaimana orang-orang tersebut berusaha membuatnya pingsan dan seberapa paniknya Mansa berusaha menahan nafas agar tidak menghirup cloroform itu. “Tapi setelah itu, ingatanku agak...” terlihat Mansa mulai kebingungan.“Entahlah, aku hanya ingat tentang cahay

    Last Updated : 2021-11-05
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 16 - Tantangan dan Hambatan

    Terlalu lama beristirahat, Mansa menyadari bahwa tubuhnya menjadi semakin lemah. Dia memutuskan untuk memulihkan level fitnesnya dengan berolahraga. Suatu ketika, dia jadi tertarik untuk menapaki tangga kecil di perbukitan di sepanjang pipa air PLTA yang sudah tak lagi beroperasi. Seperti merasa belum lelah setelah jogging ringan, dia mencoba untuk mendaki tangga tersebut. Ada kepuasan terasa begitu dia sampai di atas. Meski lelah, udara segar terasa begitu nikmat baginya. “Wah.., andai sekarang ada segalas air, mungkin akan lebih nikmat” gumamnya. Dia kembali bergegas turun dan sedikit berlari menuju sebuah kios kecil untuk membeli isotonik. Sengaja dipilihnya yang dingin, pikirnya mungkin akan lebih terasa nikmat jika ia kembali menapaki tangga tersebut dan meminumnya di atas sana. Pada hari-hari berikutnya, Mansa jadi ketagihan dengan rutinitas tersebut. Lama-kelamaan dia jadi tertantang untuk menguji batas kemampuannya. Di minggu pertama, dia berhasil menapaki tangga hingga 5

    Last Updated : 2021-11-06
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 17 - Orang Bunian

    “Eh, Rifdy curang.” “Iya, aku juga lihat kamu sengaja menggeser posisi kelerengmu tadi.” “Mana ada!” seru bocah itu membantah. “Kamu kebanyakan gaya. Kenapa tidak main saja sendirian.” “Ya, mana asyik kalau curang begitu.” “Iya, iya! Awas, sekarang giliranku” Setelah mengabaikan satu orang temannya, bocah-bocah yang lain kembali melanjutkan permainan mereka. Beberapa kali mereka menjentikkan kelereng, membuat mereka terus berpindah ke arah hilir sungai memburu kelereng gundu satu sama lainnya. “Lho?! Rifdy tadi kemana? Apa dia pulang?” “Mana mungkin. Kan kalau pulang harusnya dia jalannya ke sini.” “Rifdy!! Riiifdy!!! Jangan ngambek gitu, keluar lah!!!” “Kemana perginya? Si Rifdy tadi??!” “RiiifDy?!!!” Senja sudah cukup lama bergelantungan di ufuk barat. Mansa sempat terpikir untuk mengajak Mike ikut dengannya, namun Mike belum juga datang. Mansa duduk-duduk di teras seperti tak sabaran menantikan dua orang pemuda penjaga keramba ikan yang sore tadi diajaknya. Perbekalan,

    Last Updated : 2021-11-06

Latest chapter

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 169 - Tak Ada Habisnya

    Dia pun menjawab panggilan itu dengan raut wajah yang nampak tegang. “Tumben, ada perlu apa Pak Jenderal menelepon saya?” tanyanya berlagak bersikap tenang. << Mike, apa kau ada hubungannya dengan kejadian di Majalengka? >> Pertanyaan yang to do point itu sukses membuat Mike terdiam. [ Aku tak tahu apa motifmu, tapi apa yang telah kau perbuat ini benar-benar serius. Kau akan membuat negera ini kacau ] “Apa maksud Bapak berbicara seperti itu?” tanya Mike dengan ekspresi wajah yang semakin suram dengan wajah yang mulai pucat. Bagaimana dia tidak pucat, tiba-tiba saja seorang jenderal meneleponnya dan sekonyong-konyong bicara soal keamanan negara. [ Aku tak tahu apakah kau sudah menyadarinya atau belum.

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 168 - Dan Semuanya Usai

    Mike masih diam saja, tak menanggapi pertanyaan kedua pria asing itu. Namun Mike cukup sadar bahwa pria berkaca mata itu tak begitu memerlukan jawaban darinya. Dari reaksinya, jelas terlihat kalau dia sudah bisa membacanya sejauh itu.“Aku cukup mengerti jika kau memilih diam soal ini, karena dia adalah orang yang paling dicari saat ini,” lanjut pria berkaca mata itu.“Aku tak tahu apakah ini juga ada hubungannya denganmu, tapi dari informasi yang kami dapatkan, dalam waktu dekat mereka akan kembali melakukan pergerakan di Eropa. Awalnya aku tak begitu mengerti karena dari kabar, katanya mereka akan berburu serigala di sana,” jelasnya.Mendengar cerita itu, reaksi Mike nampak berubah dan pria itu menangkap perubahan itu dengan cermat.Laki-laki itu nampak tersenyum karena deduksinya seperti mencapai titik temunya.&nb

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 167 - Oh!

    Sementara itu, di halaman rumah terdengar suara Acil dan ‘Aini. Mereka nampak kebingungan sekaligus ngeri dengan kondisi di tempat itu.“Apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini?” gumam Acil, menutupi mulutnya seperti sedang berusaha menahan diri agar tidak muntah.Wajah mereka nampak pucat. Mereka pun semakin tercengang begitu berdiri di pintu masuk rumah. Pada detik itu, Acil tak lagi kuasa menahan diri dan memuntahkan semua isi perutnya. Sementara ‘Aini masih nampak berdiri melongo di pintu masuk itu.Hingga tiba-tiba Mike sadar dan bangkit. Tanpa sepenuhnya sadar dengan kondisinya, dia membiarkan kain itu terlepas dari badannya.“Hey, Mike!” seru Mansa kaget, berusaha mengingatkan.Namun ‘Aini sudah terlanjur melihatnya. Dia berteriak dan sesaat kemudian pingsan, kaget karena ti

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 166 - Di Bawah Terang Bulan

    Suara burung gagak itu menarik perhatian dua orang asing yang masih sibuk di perkarangan halaman. Mereka menyaksikan burung gagak berapi itu terus terbang menuju sedikit celah di bagian puncak dari kelopak bunga raksasa yang tidak sepenuhnya menutup itu.“Did you see that, mate?” tanya pria yang berkaca mata.“Apa mungkin itu Ki Bejo? Aku tak menyangka kalau dia juga chimera, tapi bentuk apa itu? Burung Phoenix?” balas pria yang berambut afro itu dengan berbahasa inggris.“Dasar bodoh, mana ada chimera model phoenix,” balas temannya.“Tapi entahlah, aku juga tak tahu apa itu. Sebaiknya kita coba periksa ke dalam,” seru pria berkaca mata itu, bergegas berlari ke dalam rumah.Begitu mereka masuk ke dalam rumah, ruangan tengah itu sudah begitu sesak oleh

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 165 - Amanah Atas Dua Dunia

    Ki Bejo nampak menoleh ke sana ke mari, mencari di mana kerisnya berada. Dia tak tahu bahwa pria itu sebelumnya telah menendang keris itu dan saat ini berada di bawah kulkas tak jauh dari tempatnya bersimpuh. Namun entah bagaimana, Ki Bejo seperti menyadari keberadaan keris itu. Dia pun mulai meraba-raba ke bawah kulkas itu, berusaha meraihnya dengan jari-jarinya. Pria itu menyeret kaki Mansa ketika dia hendak menghampiri Ki Bejo di bagian dapur. Musa langsung datang mencoba menolongnya. Namun pria itu hanya berteriak, melepaskan tekanan energi yang cukup besar. Tekanan energi yang dilepaskannya itu mendorong Musa cukup jauh dan membuat sebagian besar tubuhnya terurai. Setelah itu pria tersebut kembali berjalan menghampiri Ki Bejo. Begitu sampai, diapun menginjak tangannya hingga patah. “Sayang sekali, sepertinya tanganmu tak bisa menjangkau keris itu,” ujarnya nampak menatap d

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 164 - Mansa Dan Ksatria Gagak

    Mansa yang mulai menyadari keunikan tubuh dari pria misterius itu langsung menyerangnya dari belakang dengan tenaga espernya. Serangan itu mengenai bahunya, dan membuat bagian itu pecah seperti kembali ke bentuk api.Pria itu memang nampak kesakitan, namun dia segera menyerang Mike yang ada di dekatnya dan mengabaikan Mansa. Tubuhnya kembali memadat, dan mulai menghantam Mike ke lantai.Mulut Mike yang sudah seperti kepala serigala itu menganga seperti mencoba menerkam pria itu. Namun dia langsung memukul kepalanya begitu brutal.Sementara itu, Mansa diam saja melihat Mike menjadi bulan-bulanan. Ternyata serangan yang terakhir itu telah menguras staminanya. Meski dia masih bisa berdiri dan pandangannya belum benar-benar kabur, namun dia sudah mulai kesulitan mengumpulkan aura espernya.“Diam kau!” ujar pria itu terus memukuli mulut Mike yang terus saja meronta.

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 163 - Mike Vs Mantir

    Meskipun terlihat saling mengenal, tak nampak bahwa kedua orang tersebut memiliki hubungan yang baik. Ki Bejo sendiri meski sedang mengintimidasi pria yang dipanggilnya Mantir itu, dia sendiri nampak ragu dengannya.Kedua orang itu nampak saling waspada satu sama lainnya. Hanya ketika pria misterius itu sudah merasa cukup memperhatikan kondisi Ki Bejo, dia pun nampak bersikap tenang.“Apa yang bisa kau lakukan dengan kondisimu saat ini?” tanya pria itu mulai bersikap santai.Lantas pria itu bergerak sesaat, dan tiba-tiba Ki Bejo langsung menyabetkan keris yang dipegangnya. Ternyata memang benar, dalam sekejap pria itu sudah mendekati Ki Bejo dan saat ini tangannya terkena sabetan keris dari Ki Bejo.Pria itu langsung kembali mundur, memegangi lengannya yang terkena sabetan keris. Tangannya yang terkena sabetan keris itu seperti terbakar dan berubah seperti ongg

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 162 - Ki Bejo dan Mantir

    Mike kembali berdiri, melepaskan satu pukulan Oizuki dari jarak jauh. Pria misterius itu hanya sedikit memiringkan tubuhnya. Dengan mudah dia menghindari serangan tersebut. Namun saat itu Mike langsung bergerak ke arahnya. Dia sudah bergitu dekat, siap menyerang dengan kedua lengan dan kuku-kuku tajamnya. Braakk!!! Tiba-tiba pria misterius itu menghempaskan satu bangku kayu ke tubuh Mike. Mike pun dibanting ke salah satu dinding dapur dan lansung tergeletak di lantai. Pria misterius itu hendak membantingkan bangku kayu di tangannya itu ke arah Mike. Namun bangku kayu itu langsung hancur berantakan sebelum dia berhasil melakukannya. Pria misterius itu menoleh ke arah Mansa. Salah satu alis matanya naik, memperhatikan Mansa dalam postur tubuh Oizukinya. Namun secara tiba-tiba Mansa kembali melancarkan serangan cepat ke arahnya. Se

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 161 - Munculnya Ksatria Gagak

    “Jadi benar kalian adalah orang-orangnya Belial yang dari Amerika itu?” tanya Mike.“Maaf saja, tapi dua orang yang sedang kalian cari sudah tewas, dan kalian pun akan bernasib sama jika mengganggu kami,” lanjutnya mengancam.Ekspresi laki-laki berambut afro itu sedikit berubah mendengar kata-kata dari Mike.“Dari caramu berbicara, sepertinya aku bisa menebak siapa yang membunuh mereka. Tapi soal anak buah Belial, sepertinya kau salah paham dan itu cukup bisa aku pahami,” balas laki-laki itu.Namun dedemit baru terus bermunculan, baik itu dari dalam rumah maupun dari tanah. Mereka pun tak punya waktu untuk meluruskan kesalahpahaman mereka.“Nanti saja kita bicarakan, yang jelas kita harus cari jalan keluar dari tempat ini,” ujar laki-laki berambut afro itu.

DMCA.com Protection Status