Share

Chapter 73 - Partner

Penulis: Rytíř
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-04 19:31:54

Baru saja Mansa berusaha untuk berdiri, preman itu sudah datang sedikit melompat hendak menghujamkan lututnya ke wajah Mansa yang masih setengah membungkuk berusaha bangkit.

Mansa terkejut namun masih bisa menahan lutut orang tersebut dengan kedua tangannya. Tapi dia tetap terdorong dan punggungnya terhempas pada pancang kayu dan membuat kayu tersebut patah. Mansa kembali jatuh tergeletak di tanah.

Mansa sudah tidak lagi dalam posisi untuk berhitung-hitung menahan diri menghemat tenaga. Salah-salah, bisa-bisa dia yang habis duluan oleh preman yang satu itu.

Preman itu menendang dan menghujamkan kakinya ke perut Mansa dan kembali membuatnya terdorong di atas tanah. Preman itu mencoba manarik punggung Mansa bermaksud memaksanya berdiri.

Ketika kaki Mansa sudah mantap berdiri, dari posisi tubuh yang masih membungkuk itu, si preman tidak sadar Mansa melayangkan satu pukulan kanan dari bawah ke arah dagunya. Dia baru terkejut ketika kepalan tangan Mansa su

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 74 - Tak Lagi Sendiri

    Salah seorang preman menendang pelan satu rekannya yang saat ini sedang tergeletak di tanah.“Hey, apa yang terjadi denganmu?” teriaknya.Tapi preman itu sama sekali tidak sadarkan diri.“Apa yang dilakukan bocah itu?”“Entah, aku sama sekali tidak melihat dia melakukan apa-apa.”“Hey, bangunlah” teriaknya lagi mencoba menyadarkan rekannya itu dengan sepakan kakinya.Setidaknya reaksi bingung preman itu memberi Mansa sedikit waktu untuk mengambil nafas dan menenangkan diri untuk beristirahat sejenak.Meskipun tidak harus menyerang balik, sekadar menghindari serangan preman itu tetap saja sudah menguras tenaganya. Bahkan sesaat yang lalu dia sudah mulai kesulitan untuk tetap waspada dan menghindari semuanya.“Hey Musa, sepertinya aku tidak bisa berlama-lama menahan mereka.”<< Lalu bagaimana sekarang? Aku hanya bisa berusaha sebisaku >>Di teng

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-05
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 75 - Bagaimana Bisa?

    Masih dalam keadaan tergeletak di tanah itu Mansa nampak memeriksa kantong celana dan juga kemeja serta jaketnya. Sepertinya dia sedang mencari sesuatu. “Ah sial,” gumamnya lirih “Sepertinya aku meninggalkan HP di ruang kerja.” << Bagaimana bisa? >> “Biarkan aku tidur dulu,” serunya sembari menutup wajah dengan lengan kanannya. Sementara itu langit yang beberapa saat sebelumnya sudah mulai gelap sekarang menangis meski enggan. Arif dan Basri hanya menengadah ke langit seakan pasrah membiarkan tetesan gerimis itu membasuh wajah mereka dari darah bercampur kotoran debu yang mengering. Belum sampai tanah di tempat itu basah, Mansa benar-benar sudah tertidur. Basri sedikit tersenyum melihat ketidakpedulian Mansa yang terlelap begitu damai. Diapun berdiri dan nampaknya dia sudah cukup kuat untuk bisa membantu Mansa ikut berdiri. Dia langsung menggendongnya di punggung. Mereka semua akhirnya meninggalkan semua preman itu

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-05
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 76 - Bermain Dengan Persepsi

    Ada sekitar sepuluh menit Mike di panorama tersebut memeriksa preman-preman yang sedang tergeletak di sana. Tak seorangpun yang memiliki kartu identitas. Tentu tidak juga terlalu mengherankan mengingat mereka hanya preman dengan kehidupan yang tak jelas. Bahkan kebanyakan mereka sama sekali tidak memiliki dompet di saku celananya. Mike berdiri melihat sekeliling. Tahu sudah tidak ada lagi yang bisa didapatkannya, diapun langsung kembali turun ke kaki bukit. Dari kejauhan Mike melihat dua orang seperti berlari menghampiri sekelompok anak jalanan tadi. Mereka adalah Leni dan seorang temannya yang lain. Nampak Leni langsung menangis begitu dia sampai di dekat Basri. “Maaf, aku tidak bisa membawa kembali ukulelenya,” terang Basri pada Leni. Leni hanya menggeleng berusaha untuk tidak lagi mempedulikan ukulele tersebut. Saat ini dia hanya mengkhawatirkan keselamatan mereka. Sesaat kemudian Leni melihat Mansa yang masih terbaring di pin

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-06
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 77 - Kendali Diri Dan Lingkungan

    Meski Mike tidak memiliki tubuh yang terlalu besar dan kekar, nampak cukup mudah baginya mengangkat Mansa menuju kamarnya. Enteng saja baginya, bahkan beberapa kali dia diam berdiri cukup lama meladeni ibu Mansa berbicara. Setelah sampai di kamarpun, Mansa masih belum terjaga. Mike tahu tubuhnya hanya memaksa dirinya beristirahat secara insting karena kelelahan, mirip seperti yang terjadi dengan kejadian penculikan dulu. Mike segera pergi meninggalkan ruangan tersebut karena ada hal penting yang harus diselesaikannya bersama Agus. “Bu, tolong bilang ke Mansa untuk tidak perlu ke toko dalam seminggu ini.” “Kamu sudah ingin pergi saja?” “Tidak makan dulu?” tanya ibu Mansa menawarkan. “Apa ada masalah lagi?” Mike mengeluarkan kantong plastik berisi sisa-sisa narkoba yang ditemukannya sore tadi di atas Bukit Gado-gado milik preman yang sudah tewas karena overdosis tersebut.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-06
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 78 - Bocah Yang Cerewet

    Ada yang bilang hujan selalu bisa membuat orang bernostalgia. Ada juga ilmuan yang berpendapat kemunculan nuansa nostalgia di saat hujan adalah cara tubuh secara alami untuk menahan tekanan ketika cuaca buruk. Kesan nostalgia itu selalu mampu menarik kembali memori indah yang melankolis, ada juga kenangan akan kesedihan, atau mengingatkan seseorang akan perasaan damai bagi orang-orang yang biasa bersahabat dengan dirinya sendiri. Bagi Mansa, dia hampir tidak memiliki kenangan akan hubungannya dengan orang lain. Selama ini hubungannya terbatas dalam lingkungan yang sempit, lebih seringnya menyendiri. Tak banyak hal-hal melankolis di kehidupan masa lalu untuk dikenang. Tak juga ada kesedihan mendalam yang bisa diingatnya. Namun tetap saja hujan mampu menghadirkan perasaan nostalgia dalam dirinya, nostalgia akan hubungan harmonisnya dengan alam yang untuk beberapa hari mulai jarang dikunjunginya. Akhir-akhir ini, dia lebih banyak terikat dengan orang lain serta dengan segala ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-07
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 79 - Penguasa Malam Kota Padang

    Sejak kondisi Taplau tak lagi seindah dulu karena banyaknya sisa reruntuhan yang tak terurus, kawasan yang dulunya jadi objek wisata pantai kota Padang itu sekarang sudah tak lagi seramai dulu. Terutama ketika malam, daerah ini tak ubahnya seperti kawasan sakral bagi para petualang uji nyali ataupun para bloger dan konten kreator bertema horor. Meski sepi, tapi daerah ini selalu ada pengunjung.“Eh, aku mau mampir mau beli sesuatu dulu ya,” kata seorang pemuda pada pacaranya.“Beli apa?” tanya si cewek.“Cuma minuman,” ujarnya sebelum pergi meninggalkan si cewek di atas motor.Beberapa menit kemudian, si cewe turun dari motornya menyusul sang pacar bermaksud untuk minta dibelikan jajanan. Tapi ketika dia tiba di pintu mini market, si cewek tak sengaja melihat cowoknya malu-malu mengambil sebungkus karet kontrasepsi di dekat kasir dan kemudian membayar semua belanjaannya.“Jangan ngarep deh,” seru si c

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-07
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 80 - Kehangatan Di Tengah Hutan

    Mike mengangguk membenarkan kekhawatiran Agus karena dia sendiri juga sudah cukup memikirkan hal itu. Sesaat mike terdiam mencoba mempertimbangkannya lebih jauh. “Tetap saja kita tidak bisa gegabah, Gus.” “Masalah seperti ini, sebisa mungkin kita harus langsung bisa mencabut akarnya sekali tarik. Kalau kita tidak sabaran, kemudian bergerak dan gagal, setelahnya akan semakin sulit. Aku tidak ingin mengambil resiko datang ke sana, jika ujung-ujungnya yang kita dapatkan cuma ikan terinya saja.” “Jangan lupa kita masih memiliki masalah yang lebih penting terkait Mansa,” tutupnya sembari menepuk bahu Agus sebelum beranjak pergi meninggalkan balkon tersebut. Setelah beberapa saat berkendara dengan mobilnya, Mike singgah sebentar di Pattimura. Tempat ini jadi salah satu tempat mang

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-08
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 81 - Perhatian Sang Nocturnal

    Karena segala masalah yang menghampirinya selama ini, perhatian Mansa soal rencana kuliahnya jadi sedikit teralihkan. Kalau Rudy tak membahas soal kelulusan seleksi yang diikuti Mansa, mungkin Mansapun tak akan terpikirkan soal itu. “Dengar-dengar, Bang Rudy dan Bang Anjang kuliah di tempat yang sama ya?” tanya Mansa. “Oh, benar juga. "Kenapa tidak kuliah bareng kami saja?” balas Anjang menawarkan. “Ntar ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-08

Bab terbaru

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 169 - Tak Ada Habisnya

    Dia pun menjawab panggilan itu dengan raut wajah yang nampak tegang. “Tumben, ada perlu apa Pak Jenderal menelepon saya?” tanyanya berlagak bersikap tenang. << Mike, apa kau ada hubungannya dengan kejadian di Majalengka? >> Pertanyaan yang to do point itu sukses membuat Mike terdiam. [ Aku tak tahu apa motifmu, tapi apa yang telah kau perbuat ini benar-benar serius. Kau akan membuat negera ini kacau ] “Apa maksud Bapak berbicara seperti itu?” tanya Mike dengan ekspresi wajah yang semakin suram dengan wajah yang mulai pucat. Bagaimana dia tidak pucat, tiba-tiba saja seorang jenderal meneleponnya dan sekonyong-konyong bicara soal keamanan negara. [ Aku tak tahu apakah kau sudah menyadarinya atau belum.

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 168 - Dan Semuanya Usai

    Mike masih diam saja, tak menanggapi pertanyaan kedua pria asing itu. Namun Mike cukup sadar bahwa pria berkaca mata itu tak begitu memerlukan jawaban darinya. Dari reaksinya, jelas terlihat kalau dia sudah bisa membacanya sejauh itu.“Aku cukup mengerti jika kau memilih diam soal ini, karena dia adalah orang yang paling dicari saat ini,” lanjut pria berkaca mata itu.“Aku tak tahu apakah ini juga ada hubungannya denganmu, tapi dari informasi yang kami dapatkan, dalam waktu dekat mereka akan kembali melakukan pergerakan di Eropa. Awalnya aku tak begitu mengerti karena dari kabar, katanya mereka akan berburu serigala di sana,” jelasnya.Mendengar cerita itu, reaksi Mike nampak berubah dan pria itu menangkap perubahan itu dengan cermat.Laki-laki itu nampak tersenyum karena deduksinya seperti mencapai titik temunya.&nb

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 167 - Oh!

    Sementara itu, di halaman rumah terdengar suara Acil dan ‘Aini. Mereka nampak kebingungan sekaligus ngeri dengan kondisi di tempat itu.“Apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini?” gumam Acil, menutupi mulutnya seperti sedang berusaha menahan diri agar tidak muntah.Wajah mereka nampak pucat. Mereka pun semakin tercengang begitu berdiri di pintu masuk rumah. Pada detik itu, Acil tak lagi kuasa menahan diri dan memuntahkan semua isi perutnya. Sementara ‘Aini masih nampak berdiri melongo di pintu masuk itu.Hingga tiba-tiba Mike sadar dan bangkit. Tanpa sepenuhnya sadar dengan kondisinya, dia membiarkan kain itu terlepas dari badannya.“Hey, Mike!” seru Mansa kaget, berusaha mengingatkan.Namun ‘Aini sudah terlanjur melihatnya. Dia berteriak dan sesaat kemudian pingsan, kaget karena ti

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 166 - Di Bawah Terang Bulan

    Suara burung gagak itu menarik perhatian dua orang asing yang masih sibuk di perkarangan halaman. Mereka menyaksikan burung gagak berapi itu terus terbang menuju sedikit celah di bagian puncak dari kelopak bunga raksasa yang tidak sepenuhnya menutup itu.“Did you see that, mate?” tanya pria yang berkaca mata.“Apa mungkin itu Ki Bejo? Aku tak menyangka kalau dia juga chimera, tapi bentuk apa itu? Burung Phoenix?” balas pria yang berambut afro itu dengan berbahasa inggris.“Dasar bodoh, mana ada chimera model phoenix,” balas temannya.“Tapi entahlah, aku juga tak tahu apa itu. Sebaiknya kita coba periksa ke dalam,” seru pria berkaca mata itu, bergegas berlari ke dalam rumah.Begitu mereka masuk ke dalam rumah, ruangan tengah itu sudah begitu sesak oleh

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 165 - Amanah Atas Dua Dunia

    Ki Bejo nampak menoleh ke sana ke mari, mencari di mana kerisnya berada. Dia tak tahu bahwa pria itu sebelumnya telah menendang keris itu dan saat ini berada di bawah kulkas tak jauh dari tempatnya bersimpuh. Namun entah bagaimana, Ki Bejo seperti menyadari keberadaan keris itu. Dia pun mulai meraba-raba ke bawah kulkas itu, berusaha meraihnya dengan jari-jarinya. Pria itu menyeret kaki Mansa ketika dia hendak menghampiri Ki Bejo di bagian dapur. Musa langsung datang mencoba menolongnya. Namun pria itu hanya berteriak, melepaskan tekanan energi yang cukup besar. Tekanan energi yang dilepaskannya itu mendorong Musa cukup jauh dan membuat sebagian besar tubuhnya terurai. Setelah itu pria tersebut kembali berjalan menghampiri Ki Bejo. Begitu sampai, diapun menginjak tangannya hingga patah. “Sayang sekali, sepertinya tanganmu tak bisa menjangkau keris itu,” ujarnya nampak menatap d

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 164 - Mansa Dan Ksatria Gagak

    Mansa yang mulai menyadari keunikan tubuh dari pria misterius itu langsung menyerangnya dari belakang dengan tenaga espernya. Serangan itu mengenai bahunya, dan membuat bagian itu pecah seperti kembali ke bentuk api.Pria itu memang nampak kesakitan, namun dia segera menyerang Mike yang ada di dekatnya dan mengabaikan Mansa. Tubuhnya kembali memadat, dan mulai menghantam Mike ke lantai.Mulut Mike yang sudah seperti kepala serigala itu menganga seperti mencoba menerkam pria itu. Namun dia langsung memukul kepalanya begitu brutal.Sementara itu, Mansa diam saja melihat Mike menjadi bulan-bulanan. Ternyata serangan yang terakhir itu telah menguras staminanya. Meski dia masih bisa berdiri dan pandangannya belum benar-benar kabur, namun dia sudah mulai kesulitan mengumpulkan aura espernya.“Diam kau!” ujar pria itu terus memukuli mulut Mike yang terus saja meronta.

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 163 - Mike Vs Mantir

    Meskipun terlihat saling mengenal, tak nampak bahwa kedua orang tersebut memiliki hubungan yang baik. Ki Bejo sendiri meski sedang mengintimidasi pria yang dipanggilnya Mantir itu, dia sendiri nampak ragu dengannya.Kedua orang itu nampak saling waspada satu sama lainnya. Hanya ketika pria misterius itu sudah merasa cukup memperhatikan kondisi Ki Bejo, dia pun nampak bersikap tenang.“Apa yang bisa kau lakukan dengan kondisimu saat ini?” tanya pria itu mulai bersikap santai.Lantas pria itu bergerak sesaat, dan tiba-tiba Ki Bejo langsung menyabetkan keris yang dipegangnya. Ternyata memang benar, dalam sekejap pria itu sudah mendekati Ki Bejo dan saat ini tangannya terkena sabetan keris dari Ki Bejo.Pria itu langsung kembali mundur, memegangi lengannya yang terkena sabetan keris. Tangannya yang terkena sabetan keris itu seperti terbakar dan berubah seperti ongg

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 162 - Ki Bejo dan Mantir

    Mike kembali berdiri, melepaskan satu pukulan Oizuki dari jarak jauh. Pria misterius itu hanya sedikit memiringkan tubuhnya. Dengan mudah dia menghindari serangan tersebut. Namun saat itu Mike langsung bergerak ke arahnya. Dia sudah bergitu dekat, siap menyerang dengan kedua lengan dan kuku-kuku tajamnya. Braakk!!! Tiba-tiba pria misterius itu menghempaskan satu bangku kayu ke tubuh Mike. Mike pun dibanting ke salah satu dinding dapur dan lansung tergeletak di lantai. Pria misterius itu hendak membantingkan bangku kayu di tangannya itu ke arah Mike. Namun bangku kayu itu langsung hancur berantakan sebelum dia berhasil melakukannya. Pria misterius itu menoleh ke arah Mansa. Salah satu alis matanya naik, memperhatikan Mansa dalam postur tubuh Oizukinya. Namun secara tiba-tiba Mansa kembali melancarkan serangan cepat ke arahnya. Se

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 161 - Munculnya Ksatria Gagak

    “Jadi benar kalian adalah orang-orangnya Belial yang dari Amerika itu?” tanya Mike.“Maaf saja, tapi dua orang yang sedang kalian cari sudah tewas, dan kalian pun akan bernasib sama jika mengganggu kami,” lanjutnya mengancam.Ekspresi laki-laki berambut afro itu sedikit berubah mendengar kata-kata dari Mike.“Dari caramu berbicara, sepertinya aku bisa menebak siapa yang membunuh mereka. Tapi soal anak buah Belial, sepertinya kau salah paham dan itu cukup bisa aku pahami,” balas laki-laki itu.Namun dedemit baru terus bermunculan, baik itu dari dalam rumah maupun dari tanah. Mereka pun tak punya waktu untuk meluruskan kesalahpahaman mereka.“Nanti saja kita bicarakan, yang jelas kita harus cari jalan keluar dari tempat ini,” ujar laki-laki berambut afro itu.

DMCA.com Protection Status