Setiap orang yang mendengar raungan itu segera terdiam dan tidak ada satupun dari mereka yang bergerak dari posisinya. Raungan itu begitu menggelegar dan menarik seluruh perhatian. Tidak ada yang tahu dari mana datangnya raungan itu dan makhluk macam apa yang mampu mengeluarkan raungan semegah itu. Hampir semua pemimpin faksi mencengkeram senjatanya.
Barata merasa tidak nyaman setelah mendengar raungan itu. Seluruh rencananya kacau balau, meski sebagian telah berhasil dan berjalan sesuai dengan apa yang dia harapkan. Namun, seperti seharusnya, manusia hanya berencana sedang langit yang menentukan. Perubahan ini tidak dia harapkan, tapi terjadi dan membuat dia harus mengubah rencananya semula. Mereka seharusnya hanya perlu memanen hasil dari pertarungan yang terjadi bukannya ikut serta di dalamnya dan mengubah situasinya.
Sayangnya, apa yang dia harapkan telah berhasil tapi juga berubah. Barata benar-benar dibuat kesal olehnya. Namun, dia tidak merasa perlu untuk menggu
Beberapa kali dia mencoba untuk membunuh monster itu dengan serangan beruntun menggunakan bola api. Namun, setiap serangannya hanya menggoresnya tanpa membuatnya kehilangan nyawanya. Barata tahu bila monster itu akan memiliki daya tahan dan kekuatan yang besar, hal itu terlihat jelas dari tubuh dan perawakannya. Barata tidak mungkin tidak merasa kesal saat mengetahuinya. Keadaan di medan perang sudah memburuk, dan kehadiran makhluk ini hanya menambah situasi menjadi lebih buruk lagi.“Selain kekuatan dan daya tahannya yang luar biasa kuatnya. Makhluk ini juga memiliki kemampuan yang tidak biasa, terutama raungannya itu. Jika aku tidak berhati-hati dalam menyerang atau bertahan darinya, pastinya aku akan terluka,” ucap Barata saat dia Gurajan yang menghentakkan kakinya beberapa kali dan menggetarkan tanah yang tak bergerak.Saat dia mencoba untuk menggunakan Teknik {Sabit Api}. Barata menghindari serangan makhluk itu dan melompat ke samping. Dia melihat sebu
Barata memuntahkan darah setelah menahan serangan Gurajan di waktu dia melepaskan sebuah serangan ke arahnya. Dia tidak mengerti mengapa Gurajan akan sedemikian tangguhnya. Serangan beruntun yang dia lepaskan sama sekali tidak lemah, bahkan cukup kuat untuk menghabisi para Kontraktor di tempat itu. Barata merasa jika monster di depannya ini tidak seharusnya ada di dunia. Kekuatannya tidak dapat diprediksi.Saat Barata merasa jika dia telah berhasil mengalahkannya. Dia melihat monster itu mengeluarkan raungan lain dan Kristal yang ada di dahinya bersinar dengan sangat terangnya. Barata menyaksikan bagaimana monster itu bergetar dan darah dari setiap luka di tubuhnya melesat keluar, tapi tidak meninggalkan tubuhnya melainkan tetap berada di tubuhnya dan melekat bagaikan lem.Tatkala hal itu terjadi, Kristal di dahi monster itu bersinar dengan sangat terang sampai pada satu titik dimana darah menutupi seluruh tubuh Gurajan. Waktu darah menutupi seluruh tubuhnya, Kristal m
Langit biru yang begitu tenang menjadi sebuah pemandangan yang begitu menyegarkan mata. Sayangnya pemandangan semacam itu hanya Barata lihat ketika dia terbaring dan terluka. Darah segar menetes dari mulutnya dan dia tampak sangat pucat seolah berada di ambang kematian. Namun, ada banyak energi yang masuk ke dalam tubuhnya. Dia memang mendapatkan tambahan energi tapi dia lantas membaik hanya karena itu.Barata tidak tahu apa yang terjadi pada perang yang tengah mereka lakukan saat ini. Seluruh tubuhnya terasa mati rasa, tapi energy yang masuk ke dalam tubuhnya masih bisa dia rasakan. Kontras ini memang membingungkan, tapi hal itu benar-benar terjadi. Dia sendiri merasa jika keadaannya mulai membaik meski hal itu sungguh tidak bisa diandalkan. Kecepatan pemulihan dirinya memang meningkat tapi tidak terlalu cepat.Hanya saja, semua itu masih baik, jadi dia sama sekali tidak merasa buruk. Tentu saja, ada hal yang membuat dia menjadi was-was, apalagi kalau bukan situasi pe
Pemulihan diri Barata cukuplah cepat. Setelah dia beristirahat dan mendapatkan sebuah pemahamn baru tentang Energi Kehidupan. Dia mulai mempraktekkannya, dia mengedarkan Energi Kehidupannya ke seluruh tubuh dan membuat aliran yang tersumbat kembali menjadi lancar. Selain itu, setelah dia mengedarkan energinya, ia merasakan tubuhnya seperti mendapatkan angina segar dan beban yang semula ada menjadi hilang secara pelan.Seketika dia melihat seluruh keadaan di medan perang telah berubah seutuhnya dan perang berakhir. Apalagi, saat tubuhnya sudah membaik, dia segera menghampiri pasukannya. Barata tidak mengarahkan pandangan matanya pada pasukan faksi yang masih tersisa, melainkan fokus pada pasukannya. Dia benar-benar memperhatikan pasukannya dengan baik karena mereka merupakan kekuatan yang tidak boleh terhapus atau seluruh wilayahnya akan menjadi kacau.Supono dan Surip memperhatikan Barata yang berlumuran darah. Melihatnya datang memberikan perasaan intimidasi yang tida
Barata tidak menghabiskan banyak waktu saat di Lembah Kehidupan. Dia hanya berada di sana selama beberapa hari sambil memulihkan diri dan beristirahat. Setelah dia merasa semuanya membaik, dia segera membawa Regu Pembunuh dan Bawono pergi meninggalkan tempat itu. Tentu saja, sebelum dia meninggalkan tempat itu, dia membuat beberapa keputusan untuk para petinggi Paviliun Lembah Kehidupan. Dia tidak membiarkan mereka beristirahat begitu saja selagi dia menghadapi bahaya yang berbeda di luar sana.Selain itu, dia juga memberikan pusaka yang dia terima dari Surip dan Supono kepada Bowo dan Walujeng. Barata benar-benar membaginya dengan baik. Keputusannya ini cukup membuat banyak pihak merasa bingung dan terkejut, terutama mereka yang menginginkannya. Namun, Barata tidak terganggu oleh mereka saat memberikannya. Dia tahu betul mana yang harus beri dan mana yang tidak. Bowo dan Walujeng bukan hanya pengikutnya saja, tapi mereka juga orang-orang yang berbakat daripada yang lainnya.
Bersama dengan 10 prajurit handal serta Bawono. Barata bergegas masuk ke dalam Kota Sawarangun yang dipenuhi dengan marabahaya. Saat mereka masuk ke kota dan melewati sebuah gerbang. Mereka melihat sebuah pemandangan yang tidak biasa. Rumah-rumah dengan ukuran kecil atau sederhana masih utuh dan tampak tidak tersentuh, tapi bangunan mewah dan berukuran besar hancur bak reruntuhan yang sudah ditinggal sejak lama.Mereka tidak mengerti bagaimana keadaan di kota bisa sampai sedemikian rupa. Ketika mereka berjalan masuk, kewaspadaan mereka berada di puncaknya. Mereka tidak berani tidak waspada dan siaga saat mereka menyaksikan sebuah pemandangan yang tidak biasa itu. Barata merasa heran dengan apa yang ada di kota itu. Berbagai macam bangunan yang megah itu hancur lebur.“Sebaiknya kalian berhati-hati dan awasi segala sesuatu di sekitar kalian. Kita tidak bisa membiarkan sesuatu yang buruk terjadi. Mungkin kita bisa mengatasinya, tapi apa yang akan terjadi bila makhl
Monster-monster itu menampakkan diri dengan aura yang sangat mengintimidasi. Jumlah mereka juga tidak sedikit yang makin membuat suasana di tempat itu menjadi berbeda. Belasan monster berukuran 2 meter muncul dengan bentuk tubuh yang mirip dengan kucing. Monster-monster ini bersembunyi di balik puing-puing bangunan. Selain dari monster-monster ini, Barata bisa merasakan adanya bahaya lain yang masih belum terlihat.“Apa kau merasakannya, Barata? Ada monster yang sangat kuat di arah itu. Apa kau akan membiarkanku pergi ke sana dan membereskannya?” Bawono segera merasakan aura yang kuat. Sebuah aura yang tidak kalah dari Gurajan yang sempat Barata lawan. Dia tidak ingin kesenangannya terengggut lagi, jadi dia segera menanyakannya.Melihat Bawono yang tidak menginginkan sebuah penolakan. Barata pun memberinya izin untuk mengamuk. “Kau benar-benar tidak masuk akal, Bawono. Namun, aku tidak akan menolaknya. Hanya saja, satu hal yang perlu kau ketahui!! Bun
Begitu mereka tiba di pusat kota. Sebuah pemandangan mendebarkan terlihat dengan jelas, di sana ada banyak monster yang sudah tewas dengan mengenaskan di tempat tersebut. Barata bersama dengan sepuluh prajurit bergerak dengan cepat saat mereka melihat banyak mayat monster. Selain itu, Barata masih mendengar ada bunyi pertarungan dari sebuah arah. Dia sama sekali tidak mengharapkan Bawono akan bertarung dengan Gurajan dan monster-monster lain yang tak kalah kuat dari Gurajan.Barata merasakan kekuatan yang begitu besar muncul dan menyeruak keluar di pusat kota. Dia merasakannya dari satu tempat, yakni dimana Bawono sedang bertarung. Ketika itu, dia tidak bisa tidak tersenyum karena perubahan yang mendadak itu. Barata mengatur nafasnya, dan melepaskan aura yang besar. Dengan dorongan Energi Kehidupannya, dia bergegas maju ke arah Bawono yang bertarung dengan ganasnya.Dari kejauhan dia bisa melihat Bawono sedang kesulitan, dan semua ini disebabkan oleh monster-monster ya