Beranda / Pendekar / Era Baru / Menghabisi Golem

Share

Menghabisi Golem

Penulis: omuraryu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-30 16:49:18

Teriakan Sopo Barungan membangunkan Barata dari lamunannya. Dia segera melompat ke belakang dan menghindari pukulan makhluk batu itu. Saat dia melihat posisinya kembali, dia melihat sebuah lubang yang besar dengan retakan yang tak terhitung jumlahnya. Barata menatapnya dengan ngeri sambil merasakan betapa kuatnya makhluk itu. Dari pukulan itu, dia tahu jika tubuhnya bisa hancur jika menerimanya mentah-mentah.

“Makhluk yang menakutkan, pantas saja jika pusaka itu berada di dalam batu-batu itu. Mungkin saja kekuatannya terkait dengan batu atau makhluk. Jika aku bisa mendapatkannya maka ini akan sangat baik!” Barata menatapnya sambil berpikir tentang kekuatan yang dimiliki oleh pusaka itu. Paling tidak dia bisa menebaknya meski tak sepenuhnya benar.

Dia menembakkan bola api, tapi tak ada pengaruh apapun. Sekali lagi dia melihat makhluk itu dan berpikir kembali. “Serangan api tak berpengaruh, berarti Pusaka Kalimedeni dan Pusaka Batu Api tak memiliki peng

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Era Baru   Roh Penjaga Pusaka

    Kekuatan hidup Barata seperti tersedot dengan kuat. Dia tidak bisa melepaskan tangannya dari tempat itu dan terus berada dalam keadaan yang buruk. Keringatnya tidak berhenti keluar dan terus membuatnya basah. Barata tidak bisa merasakan kekuatannya, seolah dirinya berada dalam keadaan yang putus asa. Dia juga tidak bisa melihat pasukannya yang sedang bertarung dengan ganasnya melawan monster yang muncul. Mereka bertarung dengan sekuat tenaga dan banyak dari monster yang terbunuh begitu juga dengan pasukannya.Barata merasakan tekanan yang hebat datang dari balik batu itu. Dia berusaha keras untuk bertahan tapi rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya terlalu mengerikan . Semua rasa sakit itu terpusat di telapak tangannya. Saat dia mencoba untuk menariknya, hisapan yang terjadi semakin kuat dan tidak masuk akal. Dia hanya bisa bertahan melaluinya. Awalnya dia masih mampu menahan rasa sakit itu, tapi setelah terus menerus merasakannya, dia benar-benar terdiam tanpa bisa ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-30
  • Era Baru   Pusaka Gelang Batu

    Barata melihat keadaannya saat mendapatkan serangan dari makhluk itu, dan dia benar-benar tidak percaya jika dia terluka olehnya. Darah mengalir keluar baik dari mulut ataupun dadanya. Dia menatap makhluk itu kembali dan mrncoba melihat keadaannya, tapi begitu matanya tertuju pada makhluk itu. Dia tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Makhluk itu tewas dengan badan yang tak utuh dan reruntuhan batu berceceran di sekitar makhluk itu.Keadaannya memang berbalik, tapi Barata sama sekali tidak bisa merasa tenang dengan keadaan yang tidak biasa itu. Memang makhluk itu sudah binasa di tangannya, tapi entah kenapa dia merasa energi makhluk itu tidak memasuki tubuhnya dan menguap lenyap entah kemana. Dia menatap pusaka itu, dan ingin rasanya dia berjalan ke arahnya dan mengambilnya. Barata menatapnya cukup lama, tapi dia sama sekali tidak bisa merasa tenang dengan keadaannya.Barata tahu pasti ada sesuatu yang tak biasa dari tempat itu, perasaan ditekan tak pernah menghilang da

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-30
  • Era Baru   Situasi

    Setelah melalui rasa sakit yang tidak terukur, Barata merasa tubuhnya dipenuhi dengan energi yang tidak terbatas seolah dia baru saja melalui neraka dan bertemu dengan surga. Tidak peduli apa yang terjadi setelahnya, Barata tidak tahu. Dia pingsan setelah keluar dari tempat itu, entah karena jiwanya yang tak kuat akibat dari menerima banyak pusaka atau karena fisiknya yang lelah ditambah dengan luka yang menumpuk dan bertambah banyak.Barata merasa tidak tenang setelah dia sadar. Dia khawatir dengan pasukannya, tapi ketika dia sadar hari sudah gelap dengan bintang dan bulan yang menghiasi langit dengan hawa dingin yang menusuk tulang. Barata tidak mengetahui sudah berapa lama dia tak sadarkan diri. Namun, saat dia menatap ke arah bawahannya, dia sadar bila mereka semua sudah melalui sebuah pertempuran yang sulit dan melelahkan. Ketika dia menyaksikan betapa lelahnya bawahannya, dia merasa tidak tenang.“Ketika mereka bertarung melawan makhluk-makhluk itu, aku yak

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-30
  • Era Baru   Rencana

    Barata menunggu kedatangan dari pasukan pelopor yang dipimpin oleh Bawono. Memang benar jika dia sedang berada dalam perjalanan dulu. Namun, dia tidak ingin kehilangan kabar dari mereka. Bagaimanapun juga sebuah kabar dari mereka bisa membawa sebuah perubahan tak terkira pada keputusannya. Saat ini dia hanya ingin pergi menuju ke Kota Sawarangun secara langsung. Namun, dia yakin jika ada sebuah masalah di depan sana jika dia terburu-buru. Oleh karenanya, dia menjadi lebih berhati-hati daripada seharusnya.Terburu-buru merupakan satu tindakan yang ceroboh dimana bisa membawa sebuah petaka tak terkira datang menghampiri. Jadi, Barata benar-benar memikirkannya dalam-dalam. Dia tidak bisa tidak memperhitungkan hal tersebut karena keselamatan pasukannya menjadi satu hal yang tidak bisa dia abaikan. Barata bukan hanya berpikir untuk membuat masalah, tapi dia harus memikirkan cara untuk meniadakan masalah tersebut. Kali ini masalah itu ada di depannya dan terkait erat dengan pasukan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-30
  • Era Baru   Menyelesaikan I

    Saat ini Barata berada di sebuah tempat yang menjadi salah satu markas sebuah faksi bernama Kapak Silang. Ketika dia berada di tempat itu, dia melihat sebuah tempat yang memiliki pagar yang kuat dan terbuat dari kayu yang diruncingkan. Tentu saja, ada sebuah menara pengawas. Barata datang dengan mengenakan pakaian yang cukup baik dan hal itu membuat siapa saja yang melihatnya curiga. Dia terlalu mencolok untuk disebut sebagai pengungsi. Kehadirannya segera menarik perhatian banyak pihak. Para penjaga yang berada di gerbang pun segera menjadi siaga saat melihat Barata. Mereka menarik parangnya keluar sambil menatap Barata yang diam tanpa melakukan apa-apa. Mereka juga tidak bisa menyerangnya secara asal karena Barata mengeluarkan aura yang mencekik dan menbuat siapa saja merasa ngeri. Mereka memerintahkan salah satu orang untuk membunyikan lonceng dan memberitahu pemimpin tentang kehadiran seorang pria yang sangat berbahaya. Barata diam tanpa melakukan apa-apa saat me

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-30
  • Era Baru   Menyelesaikan II

    Barata kembali ke markasnya. Dia memperhatikan pasukannya yang sedang beristirahat. Dia mengamati mereka sambil menunggu pria-pria yang dia beri tugas. Selain itu, di juga menunggu beberapa orang yang memantau beberapa area yang kemungkinan besar akan menjadi medan perang. Dia perlu menyiapkan semuanya dengan matang sebelum benar-benar bertindak melawan mereka. Pekerjaan seperti ini bukan sesuatu yang mudah. “Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Namun, perang ini pasti akan menjadi besar. Mungkin saja seluruh faksi di tempat ini akan keluar seperti yang aku harapkan. Namun, di antara mereka pasti ada yang pandai dan mengerti jebakan di dalamnya. Sayangnya, sebuah situasi yang sudah tercampur oleh emosi tidak dapat diselesaikan hanya dengan kata-kata saja. Perang pasti terjadi, hanya di posisi mana kita akan berada!” Barata memikirkannya dengan baik dan mengunggah satu poin penting yang tak dipikirkan oleh yang lainnya. Kemenangan tidak berada di tanganny

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-30
  • Era Baru   Menyelesaikan III

    Kehadiran dari berbagai faksi itu membuat Barata bergerak lebih cepat. Meski dia masih ragu apakah mereka akan bertempur atau tidak. Dia tetap pergi ke Kota Sawarangun. Dengan perasaan yang tidak menentu, dia pergi ke tempat tersebut. Melihat sebuah gapura dan pintu masuk yang begitu besar dengan setiap ukiran yang begitu indahnya. Barata tidak lantas masuk ke dalam area tersebut. Dia tetap berada di posisi awal dan terus menatap ke arah pintu itu. Perasaan tidak berdaya merasuk ke dalam hatinya, dan dia tidak bisa menolaknya. Perasaan cemas juga menggandrungi perasaannya saat dia menatap ke arah dalam. Jika hanya Zombie Kabewo, Zombie Monar, dan Zombie Durma. Barata tidak akan terlalu khawatir, tapi jika di tempat itu terdapat makhluk yang jauh lebih mengerikan dari ketiganya, dia tidak tahu harus bagaimana. Barata tahu jika situasi bisa berkembang ke arah yang sangat buruk saat ini. Namun, dia harus melakukannya. Taruhannya terlalu besar dan dia tak bisa kehilangannya. Jad

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-30
  • Era Baru   Buruk

    Situasi sudah tidak nyaman, Barata yang memerintahkan pasukannya untuk bergerak menyerang mereka yang sedang bertarung. Dia sama sekali tidak membiarkan pertempuran itu berakhir menjadi sesuatu yang tidak bisa dia bayangkan. Bagaimanapun jua, situasi yang dia hadapi sungguh berada di luar perkiraannya. Perang yang seharusnya merenggut banyak nyawa malah berakhir dengan biasa saja, tanpa ada sesuatu yang berlebihan.Keadaan di medan perang telah berubah ke titik yang sangat tidak biasa. Siapa saja yang melihat tempat itu akan merasakan kengerian yang sebenarnya. Zombie-zombie itu bergerak serentak bagaikan wabah yang tidak dapat dihindari. Barata yang menyaksikan bagaimana mereka bergerak pun terdiam dan tidak menyangka jika mereka akan menggunakan serangan yang begitu memuakkan. Barata tidak mau keadaan berubah menjadi lebih buruk lagi.Mereka yang sedang bertarung satu dengan lainnya pun segera menghentikan tindakan mereka dan bergegas untuk menyerang zombie-zombie ya

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-01

Bab terbaru

  • Era Baru   Penentuan II (End)

    Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau

  • Era Baru   Penentuan I

    Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin

  • Era Baru   Terluka

    Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny

  • Era Baru   Satu Pukulan

    Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan

  • Era Baru   Pertempuran Menentukan III

    Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada

  • Era Baru   Pertempuran Menentukan II

    Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d

  • Era Baru   Pertempuran Menentukan I

    Tanpa menunggu Hyang Barakala bertindak, Barata mengambil langkah pertama dengan melancarkan sebuah serangan yang didasari akan seluruh kekuatan serta emosinya. Hasilnya, serangannya memberikan tekanan yang begitu besar. Di sekitar kepalan tangannya muncul retakan ruang dan tampak waktu terhenti karena tak ada hembusan apapun, lalu disertai dengan ilusi sebuah makhluk kuat. Ada beberapa elemen alam yang menyatu dalam kepalan tangannya yang membuat sebuah luka dari kepalan tangannya hingga bahunya, tapi pulih dengan sendirinya.Hyang Barakala tersenyum ketika dia merasakan kekuatan yang ada dalam pukulan Barata. Dia tidak menghindarinya ataupun membuat suatu gerakan tertentu untuk menahan pukulan itu. Hyang Barakala membiarkan serangan itu menghantam tubuhnya dan pukulan itu menabrak langsung ke dadanya hingga memicu sebuah dentuman yang memekakkan telinga serta mendorongnya mundur. Sorot matanya sedikit berubah saat dia terdorong mundur.Ada rasa tidak percaya dalam so

  • Era Baru   Hyang Barakala II

    Barata meresapi perkataan Kalia dan menatap sosok yang menyebut dirinya Hyang Barakala sekaligus mengatakan dirinya sebagai Dewa ataupun Tuhan. Sulit untuknya menerima hal itu begitu saja. Dia sendiri tidak yakin akan keberadaan Dewa, tapi dihadapannya saat ini muncul sesosok makhluk yang mengatasnamakan dirinya sebagai Dewa. Sesuatu hal yang cukup aneh sebenarnya. Sayangnya, apa yang terjadi sebelumnya dan keadaan saat ini membuka mata Barata lebar-lebar. Sehingga, mau tidak mau dia harus mengakui bila ucapan sosok itu benar adanya.Mengenai apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sosok itu, Barata tak begitu memikirkannya pada awalnya. Hanya saja, setelah dia mendengar ucapan Kalia. Dia menjadi lebih sadar akan keberadaan serta kekuatan yang dimiliki oleh Hyang Barakala. Selain itu, di sepanjang waktu pembicaraan terjadi, Barata bisa melihat ada sedikit rasa senang dari sorot mata serta wajah yang Hyang Barakala tunjukkan seolah dia sudah menanti pertemuan ini sejak lama.

  • Era Baru   Hyang Barakala I

    Sosok yang melepaskan dominasi menakutkan itu tak bergerak. Dia juga tidak merespons pertanyaan Barata. Sosok itu hanya menatapnya dan terus mengawasinya seolah-olah dia sedang mengukur kemampuannya. Tatapan itu mengandung tekanan yang jauh melampaui segala tekanan yang pernah Barata rasakan. Penampilannya yang begitu agung tampak seperti manusia tapi jauh lebih menawan dari manusia biasa dan memiliki beberapa tanduk di kepalanya dengan rambut panjang yang terurai serta taring yang menjulur keluar dari mulutnya. Matanya besar dengan pupil menonjol. Saat dia tersenyum dunia tampak berhenti.Pandangan matanya terus menyapu sekitarnya dan sosok itu perlahan-lahan menunjukkan senyuman dinginnya. Tatapannya juga mulai mengalami perubahan saat menatap Barata yang mencoba untuk menahan segala tekanan yang dia keluarkan. Bagaimanapun situasi saat ini ada karena tindakannya dan dia menyukai sikap yang Barata tunjukkan.Sosok itu menatap Barata dengan dingin seraya berujar, &ldq

DMCA.com Protection Status