Dengan keadaan yang berbeda, dia benar-benar menunjukkan kekuatan yang sangat kuat. Barata tahu kalau lawannya kali ini memiliki kekuatan yang sangat besar. Makhluk setengah singa ini menunjukkan kekuatan yang besar. Dia menggunakan aumannya untuk menahan serangan yang Barata lancarkan. Dia tidak hanya memiliki daya tahan yang begitu kuat, tapi juga memiliki kekuatan untuk memberikan ancaman yang berbeda.
Ketika dia melihat makhluk itu menggunakan auman untuk menahan gelombang serangannya. Barata pun menatapnya dengan tajam dan sedikit menggeram marah. Dia tidak tahu mengapa lawannya bisa memanipulasi gelombang suara dan membuat dia berada dalam keadaan yang begitu buruk. Pemandangan di depannya juga sudah berubah total, ada banyak puing-puing batu yang berserakan di depan matanya.“Grrr ... makhluk yang sungguh biadab. Aku tidak tahu bagaimana caranya kau bisa menahan gelombang seranganku. Namun, tindakanmu telah membangkitkan rasa penasaranku. KemamBarata memegangi dadanya sembari berjalan ke arah makhluk yang menghancurkan singgasana di belakangnya itu. Barata tidak peduli dengan apa yang terjadi pada dirinya. Dia penasaran dengan keadaan makhluk yang baru saja dia kirim terbang. Barata masih merasa tak begitu baik dengan keadaan yang ada di depannya ini, karena dia tahu bila daya tahan makhluk itu berada di titik yang tinggi. Semakin lama dia bertarung dengannya, dia semakin paham akan kekuatan yang dimiliki makhluk itu dan hal itu membuat dia merasa kagum.“Huft ... Huft ... Huft ...”Barata mendekati makhluk itu untuk memeriksa keadaannya sambil mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Dia benar-benar merasa buruk setelah berhadapan dengan makhluk ini. Daya rusak yang dilepaskan oleh makhluk di depannya ini benar-benar merusak. Sewaktu dia melihat sekelilingnya, dia sadar bila ada banyak puing-puing bangunan yang berserakan di lantai yang juga sudah retak. Dia sama sekali tidak bisa me
“Kau terlalu memaksakan diri, Manusia. Kau belum begitu mampu untuk menaklukkan banyak pusaka. Kau tidak tahu batas dari tubuhmu sendiri.Memaksakan diri untuk menelan banyak energi dan kekuatan, bukankah kau terlalu serakah, manusia? Sekarang kau harus menerima dan merasakan rasa sakit akibat dari tindakanmu sendiri. Jadi, kau tidak bisa mengeluh akan semua hal ini. Nikmati saja rasa sakit itu,” ucap Sang Ratu. Dia sudah mengamati gerak-gerik dan tindakan Barata selama ini.Dia hanya mengamati dan menikmati semua yang terjadi. Tentu saja, dia tak ingin Barata hancur karena kebodohannya sendiri, tapi melihatnya tersiksa akibat ulahnya sendiri. Dia masih bisa menerima dan menikmatinya. Bagaimanapun juga, rasa sakit itu merupakan sebuah penempa yang ulung. Selama kau masih bisa merasakan rasa sakit, dan menerima serta menikmatinya. Maka, kau sudah berhasil untuk naik ke tingkat selanjutnya.Barata sendiri tak bisa mendengar ucapan Sang Ratu
Pada saat Barata keluar dari Pilar Ilahi atau candi yang sudah luluh lantah dimakan bumi itu. Dia melihat ada begitu banyak orang yang menunggunya, dan mereka yang menantinya mengeluarkan rasa haus darah serta nafsu membunuh yang tinggi. Salah satu pria yang tampak seperti seorang pemimpin melangkah maju meninggalkan orang-orang di belakangnya. Sebuah senyum misterius mengembang di wajahnya, dan dia tampak begitu tertarik dengan sesuatu.Tatapan mata pria itu tertuju ke arah tangan Barata, tepatnya di dua jari yang ada cincinnya. Dia tersenyum seolah dia sudah tahu apa yang ada di hadapannya ini. Sudro adalah pria itu, dia mengusap cincin yang dia kenakan di tangan kirinya. Sudro mengerti bila saat ini dia sedang berhadapan dengan seseorang yang memiliki kekuatan serta kemampuan tak jauh dari dirinya, dan bahkan bisa jadi pria itu jauh lebih kuat darinya. Sudro mencoba untuk berpikir tenang, dan tak terlalu mengkhawatirkan hal itu.Barata merasakan adanya t
76.Pertempuran di mulai setelah Sudro melangkah maju. Barata tidak terlalu memikirkan orang-orang yang ada di depannya. Barata mengerti jika pertempuran ini pasti akan menghasilkan lautan darah. Dengan bergeraknya orang-orang yang berada di sisi Sudro, Barata mulai menunjukkan tindakan yang lebih nyata. Awalnya dia hanya mengamati mereka saja, tapi dia mengubahnya saat ini.Barata segera mengeluarkan beberapa bola api dari Pusaka Batu Api. Sembari mengamati lawannya, dia juga menoleh ke arah Wati yang masih takut akan dirinya dan juga orang-orang yang saat ini mengepung mereka. Barata melihat kalau ada beberapa orang yang melangkah maju dan meninggalkan pria lainnya. Dia tidak tahu mengapa pria-pria yang saat ini dia hadapi memberikan sebuah perasaan yang aneh.“Apakah kalian benar-benar ingin bertarung denganku atau kalian hanya dipaksa untuk melakukan semua ini? Kalau kalian dipaksa, maka kalian bisa meninggalkan tempat ini. Aku tidak akan mem
Barata terengah-engah, dia yang sebelumnya sudah berhadapan dengan penjaga Pilar Ilahi tidak mungkin tidak lelah. Dengan lawan yang begitu tangguh di depannya ini, Barata harus menghadapinya dengan seluruh kemampuan serta mempertaruhkan nyawanya. Lawannya bukan seseorang yang mudah dihadapi. Beberapa benturan yang terjadi sudah memberikan sebuah penglihatan pada Barata tentang kemampuan lawannya.“Huft ... huft ... “ Barata mengatur nafasnya ketika dia memperhatikan Sudro yang mendekatinya dengan langkah pelan tapi pasti dan penuh percaya diri.Barata mengernyitkan dahinya saat dia melihat Sudro mengeluarkan sebuah gerakan yang mempertontonkan serta mengencangkan ototnya.Barata sama sekali tidak merasa senang dengan gerakan yang dilakukan Sudro karena gerakan itu merupakan sebuah tanda dimulainya petaka lain. Ya, setelah Sudro melakukan gerakan itu, dia langsung melesat maju ke depan dan menyerang Barata. Dia tidak menahan kekuatan
Beberapa benturan yang telah terjadi memberikan Barata pandangan tentang keseluruhan. Dia tidak bisa menghadapinya dengan kekuatan ataupun kecepatan. Namun, setelah Barata memikirkannya sejenak, dia tahu bahwa bukan semua itu yang menjadi faktor penentu. Barata mengarahkan seluruh kekuatannya dan melancarkan serangan dengan serius. Dia sama sekali tidak percaya bila Sudro tidak dapat ia kalahkan. Oleh karena itu, dia mengerahkan segalanya.Barata menatap Sudro yang melesat ke arahnya dengan kecepatan yang tinggi. Kedua lengannya melebar seperti sebuah palang yang kuat. Sudro yang berlari melesat ke arah Barata langsung mengayunkan kedua lengannya begitu jarak serangannya tercapai. Barata menghadapi serangan yang begitu mematikan, dia tahu bila dia menahannya nyawanya akan melayang. Dengan begitu, dia tidak menahannya melainkan melewatinya, ia menundukkan kepalanya sambil mengayunkan sabitnya ke arah perut Sudro.Walaupun serangan-serangan sebelumnya tak ter
Barata tidak mampu menahan amarahnya, dan membiarkan semua itu keluar tanpa ada penahanan. Selepas dia melakukannya, dia melihat seluruh area dipenuhi dengan darah dan potongan tubuh. Meski pemandangannya begitu mengerikan dan membuat hati gentar. Barata sama sekali tidak menunjukkan sedikit perubahan. Dia benar-benar memperlihatkan tatapan yang dingin dan tidak terganggu oleh pemandangan yang ada di depannya. Barata melihat semua itu seperti sedang melihat sesuatu yang lumrah.“Sudro!!! Dasar Bajingan Keparat!!! Kau membuatku kembali ke masa itu, dan memaksaku untuk mengeluarkan sisi burukku di hadapan seorang anak kecil tak berdosa. Jangan pernah menunjukkan batang hidungmu di depanku atau aku akan membuatmu menyesal karena hidup. Aku berjanji!!! Selama aku bertemu denganmu, aku pastikan kau tidak akan bisa hidup dengan tenang. Akan aku lumat kebanggaanmu sebagai seorang pecundang sialan!!!” teriak Barata ketika dia melihat Wati yang jatuh terduduk setelah
Barata mencoba untuk melindungi Wati. Dia berada di dalam gua sambil mendekap Wati. Dia tidak ingin Wati terluka atau mendapatkan masalah akibat dari tindakannya. Dia sangat memahami kondisi mental Wati yang terguncang hebat karena ulah yang dia lakukan beberapa saat lalu. Tidak mungkin Wati tidak menerima guncangan akibat dari tindakannya. Bagaimanapun juga, Wati masihlah anak-anak. Jadi masih sangat mungkin bila Wati mendapatkan serangan mental. Sulit bagi Barata untuk tidak merasa kasihan pada Wati.“Huft ... pria itu, Sudro ... dia benar-benar berbahaya. Kemampuannya tidak begitu menakutkan, tapi daya tahannya begitu mengerikan. Dia benar-benar tidak bisa diremehkan. Jika dia mampu menguasai pusaka itu dengan baik atau mendapatkan kekuatan lain. Aku tidak mengerti akan seberapa menakutkan orang ini. Di mampu mempertahankan keadaannya sampai pada posisi ini. Kemampuannya dalam bertahan berada di tingkat yang menyulitkan. Dia juga tahu harus kapan mundur meski i
Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau
Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin
Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny
Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan
Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada
Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d
Tanpa menunggu Hyang Barakala bertindak, Barata mengambil langkah pertama dengan melancarkan sebuah serangan yang didasari akan seluruh kekuatan serta emosinya. Hasilnya, serangannya memberikan tekanan yang begitu besar. Di sekitar kepalan tangannya muncul retakan ruang dan tampak waktu terhenti karena tak ada hembusan apapun, lalu disertai dengan ilusi sebuah makhluk kuat. Ada beberapa elemen alam yang menyatu dalam kepalan tangannya yang membuat sebuah luka dari kepalan tangannya hingga bahunya, tapi pulih dengan sendirinya.Hyang Barakala tersenyum ketika dia merasakan kekuatan yang ada dalam pukulan Barata. Dia tidak menghindarinya ataupun membuat suatu gerakan tertentu untuk menahan pukulan itu. Hyang Barakala membiarkan serangan itu menghantam tubuhnya dan pukulan itu menabrak langsung ke dadanya hingga memicu sebuah dentuman yang memekakkan telinga serta mendorongnya mundur. Sorot matanya sedikit berubah saat dia terdorong mundur.Ada rasa tidak percaya dalam so
Barata meresapi perkataan Kalia dan menatap sosok yang menyebut dirinya Hyang Barakala sekaligus mengatakan dirinya sebagai Dewa ataupun Tuhan. Sulit untuknya menerima hal itu begitu saja. Dia sendiri tidak yakin akan keberadaan Dewa, tapi dihadapannya saat ini muncul sesosok makhluk yang mengatasnamakan dirinya sebagai Dewa. Sesuatu hal yang cukup aneh sebenarnya. Sayangnya, apa yang terjadi sebelumnya dan keadaan saat ini membuka mata Barata lebar-lebar. Sehingga, mau tidak mau dia harus mengakui bila ucapan sosok itu benar adanya.Mengenai apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sosok itu, Barata tak begitu memikirkannya pada awalnya. Hanya saja, setelah dia mendengar ucapan Kalia. Dia menjadi lebih sadar akan keberadaan serta kekuatan yang dimiliki oleh Hyang Barakala. Selain itu, di sepanjang waktu pembicaraan terjadi, Barata bisa melihat ada sedikit rasa senang dari sorot mata serta wajah yang Hyang Barakala tunjukkan seolah dia sudah menanti pertemuan ini sejak lama.
Sosok yang melepaskan dominasi menakutkan itu tak bergerak. Dia juga tidak merespons pertanyaan Barata. Sosok itu hanya menatapnya dan terus mengawasinya seolah-olah dia sedang mengukur kemampuannya. Tatapan itu mengandung tekanan yang jauh melampaui segala tekanan yang pernah Barata rasakan. Penampilannya yang begitu agung tampak seperti manusia tapi jauh lebih menawan dari manusia biasa dan memiliki beberapa tanduk di kepalanya dengan rambut panjang yang terurai serta taring yang menjulur keluar dari mulutnya. Matanya besar dengan pupil menonjol. Saat dia tersenyum dunia tampak berhenti.Pandangan matanya terus menyapu sekitarnya dan sosok itu perlahan-lahan menunjukkan senyuman dinginnya. Tatapannya juga mulai mengalami perubahan saat menatap Barata yang mencoba untuk menahan segala tekanan yang dia keluarkan. Bagaimanapun situasi saat ini ada karena tindakannya dan dia menyukai sikap yang Barata tunjukkan.Sosok itu menatap Barata dengan dingin seraya berujar, &ldq