Share

Kejutan

Penulis: omuraryu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-25 23:00:51

Perjalanan yang panjang dan dipenuhi dengan bahaya itu sudah berakhir. Namun, apa yang menanti mereka jauh lebih dari apa yang bisa dia kira. Begitu dia memutuskan untuk melancarkan serangan menuju ke arah timur, tempat yang dia duga menjadi pusat dari kekuatan yang menghancurkan Kota Swarang. Walau tahu akan ada situasi yang tak terelakkan dalam peristiwa ini. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, begitu pikirnya saat mereka sudah dekat dengan tujuan.

Barata sudah merasa tidak nyaman sejak mereka bergerak menuju ke arah timur. Dia tidak mengetahui mengapa perasaannya begitu buruk selama perjalanan ini. Seolah-olah ada sesuatu yang sudah dia pendam lama dan tak ingin dia keluarkan memaksa untuk menyeruak keluar. Perasaan itu terus menguat seiring waktu dan makin membuat Barata merasa tidak nyaman. Semakin dia merasakannya semakin menguat perasaan buruk itu.

Hal ini terjadi setelah dia menemukan cara bertarung lawannya yang memilih bergerilya daripada menyeran

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Era Baru   Paviliun Luang Sudang I

    “Haish!! Yang benar saja, Pusaka Ilahi ada di dekat sini? Bagaimana ini bisa terjadi? Keberuntungan? Kurasa tidak juga, tapi pastinya ini juga bukan kemalangan. Tidak mungkin menganggap kejadian ini sebagai petaka! Dengan mengetahui keberadaan Pusaka Ilahi di dekatku, maka aku bisa mengetahui siapa yang ada di sana. Paling tidak, orang itu bukan orang biasa!” Penemuan tak terduga ini membuat Barata meningkatkan kewaspadaannya.Sulit baginya untuk tidak waspada terhadap kejadian yang baru saja terjadi ini. Ucapan Sang Ratu terlalu tiba-tiba dan mengejutkan untuknya. Apa yang ada di tempat itu dan siapa yang memiliki pusaka tersebut. Hal-hal itu terus mengganggu pikirannya.“Anta Sukmajang? Mungkinkah kau menjadi pemegang dari pusaka itu? Kemungkinan ini bisa terjadi jika dia benar-benar ada di sana dan masih hidup. Namun, jika pria itu bukan dia ... Huft ... Aku harus bagaimana? Melawannya? Menimbulkan pertikaian lain yang entah bagaimana akhirnya nant

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-01
  • Era Baru   Paviliun Luang Sudang II

    Pergerakan pasukan yang Sopo Barungan pimpin sudah diketahui dan ditemukan oleh Anta Sukmajang, sehingga para pengintai yang sebelumnya tidak aktif mulai menunjukkan keberadaan mereka dengan memberikan ancaman-ancaman tertentu pada mereka. Meski tak melakukannya secara langsung, tindakan mereka telah memberikan sinyal bahaya dan membuat para prajurit gelisah. Beberapa kali mereka melemparkan batu ataupun membuat suara yang tidak biasa.“Jangan lengah!!! Perkuat pertahanan dan kewaspadaan kalian. Mereka sudah bergerak dan memulai serangannya. Suara-suara ini ... Mereka mencoba membuat kalian gelisah dan bimbang serta berpikir jika ada monster tingkat bencana maupun mengerikan di sekitar sini. Tuan sudah memberi kita tugas dan kita hanya perlu menyelesaikannya!!” seru Sopo Barungan saat dia mencoba menenangkan situasi yang mulai berubah jauh.Dedaunan yang jatuh dan tersapu oleh angin lembut membuat mereka merasakan adanya sesuatu yang tak biasa di sekitarnya

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02
  • Era Baru   Paviliun Luang Sudang III

    Kesiagaan para prajurit tidak berkurang dan semakin kuat saat mereka merasakan ada sesuatu yang bergerak di balik pepohonan. Salah satu dari mereka bergegas menuju ke balik pohon untuk memeriksanya. Dia terlihat begitu waspada dan berhati-hati ketika dia melakukannya.Barata tidak terkejut dengan tindakan yang diambil oleh para prajurit itu. Dia hanya mengarahkan pandangannya pada para pemanah serta prajurit yang berpatroli, bertarung dengan mereka tidak akan menjadi masalah besar untuknya, bahkan membunuhnya sekalipun. Hanya saja, dia merasa jika dia melakukannya maka akhir yang dia dapatkan tidak begitu menguntungkan.“Mendekatlah kemari dan tunjukkan kekuatanmu! Aku rasa aku memang harus membuat tempat ini kacau. Entah siapa yang memulainya, selama aku mendapatkan manfaat dari pertarungan itu tak masalah. Sama sekali tidak masalah untuk membuat tanganku kotor kembali!” Barata bergumam dengan tatapan membunuh. Matanya menatap ke arah prajurit yang masuk k

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02
  • Era Baru   Paviliun Luang Sudang IV

    “Cari keparat itu!! Berani-beraninya dia mengancam Paviliun Luang Sudang dan menentang kekuasaan Keluarga Anta. Cari dan temukan dia. Telusuri hutan dan bawa kemari orang itu tidak peduli apa dia masih hidup atau sudah menjadi mayat. Aku ingin melihat tubuhnya di sini. Cepat!!” teriakan Salangporo menggema di seluruh kota dan didengar oleh setiap orang yang ada di sana hingga membuat tempat itu menjadi gundah.Dia memerintahkan seluruh prajurit untuk bergegas mencari keberadaan Barata yang telah menggemparkan tempat tersebut dengan sebuah serangan yang tidak termaafkan. Dengan memberi teror pada pasukannya. Keadaan di tempat itu benar-benar sudah berbeda dan kematian para prajurit yang terjadi secara tiba-tiba membuat para penduduk gelisah dan khawatir.Salangporo bukan hanya tidak marah dengan situasi ini, dia juga merasa bila wilayahnya telah dipermainkan dan mereka yang mengikutinya tidak dianggap. Perasaan seperti itu benar-benar buruk untuk seseorang y

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • Era Baru   Anta Sukmajang

    Tersapu oleh deru angin yang cukup kencang, rambut panjangnya mengudara seperti bendera yang berkibar, menyapu udara kosong. Wajahnya dipenuhi dengan kerutan tapi kini tak ada satupun kerutan di wajahnya dia tampak muda seperti saat dia berusia awal dua puluhan padahal dia sudah melewati usia tersebut dan menjadi pria paruh baya.Tubuhnya yang kekar dengan bahu yang lebar dan dada yang bidang ditutupi dengan pakaian longgar seperti sebuah jubah sarjana. Tubuhnya yang berotot tertutupi oleh jubah hitamnya dan dia menangkupkan kedua tinjunya di belakang punggungnya sambil menatap ke arah area kosong di mana para prajuritnya sedang berusaha memecahkan masalah yang tiba-tiba muncul di wilayahnya. Anta Sukmajang yang membawa pedang di pinggangnya menengadah dan tidak bergerak.“Hebat sekali!! Pria ini, dia memilih untuk melancarkan serangan menyelinap, mengacaukan pasukanku, dan menghancurkan moral para prajurit dengan membuat mereka menjadi gelisah dan khawatir. Ini

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • Era Baru   Perlawanan

    Bentrokan energi menciptakan ledakan yang begitu dahsyat hingga memorak-porandakan pohon di sekitar mereka. Tidak ada apapun di sekitar mereka dalam radius beberapa meter. Barata memegang pedangnya dan mengarahkan tatapan tajam ke arah Anta Sukmajang tanpa mengurangis sedikitpun rasa haus darahnya. Wajahnya berkedut karena marah dan tatapannya sedikit gila saat itu. Dia menancapkan pedangnya ke tanah seolah sedang membuat sebuah momentum.Barata memperhatikan Anta Sukmajang yang menatapnya dengan tatapan yang tidak menyenangkan. Dia memahaminya, tapi melihatnya secara langsung hanya membuat dia semakin marah. Apalagi, Anta Sukmajang tidak mengucapkan sebuah kata saat bertemu dengannya dan hal ini hanya makin membuat perasaannya buruk dan tidak nyaman. Mengerti siapa yang dilawan merupakan salah satu keuntungan tapi juga menjadi salah satu sumber kecemasan.Anta Sukmajang tidak bergeming meski merasakan aura membunuh dari Barata yang sangat kuat hingga membuat dia tak b

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-04
  • Era Baru   Pusaka Cincin Kehidupan I

    Anta Sukmajang kembali mengambil sikap menyerang seperti sebelumnya dan dia mengumpulkan Energi Kehidupannya di pedangnya. Tatapan matanya menajam saat dia mengikuti pergerakan Barata yang begitu cepat tanpa ada penundaan di setiap detiknya. Luka di tubuh Anta Sukmajang sembuh dengan cepat termasuk luka sayatan yang mempertontonkan dagingnya maupun luka bakar. Sekejap mata seperti sebuah kedipan mata, luka itu pulih sepenuhnya dan dia tidak terlihat seperti seseorang yang baru saja terluka. “Kenapa? Kau tidak akan menyerangku dan memilih untuk menghindariku? Sebegini besarkah penurunanmu, Barata? Sungguh mengecewakan sekali. Huh!! Kau sudah berbeda, kau tak sekuat dulu dan begitu menyedihkan sekarang!” nada dinginnya membuat Barata kesal, sudut mulut terangkat sedikit saat dia mengatakannya dan tatapannya begitu tak memandangnya seolah dia tidak ada di hadapannya. Pedangnya tak menembus tubuh Barata, hanya menggoresnya sedikit. Secepatnya dia mengambil sikap

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-05
  • Era Baru   Pusaka Cincin Kehidupan II

    Beberapa kali benturan terjadi dan ledakan energi yang begitu dahsyat membuat sekelilingnya hancur lebur. Barata mengatur nafasnya yang mulai memburu setelah benturan terjadi. Dia memiliki pakaian yang tak lagi utuh dan darah menetes. Pandangannya tetap jelas meskipun dia telah menguras tenaganya. Pergerakan Anta Sukmajang tidak terlepas dari pantauannya. Barata terus memperhatikannya dan mencari celahnya.Serangannya telah melukainya cukup parah hingga membuat dia hampir kehilangan salah satu tangannya. Namun, kecepatan pemulihannya juga tidak masuk akal. Dia memikirkan cara apalagi yang bisa dia lakukan untuk menghancurkan kekuatan yang Anta Sukmajang miliki. Jika terus seperti ini, dia tidak tahu apa dia bisa hidup atau tidak. Seolah-olah, Anta Sukmajang memang mempermainkannya dan membiarkannya terus melancarkan serangan.Meskipun, Anta Sukmajang termakan tipuannya dan masuk dalam perangkapnya dengan menyerangnya tanpa memikirkan pertahanan. Barata tetap tidak bisa

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-06

Bab terbaru

  • Era Baru   Penentuan II (End)

    Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau

  • Era Baru   Penentuan I

    Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin

  • Era Baru   Terluka

    Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny

  • Era Baru   Satu Pukulan

    Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan

  • Era Baru   Pertempuran Menentukan III

    Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada

  • Era Baru   Pertempuran Menentukan II

    Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d

  • Era Baru   Pertempuran Menentukan I

    Tanpa menunggu Hyang Barakala bertindak, Barata mengambil langkah pertama dengan melancarkan sebuah serangan yang didasari akan seluruh kekuatan serta emosinya. Hasilnya, serangannya memberikan tekanan yang begitu besar. Di sekitar kepalan tangannya muncul retakan ruang dan tampak waktu terhenti karena tak ada hembusan apapun, lalu disertai dengan ilusi sebuah makhluk kuat. Ada beberapa elemen alam yang menyatu dalam kepalan tangannya yang membuat sebuah luka dari kepalan tangannya hingga bahunya, tapi pulih dengan sendirinya.Hyang Barakala tersenyum ketika dia merasakan kekuatan yang ada dalam pukulan Barata. Dia tidak menghindarinya ataupun membuat suatu gerakan tertentu untuk menahan pukulan itu. Hyang Barakala membiarkan serangan itu menghantam tubuhnya dan pukulan itu menabrak langsung ke dadanya hingga memicu sebuah dentuman yang memekakkan telinga serta mendorongnya mundur. Sorot matanya sedikit berubah saat dia terdorong mundur.Ada rasa tidak percaya dalam so

  • Era Baru   Hyang Barakala II

    Barata meresapi perkataan Kalia dan menatap sosok yang menyebut dirinya Hyang Barakala sekaligus mengatakan dirinya sebagai Dewa ataupun Tuhan. Sulit untuknya menerima hal itu begitu saja. Dia sendiri tidak yakin akan keberadaan Dewa, tapi dihadapannya saat ini muncul sesosok makhluk yang mengatasnamakan dirinya sebagai Dewa. Sesuatu hal yang cukup aneh sebenarnya. Sayangnya, apa yang terjadi sebelumnya dan keadaan saat ini membuka mata Barata lebar-lebar. Sehingga, mau tidak mau dia harus mengakui bila ucapan sosok itu benar adanya.Mengenai apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sosok itu, Barata tak begitu memikirkannya pada awalnya. Hanya saja, setelah dia mendengar ucapan Kalia. Dia menjadi lebih sadar akan keberadaan serta kekuatan yang dimiliki oleh Hyang Barakala. Selain itu, di sepanjang waktu pembicaraan terjadi, Barata bisa melihat ada sedikit rasa senang dari sorot mata serta wajah yang Hyang Barakala tunjukkan seolah dia sudah menanti pertemuan ini sejak lama.

  • Era Baru   Hyang Barakala I

    Sosok yang melepaskan dominasi menakutkan itu tak bergerak. Dia juga tidak merespons pertanyaan Barata. Sosok itu hanya menatapnya dan terus mengawasinya seolah-olah dia sedang mengukur kemampuannya. Tatapan itu mengandung tekanan yang jauh melampaui segala tekanan yang pernah Barata rasakan. Penampilannya yang begitu agung tampak seperti manusia tapi jauh lebih menawan dari manusia biasa dan memiliki beberapa tanduk di kepalanya dengan rambut panjang yang terurai serta taring yang menjulur keluar dari mulutnya. Matanya besar dengan pupil menonjol. Saat dia tersenyum dunia tampak berhenti.Pandangan matanya terus menyapu sekitarnya dan sosok itu perlahan-lahan menunjukkan senyuman dinginnya. Tatapannya juga mulai mengalami perubahan saat menatap Barata yang mencoba untuk menahan segala tekanan yang dia keluarkan. Bagaimanapun situasi saat ini ada karena tindakannya dan dia menyukai sikap yang Barata tunjukkan.Sosok itu menatap Barata dengan dingin seraya berujar, &ldq

DMCA.com Protection Status