Beranda / Fantasi / ELLIA / Menyamar

Share

Menyamar

Penulis: Anonim.ina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Emm... eemm... hemm... Hmm!” Lindhan kembali meronta.

Usai menghela nafas, Bomba menepikan laju jeep. Ia melepas lakban yang membungkam mulut Lindhan. “Krreeekkk!”

“Aauww!” ucap Lindhan spontan sambil menyeringai lantaran perih.

Usai sakitnya berkurang, Lindhan meluapkan kemarahannya pada Bomba. Ia juga meminta Bomba segera melepaskan ikatan tali yang melilit di tubuhnya. Tanpa bicara sepatah katapun Bomba melepas ikatan tali di tubuh Lindhan.

Begitu tali terlepas dari tubuhnya, seketika Lindhan memarahi Bomba. Ia tak terima dengan yang dilakukan Bomba dan Holdan. Lantaran begitu marahnya, sampai-sampai Lindhan berkata, “Apa tujuanmu mengikatku, Hah!”

“Apa kau sudah bosan hidup!”

Kali ini Bomba bergeming. Tak satupun kata keluar dari kedua bibirnya. Ia pun pasrah saja yang akan dilakukan Lindhan terhadap dirinya. Sementara Lindhan dengan berapi-a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ELLIA   Langkah Selanjutnya

    “Hei, Jerry kenapa kau mematung di tengah jalan?” Tanya Ellia pada Jerry yang tetiba berhenti melangkah di jalan setapak yang naik, yang dilapisi serpihan batu-batu datar.Jerry malah tak bersuara, tak meringkik-ringkik. Ia hanya menggeleng-gelengkan kepala seraya melangkahkan kaki ke depan dan ke belakang. Elliamulai cemas, lantaran hari bertambah terik. Pertanda memasuki jam istirahat pekerja.“Ayolah Jerry... tinggal sedikit lagi kita sampai di rumahmu,” kata Ellia.Namun tetap saja Jerry tak meringkik, tak menimpali perkataan Ellia. Ellia lekas turun, lalu menatap kedua mata Jerry. Seraya mengelus-elus kepala Jerry si kuda putih, dengan lembut Ellia kembali berkata, “Hei, ada apa denganmu? Kau tak pernah seperti ini.”Jerry tetap tak bicara. Namun, ia menggerak-gerakkan kepalanya ke atas. Ellia pun ikut memandang ke atas. Tak ada apapun di atas, selain daun-daun runcing pohon pinu

  • ELLIA   Asal Usul

    Jam 4 kurang 5 menit sore, Manajer baru kembali ke ruangannya. Ia duduk santai, menyandarkan tubuh pada punggung kursi yang empuk. Seraya melepas senyum, Manajer memainkan kesepuluh jari-jarinya yang dirapatkan. Sementara pikirannya sibuk menimang-nimang sebuah ide yang baru tercetus.Tak sampai 2 menit, Manajer Robert telah membulatkan tekad. Ia pun lekas meraih telepon di meja, bersamaan dengan dering telepon. Tak ada pilihan, selain lebih dahulu menjawab telepon itu.“Halo.” Manajer mengawali.“Saya Vaeolin, Mr. Robert. Saya ingin menyampaikan bahwa sebanyak 6 Staf terpilih sudah siap menghadap.”“6 Staf? Untuk apa?” tanya Manajer. Ia pura-pura lupa telah memerintahkan Mrs. Vaeolin untuk mendata Staf-Staf yang kompeten dan layak untuk dipilih sebagai Asisten Manajer.Mrs. Vaeolin pun menarik nafas dan menghembuskannya kuat-kuat. “Mr. Robert. Apa perlu saya mengulangi apa yan

  • ELLIA    Posisi Baru

    “Wooow!” Seru Ellia dengan mata berbinar begitu melihat sebuah tower yang menopang tandon air di sebelah Barat kandang sapi. Ellia tergesa melangkah, bahkan berlari menuju proyek sumur yang semalaman telah digarap tiga pekerja laki-laki.“Om Mike, Om Mike....” Ellia memanggil keras Mike. Pagi itu juga ia tak sabar ingin mengungkapkan kebahagiaannya dan mengucapkan terima kasih pada Mike dan tiga pekerja.“Ellia, jangan teriak-teriak. Ini masih pagi. Kau bisa membangunkan mereka,” kata Kakek Jack begitu membuka pintu samping dari rumahnya.Seketika Ellia menggulungkan kening seraya merapatkan kedua bibirnya. Lalu ia bertanya, “Jadi, mereka membuat sumur semalaman? Dan mereka tidak tidur?”Seraya melepas senyum, Kakek Jack hanya mengangguk-angguk, sebagai jawaban “benar.”“Lalu....”“Mike juga bekerja keras membantu mem

  • ELLIA   Permulaan Misi Manajer

    Jam istirahat pekerja Staf kantor Planet Zoo pun tiba pada pukul 2 siang. Waktu yang sangat lama bagi Ellia. Hari itu, ia baru mengetahui bila istirahat pekerja Staf kantor berbeda dengan pekerja lapangan. Bahkan selisihnya sampai satu setengah jam.“Sangat melelahkan seharian bekerja di balik meja. Ini benar-benar keputusan yang tidak adil,” lirih Ellia dengan wajah datar.“Nona Ellia, apa anda....”“Oh, maaf Tuan Boffelt, saya harus segera pergi. Mmm saya ada janji dengan seseorang di jam istirahat ini.” Ellia memotong sambil bangkit berdiri. Kemudian ia melangkah tergesa keluar ruangan.Sejujurnya, terpaksa ia berbohong pada Boffelt. Bosan ia rasa bila menghabiskan jam istirahat dengan orang yang sama saat bekerja. Boffelt memang sangat baik dan ramah. Ia juga begitu sabar dalam mengajari dirinya. Namun, di wajah Boffelt tak pernah tampak senyum. Ia bahkan lebih mirip robot daripada manusia. P

  • ELLIA   Obrolan Di Tengah Gelap Malam

    Malam pukul 7, sebuah mobil bercat hitam berhenti di dekat gerbang masuk Selatan, Planet Zoo. Tak sampai 3 menit, 3 laki-laki turun dari dalam mobil. Mereka bertiga memakai seragam yang sama, sepatu bot, topi dan masker. Layaknya para intelijen yang mengemban sebuah misi dalam mengungkap sebuah kasus untuk mengamankan, maka Lindhan, Bomba dan Holdan datang ke Planet Zoo dengan semangat membara.“Hei kalian bertiga cepat sini,” seru seseorang dari depan pintu masuk khusus pegawai, yang tak lain adalah Mark si Security.Sontak Lindhan, Bomba dan Holdan terhenyak. Mereka pun meneliti seorang laki-laki berseragam Security di depan pintu masuk. Buru-buru mereka mengambil peralatan dari dalam mobil jeep bertulis “Servis Toilet, Sumur dan AC”Atas saran Mike, mereka bertiga menambahkan tulisan yang cukup besar di bagian kaca belakang dan body samping kanan dan kiri dari jeep milik sang Bos. Semua mereka lakukan demi memuluskan

  • ELLIA   Mematangkan Langkah

    Hari-hari Ellia di Planet Zoo dihabiskan di sebuah ruangan kecil Asisten Manajer, sesuai dengan jabatan yang kini diemban. Di sana ia sibuk menyusun data kelompok satwa seperti yang diminta Manajer. Beruntung selama beberapa hari sebelumnya, ia mendapat bantuan dari Merry si beruang dan sahabat-sahabatnya yang lain dalam mendapatkan data mengenai diri mereka. Mulai dari usia, jenis kelamin, rekam kesehatan, hingga blok kandang yang ditempati saat ini saat ini.“Tapi sepertinya... tidak akan selesai hari ini. Hmm mungkin kulanjutkan besok bila tak selesai,” lirih Ellia sambil menyalin data-data satwa yang tertulis di kertas pada di kompter.Tetiba Ellia melepas tawa ketika membaca tulisan pada kertas yang menyebutkan nama-nama satwa dari kelompok harimau. “Ouuuhh apa-apaan ini? Berry, Mark, Giant, Adam, Lucy?”Kemudian Ellia menepuk keningnya sendiri, lantaran terheran-heran pada tingkah mereka, harimau-harimau keci

  • ELLIA   Didera Bimbang

    Menjelang jam pulang pekerja, Ellia masih betah duduk di hadapan layar komputer. Ia bahkan tak mengambil jatah istirahat, karena berharap dapat sesegera mungkin menyelesaikan tugasnya. Untung saja Manajer mengerti keadaan dirinya. Sehingga Manajer tak mempermasalahkan menerima data yang baru selesai setengahnya tadi siang. Ketika jam pulang pekerja tiba, Boffelt memilih pulang lebih dulu. Ia tak mengatakan apapun, selain ada sesuatu yang mendesak yang masih harus dikerjakan. Sementara itu, diam-diam Ellia mengambil jatah lembur demi menyelesaikan tugasnya. Sehingga besok pagi ia tak membuat Manajer menyesali ucapannya, menjatuhkan kepercayaan pada dirinya. Sore hari bertambah gelap, Ellia memutus konsentrasinya dengan menyalakan semua lampu di ruangan itu. Ia mengunci pintu, setelah menutupnya rapat-rapat. Kemudian, ia kembali duduk di depan layar komputer. Lantaran kantuk yang hebat sangat memberatkan Ellia, maka ia pun pergi ke kantin Paman

  • ELLIA   Satu-Satunya Cara

    “Sepertinya aku harus memberi tahu Mrs. Vaeolin lebih dulu. Karena Mrs. Vaeolin ada di depan mata,” lirih Ellia, kemudian ia tergesa melangkah, bahkan berlari menghampiri Mrs. Vaeolin.“Mrs. Vaeolin, Mrs. Vaeolin...,” panggil Ellia keras.Namun, hanya John yang menoleh pada asal suara yang sangat ia kenal. Sementara Mrs. Vaeolin tak sekalipun menoleh. Untungnya, John berbisik pada Mrs. Vaeolin yang melangkah di depannya. Ia mengatakan bahwa Ellia memanggil dirinya.“Biarkan saja, kita harus secepatnya ke ruang rapat.”“Baik, Mrs. Vaeolin.”Malam itu Mrs. Vaeolin sengaja datang karena mendapat laporan bahwa esok pagi pukul 8 para pengawas kebun binatang yang tak lain adalah anggota Parlemen akan mengadakan inspeksi mendadak ke bebun binatang ini. Mereka akan memeriksa data-data jumlah satwa secara keseluruhan dan berdasarkan kelompok.Karena itulah

Bab terbaru

  • ELLIA   Pondasi Memulihkan Bumi

    Riuh warga Kota Westinhorn menyeruak begitu Mrs. Vaeolin keluar dari gedung parlemen pemerintah kota westinhorn. Sorak-sorak bahkan tangis mengalir di dalam gemuruh tepuk tangan. Mereka begitu mencintai sosok perempuan berusia 50 tahun itu. wanita yang tegas dan di segani siapapun terutama menyangkut kebun binatang planet zoo.Kini, warga Westinhorn tak lagi terpecah seperti sebelumnya. Setelah kebenaran terungkap, mereka pun bersatu. Mereka berharap dengan kembalinya mrs. Vaeolin maka permasalahan kebun binatang yang menjadi ikon kota westinhorn akan terselesaikan. Dan mereka dapat kembali menyaksikan kedamaian menyaksikan tingkah laku satwa-satwa yang pernah menghuni seluruh hutan yang pernah ada di dunia. Setelah Mrs. Vaeolin berdiri di depan mic, Ellia melangkah malu-malu di belakang Mrs. Vaeolin. Mr. Cruise meminta Ellia untuk mendampingi Mrs. Vaeolin. Ia menganggap Ellia begitu berjasa karena berhasil mengungkapkan penjahat utama yang ingin menjarah harta berharta milik Westi

  • ELLIA   Kembali Pulang

    Matahari terbit lebih awal di hari itu. Berita tak terduga diterima Mrs. Vaeolin di tahanan Dry Land Cave. Kepala rumah tahanan itu telah mengajukan peningkatan hukuman bagi Mrs. Vaeolin, dari semula ditahan seumur hidup menjadi hukuman mati. Pengadilan Westinhorn telah menyetujui. Bahkan keputusan pengadilan telah keluar sebelum sebelum komunikasi dari pihak pengacara Mrs. Vaeolin. Para pendukung Mrs. Vaeolin kembali kecewa dengan putusan pengadilan. Padahal mereka berharap dengan ditemukannya orang-orang yang hilang pada saat kejadian huru-hara pertama di planet Zoo, maka Mrs. Vaeolin akan dibebaskan. “Ini tidak adil!” seru pengunjuk rasa. “Pengadilan buta. Hakim buta dan tuli!” teriak para pengunjuk rasa. “Bebaskan bebaskan bebaskan Mrs. Vaeolin! Bersihkan namanya!” sorak-sorak pengunjuk rasa. Suara sirine polisi mengoyak pasang telinga setiap orang di depan pengadilan. Para polisi bergerak cepat menembus para pengunjuk rasa. Di tengah kerumunan itu juga terlihat asisten Mrs. V

  • ELLIA   Sambutan Tak Terduga

    Malam bertambah larut. Hampir berganti hari ketika jam menunjukkan pukul 12 malam kurang 15 menit. Dan kini keadaan di kebun binatang Planet Zoo telah kembali normal. Badai angin berangsur-angsur pergi menghilang. Dan tentunya semua orang yang menyaksikan malam itu tak mengetahui kemana perginya sang badai yang menakutkan itu.Kini polisi dan tentara semakin banyak yang masuk ke dalam area kebun binatang yang menjadi ikon Kota Westinhorn. Mereka menyisir lokasi hingga menangkap orang-orang yang terlibat keonaran. Dan pastinya mereka masih memburu tahanan yang kabur dari Dry Land Cave. Mereka juga membantu para polisi yang terjebak di dalam Planet Zoo selama terjadinya badai yang mengerikan. 20 orang anak buah Robert dan para pekerja Georges Hat yang lemas diringkus termasuk Cuki dan Eric. Cuki bahkan hampir tak sadarkan diri ketika dibawa polisi.Namun, ia sempat mengigau, berkata, “Tuan Edhi, apa kau sudah kembali? Aku dan para pekerja datang menyambut kepulanganmu.”“Angkat tangan

  • ELLIA   Kemenangan Yang Menyedihkan

    Benar dugaan Paman Hery. Lubang hitam yang menjadi pintu ke dunia lampau itu kian mengecil. Badai pun ikut melemah. Dan jangkauannya tak seluas semula.Bahkan kini para polisi dan tentara yang berada di luar area Planet Zoo memutuskan bergerak masuk ke dalam Planet Zoo. Komandan mereka mengintruksikan pada pasukannya supaya tetap bersabar menanti celah untuk mendekati sumber badai itu.“Tetap utamakan keselamatan! Ini hanya masalah waktu,” tambah komandan tentara.Sementara itu, masih banyak polisi yang terjebak di tengah badai di dalam Planet Zoo. Mereka tak berani pergi dari persembunyian karena khawatir badai akan tiba-tiba menguat dan menggulung mereka. Namun, beberapa polisi ternyata keluar dari persembunyian untuk pergi memeriksa.5 tentara pergi ke tempat terjadinya ledakan pertama, karena badai dirasa melemah di wilayah terjadinya ledakan pertama. Mereka pun menemukan bangkai helikopter yang sudah hangus dan mengepulkan asap hitam. Setelah didekati, mereka menemukan seorang p

  • ELLIA   Pertarungan Yang Berubah Menjadi Perlombaan

    Paman Hery masih sekuat tenaga menahan goncangan dari jam pasir kuno. Walau tak ada badai menerpa dirinya, namun ia jam pasir di kedua tangannya dapat dikatakan cukup berat. Ia sendiri masih tak mengerti mengapa jam pasir yang bisa menjadi seberat itu.1 jam waktu yang dimiliki Mrs. Vaeolin untuk pergi menyusul Ellia ke dalam dunia di dalam jam pasir itu. Bila ia tak kembali tepat waktu maka mereka tak bisa kembali ke dunia nyata. Karena jam pasir tak akan membuka tiga kali dunia yang sama.Malam itu juga pasukan tambahan dari kepolisian dan tentara pemerintah Kota Westinhorn berdatangan. Truk-truk dan helikopter telah bergerak dari markas. Sebagian truk yang mengangkut tentara dan polisi sudah tiba di area wilayah sekitar kebun binatang Planet Zoo yang luasnya mencapai puluhan hektar. Sedangkan helikopter yang terbang di sekitar kebun binatang itu tak berani bergerak maju lebih ke dalam lantaran badai angin yang menelimuti kebun binatang itu.Tak hanya aparat dan para wartawan yang m

  • ELLIA   Berhadapan

    “Apalagi ini?” lirih Ellia manakala melihat sebuah lubang hitam bertambah besar dari semula yang berupa titik.“Ellia, bagaimana ini. hewan-hewan itu sudah mulai keluar.” John begitu panik.“Dan apa itu?” John menunjuk sebuah lubang hitam raksasa sejauh 200 meter di hadapan mereka. Kemudian sesosok manusia melangkah ke keluar dari dalam lubang hitam itu.“Ellia, kau pergi saja bersama John dan Jerry. Aku akan menghadang mereka,” kata Jack seraya menatap Ellia dengan cemas.“Mereka hanya menginginkanku,” lanjut Jack.“Pergi kemana maksudmu Jack!” sela John.“Kita terkurung!” lanjutnya.“Kita pergi bersama, Jack. Karena kita akan pulang bersama,” kata Ellia.Kemudian John menoleh pada lubang hitam itu, maka dilhatnya kini puluhan hewan buas menemani langkah sesosok manusia itu. Ia hampir pingsan karena ketakutan yang luar biasa. Bagaimana tidak, di kanan dan di kiri mereka terdapat hewan-hewan buas yang hendak menyerang.John pun menangis meraung-raung. I berucap, “Apakah daging kita te

  • ELLIA   Terdesak

    Kedua mata Mrs. Vaeolin terbuka lebih lebar manakala melihat pasir terakhir akan jatuh. Sementara Paman Hery belum juga datang. Bila ia sendiri yang menahan jam pasir itu, maka ia tak dapat memantau ketika waktu habis. Tak diduga Paman Hery melompat dari belakang diri Mrs. Vaeolin. Ia mencoba meraih jam pasir itu. Dan tepat sekali, ketika jam pasir itu menciptakan badai bercampur cahaya yang berputar maka Paman Herry telah menggenggam jam pasir itu. Namun, tiba-tiba Robert melompat ke arah jam pasir itu. Ia mencoba merebut jam pasir kuno dari tangan Paman Hery. Robert sudah mendengar cerita mengenai jam pasir itu dari Max dan Durrel. Jam pasir kuno itu mampu menelan siapapun yang masuk ke dalamnya. Dan tidak memungkiri pula, jam pasir itu dapat mengembalikan Ellia, gadis kebun binatang yang menjadi saksi kejahatannya. Karena itu Robert ingin menggagalkan rencana Mrs. Vaeolin dan Paman Hery.“Berikan jam ini padaku!” Robert geram.“Kau yang menyingkir. Atau aku akan membuangmu ke dal

  • ELLIA   Menanti Keajaiban

    Polisi dan tentara dikerahkan untuk mengepung kebun binatang Planet Zoo. Sesuai dengan pernyataan 6 orang yang telah diamankan dari Georges Hat, bahwa tersangka buronan dari tahanan Dry Land Cave pergi ke kebun binatang Planet Zoo. Karena itu pihak kepolisian meminta bantuan tentara yang dimiliki Westinhorn untuk mengepung kebun binatang itu.Sesampainya di Planet Zoo, kedatangan puluhan polisi dan tentara mengejutkan orang-orang yang berseteru. Bahkan perkelahian antara anak buah Edhi dan pekerja Georges Hat yang dibantu pasukan patroli sempat terhenti ketika polisi dan tentara mengepung mereka. Bahkan helikopter yang terbang di atas mereka menyorotkan cahaya terang pada orang-orang yang bertikai di planet Zoo.“Kalian sudah terkepung. Jatuhkan senjata dan angkat tangan kalian semua!” seru komandan polisi di balik megaphone.Pilot yang mengemudikan helikopter itu mendapat perintah untuk menyisir tiap sudut kebun binatang itu. Sementara para polisi dan tentara mengamankan orang-orang

  • ELLIA   Saling Serang

    Tak diduga Ellia melempar sekepal salju ke muka John. Akibatnya John terkejut dan lengah. Ellia akhirnya mampu melepaskan cengkraman John dari lengannya. Ia pun bergegas menghampiri Jack. John berusaha mengejar, namun Jerry menarik bajunya. Ia meminta John tak pergi kemanapun. Lebih baik John mengawasi mereka dari tempatnya kini.“Lepaskan aku. Ellia dalam bahaya!”“Bukankah, Jack dan Edhi berada jauh dari anak buah Edhi?” bisik Jerry.John pun menggulungkan kening. “Tapi aku sangat khawatir.”“Dan kau? Tak biasanya kau bersikap begini!” lanjut John seraya menatap Jerry dengan penuh curiga.Dengan wajah datar Jerry berkata, “Kau salah. Aku masih sama seperti dulu. Hanya saja... aku tak ingin melihat Ellia... kembali sedih.” “Tapi kau malah membuatnya celaka!” maki John. Ia pun menyeringai sambil mengawasi Ellia.Sementara itu, kedatangan Ellia membuyarkan rayuan Edhi. Wajahnya kini dipenuhi dengan sakit hati. Ia tak rela Jack bersama dengan gadis itu, gadis yang sudah menggagalkan re

DMCA.com Protection Status