Hari-hari Ellia di Planet Zoo dihabiskan di sebuah ruangan kecil Asisten Manajer, sesuai dengan jabatan yang kini diemban. Di sana ia sibuk menyusun data kelompok satwa seperti yang diminta Manajer. Beruntung selama beberapa hari sebelumnya, ia mendapat bantuan dari Merry si beruang dan sahabat-sahabatnya yang lain dalam mendapatkan data mengenai diri mereka. Mulai dari usia, jenis kelamin, rekam kesehatan, hingga blok kandang yang ditempati saat ini saat ini.
“Tapi sepertinya... tidak akan selesai hari ini. Hmm mungkin kulanjutkan besok bila tak selesai,” lirih Ellia sambil menyalin data-data satwa yang tertulis di kertas pada di kompter.Tetiba Ellia melepas tawa ketika membaca tulisan pada kertas yang menyebutkan nama-nama satwa dari kelompok harimau. “Ouuuhh apa-apaan ini? Berry, Mark, Giant, Adam, Lucy?” Kemudian Ellia menepuk keningnya sendiri, lantaran terheran-heran pada tingkah mereka, harimau-harimau keciMenjelang jam pulang pekerja, Ellia masih betah duduk di hadapan layar komputer. Ia bahkan tak mengambil jatah istirahat, karena berharap dapat sesegera mungkin menyelesaikan tugasnya. Untung saja Manajer mengerti keadaan dirinya. Sehingga Manajer tak mempermasalahkan menerima data yang baru selesai setengahnya tadi siang. Ketika jam pulang pekerja tiba, Boffelt memilih pulang lebih dulu. Ia tak mengatakan apapun, selain ada sesuatu yang mendesak yang masih harus dikerjakan. Sementara itu, diam-diam Ellia mengambil jatah lembur demi menyelesaikan tugasnya. Sehingga besok pagi ia tak membuat Manajer menyesali ucapannya, menjatuhkan kepercayaan pada dirinya. Sore hari bertambah gelap, Ellia memutus konsentrasinya dengan menyalakan semua lampu di ruangan itu. Ia mengunci pintu, setelah menutupnya rapat-rapat. Kemudian, ia kembali duduk di depan layar komputer. Lantaran kantuk yang hebat sangat memberatkan Ellia, maka ia pun pergi ke kantin Paman
“Sepertinya aku harus memberi tahu Mrs. Vaeolin lebih dulu. Karena Mrs. Vaeolin ada di depan mata,” lirih Ellia, kemudian ia tergesa melangkah, bahkan berlari menghampiri Mrs. Vaeolin.“Mrs. Vaeolin, Mrs. Vaeolin...,” panggil Ellia keras.Namun, hanya John yang menoleh pada asal suara yang sangat ia kenal. Sementara Mrs. Vaeolin tak sekalipun menoleh. Untungnya, John berbisik pada Mrs. Vaeolin yang melangkah di depannya. Ia mengatakan bahwa Ellia memanggil dirinya.“Biarkan saja, kita harus secepatnya ke ruang rapat.”“Baik, Mrs. Vaeolin.”Malam itu Mrs. Vaeolin sengaja datang karena mendapat laporan bahwa esok pagi pukul 8 para pengawas kebun binatang yang tak lain adalah anggota Parlemen akan mengadakan inspeksi mendadak ke bebun binatang ini. Mereka akan memeriksa data-data jumlah satwa secara keseluruhan dan berdasarkan kelompok.Karena itulah
“Jack, cepat putar balik truk ini! Kita harus secepatnya pergi,” seru Bomba yang ikut menemani malam itu. “Tidak, kita harus bisa menangkap beberapa hewan sesuai perintah Bos Edhi,” kata Holdan yang juga ikut menemani Jack. “Kalau begitu kau saja yang mati dimakan hewan buas itu!” Bomba melotot. “Hei hei, memangnya ada apa? Ini hanya mati lampu biasa,” sahut Jack. “Kita tidak akan mati. Tidak ada yang boleh mati diantara kita.” Kemudian Holdan membuka box memanjang tempat kasur di belakang kursi berasa di bagian kabin. Ia mengeluarkan beberapa senjata yang disembunyikan. Bomba tercengang melihat apa yang dibawa Holdan. “Darimana kau....” “Bos Edhi telah mempersiapkan ini semua.” Holdan memotong sambil memasang beberapa peluru pada senapan bius. Lalu memasukkan persediaan peluru bius pada wadah bening berbentuk persegi. Kemudian Holdan memberi senapan laras pendek pada Bomba dan Jack. “Selipkan senapa
“Paman Hery... itu pasti Paman Hery. Ayo lebih cepat, Jerry.” Di awal perkataan suara Ellia begitu keras memanggil Paman Hery. “Bagaimana kau bisa yakin sekali bila itu Paman Hery?” “Entahlah, tapi aku sangat hapal dengan suara Boni.” “Boni?” “Iya, Boni. Dia kuda yang selalu menemati Paman Hery patroli malam.” “Oooh, aku rasa....” “Ah, benar itu Paman Hery. Lihat itu ia membawa sesuatu yang terang. Mmm mungkin itu lampu pijar.” “Baik, aku akan mengalahkan desir angin.” Jerry pun semakin kencang berlari dan berkelit dari hewan-hewan buas. “Oh tidak, Jerry berhenti. Kau menabrak sesuatu.” Jerry pun mendadak berhenti berlari. Dengan nafas menggebu ia bertanya, “Ada apa Ellia?” Tiba-tiba Ellia turun dari atas pelana di punggung Jerry. Sontak Jerry melarang keras. Namun, Ellia malah menjawab enteng, “Tenang saja Jerry, mereka sahabatku.” Kedua alis Jerry ter
Jack menginjak pedal rem kuat-kuat ketika truk yang dikemudikannya hendak menabrak seekor kuda putih yang melintas. Akibatnya rangkaian kontainer saling bertubrukan dan menimbulkan suara gaduh di malam itu.“Oh, untunglah truk ini tidak terguling,” ucap Jack dengan cucuran keringat. Kemudian ia kembali terkejut, dan melanjutkan, “Tapi apa tadi? Aku melihat... seekor kuda dan....”“Ah, seseorang!” Jack lekas membuka jendela kaca samping truk. Lalu dilihatnya kepungan gelap di luar truk.“Tak ada siapapun,” lirihnya. Ia pun menghentakkan tubuhnya pada punggung kursi dengan debaran hebat pada jantungnya.“Tapi aku melihatnya. Seorang wanita di atas kuda putih. Apa ini cuma halusinasiku?” Kemudian Jack mengintip kaca spion luar dengan jantung berdebar. Namun, ia tak melihat hewan-hewan buas yang tadi mengekor bahkan mengejar truk ini.“Jangan-jangan, i
“Jika itu benar, maka ini tak bisa dibiarkan.” Paman Hery pun memutar otak.Pikirnya, benar kata Ellia. Pemburu-pemburu itu adalah musuh utama, bukan hewan-hewan kebun binatang ini. Paman Hery meminta Romi mengabarkan pada para Security di pos jaga di empat penjuru untuk bersiaga penuh dan memastikan pintu gerbang tertutup rapat.“Perintahkan pada mereka untuk mengecek kesiapan senjata dan berjaga lebih ketat di tiap-tiap pintu gerbang. Karena kebun binatang ini telah disusupi oleh pemburu yang mengincar hewan-hewan kebun binatang.”“Siap,” jawab Romi, lalu lekas menunggang kuda dan memacunya ke pintu-pintu gerbang yang berjarak sangat jauh antara pintu gerbangnya.Namun, tetiba Paman Hery bergeming di bawah sinar bulan. Di kepalanya terlintas ucapan Mrs. Vaeolin beberapa waktu yang memaksa memberikan jam pasir kuno. “Kau tetap harus memberikan jam pasir itu. Atau kebun binatang ini akan le
“Kau yakin rencanamu itu berhasil, Ellia?” tanya Jerry.“Aku tidak tahu. Mmm mungkin itu bukan cara yang tepat. Tapi, semoga saja mereka jadi merasa terancam dengan mengetahui bahwa di Planet Zoo ada yang mengawasi perbuatan mereka,” jawab Ellia.“Aku pikir mereka ketakukan.” Usai membuang nafasnya, Jerry melanjutkan, “Lihatlah yang dilakukan pemuda itu ketika melihat kita. Ia seperti melihat hantu.”Tawa pun menyusul dari mulut lebar Jerry. Sehingga suaranya menerbangkan burung-burung yang terkaget-kaget. Sontak Jerry membungkam mulutnya sendiri seraya menghentikan langkah.“Harusnya kau tidak perlu tertawa, Jerry.” Ellia menepuk keningnya.Dan tiba-tiba saja Jerry mematung. Sementara kedua telinganya spontan bergerak-gerak. “Sssttt.”Elli lekas menutup mulutnya sambil mengamati sekitar. Kemudian, berbisik pada Jerry, “Apa
Edhi dan anak buahnya begitu terkejut dengan ledakan yang terjadi. Kini, di hadapan mereka, seorang laki-laki berdiri menghadang. Tepat di depan kobaran api, beberapa meter di depan kepala truk kontainer. Pikir Edhi dan 4 anak buahnya, ledakan yang terjadi pasti disengaja oleh laki-laki yang mereka lihat malam itu.“Kita bunuh dia,” Mike lekas membuka pintu.Namun, Edhi menahannya. Ia tak mengijinkan seorang pun dari anak buahnya keluar dari mobil.“Jangan ada yang keluar dari mobil,” kata Edhi.“Bagaimana jika....”“Holdan tak akan keluar, bila kita tidak keluar. Kita lihat dulu apa yang akan dilakukan laki-laki itu.”“Ini sangat mudah, hanya menyingkirkan satu orang,” sahut Bomba.“Bagaimana dia bisa tahu keberadaan kita?” lirih Edhi.Lindhan pun menjawab, “Mungkin dia mendeteksi dari suara sirene mobil ini,
Riuh warga Kota Westinhorn menyeruak begitu Mrs. Vaeolin keluar dari gedung parlemen pemerintah kota westinhorn. Sorak-sorak bahkan tangis mengalir di dalam gemuruh tepuk tangan. Mereka begitu mencintai sosok perempuan berusia 50 tahun itu. wanita yang tegas dan di segani siapapun terutama menyangkut kebun binatang planet zoo.Kini, warga Westinhorn tak lagi terpecah seperti sebelumnya. Setelah kebenaran terungkap, mereka pun bersatu. Mereka berharap dengan kembalinya mrs. Vaeolin maka permasalahan kebun binatang yang menjadi ikon kota westinhorn akan terselesaikan. Dan mereka dapat kembali menyaksikan kedamaian menyaksikan tingkah laku satwa-satwa yang pernah menghuni seluruh hutan yang pernah ada di dunia. Setelah Mrs. Vaeolin berdiri di depan mic, Ellia melangkah malu-malu di belakang Mrs. Vaeolin. Mr. Cruise meminta Ellia untuk mendampingi Mrs. Vaeolin. Ia menganggap Ellia begitu berjasa karena berhasil mengungkapkan penjahat utama yang ingin menjarah harta berharta milik Westi
Matahari terbit lebih awal di hari itu. Berita tak terduga diterima Mrs. Vaeolin di tahanan Dry Land Cave. Kepala rumah tahanan itu telah mengajukan peningkatan hukuman bagi Mrs. Vaeolin, dari semula ditahan seumur hidup menjadi hukuman mati. Pengadilan Westinhorn telah menyetujui. Bahkan keputusan pengadilan telah keluar sebelum sebelum komunikasi dari pihak pengacara Mrs. Vaeolin. Para pendukung Mrs. Vaeolin kembali kecewa dengan putusan pengadilan. Padahal mereka berharap dengan ditemukannya orang-orang yang hilang pada saat kejadian huru-hara pertama di planet Zoo, maka Mrs. Vaeolin akan dibebaskan. “Ini tidak adil!” seru pengunjuk rasa. “Pengadilan buta. Hakim buta dan tuli!” teriak para pengunjuk rasa. “Bebaskan bebaskan bebaskan Mrs. Vaeolin! Bersihkan namanya!” sorak-sorak pengunjuk rasa. Suara sirine polisi mengoyak pasang telinga setiap orang di depan pengadilan. Para polisi bergerak cepat menembus para pengunjuk rasa. Di tengah kerumunan itu juga terlihat asisten Mrs. V
Malam bertambah larut. Hampir berganti hari ketika jam menunjukkan pukul 12 malam kurang 15 menit. Dan kini keadaan di kebun binatang Planet Zoo telah kembali normal. Badai angin berangsur-angsur pergi menghilang. Dan tentunya semua orang yang menyaksikan malam itu tak mengetahui kemana perginya sang badai yang menakutkan itu.Kini polisi dan tentara semakin banyak yang masuk ke dalam area kebun binatang yang menjadi ikon Kota Westinhorn. Mereka menyisir lokasi hingga menangkap orang-orang yang terlibat keonaran. Dan pastinya mereka masih memburu tahanan yang kabur dari Dry Land Cave. Mereka juga membantu para polisi yang terjebak di dalam Planet Zoo selama terjadinya badai yang mengerikan. 20 orang anak buah Robert dan para pekerja Georges Hat yang lemas diringkus termasuk Cuki dan Eric. Cuki bahkan hampir tak sadarkan diri ketika dibawa polisi.Namun, ia sempat mengigau, berkata, “Tuan Edhi, apa kau sudah kembali? Aku dan para pekerja datang menyambut kepulanganmu.”“Angkat tangan
Benar dugaan Paman Hery. Lubang hitam yang menjadi pintu ke dunia lampau itu kian mengecil. Badai pun ikut melemah. Dan jangkauannya tak seluas semula.Bahkan kini para polisi dan tentara yang berada di luar area Planet Zoo memutuskan bergerak masuk ke dalam Planet Zoo. Komandan mereka mengintruksikan pada pasukannya supaya tetap bersabar menanti celah untuk mendekati sumber badai itu.“Tetap utamakan keselamatan! Ini hanya masalah waktu,” tambah komandan tentara.Sementara itu, masih banyak polisi yang terjebak di tengah badai di dalam Planet Zoo. Mereka tak berani pergi dari persembunyian karena khawatir badai akan tiba-tiba menguat dan menggulung mereka. Namun, beberapa polisi ternyata keluar dari persembunyian untuk pergi memeriksa.5 tentara pergi ke tempat terjadinya ledakan pertama, karena badai dirasa melemah di wilayah terjadinya ledakan pertama. Mereka pun menemukan bangkai helikopter yang sudah hangus dan mengepulkan asap hitam. Setelah didekati, mereka menemukan seorang p
Paman Hery masih sekuat tenaga menahan goncangan dari jam pasir kuno. Walau tak ada badai menerpa dirinya, namun ia jam pasir di kedua tangannya dapat dikatakan cukup berat. Ia sendiri masih tak mengerti mengapa jam pasir yang bisa menjadi seberat itu.1 jam waktu yang dimiliki Mrs. Vaeolin untuk pergi menyusul Ellia ke dalam dunia di dalam jam pasir itu. Bila ia tak kembali tepat waktu maka mereka tak bisa kembali ke dunia nyata. Karena jam pasir tak akan membuka tiga kali dunia yang sama.Malam itu juga pasukan tambahan dari kepolisian dan tentara pemerintah Kota Westinhorn berdatangan. Truk-truk dan helikopter telah bergerak dari markas. Sebagian truk yang mengangkut tentara dan polisi sudah tiba di area wilayah sekitar kebun binatang Planet Zoo yang luasnya mencapai puluhan hektar. Sedangkan helikopter yang terbang di sekitar kebun binatang itu tak berani bergerak maju lebih ke dalam lantaran badai angin yang menelimuti kebun binatang itu.Tak hanya aparat dan para wartawan yang m
“Apalagi ini?” lirih Ellia manakala melihat sebuah lubang hitam bertambah besar dari semula yang berupa titik.“Ellia, bagaimana ini. hewan-hewan itu sudah mulai keluar.” John begitu panik.“Dan apa itu?” John menunjuk sebuah lubang hitam raksasa sejauh 200 meter di hadapan mereka. Kemudian sesosok manusia melangkah ke keluar dari dalam lubang hitam itu.“Ellia, kau pergi saja bersama John dan Jerry. Aku akan menghadang mereka,” kata Jack seraya menatap Ellia dengan cemas.“Mereka hanya menginginkanku,” lanjut Jack.“Pergi kemana maksudmu Jack!” sela John.“Kita terkurung!” lanjutnya.“Kita pergi bersama, Jack. Karena kita akan pulang bersama,” kata Ellia.Kemudian John menoleh pada lubang hitam itu, maka dilhatnya kini puluhan hewan buas menemani langkah sesosok manusia itu. Ia hampir pingsan karena ketakutan yang luar biasa. Bagaimana tidak, di kanan dan di kiri mereka terdapat hewan-hewan buas yang hendak menyerang.John pun menangis meraung-raung. I berucap, “Apakah daging kita te
Kedua mata Mrs. Vaeolin terbuka lebih lebar manakala melihat pasir terakhir akan jatuh. Sementara Paman Hery belum juga datang. Bila ia sendiri yang menahan jam pasir itu, maka ia tak dapat memantau ketika waktu habis. Tak diduga Paman Hery melompat dari belakang diri Mrs. Vaeolin. Ia mencoba meraih jam pasir itu. Dan tepat sekali, ketika jam pasir itu menciptakan badai bercampur cahaya yang berputar maka Paman Herry telah menggenggam jam pasir itu. Namun, tiba-tiba Robert melompat ke arah jam pasir itu. Ia mencoba merebut jam pasir kuno dari tangan Paman Hery. Robert sudah mendengar cerita mengenai jam pasir itu dari Max dan Durrel. Jam pasir kuno itu mampu menelan siapapun yang masuk ke dalamnya. Dan tidak memungkiri pula, jam pasir itu dapat mengembalikan Ellia, gadis kebun binatang yang menjadi saksi kejahatannya. Karena itu Robert ingin menggagalkan rencana Mrs. Vaeolin dan Paman Hery.“Berikan jam ini padaku!” Robert geram.“Kau yang menyingkir. Atau aku akan membuangmu ke dal
Polisi dan tentara dikerahkan untuk mengepung kebun binatang Planet Zoo. Sesuai dengan pernyataan 6 orang yang telah diamankan dari Georges Hat, bahwa tersangka buronan dari tahanan Dry Land Cave pergi ke kebun binatang Planet Zoo. Karena itu pihak kepolisian meminta bantuan tentara yang dimiliki Westinhorn untuk mengepung kebun binatang itu.Sesampainya di Planet Zoo, kedatangan puluhan polisi dan tentara mengejutkan orang-orang yang berseteru. Bahkan perkelahian antara anak buah Edhi dan pekerja Georges Hat yang dibantu pasukan patroli sempat terhenti ketika polisi dan tentara mengepung mereka. Bahkan helikopter yang terbang di atas mereka menyorotkan cahaya terang pada orang-orang yang bertikai di planet Zoo.“Kalian sudah terkepung. Jatuhkan senjata dan angkat tangan kalian semua!” seru komandan polisi di balik megaphone.Pilot yang mengemudikan helikopter itu mendapat perintah untuk menyisir tiap sudut kebun binatang itu. Sementara para polisi dan tentara mengamankan orang-orang
Tak diduga Ellia melempar sekepal salju ke muka John. Akibatnya John terkejut dan lengah. Ellia akhirnya mampu melepaskan cengkraman John dari lengannya. Ia pun bergegas menghampiri Jack. John berusaha mengejar, namun Jerry menarik bajunya. Ia meminta John tak pergi kemanapun. Lebih baik John mengawasi mereka dari tempatnya kini.“Lepaskan aku. Ellia dalam bahaya!”“Bukankah, Jack dan Edhi berada jauh dari anak buah Edhi?” bisik Jerry.John pun menggulungkan kening. “Tapi aku sangat khawatir.”“Dan kau? Tak biasanya kau bersikap begini!” lanjut John seraya menatap Jerry dengan penuh curiga.Dengan wajah datar Jerry berkata, “Kau salah. Aku masih sama seperti dulu. Hanya saja... aku tak ingin melihat Ellia... kembali sedih.” “Tapi kau malah membuatnya celaka!” maki John. Ia pun menyeringai sambil mengawasi Ellia.Sementara itu, kedatangan Ellia membuyarkan rayuan Edhi. Wajahnya kini dipenuhi dengan sakit hati. Ia tak rela Jack bersama dengan gadis itu, gadis yang sudah menggagalkan re