Beranda / Fantasi / ELLIA / Buntut Kepanikan

Share

Buntut Kepanikan

Penulis: Anonim.ina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Dari mana saja kalian!” Edhi berang dengan kedua anak buahnya, Mike dan Bomba yang menghilang tanpa kabar. Mereka juga baru kembali ke Georges Hat pada tengah malam tanpa membawa bahan makanan seperti yang telah diperintahkan pada mereka.

Mike dan Bomba tak lekas menjawab kemarahan Bosnya. Mereka berdua mendadak bingung dengan apa yang harus dijelaskan. Semuanya terjadi karena kesalahan mereka berdua, Mike yang salah membaca peta dan Bomba yang harusnya mengingatkan malah tertidur pulas. Hingga mereka berdua tersesat di tempat yang kering, gersang, bertanah merah lagi berbatu, seperti tanah di planet Mars. Namun anehnya jalan aspal yang membelah tempat itu begitu mulus dan cukup lebar.

Kini mereka berdua terdiam dengan muka kecel dan lecek. Di kepala mereka berdua hanya ada bagaimana memutus kemarahan Bos mereka yang gampang marah. Padahal mereka hanya terlambat sedikit dari batas waktu yang ditentukan olehnya.

Bomba yang merasa sangat payah menyikut Mike yang juga sangat kelelahan. Ia berbisik pelan tanpa mengalihkan wajah dan sorot matanya. “Kau saja yang menjawab Mike.”

“Baik. Akan kukatakan semuanya bermula dari kesalahanmu!” ucap Mike pelan dan tegas pada Bomba. Seketika rona wajah Bomba memerah mendengar ucapan Mike. Ia tak terima disebut sebagai biang masalah. 

Tetiba telepon di dalam mobil Edhi berdering. Lantaran muak melihat wajah anak buahnya, Edhi pun menghampiri Asistennya yang menjawab telepon. Edhi masuk ke dalam bus rumah miliknya yang begitu mewah, dimana terdapat tempat untuk memarkir mobil sport di bagian belakang.

“Dari Tuan Daniel, Tuan.” Cuki memberikan telepon pada Bosnya.

“Halo Tuan Daniel.... ” Edhi menyapa Tuan Daniel di balik telepon.

Sementara Edhi berbincang dengan pelanggannya, di luar mobil Mike dan Bomba malah baku hantam. Mereka berdua saling melepas tinju dan tendangan. Bomba dan Mike marah semarah-marahnya. Holdan dan Lindhan pun tak dapat memisahkan pertengkaran dua kawannya itu. Alhasil wajah Bomba maupun Mike memerah dan memar-memar. Bahkan bibir mereka mengucurkan darah segar. 

Di dalam mobil mewah yang berfungsi sebagai tempat kerja dan rumah, Edhi duduk di balik meja kerjanya. Ia begitu bahagia, Tuan Daniel menambah 2 gajah dan 1 beruang untuk usaha sirkusnya. 

“Tenang Tuan Daniel, kami masih memiliki stok mereka yang sudah patuh. Anda tinggal mengirim alamat pada kami. Sesuai permintaan anda, kami akan segera mengirim mereka secepatnya. Minggu ini mereka sudah ada di tempat anda.” Lalu Edhi tertawa bahagia.

Usai telepon ditutup, Edhi meminta Cuki menyiapkan surat-suara jual beli satwa/hewan yang akan segera diserah terimakan pada Tuan Daniel. Edhi juga meminta data mengenai jumlah hewan yang telah dilatih di kandang.

Tetiba Edhi mengernyitkan kening begitu melihat jumlah yang tertera di kertas laporan. Melihat sikap sang Majikan, Cuki mengatakan bawah jumlah hewan-hewan yang kita miliki masih cukup untuk memenuhi pesanan Tuan Daniel dan Tuan Kosmo. Tetapi setelah itu kita benar-benar kehabisan stok, kecuali tiga singa liar yang masih dilatih Bareth, 2 harimau dan 5 heana yang belum sama sekali dilatih Bareth.

“Apa itu termasuk tambahan yang diminta Tuan Daneil?”

“Iya, Tuan. Karena Tuan Daniel hanya meminta tambahan 2 harimau dan 1 beruang. 2 gajah bisa kita ambil dari yang baru dilatih Geth.”

“Apa kau yakin 2 gajah dan harimau itu sudah mau menuruti perintah? Bukankah 5 gajah yang ditangani Geth juga seperti 3 singa yang dilatih Bareth?”

“Untuk harimau tidak masalah karena berasal dari peliharaan manusia. Untuk gajah, mereka memang gajah liar, sama seperti singa yang dilatih Bareth. Tadi Geth melaporkan 2 gajah sudah lebih stabil, mau mematuhi perintah, Tuan,” kata Cuki. Edhi pun tak bertanya lagi, hanya mengangguk-angguk pertanda memahami penjelasan Cuki. 

Kemudian Edhi mengulang perintahnya pada Cuki untuk mengurus surat-surat hewan yang akan mereka serah terimakan pada Daniel. Setelah itu pergi keluar mobil mewahnya menemui 4 anak buahnya. Namun yang Edhi dapati malah membuatnya kembali emosi,

Bomba dan Mike tengah berduel. Sedangkan Holdan dan Lindhan kuwalahan memisahkan dua kawannya itu. Edhi pun semakin berang melihat tingkah 4 anak buahnya yang tak pernah becus menjalankan perintah darinya.

“Hentikan!”

Seketika suara Edhi membungkam keributan Bomba, Mike, Holdan dan Lindhan.  Sesegera mungkin mereka berempat menghadap Bos mereka. Edhi pun marah sejadi jadinya pada mereka berempat.

Namun, Edhi tak menghukum mereka usai Cuki membisikkan mengenai permintaan Tuan Daniel dan Tuan Kosmo yang meminta segera dikirimkan pesanan hewan-hewan yang telah disepakati.

“Baiklah. Kali kalian kumaafkan. Tapi ingat, satu kali lagi kalian berbuat salah, maka aku akan menendang kalian dari di sini.”

“Baik Tuan,” jawab mereka hampir bersamaan.

Edhi pun meminta keempat anak buahnya itu menyiapkan gajah, harimau, singa, beruang,  kuda zebra yang akan segera dikirim pada Tuan Kosmo dan Tuan Daniel.

                                       *#*

“Ellia oh Ellia... mengapa kau jadi pelupa... Kau mendapatkan kopi yang kau mau... namun mengapa kau tak kembali... Ayolah... ayolah... bersihkan... bersihkan... aku dari si penggganggu ini... debu-debu tebal... bahkan menggumpal di sudut-sudutku... lekas bersihkan... sebelum mentari tiba... sebelum langit berganti latar....” Nyanyian lemari tua di tengah kantuk Ellia yang begitu memberatkan.

Menjelang jam 5 pagi, Ellia selesai memberihkan lemari tua dan merapikan berkas-berkas ke dalam map dan odner map. Kantuk yang berat tetiba menyerang Ellia. Ia pun tak dapat menepis lagi. Akhirnya ia pun tertidur, bersandar di lemari tua yang baru dibersihkan.

“Terima kasih Ellia...,” bisik lemari tua pada Ellia. Ellia pun tertidur pulas menjelang pagi.

1 jam berlalu, langit di atas kebun binatang Planet Zoo sudah terang benderang. Berbagai nyanyian burung dan hewan berkaki empat, maupun dua menyambut pagi dengan bahagia.

Petugas kebersihan dalam, bernama Nancy membuka pintu-pintu ruangan dan kantor dengan tergesa. Setelah membersihkan kantor Mrs. Vaeolin, Nancy pindah ke ruang di sebelahnya. Tetiba, ia begitu terkejut ketika hendak membuka ruangan Kebersihan dan Logistik Satwa. Pikirnya, siapakah yang membuka pintu ruangan ini? Sementara hanya dirinya dan Fredy yang memiliki kunci ini? Lalu Nancy pergi memeriksa ke dalam ruangan itu. 

Nancy pun mendapati seorang gadis tertidur di samping lemari penyimpanan berkas. Pada diri ia bertanya-tanya siapakah gadis muda ini? Mengapa gadis ini bisa sampai ke ruangan ini? Dia bukan pencuri kan?

Ketika hatinya menyebut kata “Pencuri”, Nancy lekas pergi memanggil Security yang bertugas pagi itu. Ia pun melaporkan mengenai gadis muda di ruangan Kebersihan dan Logistik Satwa.

Security bernama Mark bergegas datang ke ruangan Unit Kebersihan dan Logistik Satwa. Tanpa membangunkan Ellia, Mark lekas mengingat gadis itu. Ellia pun terkejut sekaligus kelabakan. Ia bingung setengah mati dengan apa yang dilakukan oleh laki-laki berseragam seperti Security kebun binatang Planet Zoo.

“Hei hei ada apa ini? Apa yang kau lakukan?”  tanya Ellia setengah sadar lantaran separuh jiwanya masih berada di alam bawah sadar.

“Kau pasti pencuri. Kalau tidak, mengapa kau bisa masuk ke dalam ruangan ini?” Nancy perempuan separuh baya bertubuh besar.

“Mencuri?” Ellia mengulang sambil menggulungkan kening lantaran mendadak bingung. Tak mengerti maksud yang dikatakan perempuan di hadapannya itu.

“Sudah sudah, biar kubawa dia ke pos sekarang.” Mark menggiring Ellia dengan tangan terikat keluar ruangan.

Nancy pun berupaya mengejar. Ia mengatakan, “Mrs. Vaeolin harus tahu ada pencuri di ruangan ini Mark.”

“Aku akan membereskannya,” ujar Mark keras sambil melangkah, membawa Ellia ke pos Security.

Di ruang Security, walau pikirannya masih di pengaruhi alam bawah sadar Ellia meminta ijin untuk menggunakan toilet. Ia hendak membuang hajat sekaligus mencuci muka supaya kantuk yang ia rasa tak memberatkannya. Beberapa menit kemudian, Ellia kembali ke ruangan Security. Ia duduk di depan meja interogasi. Ia sempat menguap beberapa kali sebelum pertanyaan melayang padanya. Ia juga mengucek-ucek kedua mata. Lalu pusing mendarat di kepalanya. Berat ia rasa kepalanya saat itu. 

“Kau baik-baik saja?” tanya Mark.

Ellia hanya mengangguk, lalu menyeringai seraya berusaha membuka mata yang begitu rapat dan berat. Namun. tiba-tiba ia jatuh tertelungkup di atas meja. Sontak Mark terkejut bukan main. Hampir saja jantungnya rontok.

Mark pun ngomel-ngomel, “Kalau tak mahir mencuri jangan mencuri. Lagi pula apa yang kau curi dari kebun binatang ini?”

5 jam kemudian, Ellia menguap seraya menggeliat, lalu mengucek kedua matanya.  Melihat segelas air di meja, Ellia lekas meraihnya, menenggaknya hingga habis. “Segaaaaarrrr.”

Namun ia tak bisa mengingat ingatannya sepenuhnya. Bahkan ia tak ingat mengapa dirinya bisa sampai di sini? Mmm seingatnya, ada laki-laki yang mengikat tangannya di... oh, Ellia terperanjat begitu mengingat bahwa pagi jam 3 dini hari tadi ia membersihkan lemari tua dan berkas-berkas, map, dan ordner map.

“Laki-laki itu pasti yang membawaku ke tempat ini!” Ellia geram, lalu meneliti tempat itu, yang ternyata adalah ruang keamanan kebun binatang Planet Zoo.

"Iya aku ingat sekarang. Laki-laki itu yang membawaku ke sini," ucap Ellia setelah berusaha mengingat-ingat.

Karena kejadian itu, alhasil, Ellia tak hadir pada apel pagi yang dilaksanakan pada tepat pukul 7 pagi. Hanya Ellia yang tak hadir dari 35 pekerja lapangan yang terdaftar. Bukan hanya Mrs. Vaeolin yang bertanya-tanya akan ketidakhadiran Ellia dalam apel pagi. Pun dengan pekerja lapangan yang hadir. Pikir mereka mengapa Ellia begitu pemalas. Harusnya Ellia tak pantas bekerja di kebun binatang Planet Zoo ini yang menekankan para pekerja untuk selalu disiplin.

Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka. Security bernama Mark itu lekas mengikat Ellia. Sontak Ellia meronta-ronta, tak terima kedua tangannya diikat seperti pencuri. Namun Mark tetap melaksanakan tugasnya. Sesuai dengan perintah, ia akan membawa Ellia si Pencuri ke hadapan Kepala Kebersihan dan Logistik Satwa, Mrs. Vaeolin.

Mrs. Vaeolin begitu terejut mengetahui pencuri yang dimaksud adalah Ellia, gadis muda yang mendapat hukuman lembur karena kedapatan lalai menjalankan tugasnya sebagai pekerja lapangan.

“Kau?” Mrs. Vaeolin begitu terkejut melihat Ellia dengan tangan terikat di depan Security.

Sontak Ellia menyeringai. Ia kebingungan apa yang harus dijelaskan pada Mrs. Vaeolin yang sepertinya juga tak kalah terkejut dengan dirinya.

Walau sadar dirinya bukan seorang hakim, namun di ruangan itu juga Mrs Vaeolin mengadakan sidang untuk membuka jalan terang, apa yang terjadi sehingga pekerja baru bernama Ellia sampai dituduh sebagai pencuri. Saksi-saksi telah dipanggil, mulai dari Nancy petugas dalam kebun binatang Planet Zoo, Mark Security, dan Fredy, asistennya yang memberi tugas lembur pada Ellia. Fredy mengawali lebih dulu. Ia mengatakan telah memberikan tugas lembur pada Ellia sesuai dengan perintah Mrs. Vaeolin.

“Lembur hanya selama 6 jam, Mrs. Vaeolin,” kata Fredy. Lalu disambut anggukkan Mrs. Vaeolin.

“Ooooh, berarti dia benar mau mencuri,” sahut Nancy sambil menunjuk Ellia. Lalu tetiba bungkam begitu Mrs. Vaeolin menatapnya.

“Mark. Kau tadi malam?” tanya Mrs. Vaeolin.

“Saya masih di rumah, Mrs Vaeolin,” jawab Mark tegas, namun Nancy dan Fredy malah menahan tawa.

Mrs. Vaeolin pun menghembuskan nafas. Ia terdiam sekian detik, sebelum kembali bertanya pada Ellia, “Apa kau menyelesaikan tugas lemburmu sesuai dengan perintah? Selama 6 jam?”

Ellia tak lekas menjawab. Ia mencoba mengingar-ingat berapa lama untuk membersihkan lemari tua dan berkas-berkas, tumpukan map dan ordner map. Sambil mengernyitkan kening Ellia menjawab, bahwa dirinya bisa membersihkan dan merapikan satu lemari berikut dengan tumpukan berkas, map dan ordner map dalam waktu 2 jam. 

“Mmm tapi... sebelum membersihkan dan merapikan isi lemari ke 3, saya diserang kantuk. Saya ingin pergi ke kantin membeli kopi. Tapi diluar sangat gelap dan sepi. Untunglah ada Paman Hery dan Romi yang sedang patroli malam. Jadi saya...."

“Pergi ke kantin membeli segelas kopi?” Mrs. Vaeolin memotong. Lalu melanjutkan dugaannya lantaran sudah bisa membaca cerita Ellia. Ellia pun mengangguk seraya menatap Mrs. Vaeolin.

“Lalu?”

“Lalu... saya lupa... kembali,” jawab Ellia dengan suara pelan sambil menunduk.

Mrs. Vaeolin tampak menghirup udara panjang, lalu ia menggeleng-gelengkan kepala seraya membuangnya perlahan. Pikirnya, mengapa Ellia selalu tak fokus. walaupun hasil pekerjaannnya memuaskan.

Tapi Mrs. Vaeolin memuji tanggungjawab gadis muda di hadapannya itu. Walaupun Ellia pergi minum kopi di kantin hingga lupa waktu gara-gara keasyikan mendengar cerita Paman Hery dan Romi. Namun, begitu Ellia ingat akan tugas lemburnya, ia berusaha menyelesaikan. Karena itu Mrs. Vaeolin pun menduga Ellia tertidur di samping lemari setelah menyelesaikan tugasnya.

 

                                       *#*

Toko bernama Paman Sam, yang tak jauh dari perbatasan Westinhorn ramai diburu orang-orang yang hendak mengetahui Kota Westinhorn, namun mereka tak diijinkan masuk ke dalam kota itu oleh petugas perbatasan. Pemerintah Kota Westinhorn, memang mengatur kunjungan warga luar Westinhorn, walaupun sekedar berkunjung ke rumah saudara yang tinggal di Westinhorn. 

Bagi orang luar yang tak tinggal di Westinhorn, Kota Westinhorn seperti penjara yang tak bebas keluar masuk. Namun tidak demikian bagi warga yang sudah menentap di Kota terindah dan teraman, Waestinhorn. Mereka sangat nyaman dan selalu mendukung kebijakan pemerintah Kota dalam melindungi warganya, lingkungan dan hewan.

Atas alasan itu pula, semalam Kakek Jack membatalkan pergi ke kebun binatang Planet Zoo. Ia mengikuti saran kawannya, yang sering dipanggil Paman Sam. Walau demikian Kakek Jack memilih tak kembali ke rumah. Ia rela tidur di kursi yang menghadap dinding kaca toko itu yang menghadap ke jalan aspal. Berharap, Ellia sang cucu melintas.

“Makan dulu Jack,” kata Paman Sam seraya menyodorkan risotto dan segelas kopi hangat, juga segelas air mineral.

“Jangan berkata seperti itu terus, Sam. Katakanlah yang selain dari itu.”

Paman Sam pun terbahak, lalu duduk di samping sahabatnya. “Kau masih saja seperti dulu. Menolak memikirkan yang lain, bila mencemaskan sesuatu.”

“Kuharap Ellia baik-baik saja. Aku begitu meyayanginya. Ia adalah harta kami yang kami miliki, Sam.”

Usai menghela nafas, Paman Sam kembali berkata, “Ellia pasti datang ke toko ini sebelum pulang ke rumahmu, Jack.”

Seketika Kakek Jack mengernyitkan kening. Sebelum Kakek Jack bertanya mengapa, Paman Sam mendahului berkata, “Karena Ellia akan mengambil uang penjualan roti-roti buatan Emi yang dititipkan di toko Paman Sama ini.”

Sontak Kakek Jack dan Paman Sam tertawa terbahak. Pikir Kakek Jack, mengapa ia tak dapat berpikir sejauh itu? 

“Baiklah, sudah tertawanya, sekarang kau habiskan ini dan segeralah pulang. Emi pasti mengkhawatirkanmu Jack,” kata Paman Sam sambil menggeser semangkuk risotto di meja ke hadapan Kakek Jack. 

“Aku akan makan sekarang. Tapi aku akan tetap menanti Ellia di sini,” ucap Kakek Jack sambil meraih sendok, lalu melahap risotto.

“Kau yakin tak mau pulang Jack? Bagaimana bila Emi.... ”

“Emi akan baik-baik saja. Dia bersama Mike.”

“Mike? Siapa Mike?”

“Dia orang yang tersesat. Malam itu aku menemukannya di jalan ketika akan pergi ke sini kemarin malam. Aku membawanya ke rumah, dan Emi mengobatinya.”

“Jack. Kenapa kau begitu saja percaya dengan orang asing? Bisa saja mereka orang jahat yang ingin mencuri di rumahmu!”

“Kau tak akan mengerti Sam. Sudahlah.”

“Jack. Sebaiknya kau pulang dulu ke rumah. Kau harus memastikan Emi baik-baik saja.”

Kakek Jack pun mengernyitkan kening. Tiba-tiba hatinya bimbang. Ia bertanya-tanya pada diri. Apakah benar yang dikatakan Sam bahwa Mike adalah orang jahat? Bila itu benar, maka apa yang akan dicuri Mike dari petani miskin seperti dirinya?

Kakek Jack tak menghabiskan risotto buatan Paman Sam. Ia tergesa pulang bersama traktor tua miliknya.

Beberapa waktu kemudian, Traktor tua roda empat yang dikemudikan Kakek Jack tiba di depan rumah kayu dua lantai. Tergesa ia menaiki titian tangga, lalu membuka pintu seraya memanggil sang Istri, “Emi... Emi.... Emi....”

Tak mendengar suara sang Istri, Kakek Jack pergi memeriksa seluruh ruangan di lantai 1. Tak juga menemukan sang istri, Kakek Jack pergi ke lantai 2 sambil memanggil-manggil nama sang Istri. Bahkan ia pergi mencarinya ke kamar Ellia. Namun sang Istri tetap tak ditemukan dan tidak pula menjawab panggilannya. 

Tiba-tiba Kakek Jack mendengar suara sang Istri memanggil-manggil nama dirinya dari lantai 1. Jack pun tergesa menuruni tangga dengan sehati-hati mungkin. 

“Jack, kau sudah pulang? Mana Ellia, apa dia bersamamu?” tanya Nenek Emi sambil menyambut Kakek Jack di depan tangga.

Namun Kakek Jack justru berkata, “Oh syukurlah kau tidak apa-apa.”

Nenek Emi pun bingung melihat sikap sang Suami. “Jack, ada apa? Kau tak seperti biasanya. Apa yang terjadi Jack?”

Lagi-lagi Kakek Jack tak menjawab pertanyaan Istrinya. Namun mengarahkan sorot matanya ke segala arah. “Apa Mike masih di sini? Kemana Mike?”

“Oh, itu juga yang kukhawatirkan. Dari semalam Mike tidak ada setelah kau pergi.”

“Jadi Mike pergi? Dengan siapa?”

“Aku tidak tahu Jack.”

Bab terkait

  • ELLIA   Ledakan Dua Bibir

    “Bomba Mike apa-apaan ini?” Edhi kembali murka begitu mengetahui dari tangki mobil jeep miliknya tercium bau solar. Bahkan terdapat 1 jeriken di bagasi jeep berwana hitam itu.Tak pelak Bomba dan Mike lari kalang kabut menghadap Edhi, begitu mendengar suara Edhi yang begitu keras. Di hadapan Edhi mereka tertunduk lesu lantaran kelelahan.“Ayo jelaskan, apa yang kalian lakukan dengan mobil ini!”“Kami hanya membuatnya melaju lagi, Tuan.”“Melaju lagi? Apa maksud kalian!”Mike segera menceritakan, bahwa kemarin siang mereka tersesat dan kehabisan bensin di tengah perjalanan. Karena tak membawa persediaan bensin, jadi mereka menggunakan solar milik seorang kakek.“Mengapa kalian tidak menjelaskannya tadi malam!”“Karena Tuan Edhi meminta kami segera membersihkan kandang-kandang dan hewan-hewan yang akan dikirim pada Tuan Kosmo dan

  • ELLIA   Memandang Lebih Dekat

    Dering telepon di meja kerja Kepala Utama Kebersihan dan Logistik Satwa diangkat oleh Mrs. Vaeolin yang tengah memeriksa beberapa berkas. Setelah mengetahui si penelepon tetiba Mrs. Vaeolin meletakkan berkas-berkas di tangan kirinya. Lalu serius menyimak yang disampaikan oleh si penelepon.Mr. Jhoan, Sektretaris Pemerintah Kota Westinhorn mengabarkan, pertama, Wali Kota Westinhorn meminta Penanggungjawab Planet Zoo melaporkan mengenai jumlah satwa di kebun binatang Planet Zoo berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin. Kedua, Senat dan Parlemen Pemerintah telah memilih Manajer yang layak memimpin Planet Zoo ke arah yang lebih baik sesuai dengan misi Pemerintah Kota Westinhorn.Mr. Jhoan juga mengatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan surat, ditujukan pada Mrs. Vaeolin yang menjadi penanggungjawab Planet Zoo selama ini. Setelah telepon ditutup, Mrs. Vaeolin bergeming di kursi kerjanya. Tatapannya begitu tajam, seakan menggambarkan ketidaksetujuannya

  • ELLIA   Mendekap Waktu

    Langit pagi yang terik terbentang luas di atas Georges Hat. Menabuh genderang pada pasang-pasang mata yang terpejam di dalam tenda. Termasuk pada Edhi, penguasa Georges Hat. Kecuali,si Juru Masak Eric, pekerja kasar dan seorang pemuda berambut ikal yang tempo hari menyusup ke dalam mobil jeep.Pemuda berusia 20 tahun itu bernama Jack. Hanya Jack. Jack adalah pemuda yang bertahan hidup di Gostell, sebagai supir yang mengemudikan mobil-mobil besar dan alat-alat berat. Jack juga memiliki keahlian di dunia mesin, walau ia bukan tamatan sekolah permesinan. Bahkan Jack tak pernah mengenyam bangku sekolah.Jack pemuda yang mudah bosan dengan bidang kerja yang ia jalani, bila ia sudah bisa mengusainya, bahkan ahli. Ia pergi dari Gostell lantaran ingin melihat sisi dunia selain yang tampak di Gostell. Karena itu, kemarin ia menyelinap masuk ke dalam sebuah mobil jeep yang pintu-pintunya tidak dikunci di sebuah bengkel mobil. Namun sialnya, mobil

  • ELLIA   Kesempatan Tak Ternilai

    Georges Hat bertambah ramai dengan kehadiran 3 ekor sapi, 3 ekor kambing dan 10 ekor ayam. Selaku orang yang diserahi kepercayaan oleh Edhi, Eric rajin memberi makan semua jenis hewan ternak itu. Supaya mereka bisa menikmati sisa hidup sebelum menjadi sajian makan malam yang lezat.Eric, sang Juru Masak masih duduk terdiam mengayun-ayunkan sebilah pisau tajam seraya memandang sapi, kambing dan ayam-ayam. Dalam kepalanya ia sibuk memilih, siapakah yang akan dipotong dan dimasak lebih dulu?“Sepertinya memanggang daging yang tebal dan besar bisa cukup selama... 4 sampai 6 hari,” lirih Eric.“Atau yang kecil-kecil itu dihabiskan terlebih dulu. Mmm tidak tidak. Yang kecil-kecil lebih baik dipelihara, supaya... di Georges Hat ini juga bisa menjadi peternakan ayam. Wow, sampai jumlah yang sangat banyak. Tuan Edhi pasti senang, bila ada pemasukan tambahan. Lagi pula mereka juga bisa menjadi hidangan pembuka bagi hewan-hew

  • ELLIA   Petak Umpat

    “Indahnya hari ini... indahnya pagi ini... Planet Zoo... Planet Zoo... Planet Zoo... menyibak indahmu pada awal hari... kabut-kabut meleleh... air-air menetes... Planet Zoo... Planet Zoo.... ” Sepotong nyanyian di dalam hati Ellia sebelum memulai pekerjaannya di Planet Zoo di bagian kebersihan kandang satwa.Dalam mengawali hari-harinya sebagai pekerja kebersihan Satwa, Ellia mendapat mentor yang bernama Joshy. Joshy adalah seorang pekerja perempuan yang hampir 30 tahun ditempatkan di bagian kebersihan Satwa. Di usianya kini yang hampir 50 tahun, Joshy adalah pekerja senior yang sudah malang melintang dengan dunia satwa. Ia juga penemu beberapa trik tipuan untuk mengalihkan satwa-satwa yang kandangnya hendak dibersihkan.Tak diduga, sebelum mengajarkan cara membersihkan kandang-kandang satwa yang tersebar di sejumlah tempat di Planet Zoo, Joshy malah meminta Ellia membersihkan kandang kuda khusus kuda-kuda yang digunakan pekerja kebun binatang d

  • ELLIA   Setengah Mati

    Robert MT, Manajer terpilih dari hasil tes dan wawancara yang diadakan Pemerintah Kota Westinhorn hadir untuk pertama kali di kebun binatang Planet Zoo. Kedatangan Robert pagi itu bersama 4 anggota Pengawas dan Pembina sekaligus perwakilan anggota Parlemen Pemerintah Kota Westinhorn, disambut hangat para petinggi kebun binatang Planet Zoo. Kecuali Mrs. Vaeolin.Saat semua yang bertatap muda dengan Robert memberikan tepuk tangan diiringi senyum menawan nan hangat, hanya Mrs. Vaeolin yang bermuka dingin. Bahkan ia tak memberikan aplaus pada laki-laki yang dekat dengan kalangan pengusaha dan pejabat pemerintah itu.Begitu melewati gerbang Selatan, mereka berlima disambut riuh suara aneka Satwa yang menjerit, memekik tinggi, dan meringkik-ringkit. Udara segara seketika terhirup oleh mereka. Udara yang tak didapat di kota-kota besar atau bahkan di wilayah gersang lagi tandus.Di aula yang terdapat di zona kantor, Mr. Rafael memberi sambutan pe

  • ELLIA   Suka Cita

    “Kenapa mereka bisa lepas, Jack!” Mike begitu geram pada Jack, hingga ia menarik kerah lingkaran kaos Jack.“Sudahlah Mike. Jack juga sudah menangkap mereka kembali,” ucap Holdan.Mike pun melepaskan tangannya dari kerah baju Jack. Hembusan nafasnya menjadi tanda akhir kelelahannya sekaligus kekesalannya. Mike menjatuhkan diri, terduduk di atas tanah kering. Berikutnya Jack ikut menjatuhan diri, terduduk di samping Mike. Dan terakhir, Holden mengikuti Mike dan Jack.Lelah yang sangat mendera mereka bertiga di atas tanah kering, hingga tak ada perbincangan sedikit pun. Tak ada yang terdengar di antara mereka, kecuali suara desir angin dan degup jantung di balik dada mereka. Tanpa ada aba-aba, serentak mereka bertiga merobohkan tubuh ke belakang. Jadilah, mereka berbaring di tanah tandus Dengan payah mereka bertiga memandang langit biru yang jauh tinggi di atas mereka.Mereka tak bisa menggunakan telepon pinta

  • ELLIA   Saling Terpaut

    Sore menjelang terbenamnya matahari, Ellia tampak berseri-seri. Di bawah langit senja kemerahan Ellia mengayuh sepeda bersama Jiko. Tentu saja, Jiko mengayuh sepedah miliknya sendiri. Dan baru kali ini Ellia mengetahui, jika Jiko suka mengendarai sepeda gowes, seperti dirinya.Baiknya lagi, ternyata Jiko yang tak searah pulang dengan dirinya, malah sengaja menemani pulang sampai di rumah. Jalanan sepi yang dilalui di tengah kepungan angin petang menerkam mereka berdua.“Kau pasti terbiasa mengayuh sepeda,” ujar Jiko seraya mengayuh sepeda.“Kenapa?”“Karena laju sepedamu lebih cepat daripada aku.”Seketika Ellia tertawa, lalu sesekali dipandangnya wajah pemuda yang usianya tak jauh dengan dirinya. Ellia pun lebih memelankan laju sepedahnya, seperti Jiko mengayuh sepeda.“Sepertinya kau kesulitan mengayuh sepedamu.” Sesekali Ellia memperhatikan Jiko.

Bab terbaru

  • ELLIA   Pondasi Memulihkan Bumi

    Riuh warga Kota Westinhorn menyeruak begitu Mrs. Vaeolin keluar dari gedung parlemen pemerintah kota westinhorn. Sorak-sorak bahkan tangis mengalir di dalam gemuruh tepuk tangan. Mereka begitu mencintai sosok perempuan berusia 50 tahun itu. wanita yang tegas dan di segani siapapun terutama menyangkut kebun binatang planet zoo.Kini, warga Westinhorn tak lagi terpecah seperti sebelumnya. Setelah kebenaran terungkap, mereka pun bersatu. Mereka berharap dengan kembalinya mrs. Vaeolin maka permasalahan kebun binatang yang menjadi ikon kota westinhorn akan terselesaikan. Dan mereka dapat kembali menyaksikan kedamaian menyaksikan tingkah laku satwa-satwa yang pernah menghuni seluruh hutan yang pernah ada di dunia. Setelah Mrs. Vaeolin berdiri di depan mic, Ellia melangkah malu-malu di belakang Mrs. Vaeolin. Mr. Cruise meminta Ellia untuk mendampingi Mrs. Vaeolin. Ia menganggap Ellia begitu berjasa karena berhasil mengungkapkan penjahat utama yang ingin menjarah harta berharta milik Westi

  • ELLIA   Kembali Pulang

    Matahari terbit lebih awal di hari itu. Berita tak terduga diterima Mrs. Vaeolin di tahanan Dry Land Cave. Kepala rumah tahanan itu telah mengajukan peningkatan hukuman bagi Mrs. Vaeolin, dari semula ditahan seumur hidup menjadi hukuman mati. Pengadilan Westinhorn telah menyetujui. Bahkan keputusan pengadilan telah keluar sebelum sebelum komunikasi dari pihak pengacara Mrs. Vaeolin. Para pendukung Mrs. Vaeolin kembali kecewa dengan putusan pengadilan. Padahal mereka berharap dengan ditemukannya orang-orang yang hilang pada saat kejadian huru-hara pertama di planet Zoo, maka Mrs. Vaeolin akan dibebaskan. “Ini tidak adil!” seru pengunjuk rasa. “Pengadilan buta. Hakim buta dan tuli!” teriak para pengunjuk rasa. “Bebaskan bebaskan bebaskan Mrs. Vaeolin! Bersihkan namanya!” sorak-sorak pengunjuk rasa. Suara sirine polisi mengoyak pasang telinga setiap orang di depan pengadilan. Para polisi bergerak cepat menembus para pengunjuk rasa. Di tengah kerumunan itu juga terlihat asisten Mrs. V

  • ELLIA   Sambutan Tak Terduga

    Malam bertambah larut. Hampir berganti hari ketika jam menunjukkan pukul 12 malam kurang 15 menit. Dan kini keadaan di kebun binatang Planet Zoo telah kembali normal. Badai angin berangsur-angsur pergi menghilang. Dan tentunya semua orang yang menyaksikan malam itu tak mengetahui kemana perginya sang badai yang menakutkan itu.Kini polisi dan tentara semakin banyak yang masuk ke dalam area kebun binatang yang menjadi ikon Kota Westinhorn. Mereka menyisir lokasi hingga menangkap orang-orang yang terlibat keonaran. Dan pastinya mereka masih memburu tahanan yang kabur dari Dry Land Cave. Mereka juga membantu para polisi yang terjebak di dalam Planet Zoo selama terjadinya badai yang mengerikan. 20 orang anak buah Robert dan para pekerja Georges Hat yang lemas diringkus termasuk Cuki dan Eric. Cuki bahkan hampir tak sadarkan diri ketika dibawa polisi.Namun, ia sempat mengigau, berkata, “Tuan Edhi, apa kau sudah kembali? Aku dan para pekerja datang menyambut kepulanganmu.”“Angkat tangan

  • ELLIA   Kemenangan Yang Menyedihkan

    Benar dugaan Paman Hery. Lubang hitam yang menjadi pintu ke dunia lampau itu kian mengecil. Badai pun ikut melemah. Dan jangkauannya tak seluas semula.Bahkan kini para polisi dan tentara yang berada di luar area Planet Zoo memutuskan bergerak masuk ke dalam Planet Zoo. Komandan mereka mengintruksikan pada pasukannya supaya tetap bersabar menanti celah untuk mendekati sumber badai itu.“Tetap utamakan keselamatan! Ini hanya masalah waktu,” tambah komandan tentara.Sementara itu, masih banyak polisi yang terjebak di tengah badai di dalam Planet Zoo. Mereka tak berani pergi dari persembunyian karena khawatir badai akan tiba-tiba menguat dan menggulung mereka. Namun, beberapa polisi ternyata keluar dari persembunyian untuk pergi memeriksa.5 tentara pergi ke tempat terjadinya ledakan pertama, karena badai dirasa melemah di wilayah terjadinya ledakan pertama. Mereka pun menemukan bangkai helikopter yang sudah hangus dan mengepulkan asap hitam. Setelah didekati, mereka menemukan seorang p

  • ELLIA   Pertarungan Yang Berubah Menjadi Perlombaan

    Paman Hery masih sekuat tenaga menahan goncangan dari jam pasir kuno. Walau tak ada badai menerpa dirinya, namun ia jam pasir di kedua tangannya dapat dikatakan cukup berat. Ia sendiri masih tak mengerti mengapa jam pasir yang bisa menjadi seberat itu.1 jam waktu yang dimiliki Mrs. Vaeolin untuk pergi menyusul Ellia ke dalam dunia di dalam jam pasir itu. Bila ia tak kembali tepat waktu maka mereka tak bisa kembali ke dunia nyata. Karena jam pasir tak akan membuka tiga kali dunia yang sama.Malam itu juga pasukan tambahan dari kepolisian dan tentara pemerintah Kota Westinhorn berdatangan. Truk-truk dan helikopter telah bergerak dari markas. Sebagian truk yang mengangkut tentara dan polisi sudah tiba di area wilayah sekitar kebun binatang Planet Zoo yang luasnya mencapai puluhan hektar. Sedangkan helikopter yang terbang di sekitar kebun binatang itu tak berani bergerak maju lebih ke dalam lantaran badai angin yang menelimuti kebun binatang itu.Tak hanya aparat dan para wartawan yang m

  • ELLIA   Berhadapan

    “Apalagi ini?” lirih Ellia manakala melihat sebuah lubang hitam bertambah besar dari semula yang berupa titik.“Ellia, bagaimana ini. hewan-hewan itu sudah mulai keluar.” John begitu panik.“Dan apa itu?” John menunjuk sebuah lubang hitam raksasa sejauh 200 meter di hadapan mereka. Kemudian sesosok manusia melangkah ke keluar dari dalam lubang hitam itu.“Ellia, kau pergi saja bersama John dan Jerry. Aku akan menghadang mereka,” kata Jack seraya menatap Ellia dengan cemas.“Mereka hanya menginginkanku,” lanjut Jack.“Pergi kemana maksudmu Jack!” sela John.“Kita terkurung!” lanjutnya.“Kita pergi bersama, Jack. Karena kita akan pulang bersama,” kata Ellia.Kemudian John menoleh pada lubang hitam itu, maka dilhatnya kini puluhan hewan buas menemani langkah sesosok manusia itu. Ia hampir pingsan karena ketakutan yang luar biasa. Bagaimana tidak, di kanan dan di kiri mereka terdapat hewan-hewan buas yang hendak menyerang.John pun menangis meraung-raung. I berucap, “Apakah daging kita te

  • ELLIA   Terdesak

    Kedua mata Mrs. Vaeolin terbuka lebih lebar manakala melihat pasir terakhir akan jatuh. Sementara Paman Hery belum juga datang. Bila ia sendiri yang menahan jam pasir itu, maka ia tak dapat memantau ketika waktu habis. Tak diduga Paman Hery melompat dari belakang diri Mrs. Vaeolin. Ia mencoba meraih jam pasir itu. Dan tepat sekali, ketika jam pasir itu menciptakan badai bercampur cahaya yang berputar maka Paman Herry telah menggenggam jam pasir itu. Namun, tiba-tiba Robert melompat ke arah jam pasir itu. Ia mencoba merebut jam pasir kuno dari tangan Paman Hery. Robert sudah mendengar cerita mengenai jam pasir itu dari Max dan Durrel. Jam pasir kuno itu mampu menelan siapapun yang masuk ke dalamnya. Dan tidak memungkiri pula, jam pasir itu dapat mengembalikan Ellia, gadis kebun binatang yang menjadi saksi kejahatannya. Karena itu Robert ingin menggagalkan rencana Mrs. Vaeolin dan Paman Hery.“Berikan jam ini padaku!” Robert geram.“Kau yang menyingkir. Atau aku akan membuangmu ke dal

  • ELLIA   Menanti Keajaiban

    Polisi dan tentara dikerahkan untuk mengepung kebun binatang Planet Zoo. Sesuai dengan pernyataan 6 orang yang telah diamankan dari Georges Hat, bahwa tersangka buronan dari tahanan Dry Land Cave pergi ke kebun binatang Planet Zoo. Karena itu pihak kepolisian meminta bantuan tentara yang dimiliki Westinhorn untuk mengepung kebun binatang itu.Sesampainya di Planet Zoo, kedatangan puluhan polisi dan tentara mengejutkan orang-orang yang berseteru. Bahkan perkelahian antara anak buah Edhi dan pekerja Georges Hat yang dibantu pasukan patroli sempat terhenti ketika polisi dan tentara mengepung mereka. Bahkan helikopter yang terbang di atas mereka menyorotkan cahaya terang pada orang-orang yang bertikai di planet Zoo.“Kalian sudah terkepung. Jatuhkan senjata dan angkat tangan kalian semua!” seru komandan polisi di balik megaphone.Pilot yang mengemudikan helikopter itu mendapat perintah untuk menyisir tiap sudut kebun binatang itu. Sementara para polisi dan tentara mengamankan orang-orang

  • ELLIA   Saling Serang

    Tak diduga Ellia melempar sekepal salju ke muka John. Akibatnya John terkejut dan lengah. Ellia akhirnya mampu melepaskan cengkraman John dari lengannya. Ia pun bergegas menghampiri Jack. John berusaha mengejar, namun Jerry menarik bajunya. Ia meminta John tak pergi kemanapun. Lebih baik John mengawasi mereka dari tempatnya kini.“Lepaskan aku. Ellia dalam bahaya!”“Bukankah, Jack dan Edhi berada jauh dari anak buah Edhi?” bisik Jerry.John pun menggulungkan kening. “Tapi aku sangat khawatir.”“Dan kau? Tak biasanya kau bersikap begini!” lanjut John seraya menatap Jerry dengan penuh curiga.Dengan wajah datar Jerry berkata, “Kau salah. Aku masih sama seperti dulu. Hanya saja... aku tak ingin melihat Ellia... kembali sedih.” “Tapi kau malah membuatnya celaka!” maki John. Ia pun menyeringai sambil mengawasi Ellia.Sementara itu, kedatangan Ellia membuyarkan rayuan Edhi. Wajahnya kini dipenuhi dengan sakit hati. Ia tak rela Jack bersama dengan gadis itu, gadis yang sudah menggagalkan re

DMCA.com Protection Status