Home / Romansa / ELEGI WANITA KEDUA / TAK MUDAH BAGIKU

Share

TAK MUDAH BAGIKU

Author: Raifiza27
last update Last Updated: 2021-04-03 18:11:56

"Kenapa, Mel? Kamu kok diam aja."

"Enggak apa-apa, Adrian."

"Apa kamu marah? Karena aku cium kamu?"

Amelia tak menjawab. Dia melempar pandangannya keluar jendela. Adrian terlihat gelisah dengan sikap Amelia yang hanya diam.

"Please, Mel. Aku tak bisa menahannya. Aku--"

"Kamu tau sendiri 'kan, Adrian. Permasalahan cintaku itu pelik. Dan aku juga melihat. Permasalahan kamu dengan para wanita yang ada di sekeliling kehidupanmu, juga jauh lebih pelik."

"Lalu, hubungannya dengan ciuman tadi apa?"

Amelia masih tak bergeming. Dia semakin memlaingkan wajahnya dari Adrian.

"Come on, Amelia. Please, i am so sorry. Aku minta maaf."

"Hati aku ini sangat rentan, Adrian. Aku tak ingin untuk jatuh cinta sama kamu. Paham enggak?"

Terdengar tawa Adrian yang kencang.

"Ja-jadi, hanya karena kamu takut jatuh cinta sama aku? Kenapa? Bukannya itu jauh lebih baik, dari pada kamu mencintai Romy."

Kali ini Amelia yang tersen

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • ELEGI WANITA KEDUA   HASRAT BERGELORA

    Mereka berdua pun terdiam. Apalagi Romy. Yang terpaku oleh suara keras Amelia."Kamu pikir mudah melupakan semua ini? Hubungan kita yang dari awal aku menganggap suatu keseriusan bukan main-main, Rom!""Apa kamu kira aku juga main-main? Bahkan aku siap menikahi kamu, setelah apa yang kita lakukan waktu malam itu Mel!""Itu suatu kesalahan, Rom.""Kenapa kamu bilang itu kesalahan, Mel? Kita melakukannya penuh cinta. Bagiku bukan suatu kesalahan. Yang kita lakukan sesuatu yang indah, Mel."Amelia hanya terdiam. Kepalanya tertunduk menghindari tatapan Romy yang tajam. Bagai menembus relung hatinya."Katakan, Mel! Kalau kamu sudah tak mencintai aku sekarang?"Tangan Romy bergerak menarik lengan Amelia, agar mengarah padanya."Lihat aku, Mel! Katakan kebenarannya sekarang juga.""Aku enggak bisa, Rom!""Apa maksudnya enggak bisa? Tolong jawab!""Romy, semua sudah jelas di depan mata kita. Saat ini ada pembatas y

    Last Updated : 2021-04-03
  • ELEGI WANITA KEDUA   ANCAMAN SELLA

    "Mamaaa! Ada Om Romy ya?" Terdengar suara langkah Dita yang berlari ke arahnya."Iya, Sayang.""Om Romy mana oleh-oleh buat aku?"Romy tersenyum lebar mendapat pertanyaan yang menohok dari Dita."Dita maunya apa?""Banyak, Om.""Habis ini kita ke mall Ya? Dita pilih sendiri mau beli apa?""Beneran Om?""Dita, jangan malakin Om Romy dong."Gadis kecil itu memedulikan teguran Amelia. Dia melempar tas dan sepatunya. Lalu pergi menuju kamar."Kalau ke mall pasti pulang kamu malam, Rom. Bagaiman Salsa? Jaga juga perasaannya.""Sudahlah Mbak. Jangan mengajari aku soal perasaan lagi."Lalu Romy memajukan tubuhnya. Lalu berbisik, "aku hanya ingin bercinta dengan mu. Mencintai kamu, sampai akhir hayat aku."Segera Amelia meletakkan ujung telunjuknya pada bibir Romy."Jangan pernah katakan itu lagi, Rom. Maaf aku tak ingin lagi larut seperti tadi.""Kenapa? Kita sama-sama menikmati hasrat

    Last Updated : 2021-04-05
  • ELEGI WANITA KEDUA   MENIKAH DENGANKU (!)

    Lalu Sella berjalan menghampiri Amelia. Keduanya berdiri saling berhadapan."Asal kamu tau, Mel. Kau tak akan bisa mendapatkan Adrian. Catat itu!"Amelia tersungging tipis. Lalu menatap tajam mengarah pada Sella."Adrian seorang lelaki yang berpendirian kuat, Sell. Dia tau mana seorang cewek yang layak buat dia. Tanpa ada paksaan atau memaksa. Kurasa kamu tau itu."Raut wajah Sella berubah memerah. Perkataan Amelia sangat menyinggung dirinya. Tampak dia kesal."Kaaaau, benar-benar bikin aku kesal Mel. Brengsek!"Kemudian dia pergi bersama Bu Santi. Yang sedari tadi hanya diam memerhatikannya."Memangnya mereka pikir kamu apanya Adrian?"Tiba-tiba Romy sudah berdiri di belakang Amelia."Mereka pikir aku dan Romy ada pasangan kekasih.""Dan kau tak menolak tuduhan mereka tadi? Kenapa?""Ka-kamu kenapa jadi sewot begini Rom?"Mereka berdiri saling berhadapan. Sorot mata Amelia tajam mengarah padanya.

    Last Updated : 2021-04-05
  • ELEGI WANITA KEDUA   GELORA ASMARA

    Amelia memandang wajah Romy. Lalu tersenyum."Memang antara aku dan Adrian enggak ada apa-apa, Rom. Kami hanya teman saja.""Teman tapi pakai mesra. Iya kan?""Ishhh, kamu! Dibilangain kok enggak percaya.""Mel, tepat hari jumat depan kita menikah. Aku akan siapkan semuanya. Urusan modin, saksi, pokoknya semyua. Kamu hanya siapkan wali dari pihakmu.""Ki-kita menikah di mana?""Terserah, kamu mau di hotel atau di rumah.""Baik, aku pikirkan dulu enaknya di mana.""Nah, gitu dong."Romy menggenggam erat tangan Amelia. Menatap dengan sorot mata penuh cinta. Berherap kebahagiaan segera mendatangi mereka."Aku bahagia Mel."Tanpa menjawab, Amelia tersenyum lebar. Sebuah kebahagian pun tersirat di wajahnya. Tak dia bayangakan pada akhirnya keputusan paling berani dalam hidupnya dia ambil. Mencoba mennetang semua arus yang dia lewati.Mungkin akan banyak pertentangan dan perlawanan yang akan dia hadapi. Ta

    Last Updated : 2021-04-06
  • ELEGI WANITA KEDUA   INDAHNYA BERCINTA

    "Sayaaang!" bisik Romy.Amelia menghentikan ciumannya. Dia melepaskan hangat bibir Romy. Tatap matanya tajam.Tanpa banyak kata. Romy menggendong tubuh Amelia dan membawa masuk ke dlama kamarnya."Kita jangan melakukannya dulu, Rom! Klaau kita berdua berada di dlama kamar seperti ini, pasti kita akan lepas kendali Sayang."Namun apa yang diucapkan Amelia. Seolah tak terdengar. Dia terus menghujani ciuman pada bibir dan leher Amelia. Hingga wanita itu tak dapat lagi menolak. Hanya terdengar desahan mereka yang saling beradu."Boleh aku lepas pakaianmu Sayang?""Ja-jangan, Rom!" Suara Amelia sudha mulai tak beraturan.Dia tak dapat berpikir jernih lagi. Saat Romy semakin memberikan kehangatan pada dirinya. membuat keduanya terlupa. Jeritan kenikmatan semkain terdengar dari keduanya."Aaaahhh, Rom!""Ya, Sayangku.""Kita belum boleh melakukannya," bisik Amelia dengan bahasa tubuh yang semakin menantang Romy untuk mel

    Last Updated : 2021-04-06
  • ELEGI WANITA KEDUA   MENUJU SEBUAH PESTA

    Sepanjang perjalanan pulang raut wajah terlihat penuh binar bahagia. Tepat pukul dua belas siang. Dia sampai di depan pintu apartemen.Ting!Suara bel terdengar. Tak lama kemudian Salsa membuka pintu dan menyambutnya. Senyum mengembang penuh selaksa makna."Mas Romy kok enggak pulang semalam? Emangnya tidur di mana?""Sudahlah enggak usah ditanya! Ambilkan aku air es.""Bentar ya, Mas."Raut wajah Salsa terlihat senang. Segelas air putih dingin sudah siap untuk diminum. Dia langsung menyodorkannya pada Romy."Minumlah dulu, Mas!"Tanpa banyak kata. Romy langsung meneguk sampai habis air dingin yang disiapkan Salsa."Segar ya, Mas?""Makasih, Sa."Tak seperti biasanya Romy mengucapkan terima kasih padanya. Salsa berusaha mengambil kesempatan untuk bicara padanya. Dia duduk di samping Romy yang tengah menyandarkan tubuhnya di kursi sofa."Mas, aku mau bicara bentar. Bisa""Jangan gan

    Last Updated : 2021-04-07
  • ELEGI WANITA KEDUA   PESTA BEBAS

    Mobil Melinda memasuki sebuah halaman yang sangat luas dengan pagar yang tinggi. Mereka di sambut beberapa penjaga keamanan."Aku deg-degan, Lind!""Santai aja! Kamu harus bisa relaks. Santai seolah kamu udah terbiasa ke tempat seperti ini. Kalau enggak gitu, kamu bisa diracuni oleh para Om-Om itu.""Diracuni gimana?""Maksud aku dibuat mabok. Terus kamu digituin.""Oke. Aku akan berusah bersikap tennag. Tapi, kamu jangan jauh-jauh ya?"Melinda tersenyum."Apa pun yang aku katakan dan suruh. Kamu harus ikuti semuanya. Biar kamu aman. Oke?""I-iya, Lind."Setelah memarkir mobil. Melinda menurunkan pakaian pesta mereka. Gaun berwarna hitam dia berikan pada Salsa."Enggak suka hitam?""Suka aja. Cuman ini belahan dadanya rendah banget. Dan, pahanya juga tinggi begini?"Melinda mengangguk."Apa mau pakai yang merah ini?"Salsa memerhatikannya. Gaun yang dipegang Melinda jauh lebih seksi. La

    Last Updated : 2021-04-08
  • ELEGI WANITA KEDUA   PERTEMUAN SALSA DENGAN ADRIAN

    Tak lama berselang. Saat para tamu undangan sudah mulai berdatangan. Mereka memerhatikan dua orang yang baru saja datang."Sa! Itu yang mengadakan pesta ini. Dia duda kaya raya. Punya anak cewek seumuran kita.""Yang tua itu?"Melinda manggut-manggut."I-itu Om kamu?""Iya, kenapa?" tanya Melinda dengan mata yang mengerjap."Emang kamu mau, udah tuwir begitu?"Melinda tersenyum lalu berbisik, "yang penting duitnya."Mereka berdua tertawa bersama."Ssst!""Apaan, Lind?""Kamu lihat yang baru datang itu?""Yang mana sih?""Issshhh!"Melinda menarik lengan Salsa. Untuk maju beberapa langkah mendekat."Kamu lihat laki-laki barusan yang datang.""Itu, pakai kemeja hitam?""Iya. Dia pengusaha muda dengan bisnis yang seabreg. Dan, dengar-dengar dia juga seorang duda.""Haaahhh? Duda, Lin?""Iya. Gimana, ganteng banget 'kan?"Salsa hanya mengangguk. Sem

    Last Updated : 2021-04-08

Latest chapter

  • ELEGI WANITA KEDUA   BULAN MADU

    “Saya terima nikahnya dan kawinnya Amelia Pratiwi binti Assobri dengan maskawinnya tersebut, tunai karena Allah.”Suara Adrian terdengar tegas dan lantang."Sah?!" teriak penghulu. Disambut dengan jawaban serempak para undangan yang hadir, "Sah!""Alhamdulillah, Tabarakallah. Aamiin."Kali ini perhatian kembali tertuju pada pasangan pengantin Adi Hermansyah dan Salsa Munandar.“Saudara Muhammad Adi AlQorni bin H. Ahmad Komarudin. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Salsa Munandar, dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat dan uang seratus juta, tunai!”“Saya terima nikahnya dan kawinnya Salsa Munandar binti Munandar, dengan maskawinnya yang tersebut, tunai karena Allah.”"Bagaimana, sah?""Sah!!!""Alhamdullillah." Rumah Maya dan Hartono terdengar riuah dengan ucapan doa yang penuh kebahagiaan. Begitu juga terpancar dari wajah-wajah penuh cinta dan kasih sayang.

  • ELEGI WANITA KEDUA   MENUJU PERNIKAHAN

    _Dua bulan berlalu_Sejak kematian Romy Pradipta. Membawa duka yang mendalam bagi Maya dan Hartono. Begitu juga bagi Salsa dan Amelia. Walau pernah menoreh luka bagi mereka. Namun, anak yang dititipakan oleh Romy, membuat Salsa dan Amelia akan selalu teringat padanya.Hingga Maya dan Hartono meminta pada Salsa dan Amelia untuk melangsungkan pernikahan mereka di Semarang. Secara bersamaan. Walau awalnya Adrian menolak, pada akhirnya dia mencoba untuk mengerti.Karena bagi Amelia, Maya dan Hartono satu-satunya keluarga bagi dirinya. Tepat di hari jumat akad nikah akan dilangsungkan. Tak ada acara besar, atau pun pesta meriah. Karena baik Amelia maupun Salsa tak menginginkan hal itu.Pada hari kami pagi. Amelia beserta Adrian dan Dita serta Rini sudah berada di hotel yang tak terlalu jauh dari rumah Maya. Dia meletakkan kebaya pengantin milik Renata dulu. Mengusapnya perlahan dari ujung leher hingga ujung paling bawah."Ren ... mungkin aku tak p

  • ELEGI WANITA KEDUA   ANUGERAH TERINDAH

    "Maaa ... Mama!""A-ada apa, Sa?""Perut Salsa kok sakit ya, Ma?""Sa-sakit gimana?""Sepertinya mau melahirkan, Ma.""Haaahhh?!"Maya pun kelihatan panik. Dia memanggil beberapa saudara dan kerabatnya. Untuk segera mengantar Salsa ke rumah sakit terdekat."Sa, semisal menunggu Papa pulang gimana?""Salsa udah enggak kuat, Ma. Kok sakit banget.""Apa pakaian semuanya sudah kamu siapkan?""Sudah, Ma. Di kamar."Maya berjalan cepat menuju kamar. Dia mengambil tas yang ada di atas kasur. Sesaat Maya terpaku dalam diam. Selintas kenangan Romy masih membayang di matanya. Terbayang saat dia masih sakit dan terbaring di atas kasur."Haahhh! Ya Allah, anakku Romy!" desahnya.Teringat akan Salsa yang kesakitan. Buru-buru dia keluar kamar."Sa, ayo aku gandeng!" Salsa yang tak bisa jalan cepat, dibantu Maya berjalan ke luar rumah. Dari arah dalam Bulek Titut berlari ke arah mereka."Bulek!

  • ELEGI WANITA KEDUA   ADA KEMATIAN ADA KEHIDUPAN

    Sengaja Adrian tak langsung memberitahukan kematian Romy, pada Amelia. "Bapak Adrian!" Segera dia mendatangi seorang perawat. "Silakan Bapak kalau mau ke kamar Bu Amelia. Baru saja dipindah kamar." "Baik, Sus. Di sebelah mana Sus?" "Bapak lurus dan belok kanan. Ada Pavilium mawar nomer 2, itu kamar Bu Amelia." "Maksih, Sus." "Sama-sama." Adrian menghampiri Dita dan Rini. "Ayo ke kamar Mama, Dit!" "Mama sudah di kamar?" "Sudah!" tegas Adrian. Mereka mengikuti langkah lebar Adrian yang berjalan mendahului. Pintu kamar terbuka lebar. Seorang perawat masih membantu Amelia pindah ranjang. "Nanti jangan terlalu banyak gerak dulu ya Bu. Besok pagi, kita rangsang ASInya buat Dedek bayi." "Iya, Sus." Amelia masih terlihat lemah. Wajahnya terlihat kuyu dan lelah. "Dita, adek kamu cowok apa cewek?" "Cowok, Ma." Amelia tersenyum senang. "D

  • ELEGI WANITA KEDUA   KEMATIAN

    Pandangan Romy terlihat bersinar terang. Tak lagi hampa dan kosong, seperti sebelumnya."Mas Rom! Mas Romy bisa dengar Salsa?"Namun, Romy seperti tak mendengar. Dia masih menggerakkan tangan perlahan. Terus membelai, entah apa yang ada dalam pandangannya saat ini. Sembari senyum yang tak lepas dari wajahnya."Rooom, ini Mama Nak. Coba lihat Mama, Sayang!"Namun tak ada respon yang ditunjukkan Romy. Dia terus memandang ke atas. Maish terus tersenyum.Tiba-tiba, seisi kamar terkejut dibuatnya. Mereka sampai tak percaya setelah sekian lama, tak mendengar Romy bicara."Amel ... Amelia," desis Romy. "Amelia ... Amelia."Romy terus menyebut nama Amelia terus menerus."Salsa, co-coba kamu telponkan Amelia. Mungkin dia ingin mendnegar suaranya.""Ba-baik, Ma."Saat Salsa mengambil ponslenya. Terdengar Romy yang terbatuk-batuk, hingga muntah darah. Membuat semua terperanjat."Dok! Kenapa Romy?""

  • ELEGI WANITA KEDUA   KELAHIRAN

    Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Kontraksi yang dirasakan oleh Amelia, intervalnya mulai teratur. Sakit yang dia rasa berkisar 30 sampai 70 detik."Adrian kayak ada yang merembes di kaki aku.""Haaahhh?!!!" Adrian tersentak. Sekilas dia melihat pada bagian perut kebawan yang tampak basah. "Tenang, Mel." Wajah Adrian semakin tegang. Dia terus membunyikan klakson agar mobil di depannya memberikan ruang untuk dia lewat."Mama enggak apa-apa ya Om?" tanya Dita ikut panik."Enggak apa-apa Dita. Semua jangan ikutan panik kayak Om ya.""Mas Adrian jangan panik dong. Kita jadi ikutan cemas juga," sahut Rini, smabil mendekap Dita. Yang ikut panik."Enggak apa-apa, mulesnya mulai berkurang kok," lanjut Amelia. "Adrian, nanti aku minta tolong.""Apa?""Tolong adzankan anakku ini.""I-iya, Mel. Aku udah siapin soal itu.""Makasih, Adrian."Hampir dua puluh menit perjalanan. Mobil memasuki pelataran parkir ru

  • ELEGI WANITA KEDUA   KETEGANGAN

    Dalam kepanikan mereka, Salsa memberi kabar kalau Dokter Helmi akan datang ke rumah."Dia langsung ke sini, Sa?""Iya, Ma. Kata Dokter mungkin sepuluh sampai lima belas menit.""Ya, udah kalau gitu, kita tunggu."Hartono yang cemas, hanya bisa mondar mandir di dalam kamar Romy. Sedangkan Maya semakin gelisah dengan suhu tubuh Romy yang masih tinggi. Tak lama, Salsa masuk membawa Dokter Helmi ke kamar."Ohhh, syukurlah Dok. Saya udah cemas sekali.""Biar saya periksa dulu!""Dari tadi, Romy enggak bangun-bangun Dok," ucap Salsa kalut. Sedari tadi dia meremat jemari tanganya yang dingin. Lalu menghampiri Maya yang hanya bisa bungkam."Kita harus bawa ke rumah sakit. Ini Mas Romy bukan cuman tidur biasa.""Maksud Dokter?" tanya Hartono mengejar."Saya masih belum bisa pastikan, Pak Hartono. Cuman kalau di rumah sakit, Mas Romy bisa terbantu dengan obat yang masuk lewat selang infus. Saya yang langsung tangani di sana

  • ELEGI WANITA KEDUA   PANAS TINGGI

    Langkah Salsa bergerak cepat menuju arah kamar. Sekilas dia mendapati Maya yang menangis di ruang tengah. Sedang ditenangkan oleh Hartono."Kamu mau ke kamar, Sa?""Iya, Pa.""Panggilah Yono, biar dia yang angkat di atas kasur.""Baik, Pa."Maya masih terlihat sesenggukkan."Memangnya kamu ini kenapa sih, Ma?""Aku sedih, Pa. Barusan aku telponan sama Amelia. Mama jadi merasa semua ini salah kita.""Hussst! Apa maksud Mama bilang kayak gitu?"Bukan malah tangisannya berhenti. Maya semakin terisak, hingga beranjak pergi meninggalkan Hartono yang ikut sedih. Maya melangkah cepat menuju kamar. Diikuti oleh Hartono.Maya menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Menelungkupkan wajahnya di bantal."Maksud kamu tadi apa, Ma?""Mungkin ini teguran buat kita juga, Pa. Terlalu memaksakan kehendak kita, pada Romy.""Bukan, Ma. Mama jangan merasa bersalah kayak gitu.""Entahlah Pa. Mama merasa bersala

  • ELEGI WANITA KEDUA   TELEPON AMELIA

    Selepas kepulangan Adi, tampak Salsa masih berdiri termenung di depan pagar. Dia menoleh pada taman samping rumah. Sepertinya Maya sedang mengajak Romy jalan-jalan. Bergegas Salsa mengejar langkah mereka."Ma ... Mama!""Ehhh ... kamu kok nyusul ke sini?""Iya, Ma. Mas Adi sudah pulang kok.""Ka-kamu ... apa mencintai dia?"Wajah Salsa memerah. Dia tersipu saat mendapat pertanyaan itu."Kenapa Mama tanya kayak gitu?""Mama tidak bisa menuntut apa pun dari kamu, Sa. Kebaikan yang kamu berikan pada keluarga kami, itu tak ternilai buat Mama. Sama Papa juga. Apalagi cinta dan sayang kamu pada Romy masih terlihat nyata di mata Mama."Salsa langsung memeluk wanita itu dari samping."Maafkan Salsa, Ma. Yang mungkin enggak bisa selamanya menemani Mas Romy.""Mama tahu, Sa. Dan sangat paham sekali.""Makasih atas semuanya ya.""Iya, Ma. Salsa juga makasih sama Mama, yang mau menganggap Salsa anak sendiri."

DMCA.com Protection Status