Home / Romansa / ELEGI WANITA KEDUA / CIUMAN PERTAMA

Share

CIUMAN PERTAMA

Author: Raifiza27
last update Last Updated: 2021-03-19 21:16:06

"Kamu ingin merebut hati Dita?"

Kali ini Amelia bertanya serius.

"Apa ada yang salah Mbak?"

"Enggak sih. Kamu kan kakaknya."

"Tapi dia terbiasa panggil Om. Iya kan?"

Amelia hanya mengangguk. Dia terus mengikuti langkah Romy yang menuju sebuah rak. Tempat boneka hello Kity dengan ukuran sebesar manusia dewasa.

"Kamu mau belikan Dita ini?"

"Iya. Apa dia enggak suka?"

"Bu-bukan itu, tapi buat apa?"

"Sesekali lah Mbak. Aku belum bawain dia oleh-oleh."

Tanpa menghiraukan Amelia. Romy terus berjalan menuju kasir. Setelah membayar, spontan Romy menggandeng tangan Amelia. Langkah mereka berdua berjalan sejajar. Tampak tinggi Amelia sebahu Romy.

Ketika keluar dari toko, hujan deras langsung menyambut mereka.

“Mbak tunggu di sini! Aku ambil payung.”

Namun Amel mencegahnya.

“Kita lari aja ke mobil.”

Romy mengikuti langkah cepat Amelia dengan memayungkan boneka ke ata

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • ELEGI WANITA KEDUA   MELUPAKAN SEMUA

    "Kamu ngomoing apaan sih Adrian?"Terdengar tawa yang meledak. Saat melihat wajah Amelia seperti udang rebus."Maaf! kebetulan aku salah satu pria yang paling tidak suka memaksa wanita.""Baguslah!"Kembali Adrian tersenyum dengan melirik pada Amelia yang terlihat cemberut."Hubungan kalian itu terlalu rumit Amelia. Sebaiknya tinggalkan dan kamu bisa bahagia dengan cara kamu.""Terima kasih atas nasehatnya!"Perjalanan mereka mulai memasuki gerbang kota Surabaya."Serius kamu mau antar aku sampai rumah?""Iyalah Adrian. Masa aku bohong?""Pulang besok aja ke Malang. Istirahat dulu di rumahku." Seraya mengerling pada Amelia yang masih gusar."Haaa? Rumah kamu?!""Udahlah, lihat rumahku dulu!"Amelia hanya terdiam. Dia tak langsung memberikan jawaban. Sampai akhirnya mobil mereka memasuki sebuah perumahan elit kawasan Surabaya timur."Wowww! Ini lingkungan rumah kamu Adrian?"Lelak

    Last Updated : 2021-03-19
  • ELEGI WANITA KEDUA   HATI YANG MELUNAK

    Cukup lama mereka berenang dan saling berbincang. Amelia mengabaikan suara dering ponsel yang terus berdering. Dia begitu menikmati berbincang hangat dengan Adrian. Sungguh dia pintar memperlakukan Amelia sebagai seorang wanita. Berulang kali kalimat yang terlontar. Membuat rona merah di kedua pipi Amelia."Wajah kamu memerah. Seperti tomat. Apa lagi gantiin badut Ancol?"Seketika Amelia tersipu malu. Dia berusaha menyembunyikan wajahnya dengan menyelam ke lantai dasar. Dan berenang hingga ke ujung. Membuat Adrian tersenyum lebar melihat tingkah polahnya."Kamu malu, Mel?" teriak Adrian."Enggak. Buat apa?" Tetap saja kata-kata yang terlontar tak bisa menyembunyikan rasa jengah di lubuk hatinya."Yakin?"Adrian pun berenang ke arahnya. Hingga mereka saling berhadapan. Jarak di antara keduanya hanya beberapa kilan. Amelia mendongak ke arahnya."Kenapa melihat aku seperti itu?""Enggak boleh?" Adrian terus menat

    Last Updated : 2021-03-24
  • ELEGI WANITA KEDUA   CINTA ITU SAKIT

    "Apa hatimu masih penuh dengan cinta Romy?"Sebuah pertanyaan yang tak mudah bagi Amelia untuk menjawabnya. Dia hanya terdiam dengan meneruskan mengganti semua pakaian yang basah.'Waduh! Harusnya aku ke mobilku dulu. Daleman aku basah. Iiiihhh ... kenapa aku jadi tulalit gini sih?' Amelia merutuki dirinya sendiri dalam hati.Hingga dia mendnegar sebuah ketukan pelan.Tuk tuk tuk!"Mel, buka sebentar!""Haaahhh? Kenapa?""Bukalah dulu!"Adrian berdiri di sisi pintu luar. Tampak Amelia membuka sedikit pintunya perlahan. Dari dalam ruang ganti yang tak luas itu. Dia melihat tangan Adrian menyodorkan sesuatu yang masih terbungkus plastik.Sesaat Amelia terpaku. Pandangannya tertuju pada barang yang ada dalam genggeman Adrian."Untukku?""Cobalah dulu. Ini semua masih baru, tapi aku mana tau ukuran kamu. Tiga empat, tiga enam atau malah tiga delapan? Dengan cup A atau B? Kalau yang bawah, kura

    Last Updated : 2021-03-25
  • ELEGI WANITA KEDUA   PESAN DI PONSEL

    Brakkk!Terdengar suara pintu yang dibanting keras."Apa-apaan kamu Mas?" tegur Salsa yang terkejut."Jangan bicara apa pun juga! Sebaiknya kamu diam!" sentak Romy tegas.Membuat Salsa terhenyak. Dia hanya bisa berdiri mematung. Menyaksikan suaminya yang semakin terlihat gelisah.'Pasti ada hubungannya dengan Tante Amel.'Terlihat Salsa semakin gusar. Tingkah Romy sudah tak menyenangkan baginya."Aku muak lihat tingkah kamu ini Mas!""Kalau kau muak kenapa masih di sini?"Seketika raut wajahnya memerah. Dia kesal dengan ucapan Romy. Lalu keluar kamar dengan membanting pintu.Braaakkk!"Memangnya hanya dia yang bisa banting pintu?" ujar Salsa kesal.Tiba-tiba ...."Kalian bertengkar?"Seketika suara itu membuat Salsa terkesiap. Dia langsung menoleh ke belakang."Mamaaa ...?" Wajah Salsa berubah. Dia berusaha untuk tetap terlihat tenang."Kalian bertengkar?"

    Last Updated : 2021-03-25
  • ELEGI WANITA KEDUA   PERPISAHAN SELALU MENYAKITKAN

    Setelah selesai makan malam. Mereka berbincang hingga larut. Membuat keduanya terlihat sangat dekat dan akrab."Kau masih berjanji satu cerita sama aku, Adrian.""Tentang kucing?"Amelia mengangguk."Sebenarnya tak ada yang spesial. Cuman menurutku itu malah terlihat sangat spesial di mataku.""Dia memberi makan kucing jalanan?""Iya. Walau masih dari kejauhan. Kucing-kucing itu langsung berdatangan. Seperti sudah tau siapa yang datang. Belum sampai Ren turun. Entah dari mana asalnya. Kucing-kucing pada berdatangan. Menunggu dengan sabar lho Mel.""Oh, ya?""Iya. Awalnya aku juga heran. Tapi itu nyata loh Mel."Tampak Amelia begitu mendengarkan setiap cerita yang meluncur dari bibir Adrian."Pasti cerita aku membosankan ya?""Kenapa kamu bilangnya gitu? Aku malah menikmati setiap detil cerita kamu Adrian.""Serius atau cuman buat nyenengin aku?""Serius dong."Adrian beranjak dari tempa

    Last Updated : 2021-03-25
  • ELEGI WANITA KEDUA   PERTENGKARAN ADRIAN DAN SELLA

    Kenangan itu masih menyakitkan bagi Amelia. Dia mendekap dadanya sendiri. Ternyata rasa nyeri itu masih tersimpan rapi di palung hati terdalam."Aku kira semua sudah tak berbekas. Kenyataannya aku salah. Rasa itu masih berbekas di sini!" Sembarai Amelia menepuk dadanya.Dia kembali teringat saat diperkenalkan Faiz padanya oleh Romy. Saat itu sikap dan perlakuan Faiz yang begitu dewasa. Membuat dirinya terpesona."Mau kah kamu menikah Amelia?"Sontak kalimat itu membuat Amelia terbelalak. Tak mampu berucap sepatah kata pun. Hanya derai air mata. Yang mengisyaratkan dia menerima."Haaahhh!"Terdengar tarikan napas yang berat."Lalu kenapa juga aku hanyut oleh cinta lama yang hadir kembali mengisi hari-hariku yang kosong? Kenapa Amelia?" Berulang kali wanita cantik itu, seolah sedang merutuki dirinya sendiri.Kekesalan hati pada dirinya sendiri. Pada akhirnya membuat Amelia terlelap.Tenggelam dalam buai temaramnya malam.

    Last Updated : 2021-03-26
  • ELEGI WANITA KEDUA   MASIH MENCINTAI RENATA

    Adrian tetap tak bergeming. Tak ada rasa iba di dalam lubuk hatinya. Sama seklai. Walaupun air mata terus bergulir di wajah wanita canti itu."A-ku benar-benar sakit hati dengan perlakuan kamu ini, Adrian. Bukan kah Papa meminta kamu untuk melamr aku? Dan sekarang kamu bilang kita tak ada hubungan. Setelah kau mengenal wanita kemarin itu. Iya 'kan?" Suara Sella masih terisak."Papa kamu hanya meminta, kalau aku bersedia Sella. Tolong dipahami kalimat itu. Jangan kau putar-putar dan bolak balik. Mengerti?" Suara Adrian sedikit melunak."Apa kelebihan wanita itu?""Yang jelas aku sampai sata ini belum ada hubungan spesial dengannya. Jadi aku bleum tau apa kelebihan yang dimiliki Amelia.""Ohhh, Amelia namanya!" Sembari mengusap kasar wajahnya.Tampak api cemburu membakar hati Sella."Hanya saja, dia selalu bisa membuat aku tersenyum. Dan aku merasa nyaman di dekatnya," ucap Adrian dengan tatap mata yang masih tajam mengarah pada Sella.

    Last Updated : 2021-03-27
  • ELEGI WANITA KEDUA   RENCANA BUSUK

    Seketika Adrian terdiam dengan pertanyaan Om Handy. Dia tak bisa menjawabnya."Apa kekurangan Sella?""Enggak ada, Om. Bahkan dia terlihat sangat sempurna.""Dan kamu tak bisa menerima dia?"Kali ini Adrian diam."Maafkan saya, Om. Bayangan Renata masih belum bisa saya lupakan. Saya masih terlalu mencintainya."Mendengar ucapan Adrian. Membuat Sella memalingkan wajahnya. Tampak dia masih belum bisa menerima perlakuan lelaki itu terhadap dirinya."Aku tak memaksa kamu, Adrian. Hanya saja Om sangat senang seandainya kamu mau jadi menantu Om.""Sekali lagi maafkan saya Om. Saya masih belum berpikir ke arah sana.""Tak masalah Adrian. Tapi ingat! Kalau kau ingin mencari istri. Ingat Sella!"Dia pun tak berani untuk berjanji. Baginya sulit untuk menerima Sella. Karakter wanita itu tak disukainya."Oke, Adrian. Om mau pergi dulu. Berbincanglah kalian berdua.""Baik, Om."Setelah kepergian Handy Sant

    Last Updated : 2021-03-27

Latest chapter

  • ELEGI WANITA KEDUA   BULAN MADU

    “Saya terima nikahnya dan kawinnya Amelia Pratiwi binti Assobri dengan maskawinnya tersebut, tunai karena Allah.”Suara Adrian terdengar tegas dan lantang."Sah?!" teriak penghulu. Disambut dengan jawaban serempak para undangan yang hadir, "Sah!""Alhamdulillah, Tabarakallah. Aamiin."Kali ini perhatian kembali tertuju pada pasangan pengantin Adi Hermansyah dan Salsa Munandar.“Saudara Muhammad Adi AlQorni bin H. Ahmad Komarudin. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Salsa Munandar, dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat dan uang seratus juta, tunai!”“Saya terima nikahnya dan kawinnya Salsa Munandar binti Munandar, dengan maskawinnya yang tersebut, tunai karena Allah.”"Bagaimana, sah?""Sah!!!""Alhamdullillah." Rumah Maya dan Hartono terdengar riuah dengan ucapan doa yang penuh kebahagiaan. Begitu juga terpancar dari wajah-wajah penuh cinta dan kasih sayang.

  • ELEGI WANITA KEDUA   MENUJU PERNIKAHAN

    _Dua bulan berlalu_Sejak kematian Romy Pradipta. Membawa duka yang mendalam bagi Maya dan Hartono. Begitu juga bagi Salsa dan Amelia. Walau pernah menoreh luka bagi mereka. Namun, anak yang dititipakan oleh Romy, membuat Salsa dan Amelia akan selalu teringat padanya.Hingga Maya dan Hartono meminta pada Salsa dan Amelia untuk melangsungkan pernikahan mereka di Semarang. Secara bersamaan. Walau awalnya Adrian menolak, pada akhirnya dia mencoba untuk mengerti.Karena bagi Amelia, Maya dan Hartono satu-satunya keluarga bagi dirinya. Tepat di hari jumat akad nikah akan dilangsungkan. Tak ada acara besar, atau pun pesta meriah. Karena baik Amelia maupun Salsa tak menginginkan hal itu.Pada hari kami pagi. Amelia beserta Adrian dan Dita serta Rini sudah berada di hotel yang tak terlalu jauh dari rumah Maya. Dia meletakkan kebaya pengantin milik Renata dulu. Mengusapnya perlahan dari ujung leher hingga ujung paling bawah."Ren ... mungkin aku tak p

  • ELEGI WANITA KEDUA   ANUGERAH TERINDAH

    "Maaa ... Mama!""A-ada apa, Sa?""Perut Salsa kok sakit ya, Ma?""Sa-sakit gimana?""Sepertinya mau melahirkan, Ma.""Haaahhh?!"Maya pun kelihatan panik. Dia memanggil beberapa saudara dan kerabatnya. Untuk segera mengantar Salsa ke rumah sakit terdekat."Sa, semisal menunggu Papa pulang gimana?""Salsa udah enggak kuat, Ma. Kok sakit banget.""Apa pakaian semuanya sudah kamu siapkan?""Sudah, Ma. Di kamar."Maya berjalan cepat menuju kamar. Dia mengambil tas yang ada di atas kasur. Sesaat Maya terpaku dalam diam. Selintas kenangan Romy masih membayang di matanya. Terbayang saat dia masih sakit dan terbaring di atas kasur."Haahhh! Ya Allah, anakku Romy!" desahnya.Teringat akan Salsa yang kesakitan. Buru-buru dia keluar kamar."Sa, ayo aku gandeng!" Salsa yang tak bisa jalan cepat, dibantu Maya berjalan ke luar rumah. Dari arah dalam Bulek Titut berlari ke arah mereka."Bulek!

  • ELEGI WANITA KEDUA   ADA KEMATIAN ADA KEHIDUPAN

    Sengaja Adrian tak langsung memberitahukan kematian Romy, pada Amelia. "Bapak Adrian!" Segera dia mendatangi seorang perawat. "Silakan Bapak kalau mau ke kamar Bu Amelia. Baru saja dipindah kamar." "Baik, Sus. Di sebelah mana Sus?" "Bapak lurus dan belok kanan. Ada Pavilium mawar nomer 2, itu kamar Bu Amelia." "Maksih, Sus." "Sama-sama." Adrian menghampiri Dita dan Rini. "Ayo ke kamar Mama, Dit!" "Mama sudah di kamar?" "Sudah!" tegas Adrian. Mereka mengikuti langkah lebar Adrian yang berjalan mendahului. Pintu kamar terbuka lebar. Seorang perawat masih membantu Amelia pindah ranjang. "Nanti jangan terlalu banyak gerak dulu ya Bu. Besok pagi, kita rangsang ASInya buat Dedek bayi." "Iya, Sus." Amelia masih terlihat lemah. Wajahnya terlihat kuyu dan lelah. "Dita, adek kamu cowok apa cewek?" "Cowok, Ma." Amelia tersenyum senang. "D

  • ELEGI WANITA KEDUA   KEMATIAN

    Pandangan Romy terlihat bersinar terang. Tak lagi hampa dan kosong, seperti sebelumnya."Mas Rom! Mas Romy bisa dengar Salsa?"Namun, Romy seperti tak mendengar. Dia masih menggerakkan tangan perlahan. Terus membelai, entah apa yang ada dalam pandangannya saat ini. Sembari senyum yang tak lepas dari wajahnya."Rooom, ini Mama Nak. Coba lihat Mama, Sayang!"Namun tak ada respon yang ditunjukkan Romy. Dia terus memandang ke atas. Maish terus tersenyum.Tiba-tiba, seisi kamar terkejut dibuatnya. Mereka sampai tak percaya setelah sekian lama, tak mendengar Romy bicara."Amel ... Amelia," desis Romy. "Amelia ... Amelia."Romy terus menyebut nama Amelia terus menerus."Salsa, co-coba kamu telponkan Amelia. Mungkin dia ingin mendnegar suaranya.""Ba-baik, Ma."Saat Salsa mengambil ponslenya. Terdengar Romy yang terbatuk-batuk, hingga muntah darah. Membuat semua terperanjat."Dok! Kenapa Romy?""

  • ELEGI WANITA KEDUA   KELAHIRAN

    Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Kontraksi yang dirasakan oleh Amelia, intervalnya mulai teratur. Sakit yang dia rasa berkisar 30 sampai 70 detik."Adrian kayak ada yang merembes di kaki aku.""Haaahhh?!!!" Adrian tersentak. Sekilas dia melihat pada bagian perut kebawan yang tampak basah. "Tenang, Mel." Wajah Adrian semakin tegang. Dia terus membunyikan klakson agar mobil di depannya memberikan ruang untuk dia lewat."Mama enggak apa-apa ya Om?" tanya Dita ikut panik."Enggak apa-apa Dita. Semua jangan ikutan panik kayak Om ya.""Mas Adrian jangan panik dong. Kita jadi ikutan cemas juga," sahut Rini, smabil mendekap Dita. Yang ikut panik."Enggak apa-apa, mulesnya mulai berkurang kok," lanjut Amelia. "Adrian, nanti aku minta tolong.""Apa?""Tolong adzankan anakku ini.""I-iya, Mel. Aku udah siapin soal itu.""Makasih, Adrian."Hampir dua puluh menit perjalanan. Mobil memasuki pelataran parkir ru

  • ELEGI WANITA KEDUA   KETEGANGAN

    Dalam kepanikan mereka, Salsa memberi kabar kalau Dokter Helmi akan datang ke rumah."Dia langsung ke sini, Sa?""Iya, Ma. Kata Dokter mungkin sepuluh sampai lima belas menit.""Ya, udah kalau gitu, kita tunggu."Hartono yang cemas, hanya bisa mondar mandir di dalam kamar Romy. Sedangkan Maya semakin gelisah dengan suhu tubuh Romy yang masih tinggi. Tak lama, Salsa masuk membawa Dokter Helmi ke kamar."Ohhh, syukurlah Dok. Saya udah cemas sekali.""Biar saya periksa dulu!""Dari tadi, Romy enggak bangun-bangun Dok," ucap Salsa kalut. Sedari tadi dia meremat jemari tanganya yang dingin. Lalu menghampiri Maya yang hanya bisa bungkam."Kita harus bawa ke rumah sakit. Ini Mas Romy bukan cuman tidur biasa.""Maksud Dokter?" tanya Hartono mengejar."Saya masih belum bisa pastikan, Pak Hartono. Cuman kalau di rumah sakit, Mas Romy bisa terbantu dengan obat yang masuk lewat selang infus. Saya yang langsung tangani di sana

  • ELEGI WANITA KEDUA   PANAS TINGGI

    Langkah Salsa bergerak cepat menuju arah kamar. Sekilas dia mendapati Maya yang menangis di ruang tengah. Sedang ditenangkan oleh Hartono."Kamu mau ke kamar, Sa?""Iya, Pa.""Panggilah Yono, biar dia yang angkat di atas kasur.""Baik, Pa."Maya masih terlihat sesenggukkan."Memangnya kamu ini kenapa sih, Ma?""Aku sedih, Pa. Barusan aku telponan sama Amelia. Mama jadi merasa semua ini salah kita.""Hussst! Apa maksud Mama bilang kayak gitu?"Bukan malah tangisannya berhenti. Maya semakin terisak, hingga beranjak pergi meninggalkan Hartono yang ikut sedih. Maya melangkah cepat menuju kamar. Diikuti oleh Hartono.Maya menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Menelungkupkan wajahnya di bantal."Maksud kamu tadi apa, Ma?""Mungkin ini teguran buat kita juga, Pa. Terlalu memaksakan kehendak kita, pada Romy.""Bukan, Ma. Mama jangan merasa bersalah kayak gitu.""Entahlah Pa. Mama merasa bersala

  • ELEGI WANITA KEDUA   TELEPON AMELIA

    Selepas kepulangan Adi, tampak Salsa masih berdiri termenung di depan pagar. Dia menoleh pada taman samping rumah. Sepertinya Maya sedang mengajak Romy jalan-jalan. Bergegas Salsa mengejar langkah mereka."Ma ... Mama!""Ehhh ... kamu kok nyusul ke sini?""Iya, Ma. Mas Adi sudah pulang kok.""Ka-kamu ... apa mencintai dia?"Wajah Salsa memerah. Dia tersipu saat mendapat pertanyaan itu."Kenapa Mama tanya kayak gitu?""Mama tidak bisa menuntut apa pun dari kamu, Sa. Kebaikan yang kamu berikan pada keluarga kami, itu tak ternilai buat Mama. Sama Papa juga. Apalagi cinta dan sayang kamu pada Romy masih terlihat nyata di mata Mama."Salsa langsung memeluk wanita itu dari samping."Maafkan Salsa, Ma. Yang mungkin enggak bisa selamanya menemani Mas Romy.""Mama tahu, Sa. Dan sangat paham sekali.""Makasih atas semuanya ya.""Iya, Ma. Salsa juga makasih sama Mama, yang mau menganggap Salsa anak sendiri."

DMCA.com Protection Status