Beranda / Romansa / ELEGI WANITA KEDUA / AKANKAH BISA BERTEMU LAGI (?)

Share

AKANKAH BISA BERTEMU LAGI (?)

Penulis: Raifiza27
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-24 07:10:31

Menempuh perjalanan kurang lebih lima jam. Romy tak berkeinginan sama sekali untuk berhenti. Tepat pukul sebelas malam. Romy menghentikan mobil di depan rumah Salsa. Beberapa orang laki-laki, sedang duduk-duduk di depan pos kamling yang berada di depan rumah Salsa.

Segera Romy turun dan melihat rumah yang tampak gelap. Hanya lampu luar yang terlihat terang menyala.

"Lho, Mas Romy toh ini?"

Tiba-tiba salah seorang lelaki menghampirinya. Yang tak lain masih kerabat Salsa.

"Iya, Pak. Ehhh ... kayaknya Salsa sudah tidur ya, Pak?"

"Salsa?" Lelaki itu mengernyitkan dahi. Sembari menoleh kiri kanan. "Setahu saya Salsa enggak pernah pulang. Cuman sekali, pas ke makam Ibunya. Itu aja enggak nginep."

"Kapan itu, Pak?"

"Wahhh, yo wes lama Mas."

"Kalau barusan?"

Lelaki itu menggeleng. "Enggak ada Salsa, mungkin belum sampai Mas. Opo enggak barengan?"

"Enggak Pak."

"Ohhh ... kalau gitu Mas Romy masuk rumah saja. Saya pe

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ELEGI WANITA KEDUA   PERPISAHAN

    "Maafkan saya sebelumnya, Pak. Salsa minggat dari rumah.""A-apa?!""Sekali saya minta maaf, enggak bisa jaga Salsa. Ada pertengkaran kecil antara saya sama dia. Makanya saya minta tolong sama Bapak untuk bantu kami.""Memangnya ada permasalahan apa, antara Mas Romy sama Salsa? Kok bisa sampai dia minggat segala gitu. Enggak baik ini, Mas. Nantinya jadi kebiasaaan, kalau dari awal minggat nantinya kalau ada masalah pasti suka pergi dari rumah.""Ehhh ... bukan salah Salsa sih Pak. Kami ada kesalah pahaman sedikit.""Masih bisa diperbaiki toh?""Semoga masih bisa. Makanya kalau Bapak enggak keberatan. Mau enggak Bapak saya ajak ke Surabaya. Sebagai media antara saya dan Salsa."Tanpa berpikir panjang. Lelaki paruh baya, langsung mengangguk cepat."Kapan kita berangkat?""Besok bagaimana?""Tapi, bisanya saya sorean. Gimana Mas Romy?""Boleh, Pak! Saya akan tunggu.""Sekarang mending Mas Romy bua

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • ELEGI WANITA KEDUA   PERPISAHAN - 2

    "Kamu sudah terlalu baik sama aku, Lind. Bahkan aku juga enggak tahu bagaimana cara membalas kebaikan kamu ini. Hanya sama Allah aku minta kamu selalu diberikan kesehatan, rejeki yang berlimpah dan kebahagiaan." Tanpa membalas kata-kata Salsa. Melinda langsung memeluknya erat. Terdengar isak tangis Melinda. Membuat Salsa jadi serba salah. "Aku bilang ini, bukan untuk berpisah Lind. Bukan! Karena memang ini sudah waktunya aku harus bisa mandiri dengan kehidupan aku. Aku harus bisa tetap survive dengan kenyataan yang tengah aku jalani saat ini." "Kan bisa kamu tetep tinggal di sini." "Linda, aku hanya ingin hidup mandiri tanpa jadi benalu terus meneus. Kamu dan suami kamu, sudah sangat baik ke aku. Sebagai balasannya, aku juga harus tahu diri LInda. Kuharap kamu bisa mengerti keputusan aku ini ya? Aku pasti akan sering nginep di sini kok. Apalagi cuman buatin roti kayak gini. Gampang." "Memang daerah mana?" "Surabaya selatan, Lind.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • ELEGI WANITA KEDUA   RUMAH BARU SALSA

    Tepat pukul lima pagi, Eka membantu Salsa berkemas. Meletakkan semua barang-barangnya dalam satu tarvel bag yang besar. Karena memang Salsa keluar dari apartemen Romy, tak membawa banyak pakaian."Serius kamu pindah?" Tiba-tiba, Melinda sudah berdiri di ambang pintu. Salsa menyambut dengan senyum yang lebar. Dia menarik pergelangan tangan Melinda dan menyuruh untuk duduk di kasur."Harusnya kamu enggak perlu naik ke sini. Itu perut 'kan udah gede, Lind.""Ihh, enggak apa-apa. Aku memang ingin lihat kamu, Sa. Entar kamu langsung pergi aja.""Ya, enggaklah! Kurang ajar banget aku kalau kayak gitu."Melinda terkekeh mendengar. Di saat mereka sedang bercanda. Ponsel Salsa berdering."Sepertinya Adi ini, LInd.""Ya, udah. Angkat aja!""Oke, bentar ya."Segera Salsa mengangkat telepon dari Adi."Assalamualaikum, Sa.""Waalaikumsalam. Kamu di mana Di?""Aku udah di depan. Kamu udah siap belum?""Udah

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • ELEGI WANITA KEDUA   MENCINTAI DENGAN TULUS

    Adi mengajak Salsa masuk rumah. Sejenak Salsa menghirup udara pagi yang benar-benar terasa segar. "Kenapa?" "Kalau di apartemen, mana bisa kayak gini. Aku selalu merindukan punya rumah. Punya tetangga yang baik, seperti orang tadi." "Ya, udah. Tinggal di sini aja!" "Ya, sementara kan emang tinggal di sini. Kalau lama-lama takut ada yang marah." "Siapa?" "Ya, enggak tahu." Salsa mengangkat kedua bahu. "Mungkiin calon istri kamu." Adi terkekeh. "Calon istri. Pacar aja enggak punya." "Masa sih?" "Udah ahhh. Enggak usah dibahas! Kamu mau nasi goreng buat sarapan enggak?" "Mau lah. Emang jam segini ada yang jual?" "Aku yang bikin. Semalam aku belanja menuhin kulkas. Soalnya ada bumil, yang pasti suka buah. Mulai dari yang asem sampai manis, di kulkas ada semua." Bola mata Salsa berbinar terang. Dia sangat trenyuh dengan perlakuan Adi terhadapnya. Bahkan selama pernikahan dengan Romy, bel

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • ELEGI WANITA KEDUA   PERTEMUAN KEMBALI

    Sebelum menstater mobil, Romy menoleh pada Pakde. Yang sedang membenarkan letak sabuk pengaman."Kita siap berangkat sekarang?""Monggo Mas Romy."Romy mulai melaju dengan kecepatan sedang. Tepat pukul tiga sore, setelah adzan Ashar mereka berangkat. Tak banyak pembicaraan di antara mereka berdua. Hanya sekali dia melirik ke arah lelaki paru baya, yang telah tertidur.'Aku akan langsung membawanya ke rumah Salsa, saat sampai di Surabaya,' bisik hati Romy.Perjalanan yang memakan waktu lima jam, tak terasa sudah membawa mereka sampai di perbatasan Surabaya dan Gresik."Pak ... Pak! Kita sudah sampai Surabaya."Lelaki geragapan, dan membuka mata pelan. Dia melihat ke samping sembari mata yang menyipit."Mas Romy, udah sampai mana kita?""Ini udah di Surabaya, Pak. Bisa Bapak telpon lagi Salsa?""Bi-bisa, aku ambil HP dulu di tas."Laju mobil sedikit melambat. Sengaja Romy membiarkan agar lelaki yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-25
  • ELEGI WANITA KEDUA   MEDIASI

    Pakde sudah berdiri di depan pintu. Sedang Romy sengaja berdiri agak menjauh. Dia memang tak ingin bila Salsa langsung melihat dirinya. "Assalamualaikum!" "Waalaikumsalam. Ehhh ... Pakde sudah datang toh. Naik apa tadi?" Romy bisa mendengar suara Salsa yang gembira. Tak pernah selama ini dia mendengar suara penuh kebahagiaan seperti itu, dari Salsa. "Masuklah, Pakde!" tegas Salsa. Dia pun berjalan keluar menyambutnya. Saat berdiri di sebelah Pakde, kedua matanya menangkap sebuah bayangan dari sosok yang sangat dikenal. "M-Mas Romy?!" Dua mata Salsa mencelang lebar dengan wajah yang tegang. Sangat tidak menyangka kalau kehadiran lelaki yang selalu dia panggil Pakde datang bersama dengan Romy. "Apa kabar Sa?" Sejurus dengan langkah Romy yang mendekat. Adi keluar rumah berniat menghampiri Salsa. Namun langkahnya tertahan, saat melihat kehadiran Romy yang berjalan ke arah mereka. "Siapa dia?" tanya Romy dengan mimik yang tak suka. "Ohhh ..

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-25
  • ELEGI WANITA KEDUA   PERPISAHAN ITU TERJADI

    "Apa bisa mediasi ini dilanjutkan Mas Romy?" ulang Pakde dengan sabar.Masih saja Romy diam tak menjawab. Dia memilih menundukkan kepala. lalu melempar pandangannya ke arah taman belakang."Kalau dengan amarah, tak akan selesai pembicaraan kita ini. Enggak akan ketemu titiknya di mana! Aku akan lanjutkan lagi, kalau kalian bertiga bisa memendam amarah, benci dan emosi kalian. Bisa?""Bisa, Pakde," jawab Salsa diiringi dengan Adi.Romy tak menjawab. Dia hanya memalingkan muka. Seolah tak setuju dengan pendapat Pakde."Sekarang tujuan Mas Romy mencari Salsa apa? Sampai datang ke rumahnya.""Ke rumah Ibu, Pakde?" tanya Salsa, melirik pada Romy yang masih bungkam."Iya, makanya aku ke sini karena mendengar kalian bertengkar."Salsa memasang wajah dingin sebelum dia bicara."Apa tujuan Mas Romy cari aku di rumah Ibu?""Aku ingin bicara berdua sama kamu. Hanya berdua tanpa pacar kamu itu dan juga Pakde!"

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-25
  • ELEGI WANITA KEDUA   BERPISAH UNTUK KEBAHAGIAAN

    Romy merengkuh bahu Salsa, untuk duduk di sebelahnya. Keduanya saling bersitatap cukup lama. Dengan mata yang sembab, oleh hujan tangis.Tak tahan dengan dada yang semakin sesak. Salsa memeluk erat Romy yang juga membalas pelukannya."Titip anakku, Sa!""Iya, Mas.""Sengaja aku memang tak menawarkan kita untuk bersatu lagi. Karena aku takut, akan menyakiti dirimu lagi dan lagi. Semoga kamu pahami itu," bisik Romy.Salsa tak bisa berkata-kata lagi. Apa yang dikatakan oleh Romy ada benarnya. Mungkin jika mereka akan bersama lagi, sesuatu yang lebih menyakitkan akan terjadi."Mas Romy benar. Mungkin perpisahan, hal terbaik buat kita berdua. Mungkin juga kita bisa lebih menyayangi satu sama yang lain, Mas.""Iya, Sa."Romy membelai lembut rambut Salsa, dengan berurai air mata."Mama sama Papa sudah tahu soal ini. Semoga mereka juga bisa menerima keputusan kita, yang akan tetap berpisah."Tak ada sepatah kata yang kelu

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-25

Bab terbaru

  • ELEGI WANITA KEDUA   BULAN MADU

    “Saya terima nikahnya dan kawinnya Amelia Pratiwi binti Assobri dengan maskawinnya tersebut, tunai karena Allah.”Suara Adrian terdengar tegas dan lantang."Sah?!" teriak penghulu. Disambut dengan jawaban serempak para undangan yang hadir, "Sah!""Alhamdulillah, Tabarakallah. Aamiin."Kali ini perhatian kembali tertuju pada pasangan pengantin Adi Hermansyah dan Salsa Munandar.“Saudara Muhammad Adi AlQorni bin H. Ahmad Komarudin. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Salsa Munandar, dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat dan uang seratus juta, tunai!”“Saya terima nikahnya dan kawinnya Salsa Munandar binti Munandar, dengan maskawinnya yang tersebut, tunai karena Allah.”"Bagaimana, sah?""Sah!!!""Alhamdullillah." Rumah Maya dan Hartono terdengar riuah dengan ucapan doa yang penuh kebahagiaan. Begitu juga terpancar dari wajah-wajah penuh cinta dan kasih sayang.

  • ELEGI WANITA KEDUA   MENUJU PERNIKAHAN

    _Dua bulan berlalu_Sejak kematian Romy Pradipta. Membawa duka yang mendalam bagi Maya dan Hartono. Begitu juga bagi Salsa dan Amelia. Walau pernah menoreh luka bagi mereka. Namun, anak yang dititipakan oleh Romy, membuat Salsa dan Amelia akan selalu teringat padanya.Hingga Maya dan Hartono meminta pada Salsa dan Amelia untuk melangsungkan pernikahan mereka di Semarang. Secara bersamaan. Walau awalnya Adrian menolak, pada akhirnya dia mencoba untuk mengerti.Karena bagi Amelia, Maya dan Hartono satu-satunya keluarga bagi dirinya. Tepat di hari jumat akad nikah akan dilangsungkan. Tak ada acara besar, atau pun pesta meriah. Karena baik Amelia maupun Salsa tak menginginkan hal itu.Pada hari kami pagi. Amelia beserta Adrian dan Dita serta Rini sudah berada di hotel yang tak terlalu jauh dari rumah Maya. Dia meletakkan kebaya pengantin milik Renata dulu. Mengusapnya perlahan dari ujung leher hingga ujung paling bawah."Ren ... mungkin aku tak p

  • ELEGI WANITA KEDUA   ANUGERAH TERINDAH

    "Maaa ... Mama!""A-ada apa, Sa?""Perut Salsa kok sakit ya, Ma?""Sa-sakit gimana?""Sepertinya mau melahirkan, Ma.""Haaahhh?!"Maya pun kelihatan panik. Dia memanggil beberapa saudara dan kerabatnya. Untuk segera mengantar Salsa ke rumah sakit terdekat."Sa, semisal menunggu Papa pulang gimana?""Salsa udah enggak kuat, Ma. Kok sakit banget.""Apa pakaian semuanya sudah kamu siapkan?""Sudah, Ma. Di kamar."Maya berjalan cepat menuju kamar. Dia mengambil tas yang ada di atas kasur. Sesaat Maya terpaku dalam diam. Selintas kenangan Romy masih membayang di matanya. Terbayang saat dia masih sakit dan terbaring di atas kasur."Haahhh! Ya Allah, anakku Romy!" desahnya.Teringat akan Salsa yang kesakitan. Buru-buru dia keluar kamar."Sa, ayo aku gandeng!" Salsa yang tak bisa jalan cepat, dibantu Maya berjalan ke luar rumah. Dari arah dalam Bulek Titut berlari ke arah mereka."Bulek!

  • ELEGI WANITA KEDUA   ADA KEMATIAN ADA KEHIDUPAN

    Sengaja Adrian tak langsung memberitahukan kematian Romy, pada Amelia. "Bapak Adrian!" Segera dia mendatangi seorang perawat. "Silakan Bapak kalau mau ke kamar Bu Amelia. Baru saja dipindah kamar." "Baik, Sus. Di sebelah mana Sus?" "Bapak lurus dan belok kanan. Ada Pavilium mawar nomer 2, itu kamar Bu Amelia." "Maksih, Sus." "Sama-sama." Adrian menghampiri Dita dan Rini. "Ayo ke kamar Mama, Dit!" "Mama sudah di kamar?" "Sudah!" tegas Adrian. Mereka mengikuti langkah lebar Adrian yang berjalan mendahului. Pintu kamar terbuka lebar. Seorang perawat masih membantu Amelia pindah ranjang. "Nanti jangan terlalu banyak gerak dulu ya Bu. Besok pagi, kita rangsang ASInya buat Dedek bayi." "Iya, Sus." Amelia masih terlihat lemah. Wajahnya terlihat kuyu dan lelah. "Dita, adek kamu cowok apa cewek?" "Cowok, Ma." Amelia tersenyum senang. "D

  • ELEGI WANITA KEDUA   KEMATIAN

    Pandangan Romy terlihat bersinar terang. Tak lagi hampa dan kosong, seperti sebelumnya."Mas Rom! Mas Romy bisa dengar Salsa?"Namun, Romy seperti tak mendengar. Dia masih menggerakkan tangan perlahan. Terus membelai, entah apa yang ada dalam pandangannya saat ini. Sembari senyum yang tak lepas dari wajahnya."Rooom, ini Mama Nak. Coba lihat Mama, Sayang!"Namun tak ada respon yang ditunjukkan Romy. Dia terus memandang ke atas. Maish terus tersenyum.Tiba-tiba, seisi kamar terkejut dibuatnya. Mereka sampai tak percaya setelah sekian lama, tak mendengar Romy bicara."Amel ... Amelia," desis Romy. "Amelia ... Amelia."Romy terus menyebut nama Amelia terus menerus."Salsa, co-coba kamu telponkan Amelia. Mungkin dia ingin mendnegar suaranya.""Ba-baik, Ma."Saat Salsa mengambil ponslenya. Terdengar Romy yang terbatuk-batuk, hingga muntah darah. Membuat semua terperanjat."Dok! Kenapa Romy?""

  • ELEGI WANITA KEDUA   KELAHIRAN

    Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Kontraksi yang dirasakan oleh Amelia, intervalnya mulai teratur. Sakit yang dia rasa berkisar 30 sampai 70 detik."Adrian kayak ada yang merembes di kaki aku.""Haaahhh?!!!" Adrian tersentak. Sekilas dia melihat pada bagian perut kebawan yang tampak basah. "Tenang, Mel." Wajah Adrian semakin tegang. Dia terus membunyikan klakson agar mobil di depannya memberikan ruang untuk dia lewat."Mama enggak apa-apa ya Om?" tanya Dita ikut panik."Enggak apa-apa Dita. Semua jangan ikutan panik kayak Om ya.""Mas Adrian jangan panik dong. Kita jadi ikutan cemas juga," sahut Rini, smabil mendekap Dita. Yang ikut panik."Enggak apa-apa, mulesnya mulai berkurang kok," lanjut Amelia. "Adrian, nanti aku minta tolong.""Apa?""Tolong adzankan anakku ini.""I-iya, Mel. Aku udah siapin soal itu.""Makasih, Adrian."Hampir dua puluh menit perjalanan. Mobil memasuki pelataran parkir ru

  • ELEGI WANITA KEDUA   KETEGANGAN

    Dalam kepanikan mereka, Salsa memberi kabar kalau Dokter Helmi akan datang ke rumah."Dia langsung ke sini, Sa?""Iya, Ma. Kata Dokter mungkin sepuluh sampai lima belas menit.""Ya, udah kalau gitu, kita tunggu."Hartono yang cemas, hanya bisa mondar mandir di dalam kamar Romy. Sedangkan Maya semakin gelisah dengan suhu tubuh Romy yang masih tinggi. Tak lama, Salsa masuk membawa Dokter Helmi ke kamar."Ohhh, syukurlah Dok. Saya udah cemas sekali.""Biar saya periksa dulu!""Dari tadi, Romy enggak bangun-bangun Dok," ucap Salsa kalut. Sedari tadi dia meremat jemari tanganya yang dingin. Lalu menghampiri Maya yang hanya bisa bungkam."Kita harus bawa ke rumah sakit. Ini Mas Romy bukan cuman tidur biasa.""Maksud Dokter?" tanya Hartono mengejar."Saya masih belum bisa pastikan, Pak Hartono. Cuman kalau di rumah sakit, Mas Romy bisa terbantu dengan obat yang masuk lewat selang infus. Saya yang langsung tangani di sana

  • ELEGI WANITA KEDUA   PANAS TINGGI

    Langkah Salsa bergerak cepat menuju arah kamar. Sekilas dia mendapati Maya yang menangis di ruang tengah. Sedang ditenangkan oleh Hartono."Kamu mau ke kamar, Sa?""Iya, Pa.""Panggilah Yono, biar dia yang angkat di atas kasur.""Baik, Pa."Maya masih terlihat sesenggukkan."Memangnya kamu ini kenapa sih, Ma?""Aku sedih, Pa. Barusan aku telponan sama Amelia. Mama jadi merasa semua ini salah kita.""Hussst! Apa maksud Mama bilang kayak gitu?"Bukan malah tangisannya berhenti. Maya semakin terisak, hingga beranjak pergi meninggalkan Hartono yang ikut sedih. Maya melangkah cepat menuju kamar. Diikuti oleh Hartono.Maya menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Menelungkupkan wajahnya di bantal."Maksud kamu tadi apa, Ma?""Mungkin ini teguran buat kita juga, Pa. Terlalu memaksakan kehendak kita, pada Romy.""Bukan, Ma. Mama jangan merasa bersalah kayak gitu.""Entahlah Pa. Mama merasa bersala

  • ELEGI WANITA KEDUA   TELEPON AMELIA

    Selepas kepulangan Adi, tampak Salsa masih berdiri termenung di depan pagar. Dia menoleh pada taman samping rumah. Sepertinya Maya sedang mengajak Romy jalan-jalan. Bergegas Salsa mengejar langkah mereka."Ma ... Mama!""Ehhh ... kamu kok nyusul ke sini?""Iya, Ma. Mas Adi sudah pulang kok.""Ka-kamu ... apa mencintai dia?"Wajah Salsa memerah. Dia tersipu saat mendapat pertanyaan itu."Kenapa Mama tanya kayak gitu?""Mama tidak bisa menuntut apa pun dari kamu, Sa. Kebaikan yang kamu berikan pada keluarga kami, itu tak ternilai buat Mama. Sama Papa juga. Apalagi cinta dan sayang kamu pada Romy masih terlihat nyata di mata Mama."Salsa langsung memeluk wanita itu dari samping."Maafkan Salsa, Ma. Yang mungkin enggak bisa selamanya menemani Mas Romy.""Mama tahu, Sa. Dan sangat paham sekali.""Makasih atas semuanya ya.""Iya, Ma. Salsa juga makasih sama Mama, yang mau menganggap Salsa anak sendiri."

DMCA.com Protection Status