Share

Bab 3

Penulis: Eman Nur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-31 10:37:46
Nathan menghela napas panjang sambil memijat pelipisnya dengan kesal.

"Apa kamu masih pantas disebut guru setelah menakuti gadis muda ini?"

Dia lalu membantu Rachel untuk berdiri.

Rachel menangis pilu, "Pak Nathan memang baik, tapi Bu Nada ... dia ...."

Rachel melirikku ragu-ragu, seolah takut mau melanjutkan ucapannya.

Melihatku tertegun, Rachel tiba-tiba berkata seolah sudah tidak tahan menutupi kebohongan, "Pak Nathan, aku nggak bisa menyembunyikan hal ini darimu lagi."

Aku hanya ingin dia diam, tapi sudah terlambat.

Dia kembali mendramatisir suasana dengan ucapannya.

"Setiap kali Bu Nada mengajar, dia selalu masuk ke ruang istirahat bersama murid laki-laki, lalu mengunci pintu dari dalam. Mereka baru keluar dua puluh sampai tiga puluh menit kemudian."

"Kadang, aku mendengar suara-suara aneh saat mendekati ruangan itu. Bu Nada seperti sedang menangis, tapi sambil tertawa. Aku nggak tahu apa maksudnya ...."

"Maaf, Bu Nada. Pak Nathan terlalu baik, aku nggak mau dia terus-terusan dibohongi."

Rachel tampak menundukkan kepala usai berkata seperti barusan.

Wajahnya tampak menyesal, membuat orang jadi simpati padanya.

Nathan sendiri langsung naik pitam.

Dia memalingkan wajah dan langsung pergi begitu saja.

Rachel langsung berlari keluar sambil meneriakinya.

"Pak Nathan! Mungkin aku yang salah paham. Bu Nada nggak mungkin melakukan hal semacam itu, dia bukan orang seperti itu."

Aku langsung naik darah hingga kepalaku pening.

Butuh waktu lama bagiku untuk menenangkan diri.

Aku sudah memikirkan segala macam masalah yang mungkin akan muncul saat memutuskan untuk membuka studio ini.

Siapa sangka akan terjadi drama sebodoh ini hari ini?

Aku berbalik untuk merapikan matras yogaku.

Tapi pikiranku terus melayang jauh.

Setengah tahun lalu, saat studioku baru buka.

Rachel adalah orang pertama yang mendaftar kelas.

Begitu dia diterima, dia langsung mendekatiku dengan suara manis yang terdengar berlebihan.

"Bu Nada, aku sangat suka yoga, tempat ini sangat nyaman."

"Aku mungkin agak bodoh, tapi aku akan berusaha keras belajar yoga."

Aku membuka studio yoga murni karena hobi.

Punya murid yang antusias dan bersemangat sepertinya membuatku senang.

Makanya, aku juga jadi lebih memerhatikan Rachel saat kelas berlangsung.

Setiap kali aku pergi ke toko merek fesyen ternama, ketika pelayan mengambilkan koleksi terbaru, atau tas edisi terbatas untukku.

Aku selalu mengizinkan Rachel juga ikut mencobanya.

Aku bahkan akan langsung memberikannya pada Rachel kalau dia memang suka.

Karena itulah, aku pun jadi sudah menganggapnya seperti adikku sendiri.

Saat sadar bahwa dia tidak selugu yang kukira, aku tetap tidak berniat untuk membongkar kedoknya.

Namun, dia malah menggunakan trik kotor untuk menarik perhatian suamiku?

Dan yang lebih anehnya lagi, aku tidak pernah bilang kalau Nathan adalah suamiku.

Lalu, bagaimana dia bisa mengenali Nathan begitu melihat pria itu?

Kalau aku mundur sedikit ke masa lalu, sepertinya Rachel juga sudah menunjukkan tanda-tanda aneh sebelumnya.

Setiap kali kami pergi ke toko barang mewah, atau makan di restoran mewah. Rachel selalu menatapku dengan tatapan iri. Dia bilang kalau aku sungguh beruntung karena bisa menikahi pria yang baik.

Dia bilang aku beruntung karena punya suami yang selalu mencukupi nafkahku, hingga aku tidak perlu mencemaskan apa pun ....

Dulu aku hanya menganggap ucapannya tidak memiliki arti lain.

Tapi saat memikirkannya lagi sekarang, bagaimana dia bisa mengira bahwa semua itu bisa kudapatkan karena menikahi pria kaya?

Dan bagaimana dia bisa yakin kalau uangku berasal dari nafkah suamiku?

Aku pun menghela napas.

Kebanyakan orang memang memandang remeh wanita ... bahkan oleh sesama wanita sendiri!

Untung saja aku punya hubungan yang sehat dengan Nathan.

Pria itu sudah tidak menghormatiku hari ini, tapi aku masih bisa maklum.

Wajar jika dia marah setelah mendengar fitnah dari orang seperti Rachel.

Aku dan Nathan sudah bertahun-tahun saling mengenal. Kami sudah tahu batasan satu sama lain, dan siapa yang lebih cocok untuk kami masing-masing.

Mana mungkin taktik murahan Rachel bisa menghancurkan hubungan kami?

Namun ....

Ketika aku sudah pulang, Nathan malah belum pulang.

Ada perasaan cemas yang mulai merayap di dalam hatiku.

Biasanya dia akan selalu mengabariku dulu setiap ada urusan penting, hingga belum pulang begini. Atau setidaknya, dia akan menerima telepon dariku.

Tapi sekarang hanya terdengar suara operator saat coba kuhubungi.

Aku berpikir sejenak, dan yakin bahwa dia sepertinya masih termakan ucapan Rachel.

Karena enggan membiarkan kesalahpahaman terus berlarut-larut, aku pun memutuskan untuk menelepon Rachel.

Dia pun segera mengangkatnya.

Aku baru saja mau memaksanya agar menjelaskan semuanya pada Nathan.

Namun, suara dari seberang telepon terdengar seperti suara sambaran petir bagiku, membuatku sangat kaget.

"Ah ... Pak Nathan, ini ciuman pertamaku ...."

"Pak Nathan, bagaimana kalau Bu Nada tahu soal apa yang terjadi di antara kita? Apa yang harus kulakukan?"

"Aku memang terkesan dengan kebaikanmu, Pak. Tapi aku masih tahu batasan, dan nggak mau merusak rumah tangga orang ...."

Suara Rachel langsung terhenti, dan terdengar seperti sengaja dibungkam dengan sebuah ciuman.

Suara desahan saat mereka berciuman benar-benar sangat menggangguku.

Darahku rasanya mendidih.

Aku berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa Rachel cuma akting.

Tapi kemudian sebuah suara yang familier terdengar.

"Dia nggak akan tahu."

Nada bicara Nathan terdengar menggoda, "Tunggu apa lagi? Apa kamu nggak menginginkanku? Orang yang nggak dicintailah, yang jadi orang ketiga dalam hubungan ini."

Hatiku sangat terpukul setelah mendengar ucapan tidak masuk akal barusan.

Ketika aku hendak mengatakan sesuatu.

Rachel si pemicu masalah malah kembali memfitnahku.

"Pak Nathan, aku benar-benar iri pada Bu Nada. Dia membangun latar belakangnya hingga sedemikian rupa, dan akhirnya bisa menjadi istri orang kaya. Tapi masih saja nggak puas dengan satu pria."

"Dia terang-terangan berselingkuh dengan alasan menjalankan studio yoga ... sementara kita harus menyembunyikan hal ini darinya ...."

Suara Rachel terdengar bergetar saat lanjut berkata, "Sebagai perempuan baik-baik, aku nggak mau menjalin hubungan rahasia semacam ini ...."

Pria yang dikuasai nafsu itu pun menenangkannya dengan lembut.

"Jangan menangis, aku dan dia akan berpisah cepat atau lambat. Semua tergantung apakah kamu bisa hamil atau nggak, hm?"

"Tapi ... ah ...."

Nathan kembali menciumnya, membuat Rachel hanya bisa mengeluarkan desahan yang teredam.

Aku menggertakkan gigi, berusaha menahan emosi.

Panggilan telepon ini masih terus menyambung.

Aku tidak mengakhiri panggilan ini hingga orang di seberang telepon yang lebih dulu mengakhirinya.

Aku kemudian menelepon direktur rumah sakit.

"Pak Beno, aku sudah menerima laporan pemeriksaan kesehatan tahun ini. Seperti biasa, jangan memberitahukan masalah itu pada suamiku dulu. Aku takut dia nggak akan bisa menerima kenyataan."

Nathan cuma tahu bahwa dia punya masalah dengan jumlah sperma yang rendah.

Dia tidak tahu bahwa selama tiga tahun ini, kondisinya makin buruk hingga membuatnya mandul.

Untung saja aku juga tidak terlalu suka anak-anak, dan tidak pernah memberitahukan berita buruk ini padanya.

Tapi siapa sangka, pria itu malah ingin punya anak dari wanita lain?

Bab terkait

  • Duri Pernikahan   Bab 4

    Nathan baru pulang siang hari besoknya, usai malam yang kacau.Aku berada di ruang tamu saat melihatnya melepaskan dasi sambil menjelaskan, "Ada urusan mendesak di perusahaan kemarin, makanya aku harus pergi mengurusnya."Aku meletakkan cangkir kopi dengan keras.Suara bantingan yang cukup keras barusan, jelas membuat suasana langsung tegang."Kamu ada hubungan apa dengan muridku di studio yoga, si Rachel itu? Sudah sejauh mana hubungan kalian?"Semua pria akan mengelak dari tuduhan selingkuh kalau belum tertangkap basah.Nathan pun sama saja."Bisa nggak jangan cari masalah lagi? Kami baru ketemu kemarin, memang bisa sejauh apa hubungan kami?"Dia mengatakannya sambil berusaha mengganti topik pembicaraan, "Lagipula, kenapa kamu bertanya begitu? Kalau bukan karena dia, aku mana tahu apa yang kamu lakukan di studio yogamu itu? Kamu yang seharusnya memberiku penjelasan!""Nathan, aku sudah pernah mengatakan semuanya. Lebih baik kita berpisah saja kalau sudah nggak saling percaya begini."

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Duri Pernikahan   Bab 5

    Saat aku pergi ke studio yoga lagi.Tidak kusangka Rachel masih berani datang juga.Bukan hanya itu, dia juga dengan santainya bertanya, "Bu Nada hari ini mau mengajarkan apa?"Dia menanyakannya sambil tersenyum.Senyum menantang.Aku tersenyum dan menjawab, "Mengajar apa, ya? Aku masih memikirkannya.""Apa sebaiknya aku mengajarkan cara agar menjadi manusia yang baik, yang bisa menghargai pernikahan orang lain, dan bukannya datang ke sini pura-pura mau belajar yoga?"Raut wajahnya tampak berubah.Tidak lama kemudian, kedua matanya mulai berkaca-kaca.Lalu menangis terisak."Bu Nada, maafkan aku. Aku tahu kamu pasti marah padaku, tapi aku siap menerima segala konsekuensinya karena sudah berkata jujur."Begitu dia selesai berkata demikian, sekelompok wartawan datang seperti hiu yang mencium bau darah.Kilatan lampu kamera terus berkedip.Para murid yang tidak mau tertangkap kamera pun langsung kabur menghindar.Wartawan kemudian berebut melontarkan pertanyaan."Bu Nada, suamimu kan meru

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Duri Pernikahan   Bab 6

    Nathan menyuruh para pengawalnya untuk mengusir para wartawan.Sementara Rachel, melihat ada orang yang akan membelanya.Dia pun makin menangis keras, "Pak Nathan, untung saja aku berhasil melindungi nama baikmu.""Entah apa yang akan terjadi padamu kalau sampai rekaman itu ditunjukkan ke para wartawan ...."Rachel benar-benar licik, dan ini bukan kali pertama aku melihatnya begini.Tapi aku tetap akan mengungkapkan rekaman itu ke publik.Aku mengirimkan pesan pada asistenku dengan santai."Serahkan rekaman itu ke media, biarkan jadi topik panas selama seminggu."Setelah itu, aku menatap sosok Rachel dengan tenang."Kamu nggak di terima di sini. Pergi dari sini sekarang, jangan pernah kembali lagi."Rachel terisak, "Bu Nada, aku sudah bayar biaya kelasnya, bagaimana bisa kamu mengusirku hanya karena masalah pribadimu?"Aku belum sempat angkat bicara lagi, tapi dia sudah sembunyi di belakang Nathan."Bu Nada, para wartawan itu sedang menunggu selebriti di sekitar sini, mereka cuma kebet

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Duri Pernikahan   Bab 7

    Nathan menyewa banyak orang untuk membela Rachel, makanya opini publik langsung berubah."Ternyata benar-benar di luar dugaan! Orang-orang harus tetap pakai logika dalam mencerna berita.""Jadi, sebenarnya nyonya kaya itu malu mau membeli barang-barang semacam itu, makanya menyuruh gadis muda yang nggak tahu apa-apa untuk membelinya?""Istri Pak Nathan itu licik sekali. Dia langsung menjadikan gadis itu sebagai kambing hitam dalam masalah ini!""Studio yoga kok punya barang-barang begitu? Mencurigakan! Aku nggak mau ke tempat itu!"Aku diam-diam melirik sehelai rambut asing di piyama Nathan. Itu jelas bukan rambutku.Aku meletakkan ponsel di depannya, lalu berkata dengan tenang."Kamu membayar orang demi menjatuhkanku dan membela perempuan lain? Nathan, di mana hati nuranimu?"Dia menyangkal dengan wajah tanpa dosa, "Itu semua ulah warganet, apa hubungannya denganku?""Baiklah, biar aku saja yang pergi kalau memang kamu sudah nggak tahan lagi denganku. Tapi ingat, jangan pernah memohon

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Duri Pernikahan   Bab 8

    Demi menebus luka di hati Rachel, Nathan memutuskan untuk menyerahkan pengelolaan studio yoga pada perempuan itu.Studio yoga mewah seluas lebih dari 500 meter persegi itu terletak di pusat kota.Selama dia tidak mengorbankan segalanya demi cinta sepertiku, dan fokus pada para pelanggan.Pendapatan tahunannya bisa mencapai miliaran.Dia tampak tersenyum puas saat melihatku datang untuk mengambil barang-barang."Tempat ini adalah milikku sekarang, dan kamu nggak diterima di sini."Aku menoleh kesal padanya, "Apa kamu sadar dengan ucapanmu barusan?"Rachel tidak lagi pura-pura, dan berterus terang."Jangan pura-pura bodoh, kamu kira aku nggak tahu kalau kamu dan Nathan sudah menandatangani surat perjanjian pranikah? Saham yang ada di tanganmu cuma bisa memberimu keuntungan dari dividen saja. Kamu sama sekali nggak bisa ikut campur dengan keputusan perusahaan!""Baiklah, kalau begitu, aku juga nggak akan ikut campur dengan urusan perusahaan. Semoga sukses."Aku melambaikan tangan, dan sek

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Duri Pernikahan   Bab 9

    "Kalau memang Rachel hamil, gugurkan saja. Kamu yakin mau bercerai denganku hanya demi anak di luar nikah?" Aku menantang Nathan sambil menatapnya tajam.Rachel sendiri langsung menangis sedih."Bu Nada, aku tahu kamu nggak suka padaku, tapi aku benar-benar mencintai Nathan ... anak ini juga nggak bersalah ...."Nathan segera memeluknya dengan penuh kasih.Dia lalu menatapku marah, "Jangan buang-buang waktu, aku nggak akan pernah melepaskan anak ini."Aku mendengus, "Jadi, kamu lebih memilih untuk meninggalkanku?"Nathan sudah tidak tahan lagi."Jangan kira aku nggak tahu kalau kamu sengaja menjebakku dengan uang mahar untuk investasi itu. Orang tuamu yang pura-pura kaya itu mana punya uang sebanyak itu!""Kalau nggak, kenapa mereka selalu menunda kepulangan mereka ke sini?""Aku nggak peduli kamu ikut kelas latihan menjadi sosialita di mana, sampai bisa berhasil pura-pura jadi wanita dari kalangan atas begini. Apalagi bisa berhasil menipuku!""Mulai hari ini, pergi dari rumahku. Aku a

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Duri Pernikahan   Bab 10

    Saat keluar dari hotel.Seorang perempuan dengan wajah babak belur berlari menghampiriku, tapi para pengawal langsung menghadangnya.Aku sontak kaget saat sadar bahwa perempuan itu adalah Rachel.Dia sebelumnya terlihat penuh cinta, tapi sekarang babak belur seperti habis dipukuli.Kejam juga Nathan.Rachel yang tidak bisa mengendalikan emosinya pun berteriak, "Dasar wanita kejam! Kenapa kamu harus menghancurkan hidupku?""Rachel, bukankah kamu baru saja menikah? Kenapa lagi sekarang?"Rachel membelalakkan mata sambil berteriak, "Beraninya kamu berkata sesinis itu padaku?""Kenapa kamu nggak memberitahuku kalau Nathan itu mandul? Kamu cuma mau melihatku dipermalukan dan jadi lelucon, hah?"Orang-orang di sekitar kami langsung heboh usai mendengar ucapannya ini."Apa? CEO Grup Baskara mandul?""Bukankah pernah beredar gosip yang bilang kalau istrinya yang mandul?"Jadi, ternyata ada gosip semacam itu?Nathan luar biasa sekali."Dasar perempuan kejam! Aku susah payah mencari cara, bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Duri Pernikahan   Bab 1

    Aku baru saja membuka studio yoga, dan menerima beberapa murid baru.Di antara murid-murid baru itu, ada seorang murid yang punya tubuh paling lentur dan cantik menggemaskan. Aku pun lebih memerhatikannya daripada murid yang lain.Namun, siapa sangka kalau muridku itu bertingkah genit setelah bertemu suamiku, bahkan mulai menggodanya.Muridku itu juga mulai berani menyindirku."Kudengar, ada banyak istri orang kaya yang dulunya orang biasa, sengaja ikut kelas pelatihan sosialita supaya terlihat seperti perempuan dari keluarga kaya. Mereka biasanya wajib ikut kelas yoga. Lalu sengaja menggoda pria, ini benar-benar penghinaan bagi yoga itu sendiri!""Pak Nathan, sebagai investor studio yoga ini, sebaiknya Bapak amati baik-baik. Instruktur biasanya hanya membimbing murid laki-laki, bahkan kadang mereka berdua masuk ke ruang istirahat, dan baru keluar setengah jam kemudian ...."Suamiku jadi mencurigaiku karena fitnah tidak berdasar tersebut. Aku dan suamiku cekcok beberapa kali hingga per

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31

Bab terbaru

  • Duri Pernikahan   Bab 10

    Saat keluar dari hotel.Seorang perempuan dengan wajah babak belur berlari menghampiriku, tapi para pengawal langsung menghadangnya.Aku sontak kaget saat sadar bahwa perempuan itu adalah Rachel.Dia sebelumnya terlihat penuh cinta, tapi sekarang babak belur seperti habis dipukuli.Kejam juga Nathan.Rachel yang tidak bisa mengendalikan emosinya pun berteriak, "Dasar wanita kejam! Kenapa kamu harus menghancurkan hidupku?""Rachel, bukankah kamu baru saja menikah? Kenapa lagi sekarang?"Rachel membelalakkan mata sambil berteriak, "Beraninya kamu berkata sesinis itu padaku?""Kenapa kamu nggak memberitahuku kalau Nathan itu mandul? Kamu cuma mau melihatku dipermalukan dan jadi lelucon, hah?"Orang-orang di sekitar kami langsung heboh usai mendengar ucapannya ini."Apa? CEO Grup Baskara mandul?""Bukankah pernah beredar gosip yang bilang kalau istrinya yang mandul?"Jadi, ternyata ada gosip semacam itu?Nathan luar biasa sekali."Dasar perempuan kejam! Aku susah payah mencari cara, bahkan

  • Duri Pernikahan   Bab 9

    "Kalau memang Rachel hamil, gugurkan saja. Kamu yakin mau bercerai denganku hanya demi anak di luar nikah?" Aku menantang Nathan sambil menatapnya tajam.Rachel sendiri langsung menangis sedih."Bu Nada, aku tahu kamu nggak suka padaku, tapi aku benar-benar mencintai Nathan ... anak ini juga nggak bersalah ...."Nathan segera memeluknya dengan penuh kasih.Dia lalu menatapku marah, "Jangan buang-buang waktu, aku nggak akan pernah melepaskan anak ini."Aku mendengus, "Jadi, kamu lebih memilih untuk meninggalkanku?"Nathan sudah tidak tahan lagi."Jangan kira aku nggak tahu kalau kamu sengaja menjebakku dengan uang mahar untuk investasi itu. Orang tuamu yang pura-pura kaya itu mana punya uang sebanyak itu!""Kalau nggak, kenapa mereka selalu menunda kepulangan mereka ke sini?""Aku nggak peduli kamu ikut kelas latihan menjadi sosialita di mana, sampai bisa berhasil pura-pura jadi wanita dari kalangan atas begini. Apalagi bisa berhasil menipuku!""Mulai hari ini, pergi dari rumahku. Aku a

  • Duri Pernikahan   Bab 8

    Demi menebus luka di hati Rachel, Nathan memutuskan untuk menyerahkan pengelolaan studio yoga pada perempuan itu.Studio yoga mewah seluas lebih dari 500 meter persegi itu terletak di pusat kota.Selama dia tidak mengorbankan segalanya demi cinta sepertiku, dan fokus pada para pelanggan.Pendapatan tahunannya bisa mencapai miliaran.Dia tampak tersenyum puas saat melihatku datang untuk mengambil barang-barang."Tempat ini adalah milikku sekarang, dan kamu nggak diterima di sini."Aku menoleh kesal padanya, "Apa kamu sadar dengan ucapanmu barusan?"Rachel tidak lagi pura-pura, dan berterus terang."Jangan pura-pura bodoh, kamu kira aku nggak tahu kalau kamu dan Nathan sudah menandatangani surat perjanjian pranikah? Saham yang ada di tanganmu cuma bisa memberimu keuntungan dari dividen saja. Kamu sama sekali nggak bisa ikut campur dengan keputusan perusahaan!""Baiklah, kalau begitu, aku juga nggak akan ikut campur dengan urusan perusahaan. Semoga sukses."Aku melambaikan tangan, dan sek

  • Duri Pernikahan   Bab 7

    Nathan menyewa banyak orang untuk membela Rachel, makanya opini publik langsung berubah."Ternyata benar-benar di luar dugaan! Orang-orang harus tetap pakai logika dalam mencerna berita.""Jadi, sebenarnya nyonya kaya itu malu mau membeli barang-barang semacam itu, makanya menyuruh gadis muda yang nggak tahu apa-apa untuk membelinya?""Istri Pak Nathan itu licik sekali. Dia langsung menjadikan gadis itu sebagai kambing hitam dalam masalah ini!""Studio yoga kok punya barang-barang begitu? Mencurigakan! Aku nggak mau ke tempat itu!"Aku diam-diam melirik sehelai rambut asing di piyama Nathan. Itu jelas bukan rambutku.Aku meletakkan ponsel di depannya, lalu berkata dengan tenang."Kamu membayar orang demi menjatuhkanku dan membela perempuan lain? Nathan, di mana hati nuranimu?"Dia menyangkal dengan wajah tanpa dosa, "Itu semua ulah warganet, apa hubungannya denganku?""Baiklah, biar aku saja yang pergi kalau memang kamu sudah nggak tahan lagi denganku. Tapi ingat, jangan pernah memohon

  • Duri Pernikahan   Bab 6

    Nathan menyuruh para pengawalnya untuk mengusir para wartawan.Sementara Rachel, melihat ada orang yang akan membelanya.Dia pun makin menangis keras, "Pak Nathan, untung saja aku berhasil melindungi nama baikmu.""Entah apa yang akan terjadi padamu kalau sampai rekaman itu ditunjukkan ke para wartawan ...."Rachel benar-benar licik, dan ini bukan kali pertama aku melihatnya begini.Tapi aku tetap akan mengungkapkan rekaman itu ke publik.Aku mengirimkan pesan pada asistenku dengan santai."Serahkan rekaman itu ke media, biarkan jadi topik panas selama seminggu."Setelah itu, aku menatap sosok Rachel dengan tenang."Kamu nggak di terima di sini. Pergi dari sini sekarang, jangan pernah kembali lagi."Rachel terisak, "Bu Nada, aku sudah bayar biaya kelasnya, bagaimana bisa kamu mengusirku hanya karena masalah pribadimu?"Aku belum sempat angkat bicara lagi, tapi dia sudah sembunyi di belakang Nathan."Bu Nada, para wartawan itu sedang menunggu selebriti di sekitar sini, mereka cuma kebet

  • Duri Pernikahan   Bab 5

    Saat aku pergi ke studio yoga lagi.Tidak kusangka Rachel masih berani datang juga.Bukan hanya itu, dia juga dengan santainya bertanya, "Bu Nada hari ini mau mengajarkan apa?"Dia menanyakannya sambil tersenyum.Senyum menantang.Aku tersenyum dan menjawab, "Mengajar apa, ya? Aku masih memikirkannya.""Apa sebaiknya aku mengajarkan cara agar menjadi manusia yang baik, yang bisa menghargai pernikahan orang lain, dan bukannya datang ke sini pura-pura mau belajar yoga?"Raut wajahnya tampak berubah.Tidak lama kemudian, kedua matanya mulai berkaca-kaca.Lalu menangis terisak."Bu Nada, maafkan aku. Aku tahu kamu pasti marah padaku, tapi aku siap menerima segala konsekuensinya karena sudah berkata jujur."Begitu dia selesai berkata demikian, sekelompok wartawan datang seperti hiu yang mencium bau darah.Kilatan lampu kamera terus berkedip.Para murid yang tidak mau tertangkap kamera pun langsung kabur menghindar.Wartawan kemudian berebut melontarkan pertanyaan."Bu Nada, suamimu kan meru

  • Duri Pernikahan   Bab 4

    Nathan baru pulang siang hari besoknya, usai malam yang kacau.Aku berada di ruang tamu saat melihatnya melepaskan dasi sambil menjelaskan, "Ada urusan mendesak di perusahaan kemarin, makanya aku harus pergi mengurusnya."Aku meletakkan cangkir kopi dengan keras.Suara bantingan yang cukup keras barusan, jelas membuat suasana langsung tegang."Kamu ada hubungan apa dengan muridku di studio yoga, si Rachel itu? Sudah sejauh mana hubungan kalian?"Semua pria akan mengelak dari tuduhan selingkuh kalau belum tertangkap basah.Nathan pun sama saja."Bisa nggak jangan cari masalah lagi? Kami baru ketemu kemarin, memang bisa sejauh apa hubungan kami?"Dia mengatakannya sambil berusaha mengganti topik pembicaraan, "Lagipula, kenapa kamu bertanya begitu? Kalau bukan karena dia, aku mana tahu apa yang kamu lakukan di studio yogamu itu? Kamu yang seharusnya memberiku penjelasan!""Nathan, aku sudah pernah mengatakan semuanya. Lebih baik kita berpisah saja kalau sudah nggak saling percaya begini."

  • Duri Pernikahan   Bab 3

    Nathan menghela napas panjang sambil memijat pelipisnya dengan kesal."Apa kamu masih pantas disebut guru setelah menakuti gadis muda ini?"Dia lalu membantu Rachel untuk berdiri.Rachel menangis pilu, "Pak Nathan memang baik, tapi Bu Nada ... dia ...."Rachel melirikku ragu-ragu, seolah takut mau melanjutkan ucapannya.Melihatku tertegun, Rachel tiba-tiba berkata seolah sudah tidak tahan menutupi kebohongan, "Pak Nathan, aku nggak bisa menyembunyikan hal ini darimu lagi."Aku hanya ingin dia diam, tapi sudah terlambat.Dia kembali mendramatisir suasana dengan ucapannya."Setiap kali Bu Nada mengajar, dia selalu masuk ke ruang istirahat bersama murid laki-laki, lalu mengunci pintu dari dalam. Mereka baru keluar dua puluh sampai tiga puluh menit kemudian.""Kadang, aku mendengar suara-suara aneh saat mendekati ruangan itu. Bu Nada seperti sedang menangis, tapi sambil tertawa. Aku nggak tahu apa maksudnya ....""Maaf, Bu Nada. Pak Nathan terlalu baik, aku nggak mau dia terus-terusan dibo

  • Duri Pernikahan   Bab 2

    Selama ini, aku selalu menjadi seorang instruktur yoga yang sabar.Tapi ucapan barusan benar-benar membuatku tersinggung.Aku jadi tidak bisa mengendalikan nada bicaraku yang menjadi lebih ketus."Rachel, kamu jangan asal bicara, ya. Kelas hari ini sudah selesai, silakan pulang."Aku sebenarnya ingin memberikan jalan keluar agar kami bertiga tidak terlibat pertikaian.Tapi Rachel malah tidak terima, dan makin menjadi-jadi.Dia mengangkat alis dan mulai berlagak di depanku.Dengan nada memelas dia berkata padaku, "Bu Nada, tolong jangan usir aku, ya?""Aku sudah salah karena lancang bicara. Seharusnya aku tahu kalau Bu Nada kan sukanya bercanda dengan murid laki-laki daripada membimbingku.""Kalau Bu Nada tidak mau mengajariku yoga lagi, aku harus belajar yoga ke mana ...."Rachel mengatakannya dengan tubuh yang terlihat lemah, seolah bisa jatuh kapan saja ke tubuh Nathan.Perempuan ini terus saja menguji kesabaranku."Pak Nathan, biarkan saja Bu Nada pakai pakaian terbuka di sini, ya?"

DMCA.com Protection Status