๊ณต์œ 

Bab 154

์ž‘๊ฐ€: Eclipse Draven
last update ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ: 2025-03-29 23:14:34

Langit di atas wilayah barat masih dipenuhi asap, sisa dari pertempuran yang baru saja berakhir. Kastil milik Count Reinhardt kini berdiri dalam kehancuran, simbol kejatuhan para bangsawan yang menolak tunduk pada perubahan.

Di dalam ruang pertemuan yang dulu penuh dengan kemewahan, kini hanya ada aroma debu dan darah. Rainer berdiri di tengah ruangan, menatap peta besar yang terbentang di atas meja. Wilayah barat telah mereka taklukkan, tetapi peperangan belum selesai.

Elyse masuk ke ruangan, wajahnya tenang namun penuh ketegasan. โ€œBeberapa pasukan kita masih sibuk mengamankan desa-desa sekitar. Sebagian besar rakyat di sini tidak berani melawan, tetapi ada kelompok kecil yang masih setia pada Reinhardt.โ€

Rainer mengangguk. โ€œItu sudah kuduga. Reinhardt mungkin sudah tiada, tapi jejaknya masih ada dalam pikiran orang-orang yang dulu hidup di bawah perlindungannya.โ€

Marcus, yang duduk di sudut ruangan dengan cangkir anggur di tangannya, mendengus. โ€œOrang-orang bodoh. Mereka tidak sadar
์ด ์ฑ…์„ ๊ณ„์† ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฝ์–ด๋ณด์„ธ์š”.
QR ์ฝ”๋“œ๋ฅผ ์Šค์บ”ํ•˜์—ฌ ์•ฑ์„ ๋‹ค์šด๋กœ๋“œํ•˜์„ธ์š”
์ž ๊ธด ์ฑ•ํ„ฐ

๊ด€๋ จ ์ฑ•ํ„ฐ

  • Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jeniusย ย ย Bab 155

    Malam berhembus dingin saat Rainer berdiri di atas menara pengawas, menatap ke arah selatan. Dalam kegelapan, titik-titik api kecil terlihat di kejauhanโ€”kemah pasukan yang mulai berkumpul di wilayah perbatasan. Jika laporan itu benar, seseorang dari keturunan keluarga kerajaan lama sedang membangun kekuatan di sana.Elyse melangkah mendekat, mantel tebal melilit tubuhnya. "Kau tampak gelisah."Rainer tersenyum tipis. "Gelisah bukan kata yang tepat. Lebih ke... mengantisipasi."Elyse bersandar di pagar batu. "Jika benar ada keturunan kerajaan lama yang tersisa, itu bisa menjadi masalah besar. Rakyat yang masih setia pada monarki pasti akan berkumpul di bawah panji mereka.""Dan itulah yang membuat ini menarik," Rainer menjawab. "Orang-orang selalu mencari simbol. Jika seseorang bisa meyakinkan mereka bahwa kerajaan lama bisa bangkit kembali, maka kita akan menghadapi perang yang lebih besar dari sebelumnya."Marcus datang membawa sebotol anggur, wajahnya tetap santai meskipun situasi s

    ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ : 2025-03-30
  • Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jeniusย ย ย Bab 156

    Malam masih gelap saat beberapa bayangan bergerak cepat di gang-gang ibu kota Vildoria. Lima sosok berpakaian gelap, masing-masing dengan simbol kecil berbentuk mata di pergelangan tangan mereka, menyelinap melalui lorong-lorong sempit menuju sebuah gudang tua yang tersembunyi di antara bangunan usang.Di dalam, beberapa pria dan wanita bertopeng sudah berkumpul di sekitar meja panjang, peta dan dokumen tersebar di atasnya. Mereka adalah anggota Tangan Hitamโ€”organisasi rahasia yang beroperasi di balik layar, mengendalikan informasi dan kekuatan dengan cara yang hanya mereka yang berkepentingan bisa pahami.Seorang pria bertopeng duduk di tengah, jari-jarinya mengetuk meja dengan ritme yang lambat. "Rainer mulai bergerak," katanya dengan suara tenang namun tajam.Salah satu anggota lain mengangguk. "Ya, dan dia sudah mengetahui keberadaan kita. Tidak lama lagi dia akan mencari cara untuk menghancurkan kita dari dalam."Pria bertopeng itu menghela napas. "Maka kita harus bergerak lebih c

    ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ : 2025-03-30
  • Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jeniusย ย ย Bab 157

    Malam setelah kemenangan di perbatasan barat, Rainer berdiri di dalam tendanya, menatap peta yang dipenuhi tanda-tanda strategis. Di satu sisi, ia merasa puas karena berhasil mengalahkan Lionel Drakos tanpa kehilangan terlalu banyak pasukan. Namun, jauh di dalam benaknya, ia tahu bahwa perang ini belum berakhir.Elyse masuk ke dalam tenda, membawa segulung laporan terbaru. "Kabar dari utara," katanya dengan suara tegang. "Gerakan militer mulai terlihat di perbatasan kerajaan Vildoria."Rainer mengangkat alisnya. "Vildoria akhirnya bergerak?""Sepertinya begitu," jawab Elyse. "Mereka mungkin melihat kelemahan kita setelah perang ini dan berpikir bahwa ini saat yang tepat untuk menyerang."Marcus, yang baru saja memasuki tenda, mendengus. "Mereka salah besar. Justru setelah kemenangan ini, moral pasukan kita sedang berada di puncaknya. Jika mereka berpikir kita lemah, mereka akan menyesalinya."Rainer berpikir sejenak. "Kita harus mengonfirmasi niat

    ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ : 2025-03-31
  • Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jeniusย ย ย Bab 158

    Malam di benteng utama terasa lebih hening dari biasanya. Meskipun pasukan Rainer telah meraih kemenangan besar melawan pasukan Vildoria, ia tahu bahwa kemenangan ini bukanlah akhir. Vildoria bukan satu-satunya ancaman yang harus ia hadapi.Di dalam ruang strateginya, Rainer menatap peta yang terbentang di atas meja. Di sekelilingnya, Elyse, Marcus, dan beberapa komandan utama berdiri menunggu arahannya."Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" tanya Marcus, matanya menatap Rainer dengan penuh harapan."Kita tidak bisa hanya bertahan," jawab Rainer. "Jika kita hanya menunggu serangan selanjutnya, cepat atau lambat mereka akan menemukan cara untuk menjatuhkan kita. Kita harus bergerak lebih dulu."Elyse mengangguk. "Kau ingin menyerang mereka langsung?""Bukan serangan langsung," kata Rainer sambil menggeser bidak-bidak di peta. "Kita akan melemahkan mereka dari dalam."Para komandan saling berpandangan, mencoba memahami maksud Rainer.

    ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ : 2025-04-01
  • Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jeniusย ย ย Bab 159

    Langit masih gelap ketika suara derap langkah tergesa-gesa menggema di lorong-lorong benteng. Salah satu mata-mata yang ditugaskan Rainer untuk menyusup ke ibu kota Vildoria baru saja kembali, napasnya tersengal seolah ia telah berlari sepanjang malam.Rainer menunggu di ruang taktik, tangannya terlipat di depan dada, sementara Elyse dan Marcus berdiri di sampingnya."Ada berita?" tanya Rainer tanpa basa-basi.Mata-mata itu mengangguk, lalu mengeluarkan sebuah gulungan perkamen yang tampak lusuh dan berdebu."Ada pergerakan di dalam ibu kota Vildoria, tapi bukan hanya dari pihak kerajaan," lapor mata-mata itu. "Kelompok yang disebut 'Tangan Hitam' mulai bergerak, dan mereka bukan sekadar bayangan.""Tangan Hitam?" Elyse mengulang nama itu dengan alis berkerut.Rainer mengambil perkamen itu, membuka isinya, dan membaca dengan saksama."Mereka adalah kelompok yang bergerak di belakang layar," jelas mata-mata itu. "Mereka bukan bagian da

    ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ : 2025-04-02
  • Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jeniusย ย ย Bab 160

    Angin malam berembus kencang di atas benteng barat, membawa hawa peperangan yang semakin dekat. Dari kejauhan, cahaya obor berkedip-kedip di sepanjang dataran selatan, menandakan bahwa pasukan Lionel Drakos telah mulai bergerak.Rainer berdiri di atas menara pengawas, matanya tajam mengamati pergerakan musuh. Elyse berdiri di sampingnya, ekspresinya tegang."Kita tidak bisa menunggu lebih lama," katanya. "Jika mereka sampai ke desa-desa di perbatasan, kita akan kehilangan banyak pendukung."Rainer mengangguk, lalu berbalik ke arah Marcus dan para penasihat militernya yang sudah berkumpul di bawah menara."Kita akan melancarkan serangan sebelum mereka siap," Rainer berkata dengan suara mantap. "Tapi kita tidak akan bertindak seperti biasa. Kita akan membuat mereka berpikir bahwa kita lebih lemah dari yang sebenarnya."Marcus mengangkat alisnya. "Kau ingin menjebak mereka?"Rainer tersenyum tipis. "Bukan hanya menjebak. Aku ingin mereka percay

    ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ : 2025-04-03
  • Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jeniusย ย ย Bab 161

    Rainer duduk di dalam ruang taktiknya, menatap peta yang terhampar di atas meja. Peristiwa yang baru saja terjadi dengan Tangan Hitam adalah bukti bahwa informasi adalah senjata paling ampuh di dunia ini. Namun, ia tahu bahwa ancaman tidak berhenti di sana.โ€œKita sudah menghancurkan mereka dari dalam,โ€ kata Marcus, berdiri di seberang meja dengan tangan terlipat. โ€œTapi ini tidak akan berakhir di sini. Pihak yang lebih besar pasti sudah memperhatikan pergerakan kita.โ€Elyse mengangguk, ekspresi wajahnya penuh kecemasan. โ€œKerajaan pasti menyadari bahwa kita semakin kuat. Mereka tidak akan diam saja.โ€Rainer tersenyum kecil. โ€œItulah yang aku harapkan.โ€Ia mengambil bidak catur kayu di meja dan menggerakkannya. โ€œSetiap kemenangan kecil akan mendorong lawan kita untuk bertindak. Dan ketika mereka bertindak, kita bisa membaca pola mereka.โ€Marcus mengerutkan kening. โ€œKau ingin mereka bergerak lebih cepat?โ€Rainer mengangguk. โ€œYa. Aku ingin melihat

    ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ : 2025-04-04
  • Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jeniusย ย ย Bab 162

    Suasana di perkemahan Rainer masih tegang setelah penangkapan mata-mata dari kerajaan. Meski langkah balasan mereka berhasil mengguncang lawan, Rainer tahu bahwa ini hanya awal dari pertarungan yang lebih besar. Musuh tidak akan tinggal diam, dan saat ini mereka mungkin sudah menyiapkan langkah berikutnya.Di dalam ruang taktik, Rainer, Elyse, dan Marcus kembali berkumpul."Kita harus mengantisipasi gerakan selanjutnya dari kerajaan," ujar Elyse, nada suaranya serius. "Mereka sudah mencoba melemahkan kepercayaan pasukan kita, dan sekarang mereka tahu itu gagal. Langkah mereka berikutnya kemungkinan akan lebih agresif."Rainer mengangguk pelan. "Aku setuju. Dan itulah yang akan kita manfaatkan."Marcus mengangkat alis. "Apa maksudmu?"Rainer berdiri, berjalan ke meja besar di tengah ruangan yang dipenuhi peta dan laporan intelijen. Ia mengambil bidak kayu kecil, melambangkan posisi pasukannya, lalu menggesernya ke arah barat."Mereka berpikir kita masih dalam posisi bertahan. Tapi just

    ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ : 2025-04-05

์ตœ์‹  ์ฑ•ํ„ฐ

  • Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jeniusย ย ย Bab 181

    Kilatan cahaya menyelimuti seluruh ruang dalam Menara Caelus. Cahaya dari Prisma Keempat memancar, menyatu dengan tiga fragmen sebelumnya yang telah Rainer kumpulkan. Suara bisikan kuno membahana, menyampaikan pesan yang tak dapat ditangkap oleh telinga biasaโ€”melainkan oleh jiwa yang bersedia menerima kebenaran seutuhnya.Rainer berdiri di tengah pusaran cahaya itu, matanya terbuka lebar, menyerap seluruh memori dan kebenaran yang tersimpan selama ribuan tahun. Sosok Aeron, bayangan dari masa lalu, perlahan menghilangโ€”senyumnya pudar, meninggalkan beban yang tak kasat mata.Elyse mendekat, wajahnya penuh kecemasan. โ€œApa yang kau lihat?โ€Rainer tidak langsung menjawab. Tangannya gemetar. Di matanya tergambar peperangan yang belum pernah diceritakan, pengkhianatan oleh mereka yang dicatat sebagai pahlawan, dan dunia yang dibentuk bukan dari harapan, melainkan dari ketakutan para pendiri.โ€œAku melihat... dunia yang kita kenal bukan hasil dari kebijaksanaan. Tapi hasil dari keputusan terb

  • Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jeniusย ย ย Bab 180

    Angin dingin dari utara membawa kabar buruk.Pagi itu, Rainer berdiri di atas puncak benteng pengamatan, memandangi pusaran cahaya yang membelah langit dari kejauhan. Fenomena itu muncul mendadakโ€”tidak satu pun dari alat-alat sihir mereka bisa mendeteksi energi semacam itu sebelumnya. Tapi satu hal jelas: titik pusatnya adalah Menara Caelus, struktur kuno dari Zaman Awal yang selama ini hanya dianggap reruntuhan tak berfungsi.Kini, menara itu bersinar. Hidup kembali.โ€œMenara keempat telah bangkit,โ€ gumam Rainer.Di belakangnya, Elyse datang membawa gulungan tua yang diambil dari arsip Perpustakaan Tengah. โ€œAda yang menarik,โ€ katanya sambil membuka gulungan di meja observasi. โ€œMenurut peta zaman kuno, Menara Caelus bukan hanya tempat sihirโ€”melainkan tempat penyimpanan memori dunia.โ€Rainer menoleh, alisnya terangkat. โ€œMemori dunia?โ€Elyse mengangguk. โ€œSesuatu yang disebut โ€˜Rekam Astralโ€™. Sebuah sistem penyimpanan sihir yang bisa merekam kejadian dan pengetahuan dari masa lalu. Jika be

  • Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jeniusย ย ย Bab 179

    Dunia berubah, tapi perubahan sejati tidak pernah datang tanpa konsekuensi.Sepekan setelah kepulangan Rainer dari Perpustakaan Tengah, gelombang informasi mulai merembes ke setiap pelosok kerajaan. Terjemahan parsial Simfoni Tertinggal telah disalin dan disebarkan ke berbagai sekolah sihir rakyat dan tempat-tempat belajar kecil yang tersembunyi di balik bayang-bayang kota besar.Di awalnya, banyak yang menertawakan dokumen itu. Mereka menyebutnya propaganda seorang anak dari kasta rendah yang menginginkan kekuasaan melalui pengetahuan. Namun semakin banyak yang membaca, semakin banyak pula yang mulai bertanya-tanya.โ€œKalau sihir bukan bakat keturunan, mengapa kami tidak bisa mempelajarinya?โ€โ€œKenapa hanya keluarga bangsawan yang punya akses ke sekolah sihir tingkat tinggi?โ€Pertanyaan-pertanyaan itu menyebar lebih cepat daripada yang diperkirakan siapa pun.Dan dari balik dinding istana, para bangsawan mulai merasakan tekanan.Di ruang utama Dewan Tertinggi Bangsawan, sebuah pertemua

  • Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jeniusย ย ย Bab 178

    Hujan turun pelan di atas atap markas, membasahi kaca jendela tempat Rainer bersandar. Di tangan kirinya, liontin yang memuat tiga fragmen kini berpendar anehโ€”perpaduan antara cahaya dan kegelapan, seolah dua kekuatan bertentangan sedang saling menekan, mencari bentuk akhir dari sebuah kebenaran.Elyse melangkah masuk tanpa suara, membawa dua cangkir teh. Ia menyerahkan satu pada Rainer sebelum ikut bersandar di sisi jendela. Diam.โ€œApa kau pernah merasa,โ€ kata Elyse akhirnya, โ€œbahwa dunia ini... lebih tua dari yang kita tahu?โ€Rainer tersenyum kecil. โ€œTidak hanya lebih tua. Tapi juga lebih terluka.โ€Ia mengangkat liontin. โ€œSetiap fragmen membawa ingatan. Yang pertama memberi petunjuk tentang asal usul sistem kasta. Yang kedua memperlihatkan eksperimen sihir terhadap manusia biasa. Tapi yang ketiga...โ€โ€œ...membawa kehampaan,โ€ sambung Elyse pelan. โ€œAku merasakannya saat kita berada di altar itu.โ€โ€œDan lebih dari itu.โ€ Rainer berbalik, berjalan ke meja penuh dokumen. Ia mengambil satu g

  • Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jeniusย ย ย Bab 177

    Langit malam menyelimuti dunia dengan kelam yang lebih pekat dari biasanya. Di luar ibu kota, jauh dari mata para penguasa dan rakyat biasa, Menara Bayangan berdiri di atas bukit batu yang tandus, dikelilingi reruntuhan peradaban lama yang telah lama dilupakan. Di dalam menara itu, sihir lamaโ€”sihir yang bahkan tidak dikenali oleh Akademi Sihir Pusatโ€”masih hidup.Di tengah lingkaran sihir yang berpendar redup, pria berjubah ungu tua itu membuka matanya. Mereka bersinar hijau pucat, bukan karena sihir, tapi karena kekosongan yang menghuni raganya. Ia bukan lagi manusia biasa. Namanya telah lama dihapus dari sejarah, digantikan dengan satu julukan: Nihros, sang Pemelihara Kekosongan.โ€œFragmen ketiga telah terbangun,โ€ gumam Nihros. Suaranya nyaris seperti bisikan di antara celah kenyataan. โ€œDan si bocah itu... mulai mengganggu alur.โ€Di sekelilingnya, entitas-entitas tak bernamaโ€”makhluk yang dulunya manusia, tapi telah dirusak oleh sihir gelap dari

  • Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jeniusย ย ย Bab 176

    Ruangan Majelis Tertinggi tidak seperti aula biasa di kerajaanโ€”ia tidak hanya dibangun dari marmer dan batu mulia, tapi dari keheningan yang dalam dan rasa takut yang menggantung. Di tempat inilah hukum kerajaan diciptakan, strategi perang dirancang, dan takdir rakyat ditentukan.Pagi itu, ratusan kursi di tribun atas dipenuhi para bangsawan, penyihir agung, akademisi, dan bahkan utusan luar negeri. Mereka semua datang karena undangan langka: seseorang dari kalangan bawah, tanpa darah bangsawan, tanpa gelar, akan berbicara di hadapan Majelis.Rainer berdiri di tengah podium, mengenakan jubah hitam dengan garis emas yang dirancang Elyse dan para pendukungnyaโ€”sebuah simbol antara perlawanan dan martabat. Di belakangnya, Elyse berdiri tegak, mata tajamnya menyapu ruangan.Suara bel logam berdentang tiga kali, menandakan awal sesi. Di kursi utama, High Consul Avarelโ€”pemimpin tertinggi Majelisโ€”mengangguk ke arah Rainer.โ€œRainer dari distrik bawah, pemegang fra

  • Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jeniusย ย ย Bab 175

    Langit di atas ibu kota kerajaan Arkwen tampak kelabu. Awan gelap menggantung rendah, seolah menandakan badai besar akan segera datang. Namun badai yang mendekat bukan sekadar cuacaโ€”melainkan konflik yang akan mengguncang seluruh struktur kekuasaan kerajaan.Rainer dan timnya baru saja kembali dari ekspedisi ke Utara, membawa satu kebenaran baru dan satu fragmen simfoni tambahan. Tapi bukan hanya kekuatan yang mereka bawa pulang, melainkan juga informasi yang bisa mengguncang fondasi dunia: bahwa sistem yang saat ini berdiri adalah hasil dari siklus berulang yang dipaksakan oleh kekuatan kuno, dan bahwa pemilik simfoni sejati berpotensi menjadi kunci pembebas atau penghancur dari siklus itu.โ€œBerita tentang pergerakan kita telah bocor,โ€ kata Kysha sambil menyerahkan gulungan surat kepada Rainer. โ€œTiga dari lima keluarga bangsawan besar mengirim utusan ke menara dewan sihir. Mereka menyebutnya sebagai โ€˜Tanda Pertama dari Kerusakan.โ€™โ€โ€œKarena kita mengambil fragme

  • Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jeniusย ย ย Bab 174

    Hutan Frostveil, wilayah utara kerajaan yang dinginnya mampu membekukan tulang bahkan sebelum musim salju datang. Kabut tebal menggantung di antara pohon-pohon cemara tinggi, dan hanya suara ranting patah atau langkah lembut di salju yang memberi tanda bahwa kehidupan masih ada di tempat itu.Di sinilah Rainer, Elyse, Marcus, dan Kysha menelusuri jejak pengkhianat dari tim merekaโ€”Seth, anggota pencatat sihir yang ternyata telah menyusup atas perintah pihak luar. Peta menuju fragmen ketiga kini berada di tangannya, dan jika dia berhasil menyerahkannya ke tangan sekte atau faksi bangsawan tertentu, pertarungan untuk perubahan bisa berakhir sebelum dimulai.โ€œKita hanya berjarak satu hari perjalanan dari kuil tua yang disebutkan di fragmen kedua,โ€ bisik Kysha sambil menunjuk peta yang telah mereka salin ulang. โ€œTapi jalur yang diambil Seth... bukan jalur langsung. Dia menuju celah pegununganโ€”ada sesuatu di sana yang dia sembunyikan.โ€Rainer menatap langit yang mulai

  • Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jeniusย ย ย Bab 173

    Hujan deras mengguyur pelabuhan selatan Kerajaan Galvane. Kapal ekspedisi akademi telah bersandar di dermaga, dan suara ombak yang menghantam kayu menambah ketegangan suasana. Rainer berdiri di dek kapal, mengenakan jubah tebal berlapis pelindung sihir. Di belakangnya, Elyse, Marcus, dan beberapa anggota tim elite akademi bersiap turun.Wilayah yang mereka tuju adalah reruntuhan Virellis, kota kuno yang terkubur oleh tanah longsor dua abad lalu. Berdasarkan kode dalam simfoni pertama, fragmen kedua tersembunyi di bawah tanah, dilindungi oleh mekanisme sihir yang hanya bisa dipecahkan oleh harmoni energi tertentuโ€”sesuatu yang hanya bisa dideteksi jika seseorang memiliki resonansi dengan fragmen pertama.โ€œAku merasakannya,โ€ bisik Rainer sambil menekan telapak tangannya ke dada, tempat ia mengenakan liontin kristal kecil dari fragmen pertama. โ€œAda sesuatu yang memanggilโ€ฆ seperti gema di ujung lorong panjang.โ€Elyse menatapnya, mata peraknya penuh waspada. โ€œPastikan

์ข‹์€ ์†Œ์„ค์„ ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฐพ์•„ ์ฝ์–ด๋ณด์„ธ์š”
GoodNovel ์•ฑ์—์„œ ์ˆ˜๋งŽ์€ ์ธ๊ธฐ ์†Œ์„ค์„ ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฆ๊ธฐ์„ธ์š”! ๋งˆ์Œ์— ๋“œ๋Š” ์ฑ…์„ ๋‹ค์šด๋กœ๋“œํ•˜๊ณ , ์–ธ์ œ ์–ด๋””์„œ๋‚˜ ํŽธํ•˜๊ฒŒ ์ฝ์„ ์ˆ˜ ์žˆ์Šต๋‹ˆ๋‹ค
์•ฑ์—์„œ ์ฑ…์„ ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฝ์–ด๋ณด์„ธ์š”
์•ฑ์—์„œ ์ฝ์œผ๋ ค๋ฉด QR ์ฝ”๋“œ๋ฅผ ์Šค์บ”ํ•˜์„ธ์š”.
DMCA.com Protection Status