Sesuai jadwal yang telah diberikan pihak kampus hari ini Acha beserta mahasiswa yang lain akan melakukan aktivitas kemah bakti yang diselenggarakan langsung di kota Bandung tepat nya di bumi perkemahan ranca Cangkuang, salah satu tempat yang pastinya semua orang tau dan tidak asing.Seperti biasanya berangkat Acha masih diantarkan oleh Reno meskipun sempat terjadi perselisihan kecil sebelumnya tapi hubungan mereka masih sama seperti biasanya tidak ada yang berubah.Masalah perizinan sebenarnya Acha dilarang keras oleh papah nya untuk ikut selain karna jauh, tidak ada orang juga yang bisa Bagas percaya untuk menjaga Acha nanti disana tapi aneh nya dalam waktu yang singkat papah nya tiba-tiba berubah pikiran dan mengizinkannya.Agak aneh, tapi Acha malas memikirkan alasannya."Disini aja." Ucap Acha agar Reno segera menghentikan mobil nya.Melihat semua orang sudah berkumpul didepan bus yang akan menjadi transportasi mereka membuat Acha buru-buru turun disusul Reno yang bantu mengeluark
Acha memandang api unggun yang menyala tinggi menjadi penerang di sekeliling mereka dan untuk pertama kali nya Acha kembali bisa melihat suasana alam bebas dimakan hari.Suara jangkrik yang lumayan nyaring mendominasi keadaan Acha mengeratkan syal yang dipakai nya saat terpaan angin malam yang begitu dingin menyentuh kulit nya.Setelah makan malam dan pembahasan beberapa materi tadi sekarang para mahasiswa dibebaskan untuk beristirahat atau berkumpul masing-masing, Acha yang memang orang nya acuh pada sekitar memilih untuk menyendiri didepan api unggun.Melihat Acha hanya sendirian seseorang menghampiri Acha lalu ikut duduk disebelah nya, Acha hanya melirik sekilas orang itu tanpa niat berbicara apapun meski sekedar basa-basi saja."Ini gue gak ganggu kan?." Ganggu."Biasa aja." Jawab aja meski tidak selaras dengan hati nya."Kenapa gak gabung sama yang lain?." Tanya Parhan mulai pembicaraan."Males aja." Jawab Acha seadanya namun ucapannya selalu mematikan topik seseorang tanpa disa
Berkeliling Bandung ternyata lebih seru dari ekspektasi Acha sebelumnya apalagi aneka makanan khas kota yang beraneka ragam membuatnya tidak kekurangan asupan selama disana.Dari siang hingga malam mulut Acha tidak berhenti mengunyah makanan yang dibelinya padahal tadi mereka sudah sempat makan siang dan sore tapi perut karet itu masih bisa menampung cemilan-cemilan ternyata.Selain berbelanja makanan Acha juga membeli pakaian ganti yang langsung dikenakannya dan juga beberapa oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Jakarta.Reno yang sedang menyetir geleng-geleng kepala. "Emang niat nge rampok gue lo." Ucap nya namun sama sekali tidak merasa kesal atau menyesal karna telah menghabiskan uang nya untuk menjajani Acha.Iyalah orang gak seberapa dibandingkan dengan nol-nol yang benyak direkeningnya.Meskipun sudah seharian berkeliling tapi rasanya Acha masih kurang puas jika mereka langsung pulang begitu saja ke Jakarta, minimal nginep dulu lah beberapa hari disana."Ini kita langsung balik?."
"Cewek Bandung cakep-cakep ya, No." Puji Acha melihat beberapa cewek sepantaran nya yang terlihat cantik dimata nya padahal dia sendiri cewek tapi bisa-bisa nya terpesona kepada sesama jenis.Reno tidak terlalu memperhatikan dia fokus hanya fokus pada makanan dan hp nya saja dan sesekali menyauti ucapan Acha yang kadang melantur kemana-mana."Liat kenapa, No, siapa tau dapet jodoh disini." Ucap Acha menggoyahkan tangan Reno."Itu yang duduk sendiri sabi tuh, mau gue minta in nomornya gak?.""Abisin sarapan lo cepetan abis ini kita pulang." Suruh Reno dengan nada yang sarkas.Acha mengerucutkan bibirnya sebal melanjutkan makanannya yang tidak habis-habis dari tadi sedangkan makanan Reno sudah tinggal piring nya saja.Padahalkan niat nya baik agar Reno bisa mendapatkan pacar tapi balasannya malah seperti itu membuat sebal saja.Berhubung Reno sudah selesai dengan makanannya dia hanya memperhatikan Acha yang sedang makan dengan tampang bete nya.Reno mengambil tisu mengelap sudut bibir A
"Nyari apa neng?."Acha yang tadi nya melihat rak rak Indomaret didepan nya segera menoleh menatap orang yang menegurnya dengan pandangan linglung berusaha mengenalinya karna memakai masker.Orang itu tersenyum dari balik maskernya melihat raut wajah Acha yang tampak bingung menatapnya. "Ini gue." Ucap nya sambil melepas masker yang dipakainya.Acha membuka mulutnya sambil mengangguk-angguk. "Kak Dristan." Meskipun umur Dristan sama seperti Reno tapi Acha memanggil nya dengan iming-iming kakak agar terdengar lebih sopan karna mereka tidak terlalu dekat juga."Gue kira tadi salah liat pas di samperin ternyata emang lo, Cha. Abis sendirian doang biasanya kan sama Reno." Ucap Dristan memulai pembicaraan."Reno kerja, pengen me time aja." Balas Acha dengan sok.Dristan tertawa kecil. "Baru liat orang me time ke Indomaret beli nya baygon lagi." Ucap Dristan melirik keranjang belanjaan Acha.Acha melihat isi keranjang nya masih sangat pede. "Dirumah lagi banyak nyamuk." Balas Acha seadanya
Senyuman Acha tidak luntur dari bibir nya sedari tadi dia pikir jalan bersama Dristan akan membosankan dan canggung tapi ternyata cowok itu cukup jago dalam mencairkan suasana dan membuat nyaman teman bicara nya.Acha memakan es krim nya sambil menatap Dristan yang sedang memasangkan tali sepatu nya yang terlepas, ada beberapa kekaguman yang muncul dari diri Acha pada cowok itu.Kalo tau Dristan se asik ini orang nya mungkin sudah dari lama Acha minta untuk dikenalkan lebih dekat lewat jalur Reno, apalagi tampang nya yang oke pastinya gak bakalan bikin malu kalo diajak jalan deh terlebih lagi Dristan adalah tipikal cowok yang perhatian dan sangat royal tentu nya.Cewek yang jalan sama dia udah pasti kesengsem."Nah, kalo gini kan gak bakalan ke injek lagi." Ucap Dristan berdiri dari jongkok nya."Iya, makasih.""Huh... mau lanjut kemana lagi sekarang?." Tanya Dristan karna mereka sudah cukup lama berada disana dan perut pun sudah terisi dengan aman."Pulang aja deh, udah malem juga."
Reno melirik jam pergelangan tangannya. Sudah hampir tiga puluh menit cowok itu duduk menunggu di cafe yang sudah dijanjikan untuk bertemu dengan Acha tapi yang mengajak tidak kunjung muncul juga menampakan batang hidung nya. Reno mendengus kesal saat sambungan telpon nya tidak diangkat oleh Acha, selang beberapa saat pandangan mata nya menangkap sosok yang sedang dirinya tunggu berjalan bersama dengan seorang cowok disampingnya.... Dristan?!Memang benar-benar manusia satu ini, Reno berdecak kemudian melangkah mendekati dua orang itu dan tanpa banyak bicara tangannya langsung menarik pundak Acha yang fokus mengobrol hingga berbalik menubruk dada nya.Acha meringis pelan mendongak menatap siapa yang telah kurang ajar menarik nya dan ternyata orang nya adalah sahabatnya sendiri."Reno." Lirih nya."Gue nungguin lo setengah jam disini, ditelpon gak diangkat dan lo enak banget baru sampe sama dia." Ucap Reno diakhir ucapannya menatap Dristan dengan sengit.Acha mengernyitkan keningnya.
Dilanda kesibukan yang luar biasa dalam waktu beberapa hari membuat Reno dan Acha sangat jarang berjumpa dikarenakan kesibukan masing-masing dan bentrok nya waktu mereka membuat kedua nya jarang bersama.Hal itu biasa saja sebenarnya tapi yang tidak biasanya sekarang adalah Reno merasa posisi dirinya seperti tergantikan oleh seorang Dristan.Bayangkan saja Acha yang biasanya pergi kemana-mana pasti dengan dirinya kini justru bersama Dristan, hubungan kedua nya pun semakin hari semakin dekat dan Reno merasa ada sesuatu dengan kedua nya.Hari ini Reno pulang lebih cepat dari biasa nya setelah beberapa hari dihantam lembur terus menerus akhirnya dia bisa beristirahat juga, tapi aneh nya setiap kali dia ingin memejamkan mata nya pikirannya terus saja terpikirkan kepada Acha yang kini sedang bersama dengan Dristan.Bagimana dirinya tau? Itu mudah saja karna tadi saat dirinya pulang mata nya tidak sengaja menangkap keberadaan motor besar Dristan terparkir di pekarangan rumah Acha.Badan yan