"Ke Bandung?!."Acha mengangguk pelan acuh tak acuh dengan sahabatnya yang sok syok setelah mendengarkan cerita nya beberapa saat lalu.Kampus Acha akhir pekan ini akan mengadakan kemah bakti mahasiswa yang akan dilaksanakan di Bandung selama dua hari satu malam yang wajib di ikuti oleh para mahasiswa baru dan Acha menjadi salah satu nya."Nggak, nggak, gak boleh." Reno melarang dengan tegas."Cuman dua hari doang." Ucap Acha memainkan game di handphone milik Reno."Tetep gak boleh. Lagian kaya yang papah lo ngizinin aja."Acha berdecak pelan menghentikan game nya. "Emang kenapa sih, gue pergi juga kan bukan buat main tapi mau KBM yang wajib diikutin." Ucap Acha sebal."Tanggal segitu gue gak bisa ambil cuti dan gue gak bisa biarin lo pergi sendiri." Balas Reno memberitahukan alasannya."Gak sendiri Reno, kan banyak yang ikut juga selain gue." Ucap Acha kembali menimpali."Tapi lo gak bisa bergantung sama mereka kan?." Tanya Reno."Gue....""Terakhir kali lo ikutan kemah pas dulu seko
Sesuai jadwal yang telah diberikan pihak kampus hari ini Acha beserta mahasiswa yang lain akan melakukan aktivitas kemah bakti yang diselenggarakan langsung di kota Bandung tepat nya di bumi perkemahan ranca Cangkuang, salah satu tempat yang pastinya semua orang tau dan tidak asing.Seperti biasanya berangkat Acha masih diantarkan oleh Reno meskipun sempat terjadi perselisihan kecil sebelumnya tapi hubungan mereka masih sama seperti biasanya tidak ada yang berubah.Masalah perizinan sebenarnya Acha dilarang keras oleh papah nya untuk ikut selain karna jauh, tidak ada orang juga yang bisa Bagas percaya untuk menjaga Acha nanti disana tapi aneh nya dalam waktu yang singkat papah nya tiba-tiba berubah pikiran dan mengizinkannya.Agak aneh, tapi Acha malas memikirkan alasannya."Disini aja." Ucap Acha agar Reno segera menghentikan mobil nya.Melihat semua orang sudah berkumpul didepan bus yang akan menjadi transportasi mereka membuat Acha buru-buru turun disusul Reno yang bantu mengeluark
Acha memandang api unggun yang menyala tinggi menjadi penerang di sekeliling mereka dan untuk pertama kali nya Acha kembali bisa melihat suasana alam bebas dimakan hari.Suara jangkrik yang lumayan nyaring mendominasi keadaan Acha mengeratkan syal yang dipakai nya saat terpaan angin malam yang begitu dingin menyentuh kulit nya.Setelah makan malam dan pembahasan beberapa materi tadi sekarang para mahasiswa dibebaskan untuk beristirahat atau berkumpul masing-masing, Acha yang memang orang nya acuh pada sekitar memilih untuk menyendiri didepan api unggun.Melihat Acha hanya sendirian seseorang menghampiri Acha lalu ikut duduk disebelah nya, Acha hanya melirik sekilas orang itu tanpa niat berbicara apapun meski sekedar basa-basi saja."Ini gue gak ganggu kan?." Ganggu."Biasa aja." Jawab aja meski tidak selaras dengan hati nya."Kenapa gak gabung sama yang lain?." Tanya Parhan mulai pembicaraan."Males aja." Jawab Acha seadanya namun ucapannya selalu mematikan topik seseorang tanpa disa
Berkeliling Bandung ternyata lebih seru dari ekspektasi Acha sebelumnya apalagi aneka makanan khas kota yang beraneka ragam membuatnya tidak kekurangan asupan selama disana.Dari siang hingga malam mulut Acha tidak berhenti mengunyah makanan yang dibelinya padahal tadi mereka sudah sempat makan siang dan sore tapi perut karet itu masih bisa menampung cemilan-cemilan ternyata.Selain berbelanja makanan Acha juga membeli pakaian ganti yang langsung dikenakannya dan juga beberapa oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Jakarta.Reno yang sedang menyetir geleng-geleng kepala. "Emang niat nge rampok gue lo." Ucap nya namun sama sekali tidak merasa kesal atau menyesal karna telah menghabiskan uang nya untuk menjajani Acha.Iyalah orang gak seberapa dibandingkan dengan nol-nol yang benyak direkeningnya.Meskipun sudah seharian berkeliling tapi rasanya Acha masih kurang puas jika mereka langsung pulang begitu saja ke Jakarta, minimal nginep dulu lah beberapa hari disana."Ini kita langsung balik?."
"Cewek Bandung cakep-cakep ya, No." Puji Acha melihat beberapa cewek sepantaran nya yang terlihat cantik dimata nya padahal dia sendiri cewek tapi bisa-bisa nya terpesona kepada sesama jenis.Reno tidak terlalu memperhatikan dia fokus hanya fokus pada makanan dan hp nya saja dan sesekali menyauti ucapan Acha yang kadang melantur kemana-mana."Liat kenapa, No, siapa tau dapet jodoh disini." Ucap Acha menggoyahkan tangan Reno."Itu yang duduk sendiri sabi tuh, mau gue minta in nomornya gak?.""Abisin sarapan lo cepetan abis ini kita pulang." Suruh Reno dengan nada yang sarkas.Acha mengerucutkan bibirnya sebal melanjutkan makanannya yang tidak habis-habis dari tadi sedangkan makanan Reno sudah tinggal piring nya saja.Padahalkan niat nya baik agar Reno bisa mendapatkan pacar tapi balasannya malah seperti itu membuat sebal saja.Berhubung Reno sudah selesai dengan makanannya dia hanya memperhatikan Acha yang sedang makan dengan tampang bete nya.Reno mengambil tisu mengelap sudut bibir A
"Nyari apa neng?."Acha yang tadi nya melihat rak rak Indomaret didepan nya segera menoleh menatap orang yang menegurnya dengan pandangan linglung berusaha mengenalinya karna memakai masker.Orang itu tersenyum dari balik maskernya melihat raut wajah Acha yang tampak bingung menatapnya. "Ini gue." Ucap nya sambil melepas masker yang dipakainya.Acha membuka mulutnya sambil mengangguk-angguk. "Kak Dristan." Meskipun umur Dristan sama seperti Reno tapi Acha memanggil nya dengan iming-iming kakak agar terdengar lebih sopan karna mereka tidak terlalu dekat juga."Gue kira tadi salah liat pas di samperin ternyata emang lo, Cha. Abis sendirian doang biasanya kan sama Reno." Ucap Dristan memulai pembicaraan."Reno kerja, pengen me time aja." Balas Acha dengan sok.Dristan tertawa kecil. "Baru liat orang me time ke Indomaret beli nya baygon lagi." Ucap Dristan melirik keranjang belanjaan Acha.Acha melihat isi keranjang nya masih sangat pede. "Dirumah lagi banyak nyamuk." Balas Acha seadanya
Senyuman Acha tidak luntur dari bibir nya sedari tadi dia pikir jalan bersama Dristan akan membosankan dan canggung tapi ternyata cowok itu cukup jago dalam mencairkan suasana dan membuat nyaman teman bicara nya.Acha memakan es krim nya sambil menatap Dristan yang sedang memasangkan tali sepatu nya yang terlepas, ada beberapa kekaguman yang muncul dari diri Acha pada cowok itu.Kalo tau Dristan se asik ini orang nya mungkin sudah dari lama Acha minta untuk dikenalkan lebih dekat lewat jalur Reno, apalagi tampang nya yang oke pastinya gak bakalan bikin malu kalo diajak jalan deh terlebih lagi Dristan adalah tipikal cowok yang perhatian dan sangat royal tentu nya.Cewek yang jalan sama dia udah pasti kesengsem."Nah, kalo gini kan gak bakalan ke injek lagi." Ucap Dristan berdiri dari jongkok nya."Iya, makasih.""Huh... mau lanjut kemana lagi sekarang?." Tanya Dristan karna mereka sudah cukup lama berada disana dan perut pun sudah terisi dengan aman."Pulang aja deh, udah malem juga."
Reno melirik jam pergelangan tangannya. Sudah hampir tiga puluh menit cowok itu duduk menunggu di cafe yang sudah dijanjikan untuk bertemu dengan Acha tapi yang mengajak tidak kunjung muncul juga menampakan batang hidung nya. Reno mendengus kesal saat sambungan telpon nya tidak diangkat oleh Acha, selang beberapa saat pandangan mata nya menangkap sosok yang sedang dirinya tunggu berjalan bersama dengan seorang cowok disampingnya.... Dristan?!Memang benar-benar manusia satu ini, Reno berdecak kemudian melangkah mendekati dua orang itu dan tanpa banyak bicara tangannya langsung menarik pundak Acha yang fokus mengobrol hingga berbalik menubruk dada nya.Acha meringis pelan mendongak menatap siapa yang telah kurang ajar menarik nya dan ternyata orang nya adalah sahabatnya sendiri."Reno." Lirih nya."Gue nungguin lo setengah jam disini, ditelpon gak diangkat dan lo enak banget baru sampe sama dia." Ucap Reno diakhir ucapannya menatap Dristan dengan sengit.Acha mengernyitkan keningnya.
"Cara gini lo yakin berhasil?." Tanya Reno ragu kepada dua temannya."Kalo gak dicoba kan gak bakalan tau." Ujar Dristan memakai topeng pencuri bersama dengan Bara, kedua nya sudah kompak akan cosplay menjadi seorang penjahat malam hari ini demi sang teman.Reno semakin ragu dengan rencana yang akan mereka lakukan karna ini cukup berbahaya, resiko nya lumayan besar kalo ketauan warga sekitar bisa digebukin mereka."Tenang aja, aman." Ujar Bara."Kalo ketauan gimana?." Tanya Reno cemas terlalu memikirkan resiko-resiko kegagalan mereka."Gak bakalan, aman dah. Serahin sama kita berdua lo cukup dateng dan jadi pahlawan buat Acha." Timpal Dristan bersiap menyelinap masuk ke rumah Acha yang tampak sepi.Reno menatap was-was ke sekitar takut ada yang melihat mereka, agak gila sebenarnya rencana yang diusulkan Dristan tapi lebih gila lagi dirinya yang mau saja mengikuti akal bulus itu.Ya gimana? Untuk dirinya juga.Reno menunggu dengan hati yang gusar, Dristan dan Bara sudah masuk kedalam r
"Pagi dokter Airin." Sapa Bara tidak sengaja berpapasan dengan Airin di parkiran rumah sakit.Airin tersenyum tipis pandangan matanya tertuju pada sosok yang ada disebelah Bara, Reno tampak acuh dengan hp nya jika dilihat dari gerakan tangannya sepertinya sedang berkirim pesan dengan seseorang."Pagi juga dokter Bara, dokter Reno." Sapa balik Airin dengan manis. Reno mendongak menatap Airin mendengar namanya ikut disebut, dengan sopan Reno mengangguk membalas sapaan Airin.Usut punya usut ternyata Airin ini umurnya sama seperti bara dan Reno, meskipun wajah nya terlihat sangat muda tapi umur nya sudah sangat matang wajar saja banyak yang langsung menyukai nya."Gak dianterin?." Tanya Bara basi-basi mereka berjalan bersamaan menyusuri koridor rumah sakit."Iya, biasa kemana-mana sendiri." Balas Airin lembut."Calon suami atau pacar nya kemana emang?." Mulai. Reno sudah sangat jengah Bara yang sengaja sekali pertanyaannya itu."Saya belum punya, masih mau fokus karir." Ucap Airin malu-
"No, gue mau buka usaha.""GAK USAH NGACO!."Hidup lagi capek-capek nya perkara motor gak ketemu-ketemu malah denger Acha pengen buka usaha yang kemungkinannya itu sangat minimalis banget.Sekelas orang mager kaya Acha mau buka usaha? Mau jualan apa coba, gerak dikit aja ngos-ngos an ngeluh mulu ini malah berlaga mau buka usaha ujungnya nanti malah Reno yang repot.Acha merengut pelan. "Minggu depan udah libur semester pertama, gue pengen buka usaha biar ada aktivitas." Ucap Acha bergelayut manja di lengan Reno yang sibuk berkutat dengan laptop nya. Reno menggeleng. "Buka usaha banyak pertimbangannya bukan main asal buka aja, lagian mau buka usaha apa? ternak curut?." Ujar nya."Apa aja, jual pop ice atau seblak didepan rumah juga gue mau." "Prettt. Siapa yang mau beli." "Ih, biar kaya orang-orang, No.""Tapi lo gak kaya orang-orang, Cha." Timpal Reno tetap fokus pada layar laptopnya meskipun Acha menggelayuti tangannya dengan segala gaya.Acha mendengus kasar merebahkan kepalanya
Acha membuka mata dengan tangan memegang kepalanya yang masih terasa berat, mata nya mengerjab pelan melihat kearah tangannya yang digenggam oleh seseorang yang tak lain adalah... Reno.Selain Reno disana juga ada papah nya yang terlelap di sofa dengan posisi duduk bersandar, Acha menghela nafas berat pasti sangat pegal semalaman tidur dengan posisi seperti itu apalagi Reno.Acha berusaha menarik tangannya yang digenggam oleh Reno dengan perlahan tapi rupa nya pergerakannya malah membuat Reno terusik dan akhirnya bangun daro tidur nya. Melihat Acha yang sudah bangun, cowok itu menarik senyuman tipis nya menegakan tubuh dan merasakan punggung nya terasa cukup sakit."Lo kenapa tidur disini?." Pertanyaan itu menyambut awal kesadaran Reno."Jagain lo." Balas Reno dengan enteng, punggung tangannya menyentuh kening Acha. "Alhamdulillah demam nya udah turun gak kaya semalem." Kata nya bersyukur.Acha tidak menggubris ucapan Reno, dia lebih fokus pada badan cowok itu yang semalaman tidur de
Namanya cobaan hidup kalo gak susah ya sulit, mau enak mah namanya cobain. Mau marah tapi gak bakalan merubah kenyataan, akhirnya cuman bisa pasrah dan ikhlas merelakan.Emang bener kata orang, hari sial gak pernah ada di kalender karna sial bisa terjadi dimana pun dan kapan pun, tidak pernah ada yang tau.Reno mendesah pelan berjongkok didepan gerbang rumah nya pagi-pagi buta meratapi nasib motornya yang dibawa pergi oleh orang alias di colong.Mimpi apa ya dia semalem bisa sampe kecolongan? Setelah bertahun-tahun dia hidup dan tinggal di komplek itu baru kali ini dia merasakan kebobolan padahal selama ini aman-aman saja. Meskipun hanya motor nya saja yang dibawa pergi tapi Fara pasti akan mengamuk dan langsung mengadakan sidang dadakan kepadanya jika tau perihal ini."Sabar ya mas, kami akan urus masalah ini insyaallah pasti motor nya ketemu." Ucap satpam komplek yang datang setelah Reno melaporkan motornya hilang dicuri orang.Reno tidak akan menyalahkan keamanan komplek nya karna
Reno geleng-geleng kepala melihat keadaan kamar Acha yang sudah lama tidak dirinya benahkan, entah harus berkomentar bagimana Reno pada cewek yang masih santai dengan laptop di pangkuannya.Cowok jangkung itu membungkuk memunguti sampah-sampah bekas cemilan sang tuan putri, mengumpulkannya menjadi satu lalu memadukannya pada tempat sampah yang bersih."Baru kemaren gue muji-muji lo, Cha, Cha." Ujar Reno sambil lanjut memunguti barang yang ada dilantai.Acha menoleh sejenak lalu kembali fokus pada layar laptop nya. "Kemaren sibuk, tugas gue lagi banyak jadi gak sempet beres-beres." Balas Acha dengan santai sesekali memakan cemilannya.Reno berdecak pelan merebut cemilan yang dimakan Acha. "Nanti banyak semut dikasur, liat tuh." Ucap nya menunjuk remahan kecil cemilan yang berjatuhan diatas kasur Acha tapi cewek itu tidak memperdulikannya."Pindah, biar gue bersihin dulu." Suruh Reno tapi Acha tidak segera beranjak dari posisi nya."Cha." Panggil Reno namun tidak digubris.Reno menghela
Acha menurunkan tangannya yang semula menutupi keningnya dari terik matahari siang ini. Cewek dengan setelan jeans high waist dan sweater polo berwarna cream itu segera masuk kedalam mobil Reno yang sudah datang menjemputnya."Panas banget diluar." Kata Acha melepas ikatan di rambutnya hingga tergerai lalu menyisirnya dengan tangan.Mobil Reno sudah berjalan pergi meninggalkan area kampus, mereka sudah buat janji untuk makan siang bersama kebetulan Acha yang pulang cepat dan Reno yang tidak ada jadwal dirumah sakit jadi waktu nya sangat pas."Dristan hari ini udah boleh pulang katanya, mau sekalian jemput gak nanti?." Tanya Reno memulai pembicaraan."Masih malu gue ketemu dia." Balas Acha. Reno mengangguk mengerti setelah itu tidak ada pembicaraan lagi diantara kedua nya.Berhubung cuaca yang sedang panas-panas nya mereka mencari makanan yang segar untuk dinikmati, soto salah satu nya. Tidak perlu ketempat mewah cukup warung pinggiran yang terjamin kehigienisannya saja sudah cukup."D
Acha marah, disini yang terkesan bodoh apakah hanya dirinya saja. Kenapa sejak awal dia tidak pernah menyadari bahwa Dristan adalah seorang gay? Dan bisa-bisa nya juga dia menaruh hati pada cowok belok itu.Malu. Sangat malu."Cha.""Lo harus nya ngasih tau gue." Kata Acha. Mata nya mendelik kesal pada Reno.Ya, gimana?Reno menggaruk pelan leher belakangnya bingung harus merespon bagimana, dia pikir Acha sudah tau mangkanya dia tidak memberitahu nya.Awalnya Reno kira Dristan memang sudah mulai berubah menjadi cowok normal yang suka dengan lawan jenis nya saat dekat dengan Acha karna cowok itu juga pernah bilang kepada nya ingin perlahan keluar dari dunia pelangi nya tapi tidak tau nya setelah mendengar omongan Acha rupa nya cowok itu masih belum normal.Ada sedikit perasaan lega, sisa nya senang dihati Reno entah mengapa tapi dia menutupi nya. Menjaga perasaan Acha yang sedang kacau balau dihantam kenyataan."Ternyata selama ini dia nganggep gue kaya adek nya." Sedih Acha menekuk ke
Hari ini ada yang aneh dengan Acha. Selama menemani Dristan, Acha sedikit bicara dan tampak lesuh meskipun biasanya juga nolep tapi tetep ada saja pembahasannya beda dengan sekarang ini. Dristan jadi bingung dibuatnya."Kenapa Cha? Ada yang lagi dipikirin?." Dristan akhirnya bertanya membuat Acha yang sedari tadi hanya diam memainkan hp nya menoleh menggeleng pelan sambil tersenyum paksa.Wajah Acha ini gampang ditebak meskipun hari-hari sama saja raut wajah nya tapi keliatan beda nya, cewek itu sedang tidak baik-baik saja sekarang."Bilang aja kalo lagi ada masalah, cerita sama gue." Ujar Dristan.Acha menatap Dristan sebentar lalu menghela nafas teramat panjang. "Reno marah sama gue dan sekarang kami berantem parah." Cicit nya pelan."Tonjok-tonjokan?.""Bukan gitu." Kesal Acha berdecak karna Dristan malah bercanda.Dristan tertawa kecil. "Gak usah terlalu dipikirin nanti juga baikan lagi kaya biasa, kalian kaya gak pernah berantem aja." Kata Dristan kembali mengupas kulit jeruk yan