Share

Friend's - 16

Author: LucioLucas
last update Last Updated: 2024-09-20 08:00:18

Fernanda memusatkan seluruh atensinya pada masalah yang dihadapi perusahaannya. Ia sudah siap untuk berdiskusi dengan Kama, baginya saat ini masukkan dari orang yang lebih kompeten di bidang hukum zkzn sangat berguna.

"Sebelum kita memulai pekerjaan ini, aku ingin kamu berjanji satu hal padaku."

"Apa?" tanya Fernanda pada sang pengacara.

"Keluar makan siang denganku, itu janjimu."

"Kapan? Sekarang?"

"Oh tidak, ini masih terlalu pagi. Nanti jam satu mungkin."

Fernanda tersenyum menyetujui. Baginya, makan siang bukan hal yang berat. la akan melakukannya asal Kama bisa membantunya mengatasi masalah di pabrik. Terus terang, masalah ini mengganggunya, dan ia tak ingin sang papa mengetahuinya sekarang.

la akan berusaha menyelesaikannya, jika tidak bisa. Dengan terpaksa ia akan meminta bantuan sang papa. Itu adalah opsi terakhir. Sementara ini, ia masih mencoba berbagai jalan untuk memecahkan masalah. Salah satunya, makan siang dengan Kama.<

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dua Hati Mencari Cinta   Friend's - 17

    Fernanda tertegun, kaget dengan apa yang baru saja ia lihat. Daniel memeluk mesra seorang wanita. la mengenali wanita itu adalah Cloe, sang mantan artis yang menjadi klien baru Daniel. Yang ia merasa aneh adalah, laki-Iaki pendiam seperti Daniel tidak biasanya memeluk wanita, terlebih hanya klien.Ini adalah pertama kalinya Fernanda melihat seorang Daniel berdekatan intim di depan umum dengan seorang wanita yang bukan siapa-siapa baginya. Daniel yang dia kenal adalah sosok laki-laki yang sangat menjaga image terhadap lawan jenisnya. Kecuali saat di dalam kamar, dan itu pun hanya dengan dirinya, seingat Fernanda.Tenggelam dalam pikirannya sendiri, ia tak sadar saat sebuah suara menegurnya. Mencoba menariknya kembali ke dalam kesadaran yang sesaat memudar. Hingga satu elusan lembut di lengan membuatnya tergugah.“Kamu melamun apa? Kok makanannya dianggurin?”Fernanda tersenyum singkat. ”Cuma kaget aja, kalau nggak salah tadi ada artis lew

    Last Updated : 2024-09-21
  • Dua Hati Mencari Cinta   Friend's - 18

    Daniel melangkah gontai menyusuri lorong apartemennya yang sepi. Tangannya bergerak ke arah leher untuk mengendurkan dasi yang ia pakai. Setelah pertemuan dengan Cloe, dilanjut dengan pergi ke kantor ayah tirinya, serta terlibat dalam pembahasan panjang lebar dengan Chen, rnembuatnya tak sadar oleh waktu,Menekan beberapa digit kombinasi angka password pintu apartemennya. la membuka pintu dan kaget saat mendapati Fernanda terduduk di atas sofa.”Hai, tumben datang tanpa ngasih kabar?” la mendekat, dan mengenyakkan diri di samping wanita itu. ”Sudah lama?””Setengah jam,” jawab Fernanda dengan suara lirih dan muka menunduk menekuri lantai.“Mau makan malam atau minum sesuatu?”Daniel mengulurkan tangan untuk membelai rambut halus dan panjang milik Fernanda dan mengernyit saat wanita itu mengelak. Belum pernah Fernanda menolak sentuhannya, seakan risih jika mereka bersentuhan.“Dar

    Last Updated : 2024-09-22
  • Dua Hati Mencari Cinta   Friend's - 19

    Emosi Fernanda makin naik, ia tidak dapat mengendalikan pikiran dan perkataannya. Entah kemana sopan santun dan kelembutan Fernanda saat ini. Nafasnya naik turun, di raupnya oksigen dengan rakus, sesak dan nyeri ia rasakan di dada dan ulu hatinya.Fernanda bertolak pinggang. "Nggak perlu, dan aku rasa ini adalah pertemuan terakhir kita di sini. Atau lebih jelasnya, ini terakhir kali aku datang ke apartemenmu.”“Kenapa mendadak sekali. Apa yang terjadi sebenarnya?"”Tidak semua hal memerlukan jawaban.””Aku perlu,” sahut Daniel ketus. “Jika sekarang aku dicampakkan oleh wanita yang aku cintai tanpa aku tahu salahku di mana.”“Stop bicara soal cinta!” jerit Fernanda keras. "Kita tidur bersama, saling memuaskan bukan berarti ada cinta di antara kita. Kamu bicara soal cinta seolah-olah kalian punya!” Habis sudah usaha Fernanda menekan emosinya, Nada yang tadi ia jaga untuk tetap tenang k

    Last Updated : 2024-09-23
  • Dua Hati Mencari Cinta   Friend's - 20

    Daniel menghisap rokok di tanganya dengan mata memandang pada buramnya kaca jendela. Di luar sedang turun hujan deras, membasahi bumi dengan guyuran air tak terkira banyaknya. la menghela napas, memcoba meredakan ketegangan yang merambati hati.Sudah beberapa hari ini ia mencoba menghubungi Fernanda dan selalu gagal. Pesan tak terkirim dan telepon pun tak masuk, ia curiga jika nomornya diblokir wanita itu. Sempat berpikir untuk menghubungi Fernanda di kantornya, namun Daniel urungkan niatnya itu.Ia paham, Fernanda sangat profesional jika menyangkut pekerjaan. Bisa dipastikan Fernanda akan murka jika Daniel berani mendatanginya langsung ke kantor untuk membahas masalah pribadi mereka. Jadi untuk saat ini opsi itu Daniel letakkan di paling belakang, hingga usahanya menghubungi perempuan itu benar-benar buntu.”Sial!” runtuknya keras.Dengan kepalan tangan, menggedor kaca jendela yang menampakkan riak bias air hujan. Derasnya air yang tercurah d

    Last Updated : 2024-09-24
  • Dua Hati Mencari Cinta   Friend's - 21

    “Cloe, apa-apaan ini!” Dengan kesal ia mendorong wanita itu, tapi sedikit kesulitan dan Cloe memelukknya erat. Sekarang ia sadar, jika wanita itu tak memakai apa pun selain gaun tidur renda putih menerawang dan menampakkan seluruh tubuhnya.”Dimaaas, aku kangen,” rengek Cloe di dada Daniel. Tangan wanita itu terulur untuk memeluk Ieher Daniel dan mencoba mengecup bibirnya.”Hentikan, Cloe. Kamu sudah gila, ya!” Daniel menyentakkan tubuh wanita itu menjauh. Menatap tak percaya pada wanita yang menyerahkan diri padanya.“Dimaas, kenapa kamu menolakku. Aku tahu kamu juga menginginkanku.” Cloe kembali mendekat, menggesek-gesekkan payudaranya ke dada Daniel dan berusaha mencium Iaki-laki itu kembali.”Tidaak! Kamu salah sangka. Kamu klienku!” Daniel menyingkirkan tubuh Cloe dari hadapannya dan melangkah menuju pintu. “Kalau kamu menyuruhku datang hanya untuk menunjukkan betapa murahnya dirimu, l

    Last Updated : 2024-09-25
  • Dua Hati Mencari Cinta   Friend's - 22

    Hari masih siang, pekerjaan kantornya sudah di handle oleh sang Sekretaris. Menuruti perkataan sang Papa, ditambah pikirannya yang selalu kalut jika teringat pada Daniel. Fernanda memilih mengalah, mengalah pada keadaan dan takdir. Di sinilah ia sekarang, duduk di teras kafe memandang bunga, memikirkan Daniel, dan menunggu Kama datang membawa pesanan mereka.”Ini dia, kopi latte tanpa gula bagi Tuan Putri.” Kama datang dengan nampan di tangan. Menyerahkan satu gelas kopi padanya lalu duduk di kursi kosong. “tempat ini Iumayan rame,ya?"Fernanda mengangguk. Meneguk kopi di tangan dan merasakan kesegaran mengalir ke tenggerokan. “Kopinya pun enak.”“Nah, soal itu kita sehati. Kopi di kafe ini memang enaaak,” puji Kama dengan tawa kecil keluar dari mulutnya.Fernanda memandang Iaki-Iaki berjas hitam di depannya. Teringat percakapannya dengan sang Papa tadi malam yang mengusulkan agar ia sering-sering bertemu dan berk

    Last Updated : 2024-09-26
  • Dua Hati Mencari Cinta   Friend's - 23

    Daniel mengamati kantor Evan, yang tidak berubah dari terakhir kali ia datang. Meja besar, sofa kulit, dan Iemari-Iemari besar untuk menyimpan dokumen yang berdiri kokoh menempel dinding. Yang berubah hanya satu, kini banyak foto dalam pigura besar yang dipajang di dinding. la melihat ada Evan dan keluarga kecilnya. Serta foto bayi laki-laki Iucu dalam berbagai ukuran.Pandangannya beralih pada laki-laki tinggi yang sedang menuang kopi di cangkir dan menyerahkan padanya. Dalam balutan kemeja biru langit yang lengannya digulung hingga siku, serta vest abu-abu dan celana bahan yang senada, Evan tampak terlihat cerah dan bahagia.”Kamu terlihat berbeda,” ucapnya sambil menerima kopi.“Apanya?” tanya Evan balik.Daniel menyeruput kopi perlahan, menghirup aroma pekat yang menggiurkan. Masih sama seperti kebiasaanya dahulu, Evan selalu meracik sendiri kopinya untuk dihidangkan pada tamu-tamunya. Pernah terbersit dalam pikiran Daniel dulu

    Last Updated : 2024-09-27
  • Dua Hati Mencari Cinta   Friend's - 24

    Daniel meletakkan foto kembali ke atas meja. Benaknya berpikir cepat tentang masa-masa muda mereka. Bagaiman mereka bertiga selalu bersama. Jika diingat lagi, memang apa yang dikatakan Evan itu benar. Fernanda dari dulu terkenal wanita yang tak mudah menyerah jika menginginkan sesuatu. Wanita yang tidak suka jika harga dirinya diremehkan.“Entah kenapa, akhir-akhir ini dia terlihat rapuh,” gumam Daniel lebih pada diri sendiri.Ruangan sunyi, kedua laki-laki tampan yang duduk berhadapan di sofa terdiam dengan pikiran masing-masing. Jika Daniel merasa tidak berdaya, beda dengan Evan yang terbebani rasa bersalah. Mereka memikirkan tentang satu wanita yang sama.”Bagaimanapun, ada andilku yang turut merusak dirinya. Aku sadar dan sama sekali tidak merasa bangga pada apa yang sudah kulakukan. Tapi, aku juga tahu kalau dia wanita yang kuat dan tegar. Tidak akan berkubang dalam duka dan kesedihan.” Evan berucap pelan, setelah jeda kesunyian yang

    Last Updated : 2024-09-28

Latest chapter

  • Dua Hati Mencari Cinta   Friend's - 31

    Kalimat spontan yang diucapkan Fernanda dengan tegas dan lugas cukup mengajutkan lawan bicaranya. Kali ini, bukan hanya Mei Ling yang kaget, Daniel pun sama. Laki-laki itu memandang Fernanda dengan ekpresi tidak percaya. Seribu tanya ada di dalam isi kepalanya, namun dia tahu ini bukan saat yang tepat untuk bertanya atau mendebat Fernanda.“Apa?” tanya Mei Ling sekali lagi. ”kamu mengaku-aku tunangan Daniel?"”Hah, aku memang tunangannya. Kami akan menikah bulan depan. Sudah sewajarnya kalau aku membelanya. Jangan lagi menuduhnya macam-macam!"Mei Ling mendengkus marah, memandang penuh dendam pada Daniel dan Fernanda. Lalu membalikkan tubuh tanpa mengatakan apa pun lagi.Fernanda memandang kepergian wanita itu dengan kelegaan. Tadinya, ia berpikir akan mencakar dan memukul wanita itu di sini, untunglah semua ketakutannya tak terjadi.“Nanda.”la mendongak, menatap Daniel yang tertegun."Iya, ada apa

  • Dua Hati Mencari Cinta   Friend's - 30

    Atmosfer tegang masih tercipta dalam ruangan itu, Ketiga anak perempuan Chen beserta suami mereka masih menatap Daniel dengan sinis. Chen mengangguk, menerima dokumen yang diulurkan padanya dan membawanya ke meja kayu. la membuka satu per satu lembaran dan tekun membaca.“Apa para kakakmu itu ada dendam padamu?” bisik Fernanda pada Daniel.“Nggak ada, kenapa?” tanya Daniel balik.“Entahlah, sikap mereka seakaan dengan senang hati akan mencincang tubuhmu jika diberi kesempatan. Terutama, Si Kurus yang sepertinya Kakak tertua.”Daniel tertawa Iirih. “Kalau begitu, kamu harus melindungiku. Karena, aku tak yakin bisa melawan mereka bertiga sendirian.”Fernanda terkikik sambil menutup mulut. Diam-diam mencuri pandang pada wanita- wnaita yang duduk di seberangnya. Mereka terlihat angkuh dan sombong. Sementara para laki-laki, hanya duduk tak peduli. la memandang tak suka pada suami Anaa, karena laki-laki itu

  • Dua Hati Mencari Cinta   Friend's - 29

    “Apa kamu siap?”“Apa, sih? Kayak mau diintrograsi polisi.”“Bukan memang tapi masuk tiang gantungan.”Fernanda tertawa. Meraih Iengan Daniel dan keduanya melangkah menyusuri jalan setapak menuju rumah besar di hadapan mereka. Rumah yang terasa sunyi meski ia tahu di dalam ada banyak penghuni sedang berkurnpul. Daniel memohon padanya, agar Fernanda menemani ke rumah orang tuanya. lni pertama kali baginya, menginjak rumah keluarga laki-laki itu.Setelah pembicaraan intens yang ditutup dengan dua sesi bercinta yang menggebu-gebu, keduanya sepakat untuk saling menjajaki dalam satu hubungan yang serius.“Aku nggak mungkin sesempurna Evan, tapi aku bisa pastikan kalau aku cinta sama kamu.”Fernanda menjawab lembut. “Aku bukan Renata. Aku hanya mengharap Daniel apa adanya, bukan Iaki-laki yang ingin menjadi seperti Evan.”Dengan tubuh berpeluh dan hati yang bertaut, keduanya berpel

  • Dua Hati Mencari Cinta   Friend's - 28

    “Ooh, begitu. Kamu menganggap aku kekanak-kanakan? Baiklah, kalau itu maumu.”Daniel merentangkan lengan, menunjuk ke arah pintu. “Silakan keluar, aku sibuk!”“Daniel, bukan begitu. Kamu salah paham.”“Bagian mana dari ucapanmu yang membuatku salah paham. Nanda,” ucap Daniel sedikit emosi. ”Kamu mengatakan aku kenak-kanakkan karena aku cemburu. Kamu nggak suka aku cemburu karena memang dari awal hubungan ita hanya sekadar sex! Baiklah, aku mengerti. Sekarang, tinggalkan aku sendiri!”Daniel berbalik, kembali menghadap meja. Mengabaikan wanita yang terlihat salah tingkah.”Aku tidak ada maksud seperti itu.” Fernanda memijat kepalanya. ”Aku mau minta maaf karena sudah membuatmu marah. Aku--,”“Aku mengerti, pergilah Nanda!” sela Daniel dingin.Fernanda mengerjap, matanya memanas. Titik air mata mulai menetes di ujung pelupuk. la merasa sakit

  • Dua Hati Mencari Cinta   Friend's - 27

    Malam kian larut, udara sejuk dari pendingin ruangan di kamar Fernanda membuat sesi curhat antara Mama dan anak malam itu semakin serius. Fernanda sudah menyamankan posisi setengah merebahnya dengan tumpukan bantal menopang punggungnya yang lelah. Sementara sang Mama masih setia dengan duduk di pinggir ranjang, dekat dengan posisi Fernanda berbaring.“Harusnya, kalau memang kamu nggak siap untuk menjalin hubungan serius dengan siapa pun, jauhi. Jangan clatangi dia saat kamu sedih, dan berpaling saat kamu bahagia.”“Nanda nggak berpaling, Ma. Kama hanya teman biasa.”“Jelaskan pada Daniel kalau begitu.”“Sudah, dia nggak mau dengar.”“Karena kamu melakukannya setengah hati.” Jihan mendatangi anaknya, mengelus rambut lembut milik Fernanda. "Mama ingat dulu kalian bertiga selalu bersama. Kamu, Evan, dan Daniel. Keduanya sama baik dan menawan. Tapi, dari dulu Daniel memang menunjukkan rasa cin

  • Dua Hati Mencari Cinta   Friend's - 26

    Kamar yang sepi, hanya terdengar dengung pelan dari pendingin ruangan. Fernanda yang baru saja pulang dari kantor, tanpa mengganti baju lebih dulu, merebahkan diri di ranjang, Menatap nanar pada langit-Iangit kamar yang dilukis bunga-bunga warna krem lembut. Ada lampu kristal kecil tergantung di tengah-tengah.Tangannya terulur ke dahi, memijat lembut di sekitar kepala. Migrain yang ia rasakan dari tadi sore tak jua sirna meski ia sudah meminum obat. Segelas Teh Camomile hangat pun sudah diteguknya hingga tandas, namun peningnya tak kunjung mereda.Benaknya berpikir cepat tentang rapat tak berkesudahan, penyelesaian cepat dari satu masalah ke masalah lain, memastikan produksi lancar, hingga memikirkan tentang Daniel.Desahan resah keluar dari mulutnya saat pikirannya tertuju pada Daniel. Laki-laki yang selama dua tahun ini selalu berada di sisinya. Dia masih tak mengerti salahnya di mana, dan kenapa Daniel begitu emosi saat melihatnya bersama Kama. Padahal, itu

  • Dua Hati Mencari Cinta   Friend's - 25

    Evan mengernyit memandang istrinya. Tidak memperhatikan anak perempuan mereka yang kini bernyanyi keras sambil berkeliling ruangan dengan air mineral di tangan.”Kenapa kamu kasihan padanya? Apa kamu masih ada rasa buat dia?”Renata mengernyit, rnulutnya mencebik. ”Jangan ngaco, Sayang. Dia kan temanmu.”“Justru itu, cukup aku saja yang mengkuatirkannya. Kenapa kamu ikut-ikutan?””Lah, kamu cerita dan aku menanggapi. Kok kamu aneh?” sungut Renata tak percaya.Evan mengulum senyum, meraih istrinya dalam pelukan dan mengecup dahi Renata. ”Aku cemburu, nggak mau kalau istriku memikirkan laki-laki Iain.””Lebay tahu nggak?”“Biar saja, itu tandanya aku cinta. Bagaimana kalau nanti malam kita titipkan anak- anak di rumah Mama? Kita nikmati malam berdua?” bisik Evan di telinga istrinya.”Mesum,” balas Renata dengan tubuh menghangat. &ldquo

  • Dua Hati Mencari Cinta   Friend's - 24

    Daniel meletakkan foto kembali ke atas meja. Benaknya berpikir cepat tentang masa-masa muda mereka. Bagaiman mereka bertiga selalu bersama. Jika diingat lagi, memang apa yang dikatakan Evan itu benar. Fernanda dari dulu terkenal wanita yang tak mudah menyerah jika menginginkan sesuatu. Wanita yang tidak suka jika harga dirinya diremehkan.“Entah kenapa, akhir-akhir ini dia terlihat rapuh,” gumam Daniel lebih pada diri sendiri.Ruangan sunyi, kedua laki-laki tampan yang duduk berhadapan di sofa terdiam dengan pikiran masing-masing. Jika Daniel merasa tidak berdaya, beda dengan Evan yang terbebani rasa bersalah. Mereka memikirkan tentang satu wanita yang sama.”Bagaimanapun, ada andilku yang turut merusak dirinya. Aku sadar dan sama sekali tidak merasa bangga pada apa yang sudah kulakukan. Tapi, aku juga tahu kalau dia wanita yang kuat dan tegar. Tidak akan berkubang dalam duka dan kesedihan.” Evan berucap pelan, setelah jeda kesunyian yang

  • Dua Hati Mencari Cinta   Friend's - 23

    Daniel mengamati kantor Evan, yang tidak berubah dari terakhir kali ia datang. Meja besar, sofa kulit, dan Iemari-Iemari besar untuk menyimpan dokumen yang berdiri kokoh menempel dinding. Yang berubah hanya satu, kini banyak foto dalam pigura besar yang dipajang di dinding. la melihat ada Evan dan keluarga kecilnya. Serta foto bayi laki-laki Iucu dalam berbagai ukuran.Pandangannya beralih pada laki-laki tinggi yang sedang menuang kopi di cangkir dan menyerahkan padanya. Dalam balutan kemeja biru langit yang lengannya digulung hingga siku, serta vest abu-abu dan celana bahan yang senada, Evan tampak terlihat cerah dan bahagia.”Kamu terlihat berbeda,” ucapnya sambil menerima kopi.“Apanya?” tanya Evan balik.Daniel menyeruput kopi perlahan, menghirup aroma pekat yang menggiurkan. Masih sama seperti kebiasaanya dahulu, Evan selalu meracik sendiri kopinya untuk dihidangkan pada tamu-tamunya. Pernah terbersit dalam pikiran Daniel dulu

DMCA.com Protection Status