Share

32. Cara berdebat dengan benar

“Cinta? Cinta dari mana? Apa kamu nggak berpikir mungkin ini bisa jadi eksploitasi terhadap anak-anak?”

Ia mengkerutkan alis. Menegakkan punggung sambil memandangiku terheran-heran.

“Kok, eksploitasi, sih? Kamu nggak lihat anak-anak enjoy aja dalam melakukan aktivitas mereka? Memang anak-anak pernah ngeluh sama kamu kalau mereka dipaksa? Nggak, kan?”

Oke. Dari pertanyaan tegas tersebut aku jadi tersadar kalau Esa merasa tersinggung dan mungkin cara bicaraku tadi salah.

“Aku bingung sama kamu. Sebenarnya ada apa, sih? Kenapa kamu banyak mencurigai aku sampai sebegitunya? Jelas aku sayang banget sama anak-anak. Tato dan Toto pengen aku adopsi biar mereka nggak kena kekerasan lagi dari Ayah kandungnya. Kasihan. Tapi kamu malah berpikir mereka di sini dieksploitasi?”

Aku tahu aku salah. Tapi sedari kecil, aku tak pernah bisa mengatakan maaf kepada orang yang kulukai. Namun sebagai gantinya, aku bersedia terdiam untuk menerima celotehannya dan merasa terluka. Di sisi lain, aku masih sa
Sun🌅

<3<3<3<3

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status