Vika mulai terbiasa menjadi istri yang baik dari Riki suaminya yang manis.
Dia melayani Riki sepenuh hatinya, dia mulai belajar memasak dan mulai membuat menu favorit suaminya.
Riki dibuat terkagum-kagum pada Vika, saat vika sedang nonton televisi Riki hanya memandang wajah Vika sesekali dia menciumi kening Vika untuk menunjukkan betapa bersyukurnya Riki mendapatkan Vika.
"Vik, mas pengen cepat diberikan keturunan semoga kamu bersedia ya hamil diusia muda, mas gak sabar pengen liat calon anak kita kira-kira mirip siapa ya."vika dan riki bersamaan tersenyum dan penuh harap.
"Semoga ya mas mudah-mudahan Vika bisa cepet kasi mas anak."
" Iya kamu jangan terlalu capek, nanti mas carikan pembantu buat bantu kamu urus rumah jadi kamu hanya fokus kuliah saja, agar keinginan kita terwujud cepat ya."
" Gak usah mas, Vika bisa kok dan sama sekali gak capek..mas kan rajin banget Vika hanya bersih-bersih biasa aja sama masak b
Vika terus menangis dan memohon kepada Angga agar tidak melakukan perbuatan yang keji kepadanya. Tetapi angga sepertinya sudah dikuasai nafsu setannya, dia melakukannya kepada Vika dia memperkosa wanita yang sudah bersuami itu. Vika terus memohon dan mengingatkan Angga bahwa dia telah memiliki suami dan diapun juga sudah menikah dan memiliki istri. Tetapi seperti tidak mempedulikan apapun dia melanjutkan permainannya tanpa pedulikan tangisan dari vika. Angga tetap melanjutkan sampai dia selesai mengeluarkan kepuasan yang dia inginkan. Sementara Vika hanya menangis sejadi-jadinya, dan Angga mengembalikan bajunya dan berkata " pakai saja bajumu sebelum ada yang datang kesini, kalau kamu mau diajak kerjasama harusnya semua ini tidak akan diketahui pasangan kita, bukannya kita sudah sama-sama menikah, apalagi yang kamu takutkan Vik.." "Tidak akan ada bekas apa-apa dan jika nanti kita beruntung kita akan dapat
Vika pucat dan mulai mual-mual, dia pikir dia terkena penyakit lambung karena terlalu tertekan memikirkan malam itu. Hari ini Riki pulang kerumah dia terkejut melihat Vika yang seperti kusut dan pucat sekali, Riki juga melihat Vika mual-mual beberapa kali , Riki memaksanya ke dokter tetapi Vika menolak dia bilang ini hanya masuk angin Biasa. Vika melayani Riki seperti layaknya istri biasanya, menyiapkan makan dan membereskan barang bawaannya saat pergi kemarin, walau terkadang dia berlari karena tidak kuat menahan mualnya. Riki bilang jika besok masi tetap mual Vika harua kedokter, lalu vika setuju. Malam itu Riki Sangat merindukan Vika dia ingin mendekap dan menyalurkan hasrat lelaki yang biasanya sudah tidak bisa ditahan bila tidak bertemu istrinya beberapa hari, tetapi Vika berusaha menghindar dan sesekali menangis diam-diam, Riki memakluminya karena dia pikir Vika sedang sakit , tetapi anehnya hanya mem
Satu bulan berlalu tetapi Vika tetap menjauh dari Riki, hari ini tepat satu bulan sejak ke dokter bulan lalu, itu artinya hari ini waktu kontrol bulanan ke dokter kandungan untuk mengetahui perkembangan kehamilan Vika. Selama satu bulan kemarin Vika hanya mengalami mual dipagi hari ,sesekali orang tuanya datang membawa kan makanan kesukaan Vika, mertua Vika juga rutin mengunjungi nya, Vika terlihat lemah dan semua keluarga menganggapnya bawaan kehamilan dan memninta Riki untuk sabar dan menerima keadaan Vika. Riki yang sudah sangat khawatir tentang keadaan Vika sangat tidak sabar untuk mengunjungi dokter kandungan,sudah banyak pertanyaan dibenak Riki tentang kehamilan Vika yang sama sekali tidak mau bersentuhan dengannya, saat sesekali Riki bertanya dan memaksa mendekati Vika selalu menangis sehingga membuat Riki panik. Apa benar semua ini karena kehamilannya atau ada faktor lain yang membuat Vika stress..
Sari menghubungi Riki dan menyarankan Vika untuk dibawa ke psikiater. Riki takut vika menolak jadi Riki meminta sari yang mengajak nya. Sari mengunjungi Vika kerumah dan mengajak ny untuk pergi ke psikiater, tetapi vika menolak dan terlihat ketakutan, sari benar-benar bingung. "Vika ayo bilang ini ada apa? Jangan siksa dirimu sendiri vik, kasian anak kamu kasian suami kamu, sampai kapan kamu menjauh dari dia, dia baru kenal kamu dia takut untuk bertanya kekeluarga kamu, takut orang tua kamu khawatir." "Aku malu sama Riki sar.. aku ini kotor..." Dia menangis sambil memukul-mukul dirinya. "Kenapa kamu bilang kamu kotor apa ada yang nyentuh kamu selain Riki". Vika mengangguk sambil menangis, " siapa vik? Bagaimana bisa?" Vika menangis sejadi-jadinya tetapi sari tanggap memeluknya dan menenangkan.. Riki yang ada dibalik pintu menitikan airmata tetapi dia hanya diam mendengarkan dan melihat dari k
Vika tertunduk malu, dia merasa dirinya begitu menjijikkan dihadapan Riki yang sempurna, vika bahkan menganggap dirinya tidak pantas lagi untuk menjadi pendamping Riki. "Mas, mas bisa ceraikan aku kalau mas mau, tapi sungguh aku tidak pernah berselingkuh dibelakang kamu mas, anak ini juga aku jamin anak kamu, karena saat kejadian itu kemungkinan aku sudah hamil mas." "Sudah vik, mas tidak pernah meragukan kamu, apalagi anak kita." Riki berusaha memeluk Vika tetapi vika mundur dan menolaknya. "Jangan mas aku ini kotor. Kamu pantas mendapatkan gadis lebih baik dari aku." "Sudah vik,cukup mas tidak mau dengar lagi kamu mengucapkan ini, mas janji dia akan membayarnya !" "Apa yang bisa kita lakukan mas, dia bilang semua orang tidak akan pernah percaya jika dia akan memaksakan kehendaknya dan dia bilang pasti semua orang mengatakan kita berselingkuh karena sebelumnya kita adalah pasangan kekasih ." " Pasti kita akan menemukan caranya,
Sari sebagai sahabat benar-benar tidak terima akan tindakan Angga. Dia mencarinya dikampus, bermaksud untuk menegurnya.. Saat ingin memasuki ruangan Riki yang sedang ada dikampus melihat Sari berjalan begitu cepat dia terlihat sangat bersemangat, Riki sudah curiga dan langsung menghentikan langkah Sari,, "Mau kemana sar?" "Saya mau cari Angga pak,saya sungguh tidak terima dengan perlakuan nya." "Jangan gegabah Sar, kalau kamu menegur dia sekarang dia akan tau keadaan kita semua yang telah tau perbuatan nya, dan dia pasti akan berbangga diri tentang kita yang tidak memiliki bukti dan tidak berbuat apa-apa untuk membela Vika, atau bahkan dia pikir saya akan membiarkan begitu saja tentang perbuatan nya." " Saya mau dia mempertanggungjawabkan perbuatannya dan saya akan mengumpulkan bukti lengkap sehingga dia tidak mudah lepas dengan jaminan apapun." Sari mengerti perkataan Pak Riki. Tetapi benaknya begitu marah sekali kepada Angga,
Riki memikirkan berbagai cara untuk membuat Angga mempertanggung jawabkan tindakannya, tetapi kondisi Vika yang sedang hamil membuat Riki menahan diri, Riki takut Vika akan mengalami stres. Terlebih jika keluarganya atau bahkan teman-teman mereka mengetahui semua ini. Riki menemukan ide yang mungkin akan berhasil membuat Angga masuk buih. Tetapi idenya ini membutuhkan ijin dari Vika, sementara Riki tau Vika tidak akan menyetujui ini. Riki memutuskan untuk berdiskusi pada Sari, setidaknya jika Vika tidak setuju Sari akan membantu nya untuk membuat Vika setuju. Mereka bertemu dikafe sebelah kampus, karena Riki masih memilik beberapa jadwal mengajar lagi. Merekapun mulai membicarakan masalahnya "sekarang saya butuh bantuan kamu sari,.." "Bantuan apa pak?" " Saya mau menjebak Angga dan membuat nya masuk penjara." "Bagaimana caranya pak, bukannya kita tidak punya bukti?" "Sebetul
Malam itu adalah malam yang ditunggu oleh Riki, setelah ia berhasil meyakinkan Vika bahwa dia ada seminar mendadak lagi, awalnya Riki menawarkan ibu Vika untuk dihubungi dan menemani Vika walaupun sejujurnya Riki ingin Vika menolaknya, dan syukur lah Vika memang menolaknya. Riki terpaksa tidak memberi tahu Vika rencananya untuk menjebak Angga karena ia takut Vika akan menentangnya dan akan membuat masalah ini semakin larut. Riki sudah menyiapkan dengan teliti bahkan jadwal mengajar sudah diatur seperti saat dia ada kunjungan seminar sebelumnya. Riki begitu yakin Angga akan mengulangi perbuatannya, dan benar saja malam.itu Angga yang menaiki motor berwarna hitam memarkirkan motornya didepan pintu gerbang. Dia menyelinap masuk dengan santainya seakan sudah menguasai rumah yang bukan miliknya itu. Dia berjalan dan menuju pintu rumah yang sengaja tidak dikunci, karena Riki sudah menghubungi pemban
Mereka tiba dikosan lama Angga, mereka memutuskan Vika masuk sendiri, tetapi kedua lelaki itu berjaga didepannya. Tok tok tok "Angga aku tau kamu ada didalem, bukain ya." " Kamu sama siapa?" Suara dari balik pintu. "Aku sendirian." Klek.. pintu dibuka, Vika segera memasuki kamar dan melihat sekeliling kamar, dia terkejut melihat semua dinding yang penuh dengan foto Vika, seingat Vika dulu kamar ini bersih dan nyaman. Kenapa sekarang jadi suram dan semua dinding diisi dengan foto nya, benak Vika. Apakah Angga begitu mencintainya hingga seperti terlihat frustasi berat. Lalu Vika melihat Amira yang sedang tertidur pulas dan dia melangkah ingin mengambil anaknya, lalu tiba-tiba pintu tertutup rapat dan seseorang memeluk nya dari belakang. "Aku kangen kamu sayangku." Itu Angga yang sudah hilang akal. "Angga kamu kenapa jadi gini sih ngga, lepasin aku ini istri orang! " "Sem
Saat Vina perjalanan pulang kerumah Vika tanpa mereka sadari Angga mengikuti dibelakang mobilnya.Tepat saat Rendi turun dan membuka gerbang, Angga mengetuk pintu mobil Vina, Vina dengan polosnya membuka kaca mobilnya, lalu Angga menarik paksa Amira yang ada digendong an Vina.Vina menjerit... tetapi Angga begitu gesit , menggendong Amira dan segera mengemudikan mobilnya lalu Rendi yang panik mendengar teriakkan Vina segera berlari mengejar mobil masnya itu.Tetapi mereka kehilangan jejak, Rendi berusaha menghubungi Angga tetapi tidak ada Jawaban, dia juga berusaha menghubungi mbak iparnya tetapi juga tidak diangkat.Mereka memutuskan mencari ke apartemen Dewi, saat mereka mau berangkat Vika datang dan segera menghentikan jalan mereka lalu bertanya Amira,Vina menangis tak tau lagi mau alasan apa kepada mbaknya.Vina menceritakan detail dari awal dia bertemu Angga, dia jug
Drtt drtMas Angga : Sudah sampai? bagaimana anakku?Mas Angga : Aku kangen banget bisa gak aku ketemu, usahain ya ren,Mas Angga : Mas percaya sama kamu.Rendi : siap mas tunggu kabar yaRendi mendapat chat dari Angga, dan segera membalasnya, Vina yang sudah sangat curiga tidak bisa menahan mulutnya untuk tidak bertanya."Mas, chatting an sama siapa? Mas Angga??""Kok kamu tau Vin, ngintip ya, " goda Rendi kepada Vina yang terlihat serius" Mas deket banget ya sama mas Angga,kemarin aku tidak sengaja baca notifikasi dari Mas Angga, apa Sekarang juga chat dari mas Angga?"" Iya, Mas Angga kan sodaraku satu-satunya, ya pasti kita deket banget, oiya mas Angga dan mbak Dewi suka banget loh sama Amira, kira-kira bisa nggak ya kamu ijin ajak amira jalan-jalan sebentar terus kita mampir apartemen mbak Dewi, gimana? Pasti mereka seneng banget, kasian mbak sama mas pengen banget cepet punyak baby.""Ad
"Amira ini kok gak mirip kamu sama Riki ya Vik," celetuk Angga."Mungkin mirip kakek neneknya mas," ucap dewi yang sudah disamping Amira dengan mengelus-elus pipi Amira yang gembul."Oiya mungkin aja, ya udah kami pamit ya terimakasih." Ucap angga."Doain cepet nular ya, sambil mencubit pipi Amira, "semoga kita bisa jadi keluarga yang baik dan melupakan salah paham dimasalalu ya" ucap dewi sambil menyalami Vika."Aamiin ." Jawaban Vika singkat dengan senyum ringan.Setelah mereka menghilang dari pandangan nya Riki menepuk bahu Vika."Sabar ya sayang, jangan terlalu dipikirin, kamu udah berhasil sabar, aku bangga."" Sabar apanya mas,dia bilang kesalah pahaman dimasalalu, kesian banget isterinya percaya sama lelaki bejat gitu.""Mungkin dia hanya cari topik obrolan biar bisa ngobrol sama kamu."" Hadeh, liat mukanya aja aku males apalagi ngobrol, harusnya mereka menghindar aja gak usah ajak omong aku."" Ya udah-ud
Setelah prosesi lamaran kemarin, kedua keluarga setuju untuk segera melangsungkan pernikahan.Kedua belah pihak setuju melangsungkan pernikahan nya dibulan ini bulan yang sama dengan lamaran hanya berjarak tiga minggu.Walaupun terlihat seperti sangat terburu-buru, mengingat Vina yang telah mengandung duluan Ibunya takut perutnya semakin membesar , khawatir omongan tetangga.Acaranya juga dibuat seringkas mungkin, acara akad dan resepsi sederhana untuk mengundang para kerabat, teman-teman sekolah dan tetangga saja.Setiap hari Vika menyempatkan mampir ke rumah ibunya untuk sekedar membantu keperluan pernikahan, walaupun tak banyak yang bisa dia bantu karena sudah repot dengan si mungil Amira.Sedangkan Angga tetap saja mengganggu Vika, ada saja yang dia mau tanyakan seputar urusan adik mereka yang akan segera menikah, setiap hari dia menelepon Vika seolah-olah ada masalah y
Tamu yang dinanti akhirnya tiba, tak banyak rombongannya hanya 2 mobil , mereka hanya membawa keluarga inti dan sodara dari ibu dan bapaknya saja, sepupu ataupun keponakan jauh tidak ada yang ikut menghadiri, mungkin menunggu hari pernikahan baru semua keluarga besarnya akan hadir.Vika gemetar melihat Angga yang datang dengan istrinya tersenyum seperti pasangan serasi, Riki menggenggam tangan Vika dan membisikkan kata-kata agar Vika tenang.Vika berusaha tegar dan juga memberikan senyum palsunya kepada semua tamu, sehingga suasana jadi hangat, walaupun semua keluarga Vika yang tau akan perbuatan Angga melihatnya sedikit kesal, tetapi demi Vina semua orang berpura-pura seakan tidak ada apa-apa.Acara berjalan lancar , sampai Amira yang sedang tertidur menangis, lalu Vika membawanya menyalami tamu yang sedang berpamitan pulang." Ya Ampun lucu banget anaknya, ucap dewi istri Angga yang sudah mendambakan kehadiran anak. Anggapun menoleh
Vika terus kepikiran dengan kata-kata ibunya sebelum ibunya pulang ke rumahnya sendiri."Kamu harus legowo nak, kamu harus bisa memaafkan ,mencoba melupakan masa kelam, orang yang mau memaafkan kesalahan itu adalah orang yang mulia, meskipun ini berat tetapi kamu harus berusaha, untuk dirimu sendiri, untuk adikmu Vina, agar semua berjalan seperti seharusnya."Sore itu Vika dan Riki berdiskusi tentang nasehat ibunya, Riki setuju walaupun dia sendiri terluka dengan kejadian yang menimpa isterinya, tetapi dia berpikir lebih tentang masa depan Vina, kasian Vina jika harus membesarkan anak seorang diri."Aku akan jaga kamu terus, kamu jangan takut aku tau kamu kuat sayang, ayo kita perbaiki semuanya kita harus berdamai dengan diri kita sendiri."Vika yang sudah bersiap dengan ponsel ditangannya, menjadi yakin untuk segera menghubungi Angga."Assalamualaikum Vik, ada apa?""Bisa-bisanya kamu bilang a
Vina segera menghubungi Rendi dan memintanya untuk datang kerumah Vika.Tetapi Rendi bilang dia tidak bisa karena ada keperluan.Vina merasa ada yang aneh, kemarin-kemarin Rendi begitu perhatian bahkan dia yang menawarkan diri untuk datang kerumah tetapi justru Vina yang belum siap, tetapi kenapa sekarang seperti menghindar."Gimana, dia bilang apa? Lelaki yang kamu bilang baik itu bilang apa? " Nada Vika menjadi meninggi, ibunya menepuk bahu Vika mengingat kan untuk lebih sabar."Dia bilang gak bisa mbak, ""Telepon lagi mbak mau ngomong."Vina menekan telepon dan memberikan nya ke Vika."Hallo saya Vika kakakny Vina, Saya minta kamu datang kerumah ada yang mau saya bicarakan,""Maaf mbak, kalau mbak mau saya datang mbak minta ijin dulu sama kakak saya, karena saya dilarang berhubungan lagi sama Vina , jika ada yang memaksa saya, kakak saya bilang ,orang itu harus hubungi kakak sendiri.""Bag
Waktu begitu cepat berlalu, sudah satu bulan Riki bersama keluarga kecilnya berkumpul dirumah mereka, hari ini 40hari lahirnya Amira, sesuai tradisi diadakan acara.Mereka tidak mengundang banyak orang, hanya keluarga dan beberapa sahabat yang sangat dipilih untuk menghindari acara itu,Orang tua Riki yang baru saja melihat cucunya menangis haru, Amira adalah cucu pertama dari keluarga Riki, karena Riki anak tertua dan baru menikah.Sedangkan ibu Vika menangis teringat mendiang Ayah Vika yang sangat ingin Vika cepat menikah karena ingin cepat punya cucu, sayang Allah lebih mencintainya.Acara berlangsung hikmat dan semua orang berbahagia, lalu ada yang menarik perhatian tiba-tiba Sari membisikkan sesuatu kepada Vika.Vika terlihat panik dan segera menuju kamar mandi, Vika diberi tahu Vina mual-mual parah, sudah lama di kamar mandi tidak keluar, Vika panik."Kamu kena