Beranda / Romansa / Dosen Pembimbing Itu Suamiku! / Bab 97 - Hubungan Ana dengan Daniel?

Share

Bab 97 - Hubungan Ana dengan Daniel?

Penulis: Skyworld 04
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Happy Reading Semuanya!

Ana menaruh makanan tepat di hadapan Daniel yang hanya memasang wajah bingung, sudah empat kalinya dalam satu hari perempuan cantik yang menjadi rekan dekat dari kekasihnya tampak menjamu makanan di ruang kerjanya. Keadaan Kevin memang sedang memburuk dan dalam keadaan buruk, tidak ingin stress maka inilah yang dilakukan oleh Ana untuk mengusir kebosanan.

“Kapan Eva akan kembali? Aku merindukan dia,”ungkap Ana sembari duduk di kursi berhadapan dengan Daniel.

“Urusannya belum selesai dan kebetulan mantan suaminya belum sadar, mungkin Minggu depan. Aku juga merindukan bayi kecil Ansell, dia bertambah gemuk sekarang.” Ana terdiam membayangkan bayi menggemaskan itu. Keponakannya yang lucu dan membuatnya bahagia.

Daniel memperhatikan tempat makan yang ada di depannya, entah apalagi yang dibuat oleh Ana. Dia yang memenuhi nutrisinya selama Eva tidak ada disini.

“Kamu membuat apalagi? Apakah tadi tidak cukup?” tanya Daniel.

Ana menghela napas kasar, “Aku bosan d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 98 - Melakukan Sesuatu Yang Salah (21++)

    Happy Reading semuanya! Hubungan mereka mendadak canggung, ini memang salah Daniel karena memiting Ana dan salah Ana juga yang memancing lelaki seperti Daniel. Mereka salah dan dua-duanya merasa bersalah. “Kalian kenapa? Bukankah sebelumnya kalian saling goda? Kenapa sekarang malah menjadi batu? Ayo temani aku minum, aku sudah mengundang Joshua kemari.” Ana hanya menghela napas pelan dan mengangguk memang salah mereka sampai seperti ini. Sepertinya ketika Eva pulang nanti dia harus meminta maaf pada temannya itu. Bagaimana bisa dirinya begitu bodoh dengan memeluk lelaki yang sudah menjadi kekasih orang lain. Dan bagaimana bisa Daniel tampak begitu menyebalkan dan membuatnya menjadi seperti ini. Pandangan mereka berdalih pada pintu rumah mereka yang terbuka, menampilkan Joshua yang menjadi teman tapi mesra dari Lusi. Ana tidak tahu menahu tetapi hanya secuil itu yang bisa ia ketahui karena curhatan dari Lusi. “Kenapa kalian hanya diam-diam saja? Apa ada sesuatu yang aku lewatkan?”

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 99 - Zaidan Sadar

    Happy Reading Semuanya! "Morning... Om dan Tante," Panggilan untuk orang tua Zaidan telah berubah, Eva tidak bisa memanggil lagi sebutan keduanya dengan panggilan dulu seperti Mami dan Papi. Tatapan kecewa itu ada, tetapi mereka mencoba untuk menghargai tentang keputusan Eva dan ingin melakukan yang terbaik pada kesembuhan Zaidan juga. Eva menjadi lebih rajin hadir dengan membawa Ansell sebagai upaya Zaidan agar sadar. Skin to skin mereka lakukan, bayi tampan itu sudah tahu jika saat ini ia berada di pelukan ayahnya. "Sudah makan? Kalau belum ingin makan apa biar Mami pesankan?" tanya perempuan paruh baya itu membuat Eva tersenyum tipis. "Enggak perlu Tante, tadi di rumah sudah makan sama Mama dan Papa. Nanti siang juga Mama akan datang kemari membawa makan siang," jawab Eva sembari memberikan Ansell pada lelaki yang bersedia menggendong putranya. Ansell benar-benar tumbuh dengan baik. Dia anak yang pengertian dan tidak menyusahkan orang-orang meskipun sedang sakit, bocah lelaki

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab - 100 Sudut Pandang Zaidan

    Happy Reading Semuanya!“Mas, kenapa enggak tidur? Ini sudah jam 2 malam,”Eva benar-benar tidak mengerti kenapa lelaki yang menjadi mantan suaminya masih membuka matanya dan sibuk memperhatikan dirinya bukan beristirahat. Posisinya yang sakit disini adalah lelaki itu bukan dirinya kenapa Zaidan masih membuka matanya.“Kenapa? Mas ada yang sakit?” tanya Eva sekali lagi.Kepala Zaidan menggeleng dan menarik Eva kedalam pelukannya saat ini satu anak itu menghampirinya, Eva sama sekali tidak melarang lelaki itu memeluknya. Ia juga masih merindukan Zaidan yang semakin terlihat tampan.“Mas masih merindukan kamu,” ungkap Zaidan.“Mas bisa melakukannya besok, aku juga masih ada disini. Ansell juga ada disini, kami enggak akan pergi. Sekarang mas tidur disini posisinya mas sedang sakit... jadi lebih baik istirahat dulu. Kita bisa melakukannya besok lagi,”Zaidan menggeleng, ia masih merasa jika ini adalah mimpi dan maka dari itu ia tidak ingin bangun dalam tidurnya.Mereka tampak saling tatap

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 101 - Harus Gimana?

    Happy Reading Semuanya! Eva memperhatikan Rendi yang duduk terdiam tanpa mengatakan sepatah kata apapun di kursi tempat biasanya ia menunggu. Zaidan juga baru saja terlelap tidur setelah mengkonsumsi obat, lelaki itu begitu gila dengan tidak tidur karena begitu takut ia akan pergi bersama Ansell. Pada ia sama sekali tidak memiliki niatan untuk pergi sedikitpun. “Mas Rendi,”panggil Eva. “Iya, kenapa?” Eva mengatupkan bibirnya sembari menghela napas pelan memperhatikan lurus dinding yang ada di depannya itu. “Sebenarnya aku harus gimana? Aku bingung dengan yang aku lihat sekarang ini. Semuanya buat aku bimbang,” ungkap Eva pelanRendi menatap bingung Eva yang ada di sebelahnya, ia bingung kenapa Eva bicara seperti ini. “Nyonya kenapa harus bingung dan kenapa bimbang?” tanya Rendi “Kehidupan dengan mas Zaidan. Apalagi sekarang Kak Livy juga menghilang, dia pergi kemana sebenarnya? Bukankah dia masih menjadi istri dari Mas Zaidan? Mereka belum bercerai dan aku enggak bisa terlalu l

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 102 - Pamit Pergi ke Swiss

    Happy Reading Semuanya!Kepulangannya menuju Swittzerland semakin dekat, ia sudah menyiapkan semua barang untuk kembali tanpa sepengetahuan dari Zaidan. Dan sekarang adalah waktunya, ia akan kembali setelah berpamitan dengan Zaidan dan menunggu Daniel menjemputnya untuk kembali ke rumah. Ini adalah kali terakhir ia fokus melihat Zaidan, orang tercintanya dan ayah dari anaknya. Ia harus membuat kakaknya kembali, harus ada yang menjaga Zaidan selain dirinya. Tatapannya benar-benar tidak lepas dari lelaki yang ada di depannya itu. Mantan suaminya bisa memakan makanan di depannya dengan lahap, lelaki itu tidak seperti orang sakit. Tangannya mengusap lembut kepala Ansell yang tertidur di dalam pelukannya, bocah lelaki tampan itu baru saja menyusu pada dirinya.“Kamu enggak mau makan lagi? Mau mas belikan pizza? Kamu pasti lapar lagi setelah menyusui Ansell. Kamu mau pizza? Pasta?” tawar Zaidan.“Apakah ada orang yang makan pizza dan pasta di pagi hari? Ini baru jam 8 pagi dan mas sudah me

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 103 - Pulang Ke Rumah

    Happy Reading Semuanya! Tidak banyak pembicaraan antara Daniel dengan Eva semenjak berpamitan dengan keluarganya dan lelaki yang menjadi mantan suaminya, mereka lebih banyak diam tanpa mengatakan sepatah kata apapun. Daniel juga terlihat sibuk mengurus Ansell dan membiarkan dirinya dalam ambang lamunan dirinya sendiri. Ia sibuk memikirkan bagaimana wajah Zaidan saat ia pergi. Zaidan meminta dirinya untuk tetap tinggal dan membiarkan mereka kembali ke posisi awal dimana mereka saling mencintai, Eva tidak bisa seperti itu. Jika ia melakukannya, bagaimana dengan Daniel? Bagaimana dengan kehidupan barunya? Bukankah jika pergi ke arah Zaidan, makin banyak orang yang tersakiti. Sudah cukup mereka berdua yang merasakan luka sendiri. Kehidupannya benar-benar jungkir balik sekarang ini dan membuat ia bingung serta bimbang. "Apa kamu mau makan?" Eva tidak menjawab perkataan dari Daniel. "Baby," panggil Daniel Lelaki itu mengusap pipi perempuan yang ada di sebelahnya itu. "Eva, apa yang

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 104 - Rahasia Baru Terbongkar

    Happy Reading Semuanya! Helaan napas terdengar disana dengan tatapan yang sulit di jelaskan, Eva terlihat sedang menginterogasi kedua orang yang tampak menyembunyikan bangkai dan tercium begitu menyengat. Ia mencurigai keduanya dan perasaan itu tidak berubah. “Kalian benar-benar aneh, apakah ada sesuatu yang kalian sembunyikan? Atau kalian sedang merencanakan sesuatu bersama tanpa ingin aku tahu? Minggu ini tidak acara ulang tahun atau apapun, kalian ini kenapa?” Tatapan Eva menyipit memandang kedua orang yang sejak tadi tampak terdiam dengan gelagat aneh. Eva bisa menyadari jika memang ada yang aneh dengan Daniel bahkan saat lelaki itu tiba, seperti ada perasaan bersalah atau perasaan takut menyakiti. padahal biasanya kekasihnya itu akan menjadi banyak bicara terkait dengan kesehatan Ansell ataupun dirinya. Meski itu hanya perasaan Eva, tetap saja ia harus berterus terang. Mereka sudah tiba di rumah beberapa jam lalu, bahkan Kevin yang baru saja kembali setelah perawatan panjang

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 105 - Kembali Ke Kesempatan Awal

    Happy Reading Semuanya!Semenjak pembicaraannya beberapa jam lalu, kini Eva tampak terdiam di kamarnya. Perempuan ibu satu anak itu sibuk mengamati wajah bocah lelaki yang tertidur nyenyak, hanya Ansell yang bisa tertidur dengan nyenyak bahkan tanpa beban. Bagaimana bisa nasibnya menjadi seperti ini, ia pikir bisa bahagia dengan orang pilihannya. Tapi kenyataannya sekarang, ia hanya berbahagia dengan anak kecil di depannya.Apakah ia memang memiliki nasib seburuk ini? Tangannya mengusap pelan wajah putranya, anaknya semakin tenggelam dalam tidurnya.Ana memperhatikan rekannya yang hanya terdiam tanpa kata, tatapannya mendadak sedih. Seharusnya ia tidak terpengaruh saat itu, seharusnya ia sadar jika Daniel adalah kekasih dari sahabatnya dan Eva baru saja merajut kebahagiaan barunya. Ada perasaan bersalah dalam hatinya.“Eva, boleh gue masuk?”Kepala Eva mengangguk mengiyakan perkataan dari Ana barusan.Langkahnya berjalan pelan menghampiri rekannya yang hanya terduduk manis di sana me

Bab terbaru

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   BAB 127 - EXTRA PART

    Happy Reading Semuanya! Ini adalah pernikahannya yang kedua dan perasannya masih sama. Dadanya berdegub sangat cepat memandang cermin di depannya, mungkin dulu bukan pernikahan yang membahagiakan untuknya tapi sekarang ini adalah sesuatu yang membahagiakan untuk Eva karena menikahi orang yang dicintainya. Eva terkekeh geli mengingat masa lalunya, ia dulu pernah bersumpah tidak akan mencintai Zaidan. Justru sekarang ia malah cinta mati pada lelaki itu, memang ucapan sama sekali tidak bisa dijaga. "Kamu kenapa?" tanya Livy. "Bukankah ini sangat lucu?" Livy menaikkan sebelah alisnya sembari menggendong bayi yang merupakan anak dari adiknya, ia tidak mengerti dengan perkataan sang adik saat ini. "Kenapa?" tanya Livy lagi. Bibir Eva tersenyum manis, "Dulu kita berkelahi hanya karena satu laki-laki, dulu aku sangat membenci dengan Mas Zaidan dan sekarang aku malah cinta mati sama dia." Livy tersenyum mendengar perkataan dari sang adik barusan. Setelah diingat kembali ini memang san

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 126- Happy After Ever (TAMAT)

    Happy Reading Semuanya! Kecupan itu semakin mendalam dan tidak peduli tempat. Mungkin orang yang melihatnya juga memahami apa yang terjadi dengan pasangan yang sedang dimabuk cinta itu. Ini adalah kebahagian mereka setelah melewati kenangan pahit yang menyerang mereka. Sudah dua minggu semenjak kehadiran Eva di rumahnya, kini rumah yang sempat suram karena karangan bunga dan berita kesedihan berubah menjadi sesuatu yang membahagiakan dan tidak menyangka jika akan mendapatkan kebahagian baru yang tidak pernah mereka sangka. "Ampun deh kalian! Bisa enggak sih kalau kalian melakukan itu di kamar saja? Bagaimana pun kalian harus menghormati orang tua disini." Kecupan mereka terlepas sembari memperhatikan ibu dari Zaidan yang kini meninggalkan mereka berdua untuk menghampiri cucu kesayangannya. Ibu dari Eva sendiri hanya terkekeh geli melihat adegan kedua anaknya. Zaidan tidak peduli, ini adalah hal menyenangkan untuknya dan membahagiakan di setiap

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 125 - Dia Kembali

    Happy Reading Semuanya! Jika ini adalah mimpi, maka jangan bangunkan Zaidan untuk saat ini. Sudah lama ia tidak memimpikan orang yang dirindukannya selama beberapa bulan belakangan ini. Ini adalah mimpi terindah yang pernah Zaidan rasakan setelah beberapa bulan ia mengalami perasaan kehilangan, air matanya mengalir dengan deras tanpa bisa ia cegah sama sekali. Eva muncul di mimpi tidur siangnya. Tidak! Ini bukan mimpi tidur siangnya. Hawa panas dan banyak mahasiswanya yang memperhatikannya, berarti ini sungguhan bukan hanya lamunannya semata. Orang yang dicintainya ada di depan matanya, semuanya terasa nyata, ini bukan hanya khayalan sematanya kan. Dia kembali... Orang yanng dicintainya kembali berada di depan matanya. Zaidan tidak ingin melewatkan mimpi indah ini sedikitpun. Lelaki dengan wajah tampan itu terlihat berlari menghampiri perempuan yang ada di depannya itu, memeluk perempuan yang kini membalas pelukannya tidak kalah er

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 124- Dosen Pembimbing itu Suamiku!

    Happy Reading Semuanya! "Selamat siang, Prof." Bibirnya hanya melengkung membentuk senyuman tipis menanggapi sapaan dari mahasiswanya. Langkahnya berjalan memasuki ruangannya setelah hampir dua jam ia mengajar di dalam kelas, tatapan matanya mengarah pada meja kerjanya yang menampilkan foto orang tercintanya. Zaidan belum bisa move on atas semua yang sudah terjadi pada keluarga kecilnya. Zaidan tidak mencoba untuk melupakan, perasaan kehilangan dan ketakutan itu masih terasa. Lelaki itu juga masih sering meridukan Eva yang sama sekali tidak pernah hadir dalam mimpinya ataupun bayi mungilnya, padahal Zaidan amat sangat berharap jika ia bisa melihat keduanya meski dalam mimpi. "Sayang, ini sudah tiga bulan berlalu." Lelaki yang kini sibuk mengamati foto kebersamaan mereka sewaktu liburan hanya bisa menghela napas pelan, ia tidak menyangka jika sudah menghabiskan waktu yang lama untuk merelakan Eva. Sebenarnya sekarang pun ia belum merelakan kepe

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 123 - Kesedihan Mendalam

    Happy Reading Semuanya! Tubuhnya benar-benar lemas, ia tidak menyangka jika dalam waktu singkat harus mendapatkan kabar menyakitkan seperti sekarang ini. Menurut Zaidan ini adalah karma karena dulu membuat sakit hati Eva yang tidak terlampiaskan, tetapi yang ia rasakan karmanya terlalu berat. "Apakah ini karma untuk saya Eva?" bisik Zaidan. Zaidan tidak mendapatkan kabar apapun setelah kepulangannya dari bandara setelah menunggu hampir tiga jam lebih demi mendengar kabar terkait orang tercintanya. Orang tuanya yang menyusul ke TKP juga belum memberi kabar apapun. Air matanya terus mengalir tanpa bisa Zaidan cegah, pembuktian jika Eva adalah cinta sejatinya. Lelaki yang merasa dunianya hancur hanya bisa terdiam memperhatikan ruang utama rumahnya sekarang ini, matanya sudah bengkak karena terlalu lama menangis. Kepalanya menunduk, air matanya kembali mengalir karena harapannya mendadak pupus. Harusnya malam ini mereka bisa tertawa bersama sembari menimang anak mereka, tapi kenyatan

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 122 - Kecelakaan

    Happy Reading Semuanya! Waktu yang ditunggu olehnya akhirnya datang juga. Saat ini mungkin Zaidan memang masih bersedih, tapi ia juga tidak ingin berlangsung lama. Masih ada lagi hal yang perlu ia kerjakan, dan air matanya terasa kering. Zaidan tidak bisa melampiaskan begitu saja. Lelaki itu yakin kalau ia bisa menangis dengan lega nanti, bersama orang tercintanya yang lebih tahu tentang kejadian meninggalnya kerabat dekatnya itu. Untuk sekarang ia harus menyiapkan diri dengan bahagia karena Eva akan kembali ke pelukannya. Rumahnya sudah di dekor ulang dengan keadaan steril tidak ada debu, agar anaknya dan orang tercintanya bisa hidup dengan layak di rumah mereka saat ini. Rumah penuh dengan kenangan, Zaidan juga sudah menyetok persiapan makanan untuk menyambut keduanya. Hatinya berdegub kencang tidak karuan. "Mass ingin segera bertemu kamu sayang, menunggu cerita yang akan kamu lontarkan untuk Mas." Zaidan sudah mendengar kabar jika istri dan anaknya saat ini sedang transit di Si

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 121- Memory Kenangan

    Happy Reading Semuanya!Zaidan belum berpamitan dengan layak pada temannya itu, ia merasa menjadi teman yang buruk. Kevin selalu ada untuknya bahkan untuk orang tercintanya, tetapi kenapa ia selalu melewatkan hal terburuk dari temannya. Kevin memang pandai menyembunnyikannya, lelaki itu sangat ahli dalam menyembunyikan perasaan. "Lo enggak pernah berubah," bisik Zaidan. Lelaki itu sangat ingat bagaimana temannya menyembunyikan sesuatu yang besar bahkan perihal untuk membayar sekolah, lelaki dengan nama Kevin itu sampai rela bekerja banting tulang membersihkan piring sampai menjadi pelayan toko 24 jam demi membayar sekolah. Kevin bisa saja memanfaatkannya untuk membantu membayar, tapi lagi-lagi lelaki itu melakukan sesuatu yang berat seperti itu. Sebagai teman tentu ia merasa sangat jahat, maka dari solusinya ia menanggung biaya sekolah Kevin bahkan sampai temannya mendapatkan gelar. Ia bangga dengan Kevin, semua yang dilakukannya membuat Zaidan bangga. "Lo janji bakalan kembali ke

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 120 - 2 Kabar

    Happy Reading Semuanya! Zaidan tersenyum manis memandang dari layar laptopnya dimana kedua orang kecintannya disana, ia sudah sangat rindu dengan keduanya dan terasa sangat lama sekali harinya. Apalagi dalam seminggu belakangan ini ia sibuk dengan perusahaannya dan urusannya menjadi dosen, benar-benar menyita waktunya. "Mas rindu banget sama kamu sayang," Eva tampak tertawa pelan mendengar perkatannya barusan, "Aku juga rindu sama Mas, padahal setiap hari kita saling tukar kabar. Kenapa saya rindu mulu ya sama Mas? Mas pakai pelet apa?" tanya Eva dengan raut wajah cemberut. "Ketampanan dan rasa cinta Mas," sahut Zaidan. "Dasar gombal! Sayangnya Momy, kalau sudah besar jangan sama kaya Dady ya? Tukang gombal," Eva mengecup pipi bayi tampannya yang tertawa seolah setuju dengan perkataan Eva. Benar-benar pemandangan yang manis. Tatapan mata Zaidan mengarah pada kedua orang yang ada di depannya itu, bohong jika Zaidan tidak tahu arti tatapan dari orang tercintanya ini. Tatapan Eva

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 119 - Siapa yang paling terluka?

    Happy Reading Semuannya! Semuanya berlalu dengan cepat, Eva tidak ingin memberitahu Rendi ataupun Zaidan. Perempuan yang menjadi ibu satu anak itu tidak ingin melihat betapa sedihnya orang tercinyanya jika mengetahui sahabat terdekatnya sudah tidak bisa lagi berada di sisinya, tapi yang Eva tahu sekarang ini adalah bukan hanya dirinya yang terluka, ternyata bukan hanya Eva saja yang mengalami kesedihan mendalam karena ditinggal oleh Kevin yang selalu senantiasa bersama dengan dirinya dalam keadaan sulit ataupun bahagia. Iris matanya memperhatikan perempuan asing yang tiba-tiba menangis tepat di hadapan pemakaman Kevin saat ini. Perempuan itu bukan Ana dan Ana juga tidak sesedih itu karena kenyataannya mereka sudah ikhlas membiarkan Kevin pergi meskipun matanya juga bengkak karena terlalu banyak menangis. Kevin sudah dikuburkan dengan layak dan semuanya di bantu oleh Daniel yang lebih tahu menahu tentang pemakaman di negara ini, meskipun harus membayar mahal. Selama Kevin bisa baha

DMCA.com Protection Status