Beranda / Romansa / Dosen Kampret itu, Suamiku!! / [252] Om Lingga Belajar Bersama Sea

Share

[252] Om Lingga Belajar Bersama Sea

Penulis: qeynov
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-04 21:01:11

“Mas Lingga udah ngerasa tenang kan sekarang?”

“Iya, Honey,” jawab Kalingga. Ia merasa malu karena sempat membuat keributan.

“Mas nggak perlu takut lagi. Dokter kita kan, dokter yang terpercaya. Anya juga udah dua kali pake dia. Asalkan kita ngelakuin yang disaranin, pasti mimpi Mas nggak mungkin jadi kenyataan.”

“Iya,” balas Kalingga sembari mengusapkan ibu jarinya pada tangan Flora.

Rasanya lega mendengar istri dan calon anaknya baik-baik saja. Dengan begitu, ia tidak akan dihadapkan pada situasi yang menyeramkan.

“Mas mau makan apa? Mumpung di luar, kita jajan yuk?” Ajak Flora,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [253] Kalingga Si Kremesan Ayam Goreng

    Dalam satu hari, terhitung sudah tiga kali, Kalingga jatuh tak sadarkan diri.Pertama kala Flora dinyatakan akan memasuki ruang operasi untuk melahirkan bayinya.Ke-dua saat dirinya terbangun dan menanyakan keberadaan istrinya. Jelasnya, pria itu kembali pingsan setelah mendengar kata operasi disebutkan.Terakhir kala mengetahui jika malaikat cantiknya terlahir dengan selamat ke dunia dan karena hal itu, orang-orang yang menemani persalinan Flora pun, harus dipecah menjadi dua kubu.Kubu satu untuk menunggu Flora di depan pintu ruang operasi dan kubu lainnya menjaga Kalingga yang serapuh kremesan ayam goreng.Julukan tersebut diberikan oleh Miranti. Kebetulan Flora merasakan kontraksi saat dirinya tengah memakan ayam goreng kesukaannya. Wanita paruh baya itu pun langsung menyebut, menyebut anaknya seperti remah-remah tepung yang tersedia pada lauk makan siangnya.Seharusnya, ini menjadi hari yang diselimuti oleh rasa haru dan kebahagiaan— Sayangnya, dua perasaan itu sedikit ternoda de

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [254] Bayi yang Tertukar

    “Mas happy?” tanya Flora. Wanita yang kini resmi menyandang gelar seorang ibu itu, menatap suaminya yang tak mengalihkan pandangan dari putri kecil mereka.“Of course Mas happy, Hon.. Saking happy-nya, Mas sampe nggak bisa ngedeskripsiin pake kata-kata.”— karena bagi Kalingga, kata-kata saja tak cukup untuk menggambarkan kebahagiannya saat ini.Mimpi buruk yang tak berlaku. Nyawa istri dan buah cinta mereka yang selamat setelah melewati meja operasi— semua itu menandakan jika ia tak kehilangan bagian terpenting dalam hidupnya.Tak akan ada kehancuran berkat jiwanya yang mati, karena lahirnya sang putri tak menjadi awal kemalangan keluarga mereka. Jadi bagaimana bisa Kalingga melukiskan hal menakjubkan itu ke dalam barisan kalimat.Membutuhkan ribuan paragraf, mungkin juga jutaan. Meski begitu, itu pun tak dapat mendekati titik kesempurnaan dari kebahagiaan yang saat ini dirinya rasakan.“Cantik— lagi merem pun, Azaleanya kita tetep cantik. Dia mirip malaikat, kayak kamu, Hon.”Kalingg

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [255] Muncul Tanduk Dikepala Alexiz

    Kamarudin meletakkan telapak tangannya dibawah dagu Anya. Ia lalu semakin mendongakkan wajah istrinya, hingga membuat sang istri mengaduh kesakitan.Muach!— saking gemasnya pada wanita yang dirinya nikahi, Kamarudin pun menghadiahkan ciuman lengkap dengan bunyinya yang aduhai.“Please, Babe..”Kamarudin mencubit pipi tembam Anya. Masa-masa menyusui merupakan masa yang paling Kamarudin sukai.Dimasa itulah keseksian Anya semakin bertambah. Beberapa bagian yang semasa berbadan dua membesar, tak hilang meski Michellion sudah dilahirkan. Mereka justru kian membesar, memanjakan indera penglihatannya.“Kamu ini..” Kamarudin kemudian menjulurkan lengan melewati batang leher Anya, lalu memeluk tubuh wanitanya dan menyatukan pipi kedua pipi yang berlainan arah.“Kamu jangan yang nggak-nggak dong.. Kamu kira RS yang dipilih Mas Lingga, rumah sakit yang ecek-ecek, heum?! Kalau sampe kedengeran pihak sana, bisa-bisa kamu dituntut karena udah mencemarkan nama baik mereka.”Di Zaman yang serba lapo

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [256] Jangan Pernah Berubah Ya, Mas!

    “Mentang-mentang bucin anak, Azaleanya dikekepin mulu!” Tak tahan pada keposesifan Kalingga yang memonopoli cucu barunya, Miranti pun akhirnya melontarkan protesnya. “Sabar ya, Mbak. Lingga emang serakah orangnya,” cuapnya, kembali membuka mulut. Kalimat provokasi itu ditujukan untuk besannya, yang tidak lain merupakan mama Flora. Mama Flora menanggapinya dengan kekehan. Keluarga menantunya memang rata-rata bertingkah menggemaskan. Contohnya saja seperti sekarang ini. Alih-alih meminta dengan cara yang baik, ibu mertua putrinya justru mencemooh putranya sendiri. “Dia itu definisi anak sama mantu durhaka, Mbak. Masa sama orang tua nggak mau ngalah. Heran banget saya..” Diranjang perawatannya, Flora menggelengkan kepala. Sudah sampai separah itu, tapi suaminya tetap tak bergeming dan memberikan putri mereka ke tangan sang ibu. ‘Mas Lingga bener-bener deh! Kuat banget kupingnya,’ racau Flora, membatin. Flora yang merasa kasihan pun, akhirnya memanggil Kalingga. “Mas, pengen pipis,

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [257] Sea yang Kakaknya!

    “Cuci tangan dulu!” Sentak Kalingga saat sang adik mengulurkan tangannya. Kalingga menghempaskan tangan Shafa sembari berkata, “tangan kamu kotor! Banyak kumannya!” “Oh My God, Mas Lingga! Shafa udah pake hand sanitizer ya!” Shafa pun menghentak-hentakan tangannya di udara, “bersih ini, bersih!” timpalnya, tak bisa selow menghadapi kekejaman kakak tertuanya. “Aduh! Malahan itu kamu harus bilas pake air! Kulit bayi kan sensitif, Dek. Hand sanitizer pasti ada bahan kimianya..” Perdebatan itu mengundang decak mulut Miranti. “Nurut aja, Shaf! Nggak bakalan menang kamu ngelawan bapak-bapak posesif!” Ucapnya, sarkas yang tentu saja bukan untuk membela Kalingga. Percuma! Segigih apa pun Shafa melawan, anak itu tetap tak akan diperbolehkan menyentuh Azalea jika dia tidak mematuhi perintah sang kakak. “Sumpah! Mas Lingga lebay-nya nggak ketolong! Mas Kamaru aja dulu nggak segininya!” “Beda orang, beda cara..” balas Kalingga, yang sedikit pun tidak merasakan ketersinggungan atas perkata

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [258] Satu Server

    Kalingga menang? Tidak mungkin! Pria itu kalah telak. Sepanjang sejarah pertikaian, tidak ada satu orang pun yang mampu mengalahkan Anya Calista. Anya dan jiwa barbarnya tak mempunyai tombol mundur saat bertikai, terlebih ketika memperebutkan sesuatu. Perempuan yang menjadi adik ipar Kalingga itu mempunyai semboyan, ‘Hajar Terus Sampai Dapat,’ membuat Kalingga tak bisa berkutik karena terserang oleh gempuran-gempurannya yang sangat frontal. Dipojokkan sofa yang dirinya duduki, Kalingga melipat bibirnya masuk ke dalam mulut. Pria itu hanya bisa meratap, melihat putri kecilnya dikelilingi oleh Anya dan keluarga kecilnya. “Bu, mukanya Mas Lingga kayak tikus kecebur got,” bisik Shafa ditelinga Miranti. “Biar tau rasa dia,” balas Miranti setelah membuktikan bisikan putrinya. Ia tak menaruh simpati atas berkibarnya bendera putih di kepala putra pertamanya. Dibandingkan merasa kasihan, Miranti justru senang melihat Kalingga dibuat merana oleh menantu kesayangannya. “Sea, mau punya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [259] Perkumpulan Istri-Istri yang Terkhianati

    Flora mengerang. Dengan matanya yang masih terpejam, perempuan itu mengulurkan tangannya, meraba-raba ranjang yang seharusnya ditempati oleh suaminya. Wanita itu membuka matanya kala tak menemukan keberadaan Kalingga. “Mas..” panggilnya, serak. “Ya, Honey?” “Kamu ngapain? Kok nggak tidur?” tanya Flora, menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang. “Biasa, Mas lagi liatin anak kita, Hon.” “Loh! Ngapain diliatin, Mas? Dianya kan juga tidur.” “Pengen aja, Hon. Abisnya anak kita gemesin.” Astaga! Ayah bucin yang satu ini memang ada-ada saja. Sejak mereka mempunyai Azalea, pria itu hampir tak pernah memejamkan matanya saat malam. Flora sudah berkali-kali mendapati Kalingga terjaga seperti ini. “Akunya nggak bisa bobok loh, Mas, kalau nggak ada kamu.” Flora tak membuat. Entah apa yang terjadi, tapi setiap kali ditinggalkan, ia pasti bisa merasakannya. Yah, walau tidak langsung saat Kalingga menuruni ranjang. Namun ia tetap akan terbangun pada akhirnya. “Mas pindahin aja ya, Leanya, H

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [260] Belum Saja Kamu, Mas!

    “Honey..” “Cieee, dijemput Ayang..” lontar Anya, menggoda. Mereka baru saja selesai membahas suami-suami bucin anak, anggota club-nya malah muncul, menyabangi Flora. “Balik gih, mumpung Mas Lingga nggak amnesia, kalau dia punya bini.” Angel terkikik mendengar gurauan Anya. Berbeda dengan Angel, Flora justru panik. Perempuan itu kelabakan setelah netranya bertemu pandang dengan milik suaminya. “L-Lo ngomong apa sih, Nyam! Jangan yang nggak-nggak deh!” Gerutu mami Azalea. “Kenapa, Mas? Leanya nggak nangis kan?” tanya Flora, mencoba mengalihkan perhatian Kalingga agar melupakan kata-kata sahabatnya. “Nggak, Hon.. Kamunya lama, makanya Mas susulin.” “Uh, to tweet!!” itu suara Anya— karena tidak mungkin sekali Angel berani melontarkan candaan disaat ada Kalingga di sekitar mereka. “Kalian masih lama nongkrongnya?” Kalingga bertanya dengan tangan menepuk-nepuk pantat Azalea. Entah mengapa, menepuk pantat Azalea yang berada di dalam gendongannya, kini menjadi kebiasaan yang tak Kalin

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14

Bab terbaru

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   TAMAT

    Kegagalan Josephin dalam menikahi Jesika secara dadakan akhirnya terbalas. Dikarenakan dirinya yang merupakan kakak Kamasea, ijab qobulnya pun dilaksanakan terlebih dahulu. Tak seperti biasa, Josephin benar-benar tidak mau mengalah pada saudara kembarnya. Untuk pertama kalinya ia bersikap egois, memprioritaskan dirinya di atas kemauan sang adik. “Hi, Wife..” Sapa Josephin dengan senyuman sehangat mentari kala penghulu telah mengesahkan pernikahan mereka. “Hello, Jo..” Pada meja yang bersebelahan dengan prosesi ijab qobul Josephin, Kamasea berseru. “Cih! Abang shut up! Gilirannya Ceya ini!!” Seruannya itu terdengar oleh seluruh tamu undangan mengingat adanya alat pengeras yang terpasang di atas meja ijabnya. “Ya Tuhan.. Punya anak pada ngebet kawin.. Dikira kawin enak kali ya..” gumam Anya, menepuk keningnya. Setelah Michellion yang biang kerok itu ia lepaskan dengan segenap keikhlasan hati, kini tibalah pada momen yang menurut Anya paling berat. Sebagai seorang ibu yang mencintai

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [237] Michellion Kena Usir

    Duka mendalam sedang dirasakan oleh Alexiz. Sejak penghulu yang menikahkan putrinya pulang, pria tampan itu terus saja menangis. Kenyataan dimana putrinya telah dipersunting oleh anak sahabatnya semakin terasa nyata.“Tell me! It was a dream, right? Tadi mereka cuman simulasi ijab aja kan?!” Ucap lirih Alexiz yang belum dapat menerima kenyataan.Melepaskan putri kesayangannya ke tangan pria lain merupakan mimpi terburuk Alexiz. Apalagi kepada orang seperti Michellion Hasan yang ia kenal baik kebobrokannya.“Alexiz, wake up! ini nyata! Lexa kita udah nikah, Lex. Dia akhirnya bisa raih cita-citanya..”Alexiz pun terhenyak. ‘Cita-Cita sampah sialan!’ maki pria itu dalam hati.Sejak kapan tepatnya menikah menjadi cita-cita? Putrinya sungguh abnormal. Disaat anak lain mencita-citakan pekerjaan setinggi langit, putrinya yang cantik dan sedikit tidak baik hati justru mengidam-idamkan lelaki bermasa depan suram seperti Michellion.Ngenes.. Ngenes! Mana anak satu-satunya lagi ah!“Stop crying

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [236] Gagal Kawin

    “Saya terima nikah dan kawinnya, Alexa Sasongko bin..” “Bin.. Bin-tiiii..” Plak! “Argh, Mama!!” erang Michellion kesakitan. “Satu tarikan napas, Ichell!! Satu tarikan!” berang Anya tak mengindahkan protes kesakitan bungsunya. “Serius dong! Jangan salah-salah mulu! Sekali salah lagi, nggak bisa kawin selamanya kamu!” timpal Anya, menakut-nakuti Michellion. Putranya sudah dua kali mengacaukan ijab qobulnya. Anya kan gemas jadinya. Kalau memang tidak niat menikah, anak itu seharusnya bersikap gentle, berani mengakui ketidaksiapannya di depan Alexa dan keluarganya. Memang dasar Michellion! Otaknya hanya berkembang jika menyangkut uang, selebihnya mah nol besar. Michellion yang ragu dengan pernyataan Anya pun bertanya, “masa sih, Mah? Masa gitu doang Ichell terus harus jadi jomblo seumur hidup?” “Dih, nggak percaya-an! Auto blacklist kamu tuh. Iya kan Pak Penghulu?” “Ng..” Melihat pelototan maut Anya, penghulu yang tadinya hendak menyangkal pun merubah jawabannya. “Iya, Mas! Mas h

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [235] Balada Mahar dari Uang Haram

    “Gundulmu!” Sembur Alexiz, ngegas.Calon menantunya memang minta ditendang sampai ke Afrika. Ya mengapatidak– disaat suasana sedang panas-panasnya, anak itu tetap bisa mengelantur.Padahal ia sedang panas dingin karena mendeteksi adanya sinyal permusuhan dariorang-orang rumahnya.Anya menjentikan jari. “Woi! Jadinya gimana? Kaki gue pegel nih berdiri mulu!” tanya perempuan itu tak santai.“...”“Mah, Mah!!” sela Josephin karena omnya tak kunjung menanggapi pertanyaan sang mama. “Nikahin sekarang aja sekalian, Mah. Itung-itung jagain Om Lexiz kalau berubah pikiran lagi ntarnya..”“What?!”Siapa sangka jika usul Josephin itu mengagetkan dua pria disana.Iya, kalian tidak salah jika menebak pekikan tersebut berasal dari mulut Michellion dan calon papa mertuanya.Kali ini keduanya terlihat sangat kompak. Karena kekompakan yang jarang terlihat itu, keduanya bahkan sampai bertatapan mesra.Respon kaget yang mengisyaratkan ketidaksetujuan itu berbanding terbalik dengan Alexa.Alexa yang te

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [234] It's My Dream, Pah!

    ‘Anjing lah! Perasaan gue jadi anak udah sholeh, kenapa ada aja sih ujiannya!’Ditengah umpatan yang Michellion pendam, bibir anak itu berkedut dikarenakan senyuman yang terpaksa harus dirinya hadirkan.“Kamu, bla-bla-bla..”Dengan wajah datarnya— bungsu kamarudin itu berpura-pura fokus mendengarkan. Setiap kali nada papa Alexa berubah, ia menganggukkan kepala. Padahal ia sendiri tidak menyimak serius kalimat-kalimat yang dikeluarkan oleh omnya.“Gara-gara kamu masa depan Lexa jadi kacau gini! Kalau sampai kamu nanti nggak bisa bahagiain Lexa... Siap-siap aja ya kamu.. Om bakal kirim kamu ke neraka jahanam!”“Heum..” gumam Michellion lemah sebagai jawaban.“Jalur express!!”“Via darat apa laut, Om?” celetuk Michellion. Ia paling tidak betah jika harus terus dalam mode serius. Menjadi orang serius bukanlah bakatnya. Melakukan itu hanya membuatnya lelah jiwa dan raga.“What the..”“Uhuk!! Banyak anak dibawah umur disini, Lex!” tegur Kalingga. Setelah tak bisa menghadiri acara lamaran ke

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [323] Dasar Manusia Durjana!

    Pada hari berikutnya, kediaman Anya kembali ramai. Kali ini lamaran datang dari pihak orang kepercayaan Kamarudin.“Apaan nih, Man? Pake repot-repot segala.”“Sogokan biar lamarannya nanti diterima, Bu.” Kekeh Lukman dengan tawa renyah di akhir kalimatnya.“Aigo! Mana ada Kenan ditolak.. Bawa diri aja udah pasti diterima lamarannya.” Sahut Anya, membalas.Anya tak mungkin mempersulit masuknya Kenan ke dalam keluarga besar mereka. Selain dikarenakan putrinya yang terlanjur cinta mati, Kenan sendiri sudah dirinya incar sejak keduanya baru mendekatkan diri.Andaikan Kamarudin tidak bertindak sebagai ayah yang terlewat posesif kepada putrinya, pembicaraan tentang pernikahan Kamaseda dan Kenan pasti sudah lama terealisasikan.“Masuk, yuk.. Kita kirain nggak jadi kesini.. Abisnya lama banget nggak nyampe-nyampe kaliannya.” Ujar Kamarudin, mempersilahkan.“Iya, nih!! Ceya sampe udah mau banjir air mata itu..” pungkas Anya, menimpali perkataan Kamarudin.Kenan pun meminta maaf karena telah me

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [322] Drama Lamaran Josephin

    Sudah diputuskan!! Demi menghargai silsilah persaudaraan diantara anak-anaknya, Kamarudin dan Anya pun akhirnya menentukan hari yang berbeda untuk prosesi lamaran ketiganya. Ya, hanya 3 karena Josephin tidak dihitung.. Menjelang hari lamarannya, Josephin untuk sementara waktu diungsikan ke rumah orang tua Anya. Anak itu akan mengetuk pintu rumah mereka dengan didampingi opa dan kedua omanya. Terdengar rempong kan?! Namun bagi Anya, alur seperti itu, hukumnya wajib untuk dijalankan. Anya tidak ingin melepas putri pertamanya dengan asal-asalan. Ia ingin putrinya dilepaskan dengan alur yang semestinya, seperti para anak perempuan milik orang lain. Untuk itu, Josephin pun harus melakukannya sesuai prosedur, dengan bertindak seolah-olah dia merupakan pihak luar yang hendak meminang putri dari keluarganya. Yah, salah sendiri ngebet nikahnya sama dengan angota keluarga sendiri. Coba saja anak itu memilih gadis lain, pendampingan pada lamarannya pasti akan ditemani Anya dan Kamarudin se

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [321] Poor Michellion

    “Ya Tuhan,” desah Kamarudin.Pria itu meletakkan ponselnya ke atas meja kerja.“Sialan lo, Lex!”Beberapa detik yang lalu Kamarudin baru saja mendapatkan laporan. Ia akhirnya mengetahui jika sahabat baiknya lah yang menjadi dalang dari meledaknya tagihan putra bungsunya.Sungguh sahabat yang baik. Pria itu sangat tahu cara untuk membalaskan dendamnya. Dengan begini, ia jadi tak bisa berkutik, termasuk memarahi putranya agar Michellion dapat belajar artinya bertanggung jawab dalam menggunakan uang.Yah, mereka juga tak mungkin mengambil kembali barang-barang yang telah diberikan. Hal itu sangat tidak etis. Sebesar apa pun mereka merugi, apa yang mereka hadiahkan jelas sudah menjadi hak si penerima, terlepas dari seberapa liciknya Alexiz dalam memanfaatkan momentum lamaran putrinya.“Man, buat lamaran Ceya nanti, kalian udah nyiapin apa?” tanya Kamarudin, mengangkat kepalanya dan memandang Lukman yang saat ini tengah membaca berkas di meja tamu ruangan kerjanya.“Standar saja sih, Pak..

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [320] Warisan Ichell Terancam Dipotong

    Michellion berjalan mengendap setelah melewati pintu utama rumahnya.Kepalanya celingukan, memastikan jika dirinya aman, tak berpapasan dengan sang mama.Gila, Gila!Seharian berkeliling mencari hadiah benar-benar membuatnya ingin mati berdiri.Ia tidak tahu pasti berapa uang yang telah dirinya gelontorkan, tapi mengingat banyaknya perhiasan dan hal-hal lain yang calon papa mertuanya beli, sudah dipastikan ia akan tinggal nama ditangan mamanya.“Chell..”“Ssst, Kak, jangan kenceng-kenceng!” hardik Michellion, pelan. Ia kan tengah menghindari pertemuan dengan mamanya. Kalau sampai mamanya tahu ia sudah pulang, habis sudah telinga dan kewarasannya.Di Balik tembok yang memisahkan ruang tamu dengan keluarga, Michellion melambaikan tangan, mengundang sang kakak untuk mendekat ke arahnya.“Apaan sih? Kamu yang kesini lah!”Mendengar jawaban kakaknya, Michellion pun menghentakkan kaki-kakinya.“Cepetan ih!!” pinta Michellion, setengah mengerang.Rumahnya mungkin terlihat sepi, tapi dibalik

DMCA.com Protection Status