Share

[115] Jo VS Ciwi-Ciwi

Penulis: qeynov
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-18 21:00:19

Rumah Anya seketika banjir hadiah. Beberapa petinggi mendatangi kediamannya, menyampaikan rasa bersalah mereka atas kelalaian pihak Human Resource. Mereka siap untuk diberhentikan asal dapat melindungi para anak buah yang tidak bersalah.

Rasa tulus itu pun sampai ke hati Anya. Bukan dikarenakan sogokan yang diberikan kepadanya, melainkan karena kepedulian yang tak lain adalah bagian dari tanggung jawab orang-orang itu terhadap para bawahannya.

“Sayang.” Kamarudin menganggukkan kepalanya. Ia percaya Anya akan memaafkan mereka. Toh semula berasal dari kesalahpahaman belaka.

“Ya sudahlah! Nanti saya akan bicarakan ini ke Papa saya. Jangan sampai terulang lagi. Bagaimanapun, ini menyangkut citra perusahaan kita.”

“Baik, Bu. Terima kasih atas kepercayaan yang Ibu kembali berikan kepada kami.” Ucap CHRO mewakili petinggi HRD yang lain.

“Hanya kepada kalian, tidak untuk karyawan yang telah menghina saya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [116] Jo-eypyn!

    “Mama.. Ceya anja anyak..”“Loh, Abang mana?” tanya Anya karena Josephin tidak terlihat dalam rombongan anak perempuannya.“Bwang? Bwang tan ma Papa.”“Sur, Jo nggak ada nyamperin kamu?”“Nggak, Mas,” jawab Surti. Seketika saja Anya dan Kamarudin dilanda panik. Pasalnya ini merupakan kali pertama Josephin hilang sendirian. Biasanya anak itu hilang karena adiknya.“Din! Cari-cari!” pekik Anya. “Kalian disini, jangan kemana-mana. Biar nggak kepisah-pisah lagi.”“Iya, Mbak Anya.”“Aku kesebelah mainan, Babe.”“Telepon aku kalau udah ketemu.”“Bwang iyang?”“Nggak, Mbak Sea.” Mbok Asih mencoba menenangkan. Kalau tahu kakaknya menghilang, Kamasea pasti akan menangis dan itu malah semakin memanaskan situasi yang ada.“Mbak Sea mau beli buah nggak?”“Eyuk Bok.”“Jeruk.. Yuk, kita cari yuk, jeruknya..” Tak perlu diragukan lagi seberapa hebat pengalaman Mbok Asih dalam mengasuh Anya. Perempuan itu dapat dengan mudah mengalihkan perhatian Kamasea.Sementara kedua majikannya mencari Josephin, M

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [117] Ya Tuhan, Apalagi ini?

    “Kamu serius, Sayang? Opa kamu sebentar lagi nyampek. Dia pasti nggak masalah buat ngerombak perusahaan.” Anya mengangguk, “it’s okay, Pah. Anya udah ngerasa baik-baik aja.” “Yah, kalau itu mau kamu, Papa nggak akan lanjutin lagi. Tapi kamu harus yakinin Opa. Dia keliatan marah banget waktu Papa telepon.” “Anya..” “Opa..” Pria paruh baya yang sedang mereka bicarakan telah tiba. “Apa yang bisa orang-orang Opa lakuin, Sayang? Bilang ke Opa.” Handoyo berjalan pelan dengan tongkat digenggamannya. Dibelakang pria itu, para tangan kanan setianya mengekor. Mereka merupakan manusia yang rela mati demi melindungi keluarga besarnya. “Opa duduk dulu ya.. Aku udah nggak apa-apa kok. Tadi emosi sesaat aja.” “Kamu dimarahin suami kamu?” tuduh Handoyo sembari melirik Kamarudin yang langsung menegang ditempatnya. Ada perbedaan cara bertindak dalam menyelesaikan masalah, dan itu sudah Handoyo ketahui sejak lama. Selama apa pun suami cucunya bergabung, tak serta merta membuat laki-laki itu menjad

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-19
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [118] Papa Minta Pul-Eh, Jatah!

    “Maaf ya, Jeng Lastri. Anak saya memang suka ada-ada aja. Tolong jangan dianggap serius bercandaannya.”Lastri tersenyum, “nggak apa-apa, Jeng Sasmita.” Perempuan itu bersiap pulang. Dirinya sudah tertahan dua jam lamanya, hingga ikut makan malam di rumah tetangga barunya.“Sudah jam sembilan lebih, saya pamit dulu, Jeng. Takut suami di rumah nyariin.”“Jo, sana!” Anya mendorong pelan tubuh Josephin. “Say goodbye ke Tasya, Jo.” Putranya harus terlihat gentleman dihadapan calon pacar dimasa depan.“Anya,” tegur Sasmita. Ia merasa tak enak hati. Di hari pertama tetangganya berkunjung, putrinya malah bertingkah konyol dengan menjodoh-jodohkan anak dibawah umur.“Ih! Kan Anya ngajarin sesuatu yang baik, Mah. Siapa tahu bisa jadi bestie-nya Jo sama Sea. Iya kan, Din?” kilah Anya lalu mencari dukungan Kamarudin.“I-ya,” jawab

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [119] Ah, Din! Kan Udah Aku Bilang!

    “Morning, Babe.” Kamarudin mendaratkan kecupan selamat pagi. Ia terbangun karena geliat sang istri. “Jangan gerak-gerak, Sayang. Udin Junior nanti ngamuk lagi.”Dibalik selimut yang mereka gunakan, keduanya sama sekali tak mengenakan sehelai benang. Gerakan Anya tentu saja membangkitkan sesuatu yang setiap paginya berdiri tegak, meski hanya melihat wajah bangun tidur sang istri.Setelah sempat melepas dahaga, nyatanya Kamarudin tetap merasa kurang. Kalau saja tak mengingat kondisi Anya yang hamil muda, semalam ia pasti akan menuntaskan rasa haus dalam jiwanya.“Mandi berdua?!”“Anak-anak,” erang Anya. Ucapan dan jari-jari Kamarudin saling bertolak belakang. Pria itu memperingatinya, tapi tangan nakalnya justru berkelana mendaki dua gunung yang letaknya berseberangan.“Ciuman selamat pagiku mana?!”Hembusan napas Kamarudin menyentuh tengkuk Anya. Mama si kembar itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [120] Rencana Pelengseran Anya

    Anya mengaplikasikan concealer pada setiap hasil karya Kamarudin. Ia memang tak bersolek setelah mandi. Ia tidak memiliki banyak waktu untuk bersiap— hanya memakai pakaian dan langsung keluar dari kamar bersama Kamarudin.Quickly Pembawa Petaka!Anya menyesal menuruti keinginan Kamarudin di kamar mandi. Salahnya juga yang terlena dengan buaian pria bermulut manis itu.“Aih kamu, Din! Masa kamu nggak liat sih?!”Suaminya kan punya mata. Mamanya yang duduk berjarak saja bisa melihat, kenapa pria itu malah tidak menyadarinya sama sekali. Kacau-kacau!“Sumpah, Babe. Aku emang nggak liat. Tadi aku udah panik soalnya Papa ke atas manggil kita.”Benar juga. Karena terlembatan mereka, sang papa sampai memanggil langsung.“Malu pake banget.”Perasaan yang sama juga dirasakan oleh Kamarudin. Ia pun sangat malu. Sekian lama tak menginap, sekalinya menginap justru terjadi peristiwa yang memalukan.“Gimana? Udah aman kan?” tanya Anya sembari memiringkan tubuhnya, menghadap Kamarudin yang tengah

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-21
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [121] 100% Fakta

    Pintu ruangan terbuka tanpa ketukan. Kamarudin dan Lukman sontak saja kelabakan.“Muka kalian kenapa? Kok kayak abis liat setan aja.”“Nggak ada apa-apa, Babe.” Kamarudin memberikan kode agar Lukman segera pergi. Pria itu harus segera kabur agar Anya tidak mencurigai mereka.“Saya permisi dulu, Pak, Bu.”Cepat-Cepat Lukman angkat kaki. Mereka baru saja menyusun rencana. Jangan sampai ekspresi wajah mereka tertangkap, lalu istri atasannya melakukan interogasi. Mereka bahkan belum melancarkan aksi yang direncanakan.“Kenapa, Babe?”Kamarudin bangkit. Ia menyusul sang istri yang mendudukan diri di sofa.“Nope.. Aku cuman bosen di depan. Nggak ada yang bisa aku lakuin abisnya.”“Gimana kalau kamu pergi belanja aja?”“Nggak bisa dong. Kan masih jam kerja. Masa iya aku pergi belanja.”“Why not? Kamu kan bukan sekretaris biasa.”“Jangan istimewain aku!” ucap Anya. Ia sedang belajar untuk menjadi pekerja yang profesional. Padahal perilakunya jelas-jelas menunjukkan hal yang berkebalikan. Pere

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [122] Calon Penghuni Ranjang IGD

    Anya memainkan kuku jari-jarinya. Ia tidak bisa tenang— tidak setelah tahu sahabatnya akan melahirkan sendiri tanpa seorang suami.Ia sudah pernah melahirkan. Alangkah menyedihkannya sang sahabat harus melalui momen menyakitkan itu seorang diri. Seharusnya Alexiz ada disampingnya, memberi kekuatan seperti apa yang Kamarudin dulu lakukan kepadanya.“Din, nggak bisa lebih kenceng lagi?”“Udah batas maksimal, Babe. Jalanan padet, kalau lebih kenceng lagi, yang ada kita kena tilang.”Lama!Apakah Angel bisa menunggu kedatangannya?! Setidaknya jika tidak ada Alexiz, ia bisa menggantikan peran laki-laki itu. Berdiri disamping Angel sembari menggenggam tangan sang calon ibu muda.“Keep your mind calm.. Kamu better hubungin orang tua Angel. Minta mereka dateng ke rumah sakit. Anak itu pasti lupa ngabarin orang tuanya.”Anya memijat pelipisnya. Kepalanya berdenyut, n

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [123] Si Keras Berhati Hello Kitty

    “Anya gimana keadaan anak Tante?!”“Nggak seburuk saya, Tan,” balas Anya. Wajahnya sedatar nada suaranya.Sejak berhasil menguasai sedikit kewarasannya, Anya terus saja tegak. Mama Josephin dan Kamasea itu tidak mau mendudukkan dirinya barang sebentar. Ia sedang menunggu calon korbannya didorong keluar oleh para tenaga medis. Berlagak seperti seekor elang yang mengintai mangsanya.“Kamaru, istri kamu kenapa?!” tanya Mama Alexiz. Perempuan itu datang bersamaan dengan sang besan— yang tak lain merupakan ibu kandung si Sinting Angel.“Menantu, Tante.” Kamarudin pun menceritakan penyebab mengapa istrinya tampak menyeramkan. Hal tersebut kontan saja membuat kedua mama Angel tercengang.“Ya Ampun, Anya. Tante minta maaf ya. Kamu tolong jangan marah ke Angel.”Oh, tidak bisa! Ia akan tetap marah. Ia bahkan akan memukul Angel habis-habisan untuk meluapkan kekesalannya. Api amarahnya t

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22

Bab terbaru

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   TAMAT

    Kegagalan Josephin dalam menikahi Jesika secara dadakan akhirnya terbalas. Dikarenakan dirinya yang merupakan kakak Kamasea, ijab qobulnya pun dilaksanakan terlebih dahulu. Tak seperti biasa, Josephin benar-benar tidak mau mengalah pada saudara kembarnya. Untuk pertama kalinya ia bersikap egois, memprioritaskan dirinya di atas kemauan sang adik. “Hi, Wife..” Sapa Josephin dengan senyuman sehangat mentari kala penghulu telah mengesahkan pernikahan mereka. “Hello, Jo..” Pada meja yang bersebelahan dengan prosesi ijab qobul Josephin, Kamasea berseru. “Cih! Abang shut up! Gilirannya Ceya ini!!” Seruannya itu terdengar oleh seluruh tamu undangan mengingat adanya alat pengeras yang terpasang di atas meja ijabnya. “Ya Tuhan.. Punya anak pada ngebet kawin.. Dikira kawin enak kali ya..” gumam Anya, menepuk keningnya. Setelah Michellion yang biang kerok itu ia lepaskan dengan segenap keikhlasan hati, kini tibalah pada momen yang menurut Anya paling berat. Sebagai seorang ibu yang mencintai

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [237] Michellion Kena Usir

    Duka mendalam sedang dirasakan oleh Alexiz. Sejak penghulu yang menikahkan putrinya pulang, pria tampan itu terus saja menangis. Kenyataan dimana putrinya telah dipersunting oleh anak sahabatnya semakin terasa nyata.“Tell me! It was a dream, right? Tadi mereka cuman simulasi ijab aja kan?!” Ucap lirih Alexiz yang belum dapat menerima kenyataan.Melepaskan putri kesayangannya ke tangan pria lain merupakan mimpi terburuk Alexiz. Apalagi kepada orang seperti Michellion Hasan yang ia kenal baik kebobrokannya.“Alexiz, wake up! ini nyata! Lexa kita udah nikah, Lex. Dia akhirnya bisa raih cita-citanya..”Alexiz pun terhenyak. ‘Cita-Cita sampah sialan!’ maki pria itu dalam hati.Sejak kapan tepatnya menikah menjadi cita-cita? Putrinya sungguh abnormal. Disaat anak lain mencita-citakan pekerjaan setinggi langit, putrinya yang cantik dan sedikit tidak baik hati justru mengidam-idamkan lelaki bermasa depan suram seperti Michellion.Ngenes.. Ngenes! Mana anak satu-satunya lagi ah!“Stop crying

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [236] Gagal Kawin

    “Saya terima nikah dan kawinnya, Alexa Sasongko bin..” “Bin.. Bin-tiiii..” Plak! “Argh, Mama!!” erang Michellion kesakitan. “Satu tarikan napas, Ichell!! Satu tarikan!” berang Anya tak mengindahkan protes kesakitan bungsunya. “Serius dong! Jangan salah-salah mulu! Sekali salah lagi, nggak bisa kawin selamanya kamu!” timpal Anya, menakut-nakuti Michellion. Putranya sudah dua kali mengacaukan ijab qobulnya. Anya kan gemas jadinya. Kalau memang tidak niat menikah, anak itu seharusnya bersikap gentle, berani mengakui ketidaksiapannya di depan Alexa dan keluarganya. Memang dasar Michellion! Otaknya hanya berkembang jika menyangkut uang, selebihnya mah nol besar. Michellion yang ragu dengan pernyataan Anya pun bertanya, “masa sih, Mah? Masa gitu doang Ichell terus harus jadi jomblo seumur hidup?” “Dih, nggak percaya-an! Auto blacklist kamu tuh. Iya kan Pak Penghulu?” “Ng..” Melihat pelototan maut Anya, penghulu yang tadinya hendak menyangkal pun merubah jawabannya. “Iya, Mas! Mas h

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [235] Balada Mahar dari Uang Haram

    “Gundulmu!” Sembur Alexiz, ngegas.Calon menantunya memang minta ditendang sampai ke Afrika. Ya mengapatidak– disaat suasana sedang panas-panasnya, anak itu tetap bisa mengelantur.Padahal ia sedang panas dingin karena mendeteksi adanya sinyal permusuhan dariorang-orang rumahnya.Anya menjentikan jari. “Woi! Jadinya gimana? Kaki gue pegel nih berdiri mulu!” tanya perempuan itu tak santai.“...”“Mah, Mah!!” sela Josephin karena omnya tak kunjung menanggapi pertanyaan sang mama. “Nikahin sekarang aja sekalian, Mah. Itung-itung jagain Om Lexiz kalau berubah pikiran lagi ntarnya..”“What?!”Siapa sangka jika usul Josephin itu mengagetkan dua pria disana.Iya, kalian tidak salah jika menebak pekikan tersebut berasal dari mulut Michellion dan calon papa mertuanya.Kali ini keduanya terlihat sangat kompak. Karena kekompakan yang jarang terlihat itu, keduanya bahkan sampai bertatapan mesra.Respon kaget yang mengisyaratkan ketidaksetujuan itu berbanding terbalik dengan Alexa.Alexa yang te

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [234] It's My Dream, Pah!

    ‘Anjing lah! Perasaan gue jadi anak udah sholeh, kenapa ada aja sih ujiannya!’Ditengah umpatan yang Michellion pendam, bibir anak itu berkedut dikarenakan senyuman yang terpaksa harus dirinya hadirkan.“Kamu, bla-bla-bla..”Dengan wajah datarnya— bungsu kamarudin itu berpura-pura fokus mendengarkan. Setiap kali nada papa Alexa berubah, ia menganggukkan kepala. Padahal ia sendiri tidak menyimak serius kalimat-kalimat yang dikeluarkan oleh omnya.“Gara-gara kamu masa depan Lexa jadi kacau gini! Kalau sampai kamu nanti nggak bisa bahagiain Lexa... Siap-siap aja ya kamu.. Om bakal kirim kamu ke neraka jahanam!”“Heum..” gumam Michellion lemah sebagai jawaban.“Jalur express!!”“Via darat apa laut, Om?” celetuk Michellion. Ia paling tidak betah jika harus terus dalam mode serius. Menjadi orang serius bukanlah bakatnya. Melakukan itu hanya membuatnya lelah jiwa dan raga.“What the..”“Uhuk!! Banyak anak dibawah umur disini, Lex!” tegur Kalingga. Setelah tak bisa menghadiri acara lamaran ke

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [323] Dasar Manusia Durjana!

    Pada hari berikutnya, kediaman Anya kembali ramai. Kali ini lamaran datang dari pihak orang kepercayaan Kamarudin.“Apaan nih, Man? Pake repot-repot segala.”“Sogokan biar lamarannya nanti diterima, Bu.” Kekeh Lukman dengan tawa renyah di akhir kalimatnya.“Aigo! Mana ada Kenan ditolak.. Bawa diri aja udah pasti diterima lamarannya.” Sahut Anya, membalas.Anya tak mungkin mempersulit masuknya Kenan ke dalam keluarga besar mereka. Selain dikarenakan putrinya yang terlanjur cinta mati, Kenan sendiri sudah dirinya incar sejak keduanya baru mendekatkan diri.Andaikan Kamarudin tidak bertindak sebagai ayah yang terlewat posesif kepada putrinya, pembicaraan tentang pernikahan Kamaseda dan Kenan pasti sudah lama terealisasikan.“Masuk, yuk.. Kita kirain nggak jadi kesini.. Abisnya lama banget nggak nyampe-nyampe kaliannya.” Ujar Kamarudin, mempersilahkan.“Iya, nih!! Ceya sampe udah mau banjir air mata itu..” pungkas Anya, menimpali perkataan Kamarudin.Kenan pun meminta maaf karena telah me

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [322] Drama Lamaran Josephin

    Sudah diputuskan!! Demi menghargai silsilah persaudaraan diantara anak-anaknya, Kamarudin dan Anya pun akhirnya menentukan hari yang berbeda untuk prosesi lamaran ketiganya. Ya, hanya 3 karena Josephin tidak dihitung.. Menjelang hari lamarannya, Josephin untuk sementara waktu diungsikan ke rumah orang tua Anya. Anak itu akan mengetuk pintu rumah mereka dengan didampingi opa dan kedua omanya. Terdengar rempong kan?! Namun bagi Anya, alur seperti itu, hukumnya wajib untuk dijalankan. Anya tidak ingin melepas putri pertamanya dengan asal-asalan. Ia ingin putrinya dilepaskan dengan alur yang semestinya, seperti para anak perempuan milik orang lain. Untuk itu, Josephin pun harus melakukannya sesuai prosedur, dengan bertindak seolah-olah dia merupakan pihak luar yang hendak meminang putri dari keluarganya. Yah, salah sendiri ngebet nikahnya sama dengan angota keluarga sendiri. Coba saja anak itu memilih gadis lain, pendampingan pada lamarannya pasti akan ditemani Anya dan Kamarudin se

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [321] Poor Michellion

    “Ya Tuhan,” desah Kamarudin.Pria itu meletakkan ponselnya ke atas meja kerja.“Sialan lo, Lex!”Beberapa detik yang lalu Kamarudin baru saja mendapatkan laporan. Ia akhirnya mengetahui jika sahabat baiknya lah yang menjadi dalang dari meledaknya tagihan putra bungsunya.Sungguh sahabat yang baik. Pria itu sangat tahu cara untuk membalaskan dendamnya. Dengan begini, ia jadi tak bisa berkutik, termasuk memarahi putranya agar Michellion dapat belajar artinya bertanggung jawab dalam menggunakan uang.Yah, mereka juga tak mungkin mengambil kembali barang-barang yang telah diberikan. Hal itu sangat tidak etis. Sebesar apa pun mereka merugi, apa yang mereka hadiahkan jelas sudah menjadi hak si penerima, terlepas dari seberapa liciknya Alexiz dalam memanfaatkan momentum lamaran putrinya.“Man, buat lamaran Ceya nanti, kalian udah nyiapin apa?” tanya Kamarudin, mengangkat kepalanya dan memandang Lukman yang saat ini tengah membaca berkas di meja tamu ruangan kerjanya.“Standar saja sih, Pak..

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [320] Warisan Ichell Terancam Dipotong

    Michellion berjalan mengendap setelah melewati pintu utama rumahnya.Kepalanya celingukan, memastikan jika dirinya aman, tak berpapasan dengan sang mama.Gila, Gila!Seharian berkeliling mencari hadiah benar-benar membuatnya ingin mati berdiri.Ia tidak tahu pasti berapa uang yang telah dirinya gelontorkan, tapi mengingat banyaknya perhiasan dan hal-hal lain yang calon papa mertuanya beli, sudah dipastikan ia akan tinggal nama ditangan mamanya.“Chell..”“Ssst, Kak, jangan kenceng-kenceng!” hardik Michellion, pelan. Ia kan tengah menghindari pertemuan dengan mamanya. Kalau sampai mamanya tahu ia sudah pulang, habis sudah telinga dan kewarasannya.Di Balik tembok yang memisahkan ruang tamu dengan keluarga, Michellion melambaikan tangan, mengundang sang kakak untuk mendekat ke arahnya.“Apaan sih? Kamu yang kesini lah!”Mendengar jawaban kakaknya, Michellion pun menghentakkan kaki-kakinya.“Cepetan ih!!” pinta Michellion, setengah mengerang.Rumahnya mungkin terlihat sepi, tapi dibalik

DMCA.com Protection Status