Lucy membuka jendela mobilnya. Setahun terakhir Lucy belajar mengendarai mobil melalui kursus mengemudi, dan sekarang dia cukup mahir membawa kendaraan roda empat itu sendiri. Selama belajar tentu saja Lucy mendapati banyak kendala dan segalanya sangat tidak mudah dilalui. Mulai dari menabrak pagar rumahnya sendiri, tiang Listrik, pohon, bahkan pernah juga ban depannya terperosok ke selokan. Tetapi meski mengalami banyak kesalahan, dia belajar dari itu dan semua hal buruk dimasa lalu itu membawanya pada sesuatu yang jauh lebih baik. Karena dia sekarang bisa mengemudikannya sendiri, dia tidak khawatir akan merepotkan. Bahkan sekarang dia malah jadi bisa menolong orang itu.“Maaf terlambat, kau tahu sendiri kan kalau jalanan sering macet di jam pulang kantor,” ujar Lucy sambil nyengir kuda ke arahnya.“Aku rasanya sudah bosan dengan alasan itu. Setiap terlambat selalu saja mengatakan hal yang sama sebagai tameng pembenaran,” sahutnya sambil bersedekap dada seolah sedang merajuk. Tetapi
Lucy hanya diam ketika pertanyaan itu dia dengar dari mulut Wahyu. Matanya sempat melirik ke arah kursi kemudi. Ya, dia memang tidak bisa menutupi apa-apa dari si pria kulit pucat ini. Rahasia mana lagi yang tidak dia ketahui darinya? Pria ini seolah sudah sangat memahami dirinya luar dan dalam. Dia juga bak seorang cenayang bisa menebak apa yang sedang Lucy rasakan jauh dilubuk hatinya tanpa Lucy perlu repot-repot menjelaskan apa yang sedang dia rasakan. Selain dokter sebenarnya Wahyu cukup berbakat untuk menjadi seorang psikolog.Apalagi sejak Lucy memutuskan menerima tawaran pria itu untuk ikut dengannya, Lucy jadi lebih terbuka dan memilih menceritakan semua hal tentang dirinya. Mulai dari bagaimana dia dibesarkan, hal masa kecil apa yang terjadi padanya. Hingga titik dimana Lucy memilih menjalani kehidupan yang salah dan menerima karma buruk dari hal itu sebagai balasan setimpal atas dosa yang telah dia lakukan. Setiap manusia memang pada dasarnya akan memetik apa yang mereka tan
“Astaga kawan! Kau tadi malam pergi ke rumah orangtuamu? Bukannya ini masih hari Jum’at? Kau mau bolos lagi?” rutuk Kenny begitu dia tiba di kantor pagi ini. Ketika dia mengecek ponselnya dia memang mendapati ada panggilan tidak terjawab dari Rookie. Tetapi ketika dia menghubungi nomor sahabat sintingnya itu tidak aktif, dan sekarang tiba-tiba saja dia sudah mengganti nomor ponselnya dan menghubungi Kenny untuk menitipkan pekerjaan. Seperti biasa, Rookie dan kejutan luar biasanya.“Maksudku kenapa pula kau sampai ganti nomor? Apa tidak terlalu berlebihan? Ha? Baiklah … aku akan menutup mulutku dan tidak memberitahukan apa-apa. Tapi kalau boleh tahu sampai kapan kau akan berada disana? Memangnya kau sudah pastikan sendiri dia ada disana? Jangan cuma kesana tapi kenyataannya dia tidak ada.”Kenny tadinya bermaksud untuk mendengarkan kata-kata sahabatnya, sampai seorang gadis berambut ungu datang mendekatinya dengan wajah menahan emosi. Tetanu saja Kenny langsung bergidik ngeri begitu ga
Tiba di kampung halaman tempat Rookie dibesarkan, pria itu tidak langsung menuju ke rumahnya. Dia berpikir akan gawat bila langsung kesana. Sebab jika sudah masuk ke dalam rumah dia mungkin hanya akan punya sedikit kesempatan untuk keluar mencari keberadaan Lucy. Hal pertama yang Rookie lakukan setibanya di sana adalah buru-buru mengganti nomor ponselnya untuk sementara dan menghubungi sahabatnya Kenny yang pastinya sudah berada di kantor pagi ini. Alasan mengapa dia mengganti nomornya karena untuk sementara ini dia tidak ingin diganggu oleh siapa pun dan apa pun selama dia mencurahkan fokusnya disini. Hal yang paling dia tidak inginkan adalah diganggu oleh si gadis menyebalkan. Apalagi setelah mendengar laporan dari Kenny soal Senna yang mencoba mengancam dirinya. Bagi Rookie sendiri, dia sudah cukup menjadi pria baik yang bersabar selama menjalin hubungan dengannya, dan sekarang perannya untuk menjadi kekasih yang baik telah usai. Oleh sebab itu dia tidak perlu repor-repot lagi menj
Lucy hanya bisa diam. Apa yang dikatakan oleh Rookie kepadanya adalah hal yang sama muncul di dalam lubuk hatinya pula. Kenapa mereka berdua harus bertemu dengan cara seperti ini?“Nyaris 12 tahun kita tidak bertemu lalu setelah itu kau menghilang begitu saja. Kenapa kau sebegitu inginnya menghindar dariku? Apa kau tidak punya perasaan sama sekali? Apa tidak ada sedikit pun hal yang ingin kau katakan padaku setelah kau bersembunyi selama ini?”“Tidak ada,” sahut Lucy singkat.“Baiklah, kalau memang begitu,” timpal Rookie sambil menghela naaps. Dia tampak berusaha keras untuk mengatur emosinya sebelum mengatakan sesuatu yang lain kepada Lucy. “Tetapi sayangnya aku punya banyak hal yang ingin aku katakan kepadamu. Dengar Lucy, apa kau pikir selama kau menghilang tanpa jejak selama ini aku hanya berdiam diri saja tanpa tahu apa-apa seperti orang bodoh? Aku tahu. Aku tahu segalanya setelah kau menghilang dan kepergianmu bukan cara yang bijak untuk menghilangkanmu dari pikiranku. Memangnya
Wahyu dan Lucy berbincang dengan Rookie tentang banyak hal. Mulai dari hal general hingga beberapa cerita lucu. Terutama soal kisah masa lalu mereka. Rookie tampak sangat antusias dan bersemangat membahas soal Lucy di masa mereka masih SMP dulu, tetapi Lucy berkali-kali memberi lirikan sadis kepada Rookie untuk berhenti bicara, sebab dia merasa tidak enak hati pada suaminya. Tetapi seolah menulikan pendengaran dan membutakan mata, pria itu tidak peduli sama sekali dan bahkan perbincangan itu masih pula mengalir hingga sore hari.Setelah melepaskan semua hal di dalam diri, Rookie menyadari satu hal pasti bahwa rupanya rumah tangga Lucy dan suaminya tampak sangat harmonis dan rukun. Bahkan bisa dibilang itu adalah jenis rumah tangga yang dia harap dapat dia ciptakan sendiri. Wahyu melirik kearah istrinya yang tersenyum lebar tiap kali menceritakan soal kisah mereka dulu dan bagaimana mereka bisa menikah. Sedangkan Rookie hanya diam dan tersenyum simpul menanggapi setiap kisah yang dijel
Hari ini adalah hari yang paling ditunggu oleh Rookie. Pria itu bahkan sengaja membeli tuxedo baru demi acara hari ini. Karena dia memang kebetulan tidak membawa pakaian yang layak untuk dipakai di acara resmi macam pernikahan. Meski pun tahu bahwa dia punya niatan untuk menghadiri acara pernikahan kawannya itu, tetapi Rookie mulanya tidak terlalu peduli. Namun setelah bertemu dengan Lucy dia malah terpacu untuk tampil all out.Rookie bahkan berusaha datang tepat waktu. Entah bagaimana caranya, tapi dia begitu bersemangat. Sesuatu tak kasat mata membuat bisa bangun pagi tanpa membutuhkan alarm, padahal pria itu sedang menginap di hotel. Bagaimana pun sekarang, buat Rookie dia belum bisa kembali sebelum segalanya usai. Dia ingin menyelesaikan segalanya dengan keadaan yang lebih tenang.Rookie masih ingat dimana letak rumah wanita itu. Tentu saja, mana mungkin dia melupakannya? Toh, segala hal yang berkaitan dengan Lucy tidak akan pernah bisa dia hilangkan dari kepala.Begitu dia tiba d
Lucy akhirnya sekali lagi terlepas dari Rookie. Dia kembali berjalan sendiri menuju ke satu direksi yang beberapa saat lalu ditunjukan oleh Nata kepadanya sebagai tempat dimana pengantin wanita berada. Tak jauh dari pintu ruangan pengantin, sudah ada beberapa wajah yang Lucy kenali hanya saja sebagian besar namanya agak samar bahkan lupa. Semuanya tampak sangat cantik dan anggun sekarang, sebagian bahkan sudah menuntun putra putri mereka yang lucu.“Kau cantik sekali Lucy, lama tidak bertemu.” Beberapa menyampaikan sapaan basa-basi sekaligus memuji dan Lucy sendiri menerima semuanya dengan senyuman di wajah.Mereka terlibat beberapa obrolan ringan yang membuat Lucy larut. Tidak ada yang membicarakan masa lalu, semua orang tampak kooperatif dan lebih banyak membicarakan rencana masa depan mereka dan fokus kepada masa sekarang. Lucy mendengarkan dengan antusias terutama saat mereka menceritakan soal parenting anak. Tetapi setelah sebagian dari mereka dipanggil oleh pasangan masing-masin