Tiba di kampung halaman tempat Rookie dibesarkan, pria itu tidak langsung menuju ke rumahnya. Dia berpikir akan gawat bila langsung kesana. Sebab jika sudah masuk ke dalam rumah dia mungkin hanya akan punya sedikit kesempatan untuk keluar mencari keberadaan Lucy. Hal pertama yang Rookie lakukan setibanya di sana adalah buru-buru mengganti nomor ponselnya untuk sementara dan menghubungi sahabatnya Kenny yang pastinya sudah berada di kantor pagi ini. Alasan mengapa dia mengganti nomornya karena untuk sementara ini dia tidak ingin diganggu oleh siapa pun dan apa pun selama dia mencurahkan fokusnya disini. Hal yang paling dia tidak inginkan adalah diganggu oleh si gadis menyebalkan. Apalagi setelah mendengar laporan dari Kenny soal Senna yang mencoba mengancam dirinya. Bagi Rookie sendiri, dia sudah cukup menjadi pria baik yang bersabar selama menjalin hubungan dengannya, dan sekarang perannya untuk menjadi kekasih yang baik telah usai. Oleh sebab itu dia tidak perlu repor-repot lagi menj
Lucy hanya bisa diam. Apa yang dikatakan oleh Rookie kepadanya adalah hal yang sama muncul di dalam lubuk hatinya pula. Kenapa mereka berdua harus bertemu dengan cara seperti ini?“Nyaris 12 tahun kita tidak bertemu lalu setelah itu kau menghilang begitu saja. Kenapa kau sebegitu inginnya menghindar dariku? Apa kau tidak punya perasaan sama sekali? Apa tidak ada sedikit pun hal yang ingin kau katakan padaku setelah kau bersembunyi selama ini?”“Tidak ada,” sahut Lucy singkat.“Baiklah, kalau memang begitu,” timpal Rookie sambil menghela naaps. Dia tampak berusaha keras untuk mengatur emosinya sebelum mengatakan sesuatu yang lain kepada Lucy. “Tetapi sayangnya aku punya banyak hal yang ingin aku katakan kepadamu. Dengar Lucy, apa kau pikir selama kau menghilang tanpa jejak selama ini aku hanya berdiam diri saja tanpa tahu apa-apa seperti orang bodoh? Aku tahu. Aku tahu segalanya setelah kau menghilang dan kepergianmu bukan cara yang bijak untuk menghilangkanmu dari pikiranku. Memangnya
Wahyu dan Lucy berbincang dengan Rookie tentang banyak hal. Mulai dari hal general hingga beberapa cerita lucu. Terutama soal kisah masa lalu mereka. Rookie tampak sangat antusias dan bersemangat membahas soal Lucy di masa mereka masih SMP dulu, tetapi Lucy berkali-kali memberi lirikan sadis kepada Rookie untuk berhenti bicara, sebab dia merasa tidak enak hati pada suaminya. Tetapi seolah menulikan pendengaran dan membutakan mata, pria itu tidak peduli sama sekali dan bahkan perbincangan itu masih pula mengalir hingga sore hari.Setelah melepaskan semua hal di dalam diri, Rookie menyadari satu hal pasti bahwa rupanya rumah tangga Lucy dan suaminya tampak sangat harmonis dan rukun. Bahkan bisa dibilang itu adalah jenis rumah tangga yang dia harap dapat dia ciptakan sendiri. Wahyu melirik kearah istrinya yang tersenyum lebar tiap kali menceritakan soal kisah mereka dulu dan bagaimana mereka bisa menikah. Sedangkan Rookie hanya diam dan tersenyum simpul menanggapi setiap kisah yang dijel
Hari ini adalah hari yang paling ditunggu oleh Rookie. Pria itu bahkan sengaja membeli tuxedo baru demi acara hari ini. Karena dia memang kebetulan tidak membawa pakaian yang layak untuk dipakai di acara resmi macam pernikahan. Meski pun tahu bahwa dia punya niatan untuk menghadiri acara pernikahan kawannya itu, tetapi Rookie mulanya tidak terlalu peduli. Namun setelah bertemu dengan Lucy dia malah terpacu untuk tampil all out.Rookie bahkan berusaha datang tepat waktu. Entah bagaimana caranya, tapi dia begitu bersemangat. Sesuatu tak kasat mata membuat bisa bangun pagi tanpa membutuhkan alarm, padahal pria itu sedang menginap di hotel. Bagaimana pun sekarang, buat Rookie dia belum bisa kembali sebelum segalanya usai. Dia ingin menyelesaikan segalanya dengan keadaan yang lebih tenang.Rookie masih ingat dimana letak rumah wanita itu. Tentu saja, mana mungkin dia melupakannya? Toh, segala hal yang berkaitan dengan Lucy tidak akan pernah bisa dia hilangkan dari kepala.Begitu dia tiba d
Lucy akhirnya sekali lagi terlepas dari Rookie. Dia kembali berjalan sendiri menuju ke satu direksi yang beberapa saat lalu ditunjukan oleh Nata kepadanya sebagai tempat dimana pengantin wanita berada. Tak jauh dari pintu ruangan pengantin, sudah ada beberapa wajah yang Lucy kenali hanya saja sebagian besar namanya agak samar bahkan lupa. Semuanya tampak sangat cantik dan anggun sekarang, sebagian bahkan sudah menuntun putra putri mereka yang lucu.“Kau cantik sekali Lucy, lama tidak bertemu.” Beberapa menyampaikan sapaan basa-basi sekaligus memuji dan Lucy sendiri menerima semuanya dengan senyuman di wajah.Mereka terlibat beberapa obrolan ringan yang membuat Lucy larut. Tidak ada yang membicarakan masa lalu, semua orang tampak kooperatif dan lebih banyak membicarakan rencana masa depan mereka dan fokus kepada masa sekarang. Lucy mendengarkan dengan antusias terutama saat mereka menceritakan soal parenting anak. Tetapi setelah sebagian dari mereka dipanggil oleh pasangan masing-masin
Hime sudah dipanggil dan dibawa keluar untuk menghadiri upacara sakral mereka. Tetapi meski begitu, Lucy tidak ikut keluar dari ruangan. Justru dia malah berada disana ditinggalkan dan merenung sendirian. Ya, dia memilih untuk tetap duduk diam dia tempatnya. Pikiran Lucy kini justru malah dipenuhi dengan penuturan Hime terhadapnya.Pandangannya menatap pada dinding agak lama, seolah itu adalah tempat yang indah untuk dipandangi berlama-lama. Dia merasa berada disini, tetapi dia pun merasa linglung. Ini membuat kepalanya penuh dengan banyak hal yang seharusnya tidak dia perlu dia pikirkan.“Hah… bagaimana bisa aku tidak peka sama sekali selama ini?” keluh Lucy kepada udara kosong. Kepalanya terasa berputar dan pusing ketika dipaksa berpikir sejauh itu.Terus terang itu adalah hal yang terlalu mengejutkan untuk bisa Lucy tanggapi dengan tenang. Dan terus terang saja kalau apa yang disampaikan oleh Hime adalah informasi yang sama sekali tidak dia duga seumur hidupnya. Lebih tepatnya Lucy
“Rookie, tunggulah diluar. Kau tidak diperbolehkan masuk!” ujar Wahyu dengan tegas dan keras sambil menahan Rookie di depan pintu instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit terdekat yang bisa dia capai dalam keadaan genting. Rookie saat itu memang sudah seperti seorang lelaki yang kehilangan akal lantaran berteriak sambil memanggil nama Lucy berulang kali ketika dia sudah dibawa oleh para perawat rumah sakit dan belum cukup sampai disitu dia juga berusaha untuk masuk ke dalam secara paksa.Wahyu yang diberi kabar langsung meluncur ke tempat kejadian dan menjadi satu-satunya yang masih bisa bersikap tenang atas situasi ini. Mengingat dia adalah seorang dokter, ketenangan adalah hal yang sudah dia pelajari, dan dia jadi punya tugas baru untuk menenangkan lelaki yang cepat panas macam Rookie. Dari wajahnya Wahyu bisa menilai bahwa lelaki itu sangat khawatir dan begitu pucat. Dari orang-orang yang ikut serta membantunya, Rookie memang nyaris mengamuk saat tidak ada seorang pun yang menangani Lucy
“Bisa kamu jelaskan dahulu pada saya apa saja yang sudah terjadi? Termasuk identitasmu, Nak?” tanya Liana. Sejujurnya dia berusaha untuk menjadi orang yang tidak cepat mengambil keputusan. Terlebih perempuan muda yang duduk dihadapannya sekarang begitu asing buatnya. Akan sangat tidak adil bila dia langsung menjudge putra yang telah dia besarkan begitu saja. Tetapi dia juga tidak bisa menutup mata melihat effort yang si wanita muda itu lakukan.Dia tidak mungkin berani melangkahkan kakinya kemari jika itu hanyalah sebuah cerita karangan. Untuk sementara Liana akan mendengarkan lebih dulu sebelum memutuskan apa yang harus dia perbuat kedepannya.Mendengar pertanyaan Liana gadis itu menganggukan kepalanya dan menatap pada Liana dengan super serius. Liana berusaha mencari kebohongan dalam sorot mata itu, tetapi dia tampak tidak gentar sama sekali. Hal itu sedikit membuat Liana tegang.“Baik, perkenalkan kembali nama saya Senna. Saya adalah kekasih Rookie selama 7 tahun ini. Jujur saja sa