“Hari ini sudah banyak yang mengunjungiku Pak Wakil Presdir,” ujar Rookie lelah.Sebelum pria brengsek itu pergi, Kenny sempat mengunjunginya juga dan satu-satunya hal yang Rookie titipkan adalah keselamatan Lucy dan meminta Kenny untuk melindungi dia. Kemudian berselang beberapa jam kemudian kekasihnya juga datang dengan berurai air mata dan dia bahkan bilang bahwa dia punya tekad untuk melakukan apa saja demi mengeluarkan Rookie dari sana. Sejujurnya Rookie tidak peduli soal dirinya, bantuan yang dikatakan oleh pacarnya pun tidak terlalu dia butuhkan, makanya Rookie hanya sekadar bilang semuanya baik-baik saja, dan dia meminta Senna untuk menantikannya saja. Dan sekarang kakak dari kekasihnya yang datang. Jika sampai orangtuanya tahu juga, maka bisa dia pastikan bahwa ini adalah akhir bagi Rookie.“Aku hanya ingin tahu alasanmu melakukan kekerasan seperti yang dituduhkan oleh investor kita. Maksudku, aku tahu kalau kau tipe yang berdarah panas tetapi untuk main hakim sendiri tanpa a
“Bukankah ini sangat aneh? Aku memberikanmu banyak hal, uang, pakaian mahal, dan semua hal yang kau inginkan tetapi kau selalu menolakku. Sekarang setelah tidak kulakukan semua itu, tiba-tiba saja kau datang padaku tanpa paksaan. Tahu tidak, aku sudah susah payah mencari tahu tentangmu, ternyata kelemahanmu justru adalah … mereka? lucu sekali,” ejek pria berambut coklat itu di depan Lucy.Entah apa yang merasuki kepala Lucy saat itu. Tanpa sedikit pun peduli soal kakinya yang belum bisa berjalan sepenuhnya, dan tidak peduli jahitannya kembali tertekan akibat menahan beban berat tubuhnya sendiri. Rasa sakit itu berganti menjadi rasa sesal yang teramat dalam. Setelah mendapatkan tamu tidak diundang, dan mendengarkan soal apa yang telah terjadi kepada 2 orang itu karena bersumber dari dirinya. Lucy merasa terbebani oleh perasaan bersalah yang amat sangat besar.“Bagiku sia-sia melakukan hal bodoh dengan melibatkan oranglain atas urusan kita. Kau tidak perlu repot-repot mencari tahu tenta
“Baru saja aku menitipkan dia padamu, dan kau bilang dia hilang! Kau serius membiarkan dia pergi begitu saja?!” teriak Rookie kalap begitu dia dan Bima tiba di rumah sakit untuk mengecek kebenaran dari kata-kata Kenny yang beberapa saat lalu mengabari Bima saat mereka masih di kantor polisi.Kenny cuma bisa pasrah ketika Rookie dengan erat mencengkram kerah kemejanya sambil dimaki oleh sahabatnya, bahkan dia tidak peduli kalau dirinya dipukul sekarang juga. Dia tahu betul kalau Rookie saat ini sedang kesal, dan tidak ada gunanya dia beralibi sebab pria itu malah akan semakin membabi buta. Maka sebagai gantinya Kenny hanya bungkam.Merasa bahwa dirinya sudah keterlaluan, Rookie pada akhirnya melepaskan kemeja temannya dan menghela napas lelah. Putus asa akan keadaan dan dia tidak mendapatkan jawaban apa-apa dari Kenny, Rookie malah meninju dinding rumah sakit dengan frustasi dan menjambak rambutnya sendiri karena kesal. Ayolah … dia baru saja bertemu dengan Lucy setelah waktu yang begi
Lucy masih menangis di atas tempat tidur. Seluruh tubuhnya terasa sakit dan pegal. Ini jauh lebih sakit daripada yang dia bayangkan selama ini. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa dia benar-benar sudah ternoda dan menjadi seorang pelacur seutuhnya. Kini sempurna sudahlah titik noda guna melengkapi seluruh penderitaannya. Lucy mencoba untuk bangkit dan mengubah posisinya untuk duduk di atas ranjang dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.Sebelum melakukan hal ini, Lucy telah banyak berpikir. Dia tidak punya jalan lain untuk membantu oranglain. Hanya dengan ini dia bisa untuk mengeluarkan orang-orang yang baik keluar dari masalah. Tidak ada hal yang lebih baik dari itu, meskipun kenyataannya dia harus kehilangan hal yang paling berharga dari dirinya. Inilah alasannya mengapa dia tidak ingin terlibat secara emosional dengan oranglain. Lucy hanyalah seorang people pleaser yang menutupi diri dengan arogansi. Tetapi ketika dia telah kehilangan arogansinya, dia tidak punya pilihan unt
“Dia baru pulang setelah 2 hari menghilang. Dia Cuma bilang padaku kalau dia ada di rumah temannya. Memangnya apa yang terjadi pada Lucy?” Yuichi langsung bertanya pada ke dua orang pria yang datang ke clubnya. Satu berambut gondrong diikat dan satu lagi pria yang berpenampilan rapi khas petinggi perusahaan.“Saya pikir dia kembali kemari, tapi jika tidak keberatan boleh kabari saya kalau dia pulang nanti?” kata si pria berambut pendek rapi kepada Yuichi.“Tentu saja, kalau dia kembali aku akan memberitahukannya kepada kalian,” sahut Yuichi sambil menerima kartu nama dari mereka berdua.Setelah kini mereka bertanya pada Yuichi, sebagai satu-satunya orang yang memiliki hubungan dengan Lucy, Yuichi justru merasa aneh dengan kedatangan mereka yang tiba-tiba. Dia tidak ingat kedua pria tersebut adalah langganan tetap tempatnya, meski yang rambutnya diikat Yuichi pernah lihat sekali dua kali dengan si pemuda berambut merah. Yuichi mengamati mereka berdua yang pergi menjauh dari klubnya.Se
Hampir satu minggu ini Rookie nyaris tidak pernah pulang ke apartment-nya. Setelah pulang kerja dia langsung berkeliling seantero Jakarta. Mencari dari satu hotel ke hotel yang lain. Dari satu klub ke klub lain. Bermodalkan temannya yang dia hafal sering bermain dengan para pelacur. Tapi apa? selama pencarian selama satu pekan tersebut sama sekali tidak ada hasil sama sekali. Semua tempat di Jakarta nyaris telah dia sisir semua. Tetapi tidak pernah sekali pun Rookie menemukan petunjuk apa-apa. Hal tersebut tentunya mengesalkan hati. Ditambah lagi dengan gerak gerik kekasihnya yang selalu membuat situasi makin rumit. Senna yang selalu mengeluhkan kesibukannya adalah hal yang paling menyebalkan selain dari tidak ditemukannya Lucy dimana pun. Terlebih karena Rookie tidak mungkin secara gamblang mengatakan padanya bahwa dia sedang mencari wanita lain.Rookie dekat dengan sekretarisnya untuk urusan kerja saja, Senna sudah mencak-mencak apalagi kalau dia ketahuan mencari seorang wanita yang
Kenny sudah menduga bahwa sahabatnya bakal menjelma bak manusia yang kehilangan kewarasannya. Setiap pergerakan yang dia lakukan sekarang sudah lagi tidak logis, dia bergerak linglung dan tidak karuan. Sama halnya juga dengan sang Wakil Presdirnya itu. Hidup mereka mendadak kacau balau, dan pikiran mereka tidak berada di tempatnya. Meski memang dalam urusan pekerjaan performa mereka masih bisa dibilang normal dan wajar, tetapi setelahnya mereka akan setelahnya mereka kembali mengacau. Entahlah, buat Kenny tingkah mereka mirip orang gila yang sedang patah hati. Padahal Kenny juga melibatkan diri di dalamnya karena kasihan pada Rookie dengan membantu sebisa mungkin. Setiap malam sambil bersenang-senang dia bertanya kepada para pelacur yang melayaninya tentang Lucy, tetapi sepertinya semua orang di klub tidak tahu apa-apa. Atau bisa dibilang mereka memang tidak mau tahu. Tetapi yang paling mengganjal bagi Kenny adalah kenapa sang Wakil Presdir dan sahabatnya sangat ambisius dan terobsesi
“Kau bilang kau tidak pernah tidur dengan pria mana pun. Semua orang di klub bicara hal yang sama. Kau bilang … kau juga tidak akan tidur dengan siapa pun selain dengan pria yang kau cintai.” Rookie bahkan sudah tiba di titik dimana dia tidak tahu lagi harus berkata apa seharusnya dalam situasi ini. Dia terlalu lelah dan kecewa dengan apa yang dia lihat. Terlebih … Lucy dengan orang itu …“Kau terlalu lugu, Rookie. Apa kau begitu yakin bahwa ada pelacur yang masih perawan? Apa kau ingat sendiri apa yang kau katakan padaku saat pertama kali kita bertemu? kau bilang gadis murahan sepertiku bisa kau beli berapa pun, dan aku hanya melakukan apa yang kau katakan padaku dulu. Kebetulan dia adalah pria yang membeliku dengan harga paling tinggi. Lebih dari uang yang kau hasilkan dalam satu tahun. Oh, ataukah kedatanganmu kemari karena kau kecewa lantaran kau tidak bisa membeli keperawananku?” kata Lucy dengan sangat enteng.“Waktu itu aku tidak tahu kalau itu kau! Hentikan semua sandiwara dan