Share

Spaghetti

last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-25 20:02:26

Renovasi rumah ibu sudah selesai. Besok tinggal membersihkan puing-puing dan semuanya sudah siap. Benar kata ayah, tidak akan sampai satu bulan untuk merenovasi rumah ini, atau mungkin karena ayah membayar lebih banyak pekerja? Entahlah, seingatku, ada lebih dari 20 orang yang bekerja merenovasi rumahku.

Tidak banyak yang di renovasi, hanya menambahkan sebuah taman yang lumayan luas di belakang rumah dan menodifikasi garasi sehingga bisa langsung menuju ke taman belakang rumah. 

Selama satu bulan itu juga, aku banyak berdiskusi dengan ayahku dan juga teman-temanku yang mau membantuku mendirikan The Chevron Foundation. Kami juga sudah sepakat untuk menggunakan rumah lamaku sebagai 'markas' dan ayah juga sudah siap menggelontorkan dana untuk menambah kamar dan juga dapur. Rumah itu akan selesai sekitar 2-3 bulan lagi dan aku sangat bersemangat untuk itu. 

"Oke, kalau begitu, aku akan mulai mencari donatur selain ayahmu besok, kau temani aku, ya," ujar Sa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Don't Be Silly. It's Precious   Hal yang (belum) dikatakannya

    Aku menyadari kalau Sam memberikan tatapan penuh perhatian kepadaku saat ini. Dia seperti tengah memikirkan apa yang terjadi padaku."Sudahlah, Sam, aku tidak apa-apa," ucapku."Hmm, baiklah kalau begitu.""Kemana kita akan mencari donatur? Apa kau tahu?" tanyaku."Kita ke kantor ibuku dulu, dia pasti akan membantu, kemudian kita gunakan koneksinya dan mencari donatur yang lain, mereka pasti akan semangat bisa berpartisipasi dalam yayasan yang digerakkan oleh keluargamu," jelas Sam."Kalau hanya seperti itu, kenapa kau meminta aku untuk menemaniku? Kau bisa melakukannya sendiri kan?""Ava ....""Tapi sudah terlanjur, lanjutkan saja," ucapku seraya memandang keluar.Ah sial, ini bukanlah sesuatu yang kuharapkan hari ini. Mood ku menghilang setelah bertemu Ruby. Menyebalkan sekali, padahal dia sangat ramah denganku."Kenapa kita kesini?" tanyaku yang menyadari kalau ini adalah jalan menuju ke taman milik orang tua Sam.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Don't Be Silly. It's Precious   Pengalaman (?)

    Ketika aku keluar dari toilet mall, bekas tumpahan kopi yang kubeli sudah hilang. Petugas kebersihan kemungkinan sudah membersihkannya. Aku melirik ke jam besar yang berada di lantai dasar mall. Pukul setengah enam sore. Cepat sekali waktu berlalu jika kau mengisinya dengan menangis di kamar mandi mall.Aku melangkah keluar dari mall dan tampaknya, aku tidak akan mampir ke tempat Sam. Aku ingin pulang.Aku menunggu kereta bawah tanah bersama beberapa orang lainnya yang sepertinya baru saja pulang kerja. Mereka bau keringat.Tidak lama kemudian, kereta datang. Aku kemudian masuk ke dalam dan duduk di sebelah wanita berkemeja putih dan berambut keriting."Ajak aku bicara, nyonya, aku sedang sedih," batinku."Ayolah, pasti kau memiliki beberapa kalimat yang bisa kau sampaikan kepadaku, seperti selamat sore atau menanyakan bagaimana kabarku meskipun kita tidak saling mengenal." Begitulah isi hatiku saat ini."Menyebalkan," ucapku dalam hat

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28
  • Don't Be Silly. It's Precious   Pagi perbaikan

    Cahaya matahari menyilaukan mataku yang baru saja terbuka. Aku berbalik menghadap ke sandaran sofa. Aku ketiduran di sofa lagi."Sayang, ayo sarapan, ibu sebentar lagi selesai memanggang roti," ucap ibuku dari arah dapur. Bagaimana dia bisa tahu kalau aku sudah bangun ya?Ah aku malas memikirkannya. Aku menuju ke kamar mandi dan mencuci muka serta menggosok gigi.Aku lalu memperhatikan bayangangku di cermin. Kejadian kemarin masih membekas dan wajahku sangat mencerminkan isi kepalaku saat ini yang juga tengah memikirkan kejadian kemarin.Apa aku memang tidak se-cantik wanita itu?Apa aku memang sangat kurang jika dibandingkan dengannya?Apa semua kisah cintaku harus memiliki momen seperti ini?Aku mungkin hanya salah lihat. Mungkin sebenarnya wanita itu tidak menciumnya. Hanya saja karena aku melihatnya dari arah yang tidak tepat, wanita itu jadi terlihat seperti sedang mencium bibir Sam."Dia menciumku di bibirku, kau ti

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-30
  • Don't Be Silly. It's Precious   Rusak (lagi)

    "Oke, jadi bagaimana kabar dari ibumu? Apa dia bersedia?" tanyaku tentang meminta ibu Sam untuk ikut menjadi donatur yayasan yang baru keluargaku dirikan."Yah, tentu saja dia dengan senang hati akan ikut membantu, tenang saja," jawab Sam."Kalau begitu semua beres, ayahku juga sudah siap dengan semua hal lainnya dan tinggal menunggu pembangunan markas selesai," ucapku seraya mengacungkan ibu jari."Apa kita mau mulai melakukannya dulu? Maksudku adalah sebaiknya kita mulai menyalurkan semua bantuan-bantuan yang kita dapatkan, meskipun markas memang belum selesai," saran Sam."Mungkin itu boleh juga, lebih cepat lebih baik, aku akan hubungi yang lain, supaya datang kerumahku dan mulai menyalurkan bantuan-bantuan yang sudah kita dapatkan," ucapku menyetujui saran Sam.Aku bergegas mengambil ponsel dan menelpon teman-temanku yang terlibat dalam pembangunan yayasan ini. Dan syukurlah mereka tidak memiliki jadwal yang benar-benar padat dan akan datang k

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • Don't Be Silly. It's Precious   Kecelakaan

    "Jadi, ketika kau menelpon Sam tadi, dimana dia berada?" tanya Carla mencoba membuka percakapan."Dirumah, sedang berolahraga," jawabku."Bukannya dia bilang dia tidak bisa ikut karena ada urusan dengan ibunya?""Mungkin urusannya nanti, jadi dia olahraga dulu untuk mengisi waktu," belaku."Hmm begitu ya, kita tidak tahu juga urusan macam apa yang akan dilakukan Sam dan juga ibunya."Aku hanya mengangkat bahu dan tidak mau ambil pusing soal ini. Aku mempercayainya."Sejak dia bertemu mantannya itu, apa ada yang berbeda darinya?" tanya Carla lagi."Tidak ada, Carla, dia tetap pria yang sama dan selalu aku cintai," jawabku."Kau tahu, sepertinya aku pernah bilang kepadamu sebelumnya, aku dan teman-teman tidak begitu tahu tentang kisah cinta Sam, dia tidak pernah membicarakannya, dan tidak pernah memperlihatkannya kepada orang-orang, hanya ketika bersamamu dia sering mengunggah kemesraan kalian," ucap Carla."Ya, aku

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-02
  • Don't Be Silly. It's Precious   Close friend

    "Ibu, dimana Sam? Apa dia tidak menjengukku?" tanyaku kepada ibuku."Ibu menelponnya beberapa kali sejak kemarin, namun, dia bilang kalau dia sedang di luar kota, urusan bisnis bersama ibunya, hari ini dia akan menyempatkan diri untuk menjengukmu," jawab ibuku."Menyempatkan diri?""Mungkin dia sangat sibuk, kau tahu kan kalau kalian berdua adalah fresh graduate, sudah sewajarnya kalau dia sibuk, mungkin dia sedang membicarakan pekerjaan bersama ibunya, kau tidak boleh berprasangka macam-macam padanya," jelas ibuku."Tapi aku kekasihnya, aku sangat membutuhkan kehadirannya saat ini.""Dan dia adalah manusia, dia pria biasa yang juga punya kehidupan, kau tidak boleh selalu bergantung pada seseorang, lagipula aku ada disini, apa kehadiranku tidak cukup?" bantah ibuku. Aku terbelalak mendengar kalimat yang baru saja diucapkan ibuku. Aku baru pertama kali mendengarnya seperti itu. Aku tidak sanggup berkata apa-apa."Maafkan ibu, sayang, sudah be

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • Don't Be Silly. It's Precious   Pergilah, dan jangan kembali

    Teriakan Carla membuatku berhenti melamunkan fakta kalau Sam tidak benar-benar mencintaiku. Aku menoleh dan melihat teman-temanku yang menatapku dengan tatapan iba. Aku mencoba untuk tersenyum, namun, air mata malah membanjiri mataku dan jatuh membasahi pipi."Ava, maafkan aku," ucap Yura seraya menghapus air mataku."Kenapa kau meminta maaf? Dimana letak kesalahanmu? Apa hal yang kau ingin aku untuk maafkan?"Yura terdiam mendengar pertanyaanku tadi dan menunduk."Jangan meminta maaf jika kau tidak tahu kesalahanmu, itu memuakkan, lagipula, kau tidak salah, tidak usah dipikirkan."Yura tersentak dan kembali ke tempat duduknya semula. Teman-temanku yang lain hanya terdiam melihat sikapku dan akhirnya, keheningan menyapa ruangan ini."Sudah mulai gelap, aku harus beristirahat, terima kasih sudah datang menjengukku hari ini," ucapku seraya memutar kursi roda."Biar aku bant-""Tidak usah, aku bisa sendiri." Aku memotong uca

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-05
  • Don't Be Silly. It's Precious   Pelajaran

    "Selamat datang di rumah, sayang!" sambut ayahku yang tengah menunggu dirumah. Ibu yang menjemputku karena ayah mungkin kelelahan setelah harus mengurus kecelakaan yang aku alami.Aku hanya tersenyum tipis mendengar sambutan yang ditujukan kepadaku itu dan duduk di sofa bersama ayah."Ayah, apa aku jelek?""Wow, kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu? Tentu saja kau sangat cantik!" jawab ayahku seraya merangkulku."Apa sifatku sangat buruk hingga membuat pria lari dariku? Bahkan mempermainkanku seperti ini.""Sam?" tanya ayahku.Ibuku yang mendegar ayahku menanyakan tentang Sam segera menghampiri ayahku dan menyuruhnya untuk diam.Air mata kemudian turun membasahi pipiku dan semakin lama semakin deras."Apa yang terjadi, sayang? Bukankah kalian baik-baik saja? Apa dia mempermainkamu?" tanya ayahku dengan serius."Christian, sudahlah, lebih baik menenangkan Ava sekarang," ucap ibuku seraya memelukku.Patah

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-08

Bab terbaru

  • Don't Be Silly. It's Precious   Seperti aku

    Aku bangun pagi ini dengan perasaaan segar dan bersemangat karena aku memiliki hal penting untuk dilakukan hari ini. Aku bergegas menuju ke kamar mandi dan mandi untuk membuat tubuhku semakin segar.Setelah mandi, aku pergi menuju ke ruang tamu dan mendapati ibuku yang tengah memasak sarapan. Dia tampak heran melihat aku yang masih pagi begini sudah mandi.“Mau kemana pagi-pagi sekali?” tanya ibuku.“Tidak kemana-mana, sedang ingin saja,” jawabku seraya tersenyum dan menunjukkan gigiku.Ibuku hanya menggelengkan kepala dan memasang ekspresi yang mengisyaratkan “terserah kau saja” di wajahnya.“Dimana ayah?” tanyaku.“Sepertinya di taman, bersama Finn,” jawab ibuku seraya membalik telur goreng.Semenjak Finn datang, ayahku selalu bangun sangat pagi dan menghabiskan waktu bersama Finn sampai waktu sarapan. Entah itu jalan-jalan pagi mengelilingi lingkungan rumah kami, atau hany

  • Don't Be Silly. It's Precious   Keributan di rumah

    Malam menyapa. Kegiatan bakti sosial itu berlangsung sampai sore dan kami semua melewatkan jam makan siang sehingga kami memutuskan untuk makan bersama di restoran. Aku melihat unggahan akun sosial media yayasan kami yang dikelola oleh Yura sebagai bagian dokumentasi.Semua komentar positif dilontarkan oleh para pengguna sosial media di tiap unggahan serta semua hati dan ibu jari yang berjumlah ribuan berada disana. Aku tersenyum bahagia, dan aku ingin sedikit berteriak mengetahui rasa senangku, tapi aku tidak ingin terlihat memalukan di restoran ini.“Haruskah kita melakukan rapat sekarang? Nyonya ketua?” tanya Mason seraya menyeruput es tehnya.“Entahlah, aku rasa kita bisa melakukannya di pertemuan berikutnya, aku memiliki semua hal yang perlu kita evaluasi, aku bisa melakukan pertemuan kapan saja, tergantung kepada kalian, mungkin ada yang sibuk? Atau tidak bisa datang? Karena itu, untuk menghindari hal tersebut, aku ingin agar kita menyesu

  • Don't Be Silly. It's Precious   Diberkati

    “Ada satu tempat lagi yang harus kita datangi, ini sangat penting, jadi kau tidak boleh menolak, ajak saja Finn, mereka tidak melarang anjing untuk datang,” ucap Carla seraya menyeruput minumannya.“Kemana?” tanyaku ingin tahu.Carla tidak menjawab dan Finn mengonggong dari belakang. Dia tampak senang berada di dalam mobil, dan aku mengelus kepalanya.Kami lalu masuk ke sebuah komplek perumahan elit dimana banyak sekali rumah-rumah berukuran besar. Aku tidak pernah pergi kesini sebelumnya, jadi ini semua terasa asing untukku.“Ini mau kemana? Aku tidak pernah kesini,” ucapku kebingungan.Carla masih tidak menjawab, namun dia tersenyum riang dan kami kemudian berhenti di sebuah rumah mewah dengan banyak mobil terparkir di depannya. Carla lalu mengajak kami masuk ke dalam dan aku membukakan pintu untuk Finn. Ketika aku sampai di depan pintu, terdengar suara berisik dari dalam.“Hai Ava!” teriak s

  • Don't Be Silly. It's Precious   Finn

    “SELAMAT DATANG DI PET CONVENTION TAHUNAN!!”Seorang wanita menyambut kami yang tengah berjalan memasuki sebuah tanah lapang yang dipenuhi tenda-tenda dan balon-balon. Carla yang terlihat sangat bersemangat menarik tanganku menuju ke salah satu dari tenda-tenda itu.Aku melihat ke sekelilingku dan memang benar, ada banyak sekali binatang-binatang unik dan lucu disini. Aku menghampiri sebuah tenda yang memiliki beberapa ekor landak berwarna putih dan aku mengelus duri-duri di punggungnya dengan lembut. Landak itu terlihat menyukai perlakuanku kepadanya. Entahlah, dia memejamkan matanya dan terlihat santai, jadi aku berasumsi kalau dia menyukaiku.“Ava Ava!! Lihat ini, dia sangat lucu!” teriak Carla dari tenda disebelahku. Dia menggendong seekor anak monyet berwarna putih.“Ah kau benar, dia sangat lucu!” ucapku seraya mengelus rambut putihnya. Dia juga terlihat mneyukainya.“Dia spesies yang langka, negara t

  • Don't Be Silly. It's Precious   Solusi(?)

    Sesampainya dirumah, aku membaringkan tubuhku di atas ranjang empuk di kamarku dan memandangi langit-langit kamarku. Aku memperhatikan lenganku yang terlihat sedikit berisi dibandingkan beberapa bulan yang lalu.“Aku rasa aku sedikit gendut, sepertinya memang benar,” gumamku seraya meremas lengan kiriku dengan tanganku.Aku lalu berdiri menghadap cermin dan memandangi cermin. Memandangi tubuhku dan beralih menatap mataku sendiri yang juga menatapku di sisi lain cermin.Asap. Dimana-mana ada asap, dan cerminku mulai retak. Luka di wajahku yang sudah mengering, terkelupas. Kakiku bergemetar hebat. Aku sudah mengalami ini berkali-kali, namun, aku masih merasa takut. Di dalam hati, aku berteriak. Ketika aku mengalihkan pandangan ke tempat tidurku, disana terbaring tubuh Carla dengan darah berlumuran dimana-dimana.“AVA!!”Aku menoleh, mencari asal suara yang ternyata datang dari ibuku yang tengah memperhatikan aku dari pintu kam

  • Don't Be Silly. It's Precious   Urusan wanita

    Makanan yang kami pesan datang dan aku masih belum menyentuh steak yang aku pesan. Aku masih memikirkan semua yang Liam katakan seraya melihat ke arah ayah dan ibuku yang tengah bercanda bersama Ruby dan juga nenek Liam.“Beberapa jam sebelum makan malam, menghabiskan waktu bersama kedua orang tuaku yang menyenangkan ini,” ucapku dalam hati.Sejak awal bertemu dengannya, dia merubah hidupku. Dan aku rasa aku sudah mengatakannya ratusan kali. Gadis bergelimang harta namun sarat akan kasih sayang, gadis yang memiliki sebuah istana namun tidak bisa dianggap rumah, gadis yang bisa mendapatkan semua yang dia inginkan kecuali cinta yang tulus, semuanya berubah hanya dalam satu hari dimana aku memutuskan untuk mencari sarapan di pagi yang cerah dalam kondisi mengantuk.“Ava, sayang, kenapa kau tidak makan?” tanya ayahku yang tengah mengobrol dengan Liam. Dia melihatku dengan wajah khawatir.“Ah iya, aku hanya sedang memikir

  • Don't Be Silly. It's Precious   Pikir lagi

    Kakiku tidak bisa berhenti bergemetar karena makan malam bersama Liam yang akan dilangsungkan beberapa jam lagi. Ayah dan ibuku sudah siap, begitu juga dengan aku. Tapi, aku benar-benar merasa takut yang tidak wajar, padahal aku hanya akan pergi makan malam di luar bersama keluargaku.“Sayang, apa kau benar-benar se-takut itu?” tanya ibuku yang sepertinya melihat kegelisahan di wajahku.“Entahlah, tapi, aku tidak bisa selamanya menghindar bukan?”“Kau benar, tapi kau tidak perlu buru-buru,” ujar ibuku lagi.“Tidak apa-apa, ini hanya makan malam, lagipula, aku tidak tahu kenapa aku harus merasakan ini, padahal aku sempat mencintai orang lain setelah aku dan dia tidak lagi saling menghubungi, jadi, aku berkesimpulan kalau rasa takut ini hanya rasa takut untuk sementara waktu, setelah beberapa saat aku di meja makan, tentu saja aku akan baik-baik saja,” jelasku.Ibuku hanya tersenyum dan kami meninggalka

  • Don't Be Silly. It's Precious   Karena beriita pagi ini

    Aku membuka mataku setelah semalaman tertidur di depan televisi. Semalam, aku memutar film Titanic untuk membantuku tidur, karena itu film yang sangat membosankan dan benar saja, aku bisa bangun pagi ini karena aku berhasil tidur semalam.“Selamat pagi, sayang,” ucap ibuku seraya membuka gorden dan mematikan lampu yang masih menyala.“Pagi, bu, apa ayah belum bangun?”“Belum, dia masih tidur sekarang, apa kau mau sarapan duluan?” tanya ibuku.“Boleh, aku ingin sereal milik ayah, sepertinya enak,” pintaku kepada ibuku.“Beberapa hari yang lalu kau meledek ayah karena makan sereal itu, tapi sekarang kau menginginkannya,” komentar ibuku seraya menahan tawa.“Ah sudahlah, semalam ada iklan tentang sereal itu dan itu benar-benar menggugah selera,” ucapku seraya memanyunkan bibir.“Kalau begitu kau cuci dulu wajahmu, agar terlihat lebih segar,” ucap ibuku de

  • Don't Be Silly. It's Precious   Tidak butuh uang

    Pertemuanku dengan orang tua Michael Pattertson kemarin, sejujurnya masih membuatku bingung. Sudah ada beberapa orang di dalam hidupku yang menganggap kalau uang akan memberiku kebahagiaan, padahal, tidak seperti itu.Jika aku ceritakan ulang, aku baru merasa bahagia ketika seseorang mau mengerti akan diriku, ketika aku merasa di cintai meskipun pada akhirnya itu hanya kebohongan dan juga kegagalan, ketika aku bisa bersama keluargaku, bersenda gurau bersama mereka, ketika aku bisa menceritakan berbagai masalah kepada teman baikku, aku sudah cukup bahagia.Aku rasa, kebahagiaanku tidak melulu soal uang, karena sebelum aku bertemu dengan Liam, aku juga belum paham bagaimana bahagia menurut orang-orang, dan ternyata, mereka hanya berpikiran kalau ada uang, maka akan bahagia.Liam dan Sam, membuatku merasa bahagia. Mereka membuatku merasa di cintai, namun, keduanya berakhir dalam kegagalan, dan yang kedua membuat semuanya menjadi runyam. Kebohongan, ancaman, dan ras

DMCA.com Protection Status