Beranda / Pernikahan / Dompet Rahasia Suamiku / Baiklah, kita mulai permainannya!

Share

Baiklah, kita mulai permainannya!

Penulis: Jeni Sasmita
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-25 01:42:03

[Terimakasih sayang, rumahnya sangat mem....]

Jantung Anya berdegup kencang, pesan yang hanya tampak sedikit itu mampu menusuk sampai ke lubuk hati terdalam.

Anya mencoba untuk mencerna pesan itu lagi, "Rumah, apa itu artinya mas Heru membelikan rumah untuk wanita itu?" Gumam Anya, yang merasa kurang yakin dengan pemikirannya.

Saat Anya hendak membuka tas milik suaminya, suara air shower tak lagi terdengar. Itu artinya suaminya telah selesai mandi.

Anya mengurungkan niatnya, membawa hati yang terasa panas, ia mengambil posisi duduk manis di atas ranjang.

"Mas, kamu mandinya lama banget," ucap Anya dengan suara manjanya.

"Memangnya kenapa, Sayang. Kangen ya." Heru yang masih memakai handuk ikut duduk disebelahnya, memeluk dan membawa Anya ke dada bidangnya.

Biasanya aroma maskulin Heru sangat membuat Anya tergoda, tetapi kali ini aroma itu membuatnya jijik dan ingin muntah.

Heru yang tidak menerima respon dari Anya pun mulai melakukan aksinya.

'Aku terlalu bodoh, seharusnya tadi aku tidak disini," batin Anya, menerima sentuhan-sentuhan nakal dari suaminya.

Disaat yang sangat kebetulan, perut Anya yang belum terisi sedari tadi pun berbunyi meminta jatahnya.

"Dek, kamu lapar?" tanya Heru yang mendengarnya jelas.

Anya sedikit nyengir, "Iya mas. Emangnya mas tidak lapar?"

"Oh, tentu dek, ayo kita makan nanti kita lanjutkan olahraganya." Heru mengedipkan matanya lalu beranjak mengambil baju kaosnya.

*

"Mas," panggil Anya pada suaminya yang tiba-tiba sibuk dengan laptopnya.

"Hmm," jawab Heru tanpa menoleh.

"Aku mau bicara sesuatu, boleh?" tanya Anya sambil menatap suaminya.

"Ngomong aja dek?" Jawab Heru, masih tetap tidak menoleh.

"Besok kita periksa kedokter ya, masa sudah dua tahun lebih menikah tapi kita belum punya anak, aku ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang ibu."

"Yang sabar aja dek, mungkin belum rezeki kita. Masih banyak di luaran sana yang sudah berpuluh-puluh tahun menikah tetapi mereka belum juga punya anak." Heru menoleh sebentar.

"Tapi tidak ada salahnya kita coba dulu, itu namanya usaha Mas. Apalagi selama ini kita belum perna sekalipun mencoba periksa, siapa tahu ada cara agar kita bisa punya anak."

"Dek, bukan aku tidak mau ke dokter, hanya saja uang yang kamu pegang sudah habis kan. Kita harus lebih berhemat lagi, katanya mau punya rumah sendiri."

"Kan kita cuma periksa aja dulu Mas, walaupun harus ngeluarin uang paling hanya sedikit. Emangnya Mas nggak punya uang sedikitpun?" tanya Anya dengan serius, karena sedari tadi ia mencari cara agar bisa masuk ke obrolan ini.

Tidak ada jawaban, Heru malah merogoh saku celananya mengambil dompet lalu menyerahkannya pada Anya, "Dek, mas tidak perna berbohong padamu, kamu periksa dan lihat sendiri mas tidak punya uang sedikitpun."

Anya membuka dompet itu, kosong. Benar-benar tidak ada isi didalamnya.

'Mas Heru kini sudah sangat pandai bersandiwara, bahkan dompetnya sangat sama dengan dompet yang aku temukan di lemari tadi. Semua itu dia lakukan agar aku tidak curiga dan tidak perna meminta uang padanya. Sikapmu seperti ini semakin menyakinkanku, Mas!' Gumam Anya dalam hatinya.

"Aku tidak perna menuduhmu ataupun tidak percaya terhadapmu, aku hanya bertanya Mas." Anya mengembalikan dompet itu kepada Heru.

"Iya dek, aku tahu itu. Ini hanya sebagai bukti kalau aku tidak berbohong padamu."

"Iya Mas, tapi perlu kamu tahu, seandainya kita terus seperti ini, tidak punya anak, pasti harta almarhum Papa untuk kita hanya sedikit dan posisi kamu di perusahaan akan geser."

Mendengar kata harta dan jabatan mata Heru pun langsung melek, ia segera menutup laptopnya.

"Baiklah dek, besok kita akan periksa dan akan aku usahakan untuk pinjam uang." Heru mengelus pipi Anya dengan pelan.

Anya tersenyum puas mendengar jawaban Heru, bukan karena ia ingin punya anak dari Heru, jika dulu ia sangat berharap tetapi tidak untuk sekarang.

Alasan kenapa Anya mengajak Heru untuk periksa ke dokter, ia ingin tahu apakah suaminya yang bermasalah? Sebeb, Anya sudah dua kali periksa di rumah sakit yang berbeda. Tentunya, tanpa sepengetahuan Heru. Selama ini Heru selalu menolak untuk diajak ke dokter dengan berbagai alasan. Ia sangat yakin kalau dirinya subur.

Dua kali periksa sangat memuaskan, hasil pemeriksaan menyatakan kalau tidak ada masalah dengan kandungannya.

Sebab itulah Anya bersikeras mengajak Heru periksa ke dokter dan kali ini ia berhasil dengan iming-iming harta dan jabatan.

'Kita akan mulai permainannya Mas.'

Anya adalah orang yang terkenal lemah lembut. Namun, ia akan mengerikan jika ketenangannya terusik. Karena itulah Heru berhati-hati dalam menjalankan sesuatu.

Bab terkait

  • Dompet Rahasia Suamiku    mulai menyelidik

    Setelah memastikan Heru telah membohonginya, Anya pun meminta Luna untuk menyelidiki semuanya.Tak percaya, namun itu yang terjadi. Lelaki yang sangat ia percaya kini telah mengkhianatinya. Ia rela meninggalkan rumah, keluarganya, dari kehidupan yang mewah untuk ikut bersama suaminya hidup pas-pasan dan sekarang Anya harus menerima balasan seperti ini dari kesetiaannya selama ini. Tentunya, ia tidak akan tinggal diam.Sepulang dari rumah sakit, Anya bertemu dengan Luna di cafe. "Kamu menemukan bukti apa? Secepat itukah?" tanya Anya tak percayalah"Kamu meragukan kemampuanku?" Luna melotot. "Bukan begitu maksudku, jelaskan apa saja yang kamu tahu." Anya tak sabarLuna mengeluarkan map yang dibawakannya."Namanya Silvia, dia anak yatim piatu yang datang dari kampung. Dia tinggal di Jakarta sekitar satu tahun yang lalu dan tinggal dikontrakkan kecil." Luna menjeda ucapannya."Terus.""Dia kenal dengan Heru 4 bulan yang lalu, mereka sama-sama bekerja di perusahaan tempat Heru bekerja. H

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Dompet Rahasia Suamiku    Terbukti Mand*l

    Hari-hari pun berlalu, Anya berusaha untuk tetap bersikap biasa saja, seperti tidak perna terjadi apa-apa. Begitu pula dengan Heru, sekarang ia juga sudah sangat pandai mengatur waktu. Ia selalu pulang kerja tengah hari untuk menemui Silvia. Malam harinya ia bersama Anya. Terkadang izin ke luar kota dengan alasan pekerjaan padahal menghabiskan waktu dengan Silvia.Sertifikat rumah sudah ada ditangan Anya, Heru menyimpannya tidak terlalu tersembunyi. Karena tahu Anya yang polos tidak akan mengetahui semuanya.Sertifikat itu atas nama Heru dan tertara juga disana bahwa Heru membelinya sebulan yang lalu. Perihal dompet yang ia temukan, Anya juga sudah memeriksa ke bank, ia berhasil menebak pin ATM milik Heru, Heru mengunakan tanggal lahir Silvia. Tentunya Anya tahu dari data-data Silvia yang diberikan oleh Luna kemarin. Diantara tiga ATM itu ternyata hanya ada satu ATM yang jumlah saldonya sangat besar dan itu pun sudah diamankan oleh Anya.Masih menyisakan keganjalan di hati Anya, ken

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Dompet Rahasia Suamiku    Kecolongan

    Dengan tergesa-gesa Heru turun dari mobilnya, berlari masuk kedalam rumah dan mencari Silvia.Saat pintu kamar terbuka, Heru menemukan Silvia yang baru saja keluar dari kamar mandi."Sayang, kamu kenapa? Sakit?" tanya Heru khawatir."Cuma sedikit agak pusing Sayang, dan yang penting aku punya sesuatu buat kamu." Silvia memberikan benda pipih yang ada ditangan sejak tadi."Apa ini?" tanya Heru sedikit bingung?"Mas beneran nggak tahu itu apa? Aku hamil Mas," jawab Silvia sumringah.Heru pun membelalakkan matanya, mencoba mencerna ucapan Silvia."Kamu hamil, Sayang." Heru tak dapat menahan rasa bahagianya, kecupan pun mendarat di seluruh wajah Silvia."Aku akan menjadi seorang ayah, akan ada seorang yang memanggil aku ayah," ucapannya terharu. Seharusnya kebahagiaan itu ia rasakan dengan Anya. Tapi, sampai saat ini Anya belum juga hamil.Silvia tersenyum melihat Heru yang terlihat sangat bahagia."Mas, saat hamil muda aku nggak bisa terlalu capek, jadi aku mau mas carikan assiten rumah

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Dompet Rahasia Suamiku    tegaskan

    "Tidak Bu, saya tidak diberi apa-apa sama bapak, hanya diancam akan di pecat Bu," jelas Siska membela diri, sementara air matanya terus mengalir deras."Jadi kamu lebih takut dipecat oleh suami saya dari pada kak Angga?""Saya minta maaf Bu, beri saya kesempatan. Saya berjanji akan selalu memberi laporan, tolong Bu, saya sangat butuh pekerjaan ini.""Minta pak Irwan kesini dan bawa semua laporan keuangan," pintah Anya dengan tegas. Siska langsung bergegas menuruti.Tak lama kemudian, seorang pria setengah baya masuk kedalam ruangan dengan beberapa map ditanganinya."Silahkan duduk, Pak Irwan." Pak Irwan pun duduk setelah dipersilahkan."Ada apa Bu, apa ada masalah?" tanya Pak Irwan tak mengerti."Saya ingin melihat data keuangan." "Ini Bu." Pak Irwan menyodorkan map kepada Anya.Walaupun Anya tidak terlalu mengerti masalah perusahaan, tetapi ia juga tidak terlalu bodoh, setelah meneliti beberapa saat Anya bisa melihat kecurangan itu. Beberapa transferan masuk ke rekening milik suami

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Dompet Rahasia Suamiku    Mengerjai pelakor

    "Suamiku so sweet banget mau belikan aku berlian."'Nyatakah ini? Atau halusinasi?''Mengapa suaranya berbeda?'Tatapan mata Heru bertemu dengan mata Silvia yang juga menatapnya dari kejauhan membuatnya sadar jika itu bukan halusinasi.Heru memutuskan pandangannya, ia perlahan memutar tubuhnya dan terlihat jelas wajah istrinya yang tengah sumringah.Beberapa pelayan toko yang tadi melihat kemesraannya bersama Silvia mengernyit heran."K—kok, kamu disini Sayang.""Iya, Mas." Anya mengembangkan senyumnya. Ia tahu Heru pasti sangat kaget dengan kehadirannya yang tak terduga.'Untung saja aku sudah menyiapkan orang untuk menggantikan Luna memantau gerak-gerik pengkhianat ini, kalau tidak wanita ular itu akan berbangga hati.'"Aku tadi nggak sengaja melihat mobil mas terparkir didepan, jadi aku langsung masuk aja. Ternyata Mas mau kasih surprise buat aku? Maaf ya Mas kejutannya gagal gara-gara akunya udah tahu duluan kek gini." Ucapan Anya benar. Rencana Heru untuk membelikan Silvia berli

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Dompet Rahasia Suamiku    Apa yang hilang?

    Setelah seharian penuh menghabiskan waktu di luar. Kini ia telah baru selesai mandi dan bergantian giliran Heru yang masuk ke kamar mandi.Anya merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya. Ia memikirkan waktu yang tepat untuk membongkar semuanya, bukan mengulur waktu hanya saja belum tiba saatnya. Ia ingin melepas Heru dengan membiarkan Heru kembali seperti dirinya yang dahulu. Seorang yang bukan siapa-siapa tanpa keluarga Anya.Getaran ponsel Anya membuyarkan lamunannya."Siska." Alisnya terangkat sebelah melihat nama yang tertara di layar ponselnya."Hallo, ada apa, Sis?" tanya Anya langsung."Hallo Bu, ibu sedang butuh assiten rumah tangga ya?""Assisten rumah tangga? Nggak, emang kenapa?""Tadi saya dengar dari karyawan, pak Heru sedang mencarikan assisten rumah tangga.""Baiklah, terimakasih infonya dan terus hubungi saya ya jika ada informasi lain.""Baik Bu.""Sejak kapan mas Heru ingin memperkerjakan orang dirumah? Bukankah mas Heru selalu beralasan kalau itu sebuah pemborosan. At

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Dompet Rahasia Suamiku    PENYAMARAN LUNA

    Sepuluh menit kemudian Anya pun menyusul karena Heru belum juga keluar."Mas, katanya buru-buru kok lama?" "Dompet Mas nggak ada Sayang." Heru terus mencarinya."Jatuh di mobil kali Mas," Anya juga ikut mencari."Nggak mungkin Sayang.""Tapi iya juga ya, kemarin kan kita belanja dompetnya masih ada. Ya sudah, nanti akan aku carikan Mas, kamu pergi aja nanti telat loh."'Anya nggak mungkin mengambil dompet itu, kalau iya sikap Anya nggak mungkin seperti ini. Duh, gawat kalau Anya sampai menemukan dompet itu.' batin Heru."Mungkin benar katamu, jatuh di mobil. Nggak usah dicari ya, pasti jatuh di mobil."Anya mengerutkan keningnya"Sayang, dompet mas nggak mungkin hilang, pasti jatuh di mobil. Mas pergi dulu, nggak usah dicari pasti ada kok." Heru mengelus lembut pipi istrinya, tak lupa juga ia mencabut kunci lemarinya lalu bergegas pergi.Anya hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya yang terbilang konyol."Masih saja kamu tidak mau mengaku Mas, aku sudah tahu semuanya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Dompet Rahasia Suamiku    bab 10

    Heru tahu Silvia pasti akan marah besar bikin Silvia meleleh.Urusan dompet yang tidak ditemukan juga sudah ia selesaikan dengan Anya.Sesampainya di rumah Silvia, Heni alias Luna membuka pintu. Sedangkan Silvia tidak kelihatan batang hidungnya."Silvia kemana?" tanya Heru datar."Ibu belum keluar kamar sedari tadi, Pak.""Jadi Silvia belum sarapan sudah jam segini?""Belum Pak, tadi sudah saya bujuk tapi tetap saja Nyonya nggak mau keluar.""Kamu itu manggilnya Ibu atau Nyonya? Aneh, kadang Nyonya kadang Ibu kemarin Non.""Maaf Pak, saya lupa. Ibu nyuruh panggilnya Nyonya, saya belum terbiasa."Mendengar penjelasan pembantunya membuat kepala Heru menjadi pusing. Ia pun bergegas meninggalkan Heni dan menuju kamar Silvia.Beberapa kali Heru mengetuk pintu kamarnya, Silvia tidak mau membuka dan malah mengusirnya."Sayang, aku sudah bawakan berlian yang kamu inginkan." Heru yang tadinya mau kasih surprise untuk Silvia, terpaksa ia katakan untuk membujuk Silvia.Tak perlu menunggu waktu la

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17

Bab terbaru

  • Dompet Rahasia Suamiku    Tamat

    "Anya mas mohon, beri mas kesempatan lagi. Mas janji akan nurut sama kamu."Belum sempat Anya menjawab, yang ditunggu pun akhirnya tiba. Sepupu Anya datang membawa orang-orang dari pihak kepolisian. Dengan bukti-bukti yang kuat, Heru dinyatakan bersalah."Sayang, kamu tidak mungkin melakukan itu kan."Anya tak menghiraukan ucapan lelaki yang kini sudah menjadi mantan suaminya itu.Heru pun langsung dibawa, dengan sangat terpaksa ia harus menurut. dia tidak punya tanaga dan kuasa untuk melawan.Heru menyesali semua kebodohannya, demi ambisi dia menghancurkan semuanya. Seharusnya ia bersyukur dan berterima kasih derajatnya telah dinaikkan oleh mertuanya. Juga ada istri yang selalu setia dan menghormatinya. Tetapi kini semuanya hanya menjadi kenangan belaka. Nasi telah menjadi bubur.Anya adalah manusia biasa yang juga memiliki perasaan, ia tidak memasukkan Silvia ke penjara karena Silvia sedang hamil."Apalagi yang kamu tunggu? Cepat tinggalkan rumahku.""Tidak, aku tidak mau pergi dar

  • Dompet Rahasia Suamiku    Terbongkar

    "Hey, cepat bangun. Jangan pada lemes gitu. Ini belum selesai, masih ada lagi hadiah spesial untuk kalian. Yuk." Luna menarik paksa tangan Silvia.Semuanya pun ikut keluar dan lagi-lagi Heru di buat bingung oleh Anya. Karena di depan sudah banyak tetangga kompleks yang berdatangan. Tak hanya itu, di depan juga sudah berdiri rapi sebuah kain putih lebar. Lebih tepatnya layar tancap."Ternyata dia pelakor." Tetangga mulai membicarakannya"Pantas aja selama ini hidupnya mewah.""Iya, ngaku-ngaku orang kaya, eh ternyata."Silvia mencoba menahan malu, karena selama ini ia merasa sangat bangga dengan apa yang dia miliki."Wow, sepertinya kita akan nonton nih, serasa di bioskop aja," ujar Rianty."Iya Mbak, bahkan ini lebih seru daripada nonton di bioskop," jawab Anya."Anya, jelaskan apa-apaan ini? Kok ada beginian?" tanya Heru tak mengerti."Diam saja kamu disitu, ini adalah kejutan spesial untuk kalian.""Bisa diputar sekarang Pak," titah Anya pada laki-laki yang telah siap dari tadi.Set

  • Dompet Rahasia Suamiku    kejutan

    "Anya plis ...." Heru menggeleng kepalanya agar Anya tidak memberitahu kebenarannya pada Silvia."Ternyata benar, wawasanmu hanya selebar selangkangan, Silvia. Seharusnya kamu mencari tahu dulu siapa sebenarnya mangsamu sebelum kau menaklukkannya. Agar kami tidak merasa dirugikan dikemudian hari.""Jelas mas Heru orang kaya, kamunya aja yang sok berkuasa," celetuk Silvia."Mas Heru sama sepertimu. Benalu! Manusia yang bisanya hanya menumpang hidup dirumah mertua. Jika bukan aku yang meminta, dia tidak akan perna merasakan empuknya kursi direktur. Kamu pikir dia siapa tanpa keluarga Wijaya. Hah," jelas Anya lantang.Terlihat jelas raut wajah Silvia berubah."Kenapa kamu? Keget?" tanya Anya. Berusaha untuk menahan tawanya."Jelaslah dia kaget, Heru bukan siapa-siapa tanpa keluargamu." Luna menimpali sambil berkutat terus dengan ponselnya."Nggak kalian bohong. Perusahaan itu milik mas Heru!" Silvia tetap kekeuh."Bodoh, itu adalah perusahaan cabang milik keluarga kami dan aku yang memin

  • Dompet Rahasia Suamiku    Menolak bercerai

    "Bagaimana suamiku dan maduku, sudah percaya?" tanya Anya menatap sekilas Silvia yang masih terpaku."Jadi bagaimana honeymoon kalian, Menyenangkan bukan?" tanya Anya sambil mengulum senyumnya."Jadi selama ini kamu memata-matai kami.""Bukan mematai, lebih tepatnya mengumpulkan bukti untuk menghancurkan kalian berdua dan sedikit bermain-main.'Dengan bersusah payah Heru berusaha berdiri," Sayang. Maafin mas, ini semua salah paham, mas khilaf.""Mas!" Bentak Silvia protes.Anya pun tertawa dibuat-buat, "Khilaf? Aduh Mas, jangan samakan aku dengan wanita bodoh ini yang bisa dikelabui olehmu. Khilaf itu cuma sekali bukan berulang kali dan lihatlah gundikmu protes tidak terima," ujar Anya disambut dengan tatapan tak suka dari Silvia."Aku bukan wanita bodoh," sergah Silvia."Terus? Apa aku harus mengatakan dengan jelas kalau kamu itu wanita murahan?""Aku bukan wanita murahan, brengsek!"Bagai api yang disiram bensin, amarah Anya langsung mengkilat. Dicengkeramnya wajah Silvia dengan kua

  • Dompet Rahasia Suamiku    Ada apa dengan Heni

    "Jika kalian bukan keluarga mas Heru, sebenarnya kalian siapa? Mengapa mengeroyok kami di rumah kami sendiri. Kalian akan ku adukan ke polisi." Ancam Silvia."Wow, silahkan saja namun sebelum itu terjadi maka kalianlah yang lebih dahulu merasakan dinginnya tidur dalam penjara. Atau kamu ingin merasakan bagaimana melahirkan dalam jeruji besi? Hah," ucap Rianty tersenyum sinis.Heru benar-benar kaget, Rianty yang terkenal sangat lemah lembut bisa bersikap seperti monster yang mengerikan."Lepaskan istriku, jangan sakiti dia. Ini semua salahku," ucap Heru lirih. Dia tak berdaya untuk menolong Silvia."Diam lo brengsek!" Angga memberi satu bogem lagi untuk Heru.Keadaan Heru saat ini sangat mengenaskan, wajah tampan yang ia banggakan kini lebam dan penuh luka. Angga tidak ada sedikit pun rasa kasihan nya, malah itu saja belum cukup untuk membalas sakit hati adik tercintanya."Kamu ingin melindungi sampah ini kan, sama seperti kami yang juga akan melindungi permata kami dari manusia biadab

  • Dompet Rahasia Suamiku    Sambutan hangat dari keluarga

    Sedangkan Silvia kebingungan sendiri."Siapa dia?" tanya Silvia heran. Orang asing keluar dari rumahnya.'Honeymoon? Apa mereka tahu, tamatlah riwayatku,' batin Heru ketakutan."Ayo masuk, kalian pasti lelah bukan habis jalan-jalan jauh. Mama sudah masak makanan enak dan banyak untuk menyambut kalian." Matanya yang memandang tajam tadi kini melembut begitu pun tutur katanya.Silvia terpesona melihat sosok Angga, matanya sampai tak berkedip."Dia lebih tampan dari mas Heru, gagah lagi," batinnya. Tanpa sadar dia mengigit bibir bawahnya. Menjijikkan.Heru terpaku dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kakak iparnya menyambutnya? Seharusnya dia marah.Heru dan Silvia mengikuti langkah Angga memasuki kediaman Silvia. Semua telah berkumpul dan menyambut mereka dengan ramah."Wah menantu mama sudah pulang. Bagaimana perasaan kalian Sayang? Apakah menyenangkan.""Menyenangkan Ma." Bukan Heru yang menjawab tetapi Silvia dengan senyuman yang manisnya."Ayo kita langsung keruang makan, mam

  • Dompet Rahasia Suamiku    Tak mengerti keadaan

    "Nol lagi!" teriak keduanya bersamaan.Kerongkongan Heru terasa tercekat, menatap nanar pada layar. Uang yang sudah bertahun-tahun dikumpulkan kini hilang tampa bekas.Napas Silvia memburu, tak menyangka kesialan akan menimpanya hari ini.Tanpa menunggu lama lagi, Heru merogoh benda pipi di saku celananya untuk menghubungi istrinya.Tersambung, tetapi tidak di angkat."Sial!" Teriak Heru, lalu mencoba lagi tanpa menyerah."Lihat, ini semua pasti ulahnya. Siapa coba yang bisa melakukan semuanya kecuali dia." Silvia menambah keruh suasana hati Heru."Ini istri kemana lagi, nggak tahu apa suaminya sedang kesusahan." Celoteh Heru tak menghiraukan Silvia."Hallo." Suara lemah lembut terdengar dari ujung telepon, Heru langsung mengisyaratkan agar Silvia tak bersuara."Kemana aja sih, kok lama banget angkat telponnya?""Ponselnya tersilent Mas, jadi aku nggak tahu kalau ada panggilan masuk. Aku juga sedang dirumah mama, kumpul keluarga, soalnya ada keluarga Om Randi juga.""Kumpul keluarga?

  • Dompet Rahasia Suamiku    Liburan tanpa uang

    Pagi ini Heru bangun seperti biasa. Dia merenggangkan otot-otot yang terasa kaku. Semalam dia pulang dari rumah Silvia sudah sangat larut malam karena ia membantu packing barang bawaan Silvia agar tidak terlalu lelah, mengingat dia sedang hamil.Mendapati Anya sudah tidak ada lagi di atas ranjang, bukanlah hal yang di herankan pasti ia sudah berkutat di dapur.Mengingat tujuannya hari ini, Heru bergegas menuju ke kamar mandi. Selesai membersihkan diri lantas ia menurunkan koper yang ada di atas lemari memasukkan beberapa pakaian yang akan dia kenakan di Bali nanti dan tak lupa surat penting turut dibawanya, karena usahanya tidak mudah untuk mendapatkannya."Loh, kamu mau kemana mas?" tanya Anya saat ia memasuki kamar, terlihat suaminya sudah sangat rapi."Mau pergi!" Ucapnya datar."Kemana?"Cerewet banget, mau keluar kota urusan pekerjaan."Anya terkejut, tak biasanya sang suami ketus begitu, "Setahuku, tidak ada urusan kantor yang mengharuskan ke luar kota Mas.""Sudahlah Anya, aku

  • Dompet Rahasia Suamiku    mencuri aset

    "Sayang," ucap Heru setelah pintu dibuka oleh Silvia.Silvia hanya diam, mundur beberapa langkah saat Heru ingin memeluknya. Walau bagaimanapun ia tetap merasa sakit hati sama Heru."Sayang aku minta maaf." Heru memohon, Silvia hanya terdiam membisu."Aku mohon marahi aku Sayang, jangan kau diami aku seperti ini." Heru merasa sangat bersalah melihat Silvia tetap terdiam, ditambah dengan seisi rumah yang terlihat hancur.Heru hendak memegang tangan Silvia namun dengan cepat ditepis kasar oleh Silvia."Sudah puas kamu mempermainkan perasaanku?" Silvia buka suara."Semua bukan keinginanku, percayalah semua ku lakukan demi kita.""Demi kita? Selama di luar kota kamu bahkan tidak menghubungiku, setelah pulang dari sana kamu berjanji akan kemari dan liontin yang kamu janjikan untukku pun tak sampai ke tanganku. Kamu pembohong. Apa yang kamu lakukan bukan buat kita tapi buat wanita jalang itu!" teriak Silvia meluapkan kemarahannya yang telah berhari-hari ia pendam.Sebuah tamparan mendarat d

DMCA.com Protection Status