Robert pergi meninggalkan restoran tanpa membawa dua penjaga pribadinya. Seketika suasana di dalam tempat itu menjadi sangat berbeda.Berbeda di sini lebih condong pada menegangkan, atau mencekam.Dua penjaga itu membuka mata mereka lebar-lebar, menatap sekeliling, mengawasi orang-orang dengan wajah tanpa senyum sedikit pun.Gerald menelan ludah dengan susah payah. Dia tidak memiliki kata-kata yang bagus untuk membela diri dan membantah hal buruk yang terjadi. Semua terlalu gamblang! Robert membuangnya seperti sampah dan menjujung tinggi Jack seperti majikan. Semua dilakukan secara terang-terangan tanpa ampun. Dia merasa sudah tidak memiliki harga diri untuk dipertahankan. Terlebih, keberadaan dua penjaga membuatnya tidak mungkin membual sedikit pun tentang Robert Lechter.Meski dua penjaga Robert sudah berhasil membuat napas Gerald menjadi sesak, ada yang lebih menakutkan lagi, yakni tatapan teman-temannya. Semua orang memandang jijik padanya.Gerald telah membuka mulut untuk menje
Jika Gerald sedang meratapi nasibnya yang buruk karena telah kehilangan kartu anggota Gold SharIn Shine Hotelnya yang berharga, beserta reputasinya di depan teman kelas kuliahnya dulu, tidak demikian dengan Scott dan Luna. Keduanya terlihat sangat senang atas makan malam mewah yang baru saja selesai.Mereka sangat yakin jika semua hidangan yang tersaji di atas meja tadi adalah makanan paling lezat yang pernah mereka santap sumur hidup. Dan yang lebih istimewa adalah mereka berada satu meja dengan Robert Lechter. Jangankan makan malam di ruangan pribadi pria itu, bermimpi memasuki ruang makan untuk anggota Platinum ataupun Diamond saja mereka tidak berani."Terima kasih banyak, Jack. Aku sangat sangat senang melam ini. Rasanya aku ingin menghentikan waktu sejenak, supaya malam ini menjadi lebih lama." Mata Luna sampai berkaca-kaca karena terlalu senang."Benar, aku kira, aku terlalu egois karena memikirkan hal itu juga, Luna. Ternyata, aku tidak sendiri," imbuh Scott sebelum tertawa, d
Jack melihat ke depan. Tampak seorang wanita dengan wajah pucat berdiri di depan mobil. Wanita itu merentangkan tangannya, sengaja bermaksud menghadang mobil yang ditumpangi Jack.Matthew yang masih merasa was-was karena nyaris saja menabrak orang, menjadi sangat kesal. Dia berkata, “Tuan Muda, tunggu sebentar. Saya akan membereskan wanita gila itu.”Matthew keluar dari mobil. Jika saja tidak ada Jack di dalam mobil, sudah pasti tangannya akan membanting pintu kuat-kuat.“Hei! Apa kamu sudah hilang akal?! Bagaimana jika remku blong dan aku tidak sengaja menabrakmu? Jika jalanan ramai, mobil lain pasti sudah menabrak mobilku dari belakang karena berhenti mendadak.” Matthew berbicara sangat keras, meluapkan kekesalannya.Sementara itu, si wanita muda yang tampak ketakutan, meraih tangan Matthew. Dia mengabaikan omelan Matthew dan malah mengiba, “Tuan, tolong aku. Tolong ayahku. Aku mohon, tolong kami. Seseorang mungkin akan membunuhnya sekarang.”Ekspresi wajah Matthew berubah. Dia meli
Jack mencengkeram kedua lengan pria di hadapannya. Lalu, dia berputar dan membuat pria itu turut berputar seperti kincir angin. Para penjahat lainnya yang datang mendekat secara otomatis terpental karena terkena kaki rekannya sendiri.“Ya Tuhan, apa Tuan Jack yang sebenarnya adalah super hero? Bagaimana dia melakukannya?” Matthew sangat terkesan. Pasalnya, tubuh pria yang diangkat oleh Jack lebih besar dari tubuh pemuda itu sendiri.Usai membuat para penjahat terjungkal, Jack membanting pria dalam cengkeramannya ke lantai.Bug!Itu sangat keras! Matthew sampai memicingkan mata membayangkan sakitnya tubuh si preman yang mungkin beberapa tulangnya patah akibat benturan hebat.Meskipun demikian, lenguhan panjang dari si pria tidak lekas membuat teman-temannya takut. Mereka masih berusaha untuk menyerang Jack.Sementara Matthew yang mulai yakin dengan kemampuan sang tuan, dia berjalan mendekat, menghampiri pria pemilik kafe. Dia mengajak pria itu untuk duduk bersama menyaksikan pertempura
Jack mengayuh sepedanya menuju King Pizza dengan perlahan. Beberapa kali dia mengembuskan napas panjang jika mengingat peristiwa semalam.Matthew telah memberikan sejumlah informasi perihal bos para pengendar narkoba itu. Donald Pasmod bukan bandar sembarangan. Dia seorang mafia yang sangat licin dan selalu lolos dari kepolisian. Wilayah penjualan obat-obatan terlarang itu tidak hanya Rhineland, tetapi juga beberapa kota lainnya.‘Dia pasti akan mencariku.’Ketika Jack sedang memikirkan hal yang akan dia lakukan jika Donald Pasmod memburu dirinya, suara sirine dari mobil pemadam kebakaran mengejutkannya. Rupanya, terjadi kebakaran di sebuah apartemen sederhana di seberang jalan. Sayangnya, kondisi jalan yang sempit sedikit menyulitkan petugas. Akibatnya, kinerja petugas menjadi kurang maksimal.Dari tempatnya berada sekarang, Jack melihat seorang wanita menangis dalam pelukan seorang lelaki. Dia mendengar wanita itu beberapa kali berteriak memanggil nama anaknya.Jack berbelok. Dia me
Mata orang-orang itu terbelalak melihat Jack berhasil selamat dari kobaran api sambil membawa seorang anak berusia empat tahun. Rahang mereka sampai jatuh ke tanah karena tidak percaya dengan apa yang terjadi.“Putriku!” Wanita yang sejak tadi menangis itu merasa sangat terharu sekaligus lega melihat putri kecilnya selamat tanpa luka bakar sedikit pun.Jack bahkan membuat napas anak itu terjaga dari kepulan asap dengan sebuah kain basah yang melekat di mulut dan hidungnya. Sedangkan dirinya sendiri merasa sedikit sesak napas tanpa perlindungan apa pun.Jack terduduk lemas setelah menyerahkan gadis kecil pada ibunya. Melihat hal itu, ayah dari gadis itu turut duduk dan memegang pundak Jack.“Apa kamu baik-baik saja?”Jack tidak menjawab. Dia hanya mengangguk sambil memejamkan mata dan mengacungkan ibu jarinya.Petugas segera menghampiri Jack untuk memberikan bantuan oksigen. “Kamu sangat keren!” pujinya melihat keberanian dan kegigihan Jack. Dia saja sebagai seorang pemadam kebakaran b
Claire menutup panggilan dengan rasa was-was yang semakin besar. “Aku akan menelepon polisi jika mereka berani berulah di kedaiku atau melukai Jack-ku!”Tidak lama berselang, Claire berjingkat mendengar suara ketukan pintu. “Ini aku, Jack.”Claire berdiri untuk membuka pintu. “Dasar bodoh, kenapa mengetuk pintu? Aku hampir pingsan karena kaget mendengar suara ketukan pintu!"Jack meringis menunjukkan barisan giginya yang putih dan bersih. Atasannya itu memang tidak pernah mengunci pintu ruangannya. Namun, sebagai karyawan yang sopan, dia merasa perlu untuk tetap mengetuk pintu. Claire menarik tangan Jack untuk masuk ke dalam ruangan. Dia menyuruh Jack duduk di kursinya, sedangkan dia berdiri di sampingnya. “Periksa CCTV di tempat pengunjung,” perintah Claire membuat Jack mengangguk dan memperbesar layar yang dia maksud.“Itu mereka, duduk di meja nomor 11. Keduanya terlihat aneh ‘kan? Sejak tadi mereka mengamati sekeliling kedai, seperti sedang mencari sesuatu. Apa mereka mencarimu,
Claire segera kembali ke ruangannya. Dia sampai berlari karena merasa sangat tertekan. “Jack!” Claire langsung menutup pintu yang baru saja dia buka. Dia masih berdiri di belakang pintu dengan dada turun naik, napasnya memburu seperti baru saja lari dari kejaran hantu. Tentu saja kedatangan Claire yang begitu tiba-tiba itu membuat Jack terkejut. Pria itu berdiri dan menghampiri Claire. “Ada apa?” “Jack, benar dugaan kita, dua pria misterius itu memang sedang mencarimu. Mereka bahkan memiliki sketsa wajahmu. Ya Tuhan, apa yang harus kita lakukan sekarang?” Claire memegangi kepalanya. Dia tersenyum ketika sebuah ide muncul di benaknya. “Aku tahu, aku akan menelepon polisi saja. Biar mereka ke mari dan melindungimu.” Claire telah mengeluarkan ponsel untuk menekan nomor kantor kepolisian setempat, tetapi Jack merebut ponselnya. “Jack, apa yang kamu lakukan?” tanya Claire dengan nada tinggi. “Claire, aku belum memastikannya. Lagipula, jika kamu melapor sekarang, tidak ada cukup bukti