Wajah Jack masih tenang. Dia menerima kartu nama Gerald, lalu mengangguk. “Aku akan melakukannya.”“Bagus!” Gerald tersenyum puas. Baginya, dengan menerima kartu nama itu, Jack telah mengakui bahwa dia lebih baik dari pengantar pizza itu. “Karena kamu sudah di sini, kita lupakan saja semua masalah ekonomi yang menghimpitmu. Sekarang, waktunya kita untuk bersenang-senang dan makan!”Orang-orang bersorak menyambut seruan Gerald. Sudah sejak tadi mereka ingin makan malam. Tidak semua orang mendapat kesempatan menikmati hidangan di restoran mewah level Gold hotel tersebut. Dengan cepat mereka menuju meja menu yang dipenuhi oleh makanan-makanan menggiurkan.Para pelayan melayani orang-orang itu dengan ramah. Mereka meletakkan makanan di atas piring sesuai yang ditunjuk masing-masing tamu.“Terima kasih,” kata Jack saat pelayan telah memberikan makanan yang dia inginkan. Kurir itu kemudian mencari kursi untuk duduk.Jack mengamati sekitar. Matanya tertuju pada satu kursi kosong. Dia berjala
Luna terlihat menghela napas panjang. “Itu benar. Tapi aku sudah terikat kontrak sebagai cleaning service. Jadi, aku harus menyelesaikan kontrakku dulu.”“Begitu rupanya.” Jack memegang lengan temannya itu. “Tidak apa-apa Luna. Itu bukan pekerjaan yang buruk. Anggap saja sebagai batu loncatan. Aku sangat yakin, wanita sepertimu pasti akan mendapat pekerjaan yang bagus suatu hari nanti.”“Terima kasih, Jack. Sejak dulu kamu memang baik dan tidak pernah memilih-milih teman. Jika ada waktu, aku akan mengajak adik-adikku untuk menyantap pizza di tempatmu bekerja.”Jack kemudian beralih pada Scott. “Kalau kamu, Scott. Apa pekerjaanmu sekarang?”“Aku membantu pamanku menjaga minimarket.” Sebuah napas berat kabur dari mulut Scott. “Sebelumnya aku bekerja di sebuah hotel, menjadi staf HRD. Aku menikmati pekerjaan itu. Tapi, aku memutuskan berhenti karena harus menjaga ibuku.”“Apa ibumu sakit?” Jack membiarkan makanannya dan fokus mendengarkan cerita temannya.Scott mengangguk. “Sudah hampir
Gerald seperti tersambar petir. Pelipisnya berkedut mendengar ucapan Elena yang sebenarnya juga dia rasakan. Dia sudah tersenyum dan berbicara sangat ramah untuk menyambut Robert, tetapi Robert ataupun sang sekretaris tidak mengatakan apa-apa padanya.Gerald tersenyum kecut. Biarpun sikap Robert tadi sangat menganggu pikirannya, dia tetap berusaha tenang. Karena tidak ingin Elena berpikir kalau dirinya terabaikan, Gerald berusaha menjelaskan supaya Elena menganggap sikap Robert tadi wajar-wajar saja. “Elena, begitulah orang penting dan sibuk. Tersenyum saja mereka terkadang tidak sempat. Bukan karena tidak menganggapku atau tidak peduli padaku, tetapi mereka sangat fokus pada tujuan. Ayo kita ikuti Tuan Lechter. Aku ingin memastikan beliau merasa disambut dengan baik. Firasatku mengatakan, beliau membawa kabar baik untukku.”Gerald buru-buru mengikuti Robert. Demikian pula dengan Elena yang berpikir untuk mendaftar menjadi anggota StarIn Shine Hotel setelah melihat langsung betapa m
Melihat Jack pergi dari restoran itu bersama Robert, orang-orang yang tadi menolak untuk satu meja dengan Jack menjadi sangat menyesal. Mereka memaki diri sendiri karena sudah sangat bodoh. Andai saja mereka mau berbagi meja dengan Jack, pastilah mereka yang kini mendapat keberuntungan untuk makan malam mewah itu, dan bukan Scott ataupun Luna.“Jika tahu Jack sangat dihormati Tuan Lechter, aku tidak akan pernah menertawakannya.”“Aku juga menyesal karena ikut menghinanya. Kita semua tahu, sejak dulu Jack memang sangat sederhana. Hanya karena penampilan dan pekerjaannya yang sederhana, tanpa pikir panjang kita merendahkannya begitu saja. Oh, aku bahkan menyuruhnya untuk duduk di dekat toilet tadi.”“Benar, kita sudah melakukan kesalahan besar. Padahal, selama kuliah, Jack selalu bersikap baik. Dan sekarang, mungkin dia memang tetap hidup sederhana, tetapi siapa yang tahu, ternyata dia memiliki kedekatan dengan banyak orang penting dan berkuasa di kota ini. Jangan-jangan, dia juga dekat
Merasa penjelasan Gerald terlalu janggal, salah seorang tamu bertanya, “Gerald, jika memang begitu, mengapa Tuan Lechter harus repot-repot dengan bersandiwara segala?”Tamu lainnya menimpali, “Itu benar. Banyak orang tahu, Tuan Lechter tidak segan mengangkat senjata pada orang-orang yang membantah atau melawannya. Beliau hanya perlu mengacungkan revolver ke kepala Jack, dan Jack pasti akan pergi tanpa harus membungkukkan badan, memberi hormat, apalagi menawarkan makan malam bersama.”“Satu hal lagi, jika memang kedatangan Tuan Lechter ke mari adalah untuk mengusir Jack, mengapa dia justru mengajak wanita cantik dan bukan penjaga saja? Lagipula, terlalu aneh jika sekelas beliau harus menangani hal-hal sepele seperti ini. Ada banyak penjaga yang bisa melakukan itu untuknya.”Gerald menelan ludah sebelum tersenyum. “Teman-teman, alasannya sudah sangat jelas. Aku dan Tuan Robert Lechter memiliki hubungan yang baik. Sebagaimana aku menghormati beliau, beliau juga sangat menghormatiku. Yang
Robert pergi meninggalkan restoran tanpa membawa dua penjaga pribadinya. Seketika suasana di dalam tempat itu menjadi sangat berbeda.Berbeda di sini lebih condong pada menegangkan, atau mencekam.Dua penjaga itu membuka mata mereka lebar-lebar, menatap sekeliling, mengawasi orang-orang dengan wajah tanpa senyum sedikit pun.Gerald menelan ludah dengan susah payah. Dia tidak memiliki kata-kata yang bagus untuk membela diri dan membantah hal buruk yang terjadi. Semua terlalu gamblang! Robert membuangnya seperti sampah dan menjujung tinggi Jack seperti majikan. Semua dilakukan secara terang-terangan tanpa ampun. Dia merasa sudah tidak memiliki harga diri untuk dipertahankan. Terlebih, keberadaan dua penjaga membuatnya tidak mungkin membual sedikit pun tentang Robert Lechter.Meski dua penjaga Robert sudah berhasil membuat napas Gerald menjadi sesak, ada yang lebih menakutkan lagi, yakni tatapan teman-temannya. Semua orang memandang jijik padanya.Gerald telah membuka mulut untuk menje
Jika Gerald sedang meratapi nasibnya yang buruk karena telah kehilangan kartu anggota Gold SharIn Shine Hotelnya yang berharga, beserta reputasinya di depan teman kelas kuliahnya dulu, tidak demikian dengan Scott dan Luna. Keduanya terlihat sangat senang atas makan malam mewah yang baru saja selesai.Mereka sangat yakin jika semua hidangan yang tersaji di atas meja tadi adalah makanan paling lezat yang pernah mereka santap sumur hidup. Dan yang lebih istimewa adalah mereka berada satu meja dengan Robert Lechter. Jangankan makan malam di ruangan pribadi pria itu, bermimpi memasuki ruang makan untuk anggota Platinum ataupun Diamond saja mereka tidak berani."Terima kasih banyak, Jack. Aku sangat sangat senang melam ini. Rasanya aku ingin menghentikan waktu sejenak, supaya malam ini menjadi lebih lama." Mata Luna sampai berkaca-kaca karena terlalu senang."Benar, aku kira, aku terlalu egois karena memikirkan hal itu juga, Luna. Ternyata, aku tidak sendiri," imbuh Scott sebelum tertawa, d
Jack melihat ke depan. Tampak seorang wanita dengan wajah pucat berdiri di depan mobil. Wanita itu merentangkan tangannya, sengaja bermaksud menghadang mobil yang ditumpangi Jack.Matthew yang masih merasa was-was karena nyaris saja menabrak orang, menjadi sangat kesal. Dia berkata, “Tuan Muda, tunggu sebentar. Saya akan membereskan wanita gila itu.”Matthew keluar dari mobil. Jika saja tidak ada Jack di dalam mobil, sudah pasti tangannya akan membanting pintu kuat-kuat.“Hei! Apa kamu sudah hilang akal?! Bagaimana jika remku blong dan aku tidak sengaja menabrakmu? Jika jalanan ramai, mobil lain pasti sudah menabrak mobilku dari belakang karena berhenti mendadak.” Matthew berbicara sangat keras, meluapkan kekesalannya.Sementara itu, si wanita muda yang tampak ketakutan, meraih tangan Matthew. Dia mengabaikan omelan Matthew dan malah mengiba, “Tuan, tolong aku. Tolong ayahku. Aku mohon, tolong kami. Seseorang mungkin akan membunuhnya sekarang.”Ekspresi wajah Matthew berubah. Dia meli