Aku harus bertanggung jawab atas kondisi bang Reza. Hari-hariku sekarang sepulang kerja, menjaga Bang Reza di Rumah Sakit. Peristiwa penculikan tempo hari, membuat bang Reza terluka parah karena menolongku.
Sampai saat ini aku belum mencoba menghubungi dr. Doddy, aku tidak mau mengganggu therapy dan pengobatannya disana.
Aku juga masih trauma, takut peristiwa seperti hari itu terjadi lagi sebab Bang Diki, dr. Mayda dan komplotannya bebas tunggang langgang tanpa hukuman apapun.Entahlah apa aku dan Bang Reza yang sekarang terbaring lemah di Rumah Sakit tidak bisa menjadi bukti kejahatan mereka, "katanya".
"Abang, haus?" tawarku.
Bang Reza menggeleng, dia menatapku lekat.
"Maafkan Abang, ya?"
"Untuk apa abang minta maaf? Harusnya Geeza, yang minta maaf, Abang sudah berkorban banyak untuk Geeza."
"Za, apa Doddy yang kalian ributkan hari itu Doddy Khairril Ammar?" tanya bang Reza.
"Iya, Abang kok tahu?"
"Dia adik kelask
Sudah menjadi kebiasaaan, kegiatanku beberapa bulan ini hanya pergi bekerja dan menonton drama korea di depan laptop. Hidupku kurang bersemangat setelah dr. Doddy pergi ke Singapura.Dua orang yang selalu setia menemaniku, bang Gaza dan bang Reza sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.Hari sabtu biasanya Bang Gaza dan Bang Reza main PS bareng di rumah karena Bang Reza sedang tugas ke Bogor jadi tidak ada yang main ke rumah."Ayah kemana, Bu. Kok sepi?" tanyaku."Ayah pergi gowes sama Abangmu, paling siangan pulangnya.""Kenapa Geeza gak diajak? Be-te di rumah terus.""Main, dong, ajak temennya main ke rumah.""Temanku pada masuk kerja, Bu. Kami bertiga jarang dapat libur bareng."Mengusir jenuh akupun pergi ke halaman, mengambil selang dari garasi dan menyiram tanaman bunga koleksi Ibu.Ada mobil hitam mengkilap berhenti di depan pagar, tapi bukan mobil Bang Reza. Kl
Tak ada yang tahu sebelumnya, di pagi itu Reza sudah tiba di Rumah sakit, Reza akan memberikan kejutan pada Geeza. Baru saja melangkah, mendekat kearah Geeza dengan bucket bunga yang disembunyikannya dibalik punggung. Ageeza dibawa paksa seseorang kedalam sebuah mobil."Geeza!!" teriak Reza.Bucket bunga yang Reza pegang terjatuh ke tanah, sontak dia berlari ke arah mobil dan mengikuti mobil yang membawa Geeza."Assalamualaikum, Bang Gaza, Geeza sudah pulang?" Reza mencoba menghubungi Gaza via telpon."Waalaikumsalam, belum Bang. Geeza mau ke Lembang dulu, dia punya pasien di Ci bodas.""Abang di rumah sakit, niatnya mau ngasih kejutan ke Geeza tapi ada orang yang membawa Geeza naik mobil, ini sedang aku kejar tapi mobilnya bukan melaju kearah Lembang," terang Reza."Terus kemana?""Ke bawah, Bang. Ini sudah lewat Cicaheum, jangan-jangan Ageeza mau dibawa keluar kota."" Share Location, Bang. Nanti aku susul kesana.
Aku harus bertanggung jawab atas kondisi bang Reza. Hari-hariku sekarang sepulang kerja, menjaga Bang Reza di Rumah Sakit. Peristiwa penculikan tempo hari, membuat bang Reza terluka parah karena menolongku.Sampai saat ini aku belum mencoba menghubungi dr. Doddy, aku tidak mau mengganggu therapy dan pengobatannya disana.Aku juga masih trauma, takut peristiwa seperti hari itu terjadi lagi sebab Bang Diki, dr. Mayda dan komplotannya bebas tunggang langgang tanpa hukuman apapun.Entahlah apa aku dan Bang Reza yang sekarang terbaring lemah di Rumah Sakit tidak bisa menjadi bukti kejahatan mereka, "katanya"."Abang, haus?" tawarku.Bang Reza menggeleng, dia menatapku lekat."Maafkan Abang, ya?""Untuk apa abang minta maaf? Harusnya Geeza, yang minta maaf, Abang sudah berkorban banyak untuk Geeza.""Za, apa Doddy yang kalian ributkan hari itu Doddy Khairril Ammar?" tanya bang Reza."Iya, Abang kok tahu?""Dia adik kelask
Aku sangat bahagia ketika Mas Doddy melamarku tapi ... tiba-tiba saja terlintas wajah Bang Reza dan Mas Faiz. Dosakah aku ... mereka berdua pasti menjadi orang tersakiti diantara orang-orang yang berbahagia atas lamaran Mas Doddy nanti.Mas Faiz ataupun Bang Reza keduanya orang baik, beruntung sekali orang-orang yang nantinya bisa berdampingan bersama mereka berdua. Cinta memang datangnya dari hati sekuat aku menghindar akhirnya tetap berlabuh pada Mas Doddy. Entahlah ... padahal dulu semuanya begitu mustahil, aku dan Mas Doddy bahkan mungkin ada di dimensi yang berbeda tapi atas kekuasaan Allah kita berdua dipertemukan dan akan segera dipersatukan dalam sebuah pertunangan."Pagi Cantiknya Abang!" sapa Bang Reza."Abang, sepagi ini sudah dirumah?""Iya dari Bogor abang langsung kesini, kangen sekali sama kamu," celetuknya.Ah ... aku benar-benar tidak tega, aku tahu bang Reza begitu tulus menyayangiku."Abang bawa bolu talas kesukaan ibu, as
Ibu dan Tante sibuk di dapur, semua persiapan pertunangan malam ini dihandle sendiri. Ibu ingin semuanya dipersiapkan tanpa campur tangan pihak lain terkecuali keluarga. Ada Tante Aya dan anggota keluarga yang lain dari pihak Ayah Ageeza.Ageeza dan Ibunya memilih acara di gelar lesehan, dari ruang tamu hingga ruang TV telah digelar beberapa karpet berukuran lebar untuk acara nanti.*****Sementara di rumah Mas Doddy tidak seheboh dirumah Geeza, yang akan mengantar Mas Doddy lamaran hanya Mamanya, Mas Deddy, Mbak Rina Istri Mas Deddy, kedua anak serta Mertua Mas Deddy.Keluarga dari pihak Ayah Mas Doddy semuanya tak ada yang dekat, mereka dilarang berhubungan dengan Mas Doddy oleh Bang Diki dan Bang Dian.Seperti halnya acara lamaran kebanyakan, keluarga Mas Doddy datang membawa banyak hantaran. Semua hal yang Ageeza suka tentunya karena semua serba dadakan, persiapan cuma tiga hari Geeza dan Mas Doddy memang tidak men
Sekarang tak ada lagi Dokter Doddy, Mas Doddy dengan kehidupan dan profesi barunya. Lelaki Tampan itu memilih berkebun bunga bersama Mamanya.Dengan koneksi yang begitu banyak memang mudah mengirimkan bunga-bunga dari kebun kepada kolega-koleganya. Kini hampir setiap hotel dan tempat makan di kota Bandung memesan bunga padanya.Rizki memang sudah Allah atur, meninggalkan profesi Dokternya tidak membuat Mas Doddy miskin sebaliknya karirnya semakin bagus. Perkebunan bunganya semakin luas dan pegawainyapun hampir seratus orang.Ageeza semakin betah berkunjung ke Villa selain udaranya yang sejuk hamparan warna-warni tanaman bunga yang membentang begitu memanjakan matanya.Jam tiga sore laki-laki tampan itu menjemput Ageeza di Rumah Sakit, dia sudah berdiri menyender ke mobil sambil memainkan gawainya.Berkali-kali Mas Doddy mengirim pesan pada Ageeza sengaja gadis itu mengerjainya, dengan tak membalas satupun pesan M
Setelah lumayan lama Ageeza merasa kehidupannya tenang, jauh dari makhluk-makhluk aneh. Kini matanya merasa kembali terganggu, banyak sosok-sosok asing berseliweran di depan matanya. Sungguh membuat Ageeza kembali tersiksa, masih mending mereka yang hanya memperlihatkan dirinya nah kalau yang jail dan mengganggu? Mereka itu membuat konsentrasi kerja Ageeza ambyar."Kalian siapa? tolong pergilah, aku tidak ada urusan dengan kalian!" usir Ageeza."Tolonglah kami, karena hanya kamu yang bisa melihat dan mendengar kami. Bantu agar orang yang sudah membun*h kami mendapat hukuman yang setimpal," ujar seorang bapak berperawakan tegap.Tidak tega dan merasa terpanggil untuk menolong akhirnya Ageeza mau mendengarkan sekumpulan arw4h gentayangan tersebut.Mereka yang beberapa hari ini berseliweran di sekitar Ageeza adalah korban pembant4ian satu keluarga oleh pembantu rumah tangganya. Polisi masih mencari tahu siapa tersangka, dan arwah-arwah itu meminta Ageeza menun
Bangun tidur sudah ada bucket mawar putih di atas tempat tidur Ageeza. Dari bau parfum yang tercium dapat di pastikan Mas Doddy ada di sana. Masih dengan piyama Ageeza segera turun kelantai bawah."Yah, seperti ada bau parfum Mas Doddy, tapi orangnya gak ada?" tanya Ageeza pada ayah."Doddy ada di atas sedang menata pot-pot bunga sam Ibu. Doddy bawa banyak tanaman yang lagi pada viral itu, Ibu sampe girang tuh," jawab ayah."Hmmm ... Mas Doddy bisa aja ambil hatinya Ibu."Ageeza segera menyusul ke lantai paling atas tempat bunga-bunga dan burung-burung koleksi Ayah berada."Senangnya yang di bawain tanaman." Ageeza memeluk Ibu dari belakang."'Iya, dong. Calon mantu Ibu ini memang paling the best, tau saja kesukaan calon mertuanya.""Jangan terlalu dipuji, Bu. Nanti hidung mancung Mas Doddy terbang." Ageeza melepas pelukan di pinggang Ibu lalu mencium tangan Mas Doddy."Gimana ker