"Kerjakan semua tugasmu dengan benar. Selama kamu bekerja keras mencari bukti lengkap tentang siapa dalang sesungguhnya di balik kejadian yang menimpaku, maka biarkan aku istirahat sejenak disini tanpa adanya urusan kantor yang menggangguku. Dan ingat untuk melaporkan apapun yang kamu temukan melalui email." Pungkas Abercio sebelum ia keluar dari mobil.
"Hah?! Ba-baik tuan muda." jawab Ryan tersadar dari lamunannya.Abercio melangkah kearah pintu utama rumah sakit saat melihat dari kejauhan kalau Cheryl sudah keluar dengan beberapa orang yang mengangkat kardus. Dan bisa di pastikan jika itu adalah kardus obat-obatan yang memang di perlukan untuk klinik di desa."Tuan muda tersenyum? Apa aku tidak salah lihat? Aku tidak sedang bermimpi kan?" gumam Ryan yang masih belum bisa mencerna situasi dengan benar.Dan kini sudah terlihat jelas bukan alasan dan tujuan Abercio sangat ingin ikut pergi ke kota bersama dengan Cheryl kali ini. Ternyata ia sudah membuat janji temu dengan orang kepercayaannya disana.Tentang bagaimana Abercio bisa membuat janji temu dengan orang kepercayaannya itu diawali saat ia baru saja tersadar dari komanya waktu itu.Abercio ingat semua dengan jelas, bagaimana dia yang tiba-tiba di hadang rombongan orang asing yang dengan brutal menyerangnya tanpa memberikan dia kesempatan untuk melawan balik orang-orang itu. Bahkan terakhir yang dia ingat, ia menerima 2 tembakan yang membuatnya merasa sudah kehilangan nyawanya saat itu juga.Saat Abercio berjuang keras keluar dari tepi jurang, ia samar-samar melihat bayangan seseorang berjalan kearahnya. Namun setelah itu Abercio tidak ingat apa-apa lagi karena ia pingsan kehabisan banyak darah serta tenaganya terkuras habis.Setelah sadar, ia baru tahu bahwa saat itu ia berada di klinik desa. Namun untuk mencari tahu siapa dalang yang berniat menyingkirkannya, ia lebih memilih berpura-pura lupa ingatan demi kelancaran rencananya.Abercio yang bisa mengingat dengan jelas wajah orang yang sudah menembakkan peluru kearahnya waktu itu, ia diam-diam mulai menggambar wajah orang tersebut dan menyembunyikannya dari para perawat maupun Cheryl.Hingga suatu hari datang sebuah kesempatan yang membuat Abercio bisa menghubungi Ryan (Asisten sekaligus orang kepercayaannya). Saat itu ada sesuatu hal yang mengharuskan Abercio tinggal dengan Cheryl di rumah dinas Cheryl. Kesibukan Cheryl yang selalu menghabiskan waktu di klinik untuk bekerja, maka kesempatan itu Abercio gunakan untuk memakai komputer yang ada di rumah itu sebagai alat berkomunikasi dengan Ryan.Ditambah lagi Cheryl memberikan sebuah ponsel untuknya sebagai alat komunikasi jika Abercio membutuhkan sesuatu.Dari sinilah Abercio memberikan perintah pada Ryan untuk segera melacak orang-orang yang sudah mencelakainya sampai ia hampir saja kehilangan nyawa. Dengan bermodalkan sketsa gambar yang ia berikan sebagai petunjuk awal. Dan Abercio melarang Ryan menghubunginya, kecuali Abercio duluan yang memberi kabar.**********Kamu darimana?" tanya Cheryl yang melihat Abercio berjalan menghampirinya dari arah tempat parkir. Padahal tadi Cheryl menyuruh Abercio menunggu di kantin."Hanya melihat-lihat sekitar sini." jawabnya singkat lalu mengambil alih kardus yang ada di tangan Cheryl kemudian ia berjalan mendahului Cheryl menuju ke mobil mereka."Apa gadis itu yang di maksudkan tuan muda? Sepertinya iya. Kalau di lihat dari kedekatan mereka berdua." gumam Ryan yang berada di dalam mobil sambil memperhatikan interaksi antara Abercio dan Cheryl. "Aku bisa merasakan kalau tuan muda tertarik padanya." Ryan tersenyum melihat tuan mudanya bisa tersenyum bahagia, dan Ryan sangat yakin jika tuan mudanya sedang jatuh cinta saat ini pada dokter yang sudah merawatnya itu.Setelah merasa sudah cukup, akhirnya Ryan memutuskan untuk segera pergi meninggalkan tempat itu dan kembali pada tugas utamanya."Oh ya, apa kamu sudah makan?" tanya Cheryl sambil berlari kecil mengejar Abercio didepannya."Belum." jawabnya singkat."Loh kenapa? Bukankah tadi aku sudah menyuruhmu untuk makan." ucap Cheryl sambil menarik bahu Abercio untuk menghentikan langkah kakinya."Aku menunggumu untuk makan bersama." jawab Abercio ketika ia berbalik untuk berhadapan dengan Cheryl."Eh?!" Cheryl Speechless mendengar jawaban Abercio. Sampai ia tidak menyadari kalau kini lelaki itu sudah berjalan meninggalkannya.Walaupun terlihat jika Cheryl salah tingkah akibat ucapan sederhana dari Abercio, namun ia tetap bersikap biasa seperti tidak terjadi apa-apa pada jantung yang kini berdebar kencang.Cheryl dan Abercio kini sudah berada di kantin rumah sakit untuk makan sebelum mereka melanjutkan kembali perjalanan pulang ke desa. Tak lama suster dan sang sopir juga bergabung dengan mereka."Bukankah itu tuan muda dari keluarga Danurendra?" ucap seseorang yang baru saja turun dari mobil Fortuner sambil memperhatikan Abercio yang sedang berjalan bersama seorang gadis keluar dari kantin rumah sakit menuju ke parkiran mobil."Tapi apa yang ia lakukan disini?" "Ah, tidak mungkin kalau itu tuan muda Danurendra. Aku rasa hanya mirip saja, lagi pula sangat mustahil tuan muda Danurendra berpenampilan seperti itu." lanjutnya saat melihat penampilan Abercio dari ujung rambut sampai ujung kaki.*********Cheryl asyik bercengkrama dengan suster dan juga sang sopir saat perjalanan kembali ke desa, sedangkan Abercio seperti biasa hanya diam menikmati pemandangan. Sesekali terlihat senyum tipis saat mendengar candaan yang Cheryl lontarkan.Setelah 3 jam lebih, kini akhirnya mereka sampai di klinik desa. Dan seperti dugaan Cheryl, mereka sampai di desa hari sudah menjelang malam.Setelah semua urusannya selesai Cheryl dan Abercio berjalan pulang menuju ke rumahnya. "Bagaimana perasaan kamu setelah ikut ke kota? Apa ada hal yang bisa membuatmu teringat sesuatu?" tanya Cheryl.Abercio menoleh kearah Cheryl dengan tatapan yang sulit diartikan. "Apakah kamu ingin segera mengusirku, kalau aku sudah mengingat semuanya?" ucap Abercio dengan wajah datar."Hah?" Cheryl terkejut saat mendapat pertanyaan seperti itu. "Bu-bukan begitu maksudku. Sebagai seorang dokter, aku pasti akan senang jika pasien yang sedang aku tangani segera pulih dan bisa mengingat semuanya." Cheryl berusaha menjelaskan maksud dari perkataannya agar Abercio tidak tersinggung.Cheryl menghela napasnya, "Keluargamu pasti merasa sangat khawatir saat ini, mereka pasti kebingungan mencari keberadaan kamu. Kalaupun kamu bisa ingat semuanya, aku tidak berniat untuk mengusirmu dari sini. Tapi setidaknya kamu bisa memberi kabar pada keluarga kamu tentang kondisi kamu agar mereka tidak cemas." lanjut Cheryl.Abercio hanya diam dan terus berjalan menatap ke depan tanpa melihat Cheryl yang berjalan di belakangnya. "Kenapa banyak sekali orang di depan rumah kita?" ucap Abercio yang melihat banyak sekali orang berkerumun di depan rumah mereka.Cheryl yang mendengar ucapan Abercio langsung melihat kearah rumah. Ia menatap kearah Abercio bingung."Nah akhirnya mereka berdua datang juga." celetuk salah satu warga desa yang membuat para warga kompak menatap kearah keduanya."Ada apa ya pak?" tanya Cheryl bingung karena banyaknya warga yang berkumpul di depan rumahnya. Di tambah lagi sebagian warga terlihat tegang."Begini Bu dokter, para warga merasa keberatan jika Bu dokter dan pemuda ini tetap tinggal satu rumah. Apalagi kami semua tahu jika Bu dokter masih single, takutnya menimbulkan fitnah yang tidak diinginkan." ujar pak RT selaku perwakilan dari warga menjelaskan maksud kedatangannya."Betul, kalian sudah cukup lama tinggal satu atap. Apalagi kalian bukan muhrim, akan sangat dekat dengan zina." celetuk salah satu warga."Dan kami selaku warga disini tidak mau ikutan terkena balak buruk dari perbuatan kalian nanti." timpal yang lain."Betul itu." sambung warga yang lain.Abercio dan Cheryl terkejut sekaligus bingung dengan situasi saat ini. Karena memang mereka tidak menyangka akan ada kejadian seperti ini. Apalagi ini sudah 3 bulan lebih sejak Abercio tinggal bersamanya."Tapi kami tidak melakukan hal-hal aneh seperti itu, memang benar kami tinggal satu rumah. Itu karena dia masih dalam masa penyembuhan dan sampai saat ini dia belum bisa mengingat semua termasuk keluarganya sendiri. Jadi saya mohon pengertian bapak-bapak sekalian." ucap Cheryl berusaha menjelaskan."Maaf Bu dokter. Kami percaya dengan apa yang Bu dokter katakan, tapi kami juga tidak mau dokter dan pemuda ini tetap tinggal dalam satu atap tanpa adanya ikatan." ucap pak RT menengahi.Cheryl mengerutkan keningnya, "Maksud pak RT gimana?" tanya Cheryl yang tidak mengerti."Kalau dokter masih mempertahankan dia untuk tinggal disini, maka kalian harus segera menikah agar terhindar dari fitnah." ucap pak RT tegas.Cheryl dan Abercio kompak terkejut bukan main mendengarnya. "Hah? Menikah?"Kini di dalam rumah Cheryl sedang berkumpul beberapa orang dari perwakilan warga desa, termasuk Dokter Burhan yang sebelumnya sudah di hubungi Cheryl supaya datang membantu memberikan penjelasan pada warga desa.“Sebelumnya saya minta maaf pak RT dan para warga, apa tidak ada solusi lain selain mereka harus menikah?” Dokter Burhan menjeda ucapannya sambil melihat pak RT yang ada di depannya lalu ia beralih melihat keluar.“Karena begini, bukankah kita semua tahu jika nak Abercio saat ini sedang kehilangan sebagian ingatannya? Apalagi dia tidak memiliki dokumen pendukung sama sekali yang menunjukkan siapa dia, dimana keluarganya, dimana dia tinggal dan lain sebagainya. Jadi alangkah baiknya jika kita memakai sedikit hati nurati kita untuk membantu kesembuhan beliau tanpa harus memaksanya untuk menikah dengan Cheryl.”“Kita juga tahu selain Cheryl sebagai Dokter di klinik desa, dia juga dokter yang bertanggung jawab akan kesembuhan Abercio. Jadi saya sangat yakin kalau mereka tidak akan
Dokter Burhan mengerutkan keningnya seolah menanyakan akan ucapan Cheryl barusan. Apa itu artinya Cheryl menyetujui untuk menikah dengan Abercio?"Aku akan menikah dengan dia, anggap saja aku berbaik hati mau membantu dia dari situasi yang sulit ini, om." ucap Cheryl walaupun dia tidak begitu yakin dengan keputusannya sendiri.Helaan napas lega terdengar dari Dokter Burhan. "Kalau begitu ayo kita keluar sekarang, kita hadapi pak RT dan para warga agar masalah ini cepat selesai." ucap Dokter Burhan yang hanya diangguki oleh Cheryl.Mereka berdua akhirnya keluar dari kamar Cheryl, semua orang menoleh kearah Dokter Burhan dan Cheryl saat terdengar pintu kamar terbuka. Mereka menunggu keputusan apa yang akan mereka katakan selanjutnya. Apakah Cheryl akan menikah dengan Abercio? Atau Abercio pergi dari desa?Walaupun Abercio terlihat sangat tenang tapi sesungguhnya dia merasa sangat cemas dengan keputusan apa yang akan Cheryl berikan pada para warga. Sebenarnya ada sebuah ketakutan juga di
Kehidupan setelah pernikahan Cheryl dan Abercio tidak begitu banyak berubah Cheryl masih saja sibuk dengan pekerjaannya di klinik, sedangkan Abercio akan menunggunya di rumah sambil melakukan hal-hal kecil seperti membereskan rumah atau dia akan melihat acara televisi.Terkadang kalau ia bosan di rumah maka Abercio akan pergi ke klinik sekedar melihat-lihat saja. Ia tidak akan mengganggu pekerjaan istrinya jika Cheryl sibuk merawat para pasien, Abercio akan menunggu di ruangan Cheryl.Tapi walaupun begitu setidaknya mereka setiap hari sarapan dan makan malam bersama, selalu bertukar kabar walaupun itu bukan sesuatu yang penting. Misalnya saling memberi kabar jika mereka sedang atau mau melakukan sesuatu."Sudah lama ya?" tanya Cheryl saat memasuki ruangannya dan melihat ada Abercio disana sambil bermain hp."Tidak juga." jawab Abercio setelah melihat siapa yang baru saja memasuki ruangan. Lalu dia memasukkan ponselnya kedalam saku celana yang ia kenakan."Ada apa? Tumben jam segini ad
"Ada kabar apa? Kenapa kamu berani menghubungiku terlebih dahulu, tanpa menunggu kabar dariku, apa kamu sudah bosan dengan pekerjaanmu? Atau kamu ingin pensiun dini?" kesal Abercio saat menerima panggilan dari orang kepercayaannya yaitu Ryan. Bagi Abercio saat ini ia hanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Cheryl tanpa ada gangguan sedikitpun."Maafkan saya tuan muda," jawab Ryan takut saat mendengar suara dari Abercio yang sepertinya sedang marah, walaupun Ryan tidak berhadapan langsung dengan bosnya itu tapi Ryan paham betul akan hal itu."Cepat katakan, ada masalah apa?" tanya Abercio."Saya sudah menemukan siapa dalang di balik kejadian yang menimpa tuan muda." jawab Ryan."Apa kamu sudah yakin?""Iya tuan muda, semua bukti yang tuan muda minta sudah saya dapatkan termasuk saya juga sudah menahan antek-anteknya yang mencelakai tuan muda di gunung waktu itu.""Kerja bagus Ryan, kamu handle dulu sampai aku kembali. Beri aku waktu tiga hari, setelah itu kamu jemput aku ke
Dokter Burhan turut bahagia setelah mendengar cerita dari Cheryl yang mengatakan jika ada seseorang yang mengenal dekat Abercio dan akan datang ke Desa untuk menjemputnya dan sekarang sedang dalam perjalanan dari Jakarta menuju ke Desa tersebut.Itu berarti Abercio akan segera kembali berkumpul dengan keluarganya, lantas bagaimana dengan nasib Cheryl? Bagaimana dengan pernikahan mereka yang sudah berjalan sekitar 6 bulan ini? Itu menjadi salah satu kekhawatiran Dokter Burhan akan nasib keponakannya itu. Apalagi Cheryl adalah keponakan kesayangannya, sudah pasti kebahagiaan Cheryl adalah yang utama."Lantas bagaimana dengan nasib pernikahan kamu sama dia?" tanya dokter Burhan pada Cheryl saat mereka berada di ruangan Dokter Burhan setelah membahas sesuatu."Maksud Om?" Cheryl balik bertanya karena menurut Cheryl tidak ada yang perlu di khawatirkan dari pernikahannya."Kalau dia kembali pada keluarganya, bagaimana dengan kamu?""Ya nggak gimana-gimana sih Om, kan masih bisa berhubungan
"Dokter, ada pasien di UGD yang butuh penanganan dari dokter," ucap salah seorang suster yang berjalan dengan tergesa menghampiri Cheryl yang baru saja keluar dari ruang pasien."Ayo kita kesana." dengan sedikit berlari Cheryl menuju ke UGD bersama dengan suster itu.Suster pun menunjuk kearah pasien yang dimaksudkan, disana ada seorang bapak-bapak setengah baya sedang berbaring di brankar dengan kepala dan hidungnya mengeluarkan darah. Sepertinya dia habis mengalami kecelakaan atau sejenisnya."Segera balut lukanya dan cepat hentikan pendarahannya." perintah Cheryl pada suster yang bertugas."Baik dok."Karena memang Cheryl kini ditugaskan di UGD, jadi sewaktu-waktu jika dia dibutuhkan dia harus selalu siaga. Ya benar banget, kini Cheryl sudah kembali ke Jakarta untuk bertugas di sebuah rumah sakit besar disana.Setelah masa magangnya selesai 5 bulan yang lalu, ia memutuskan untuk kembali ke Jakarta dan bertugas di rumah sakit RENDRA INTERNATIONAL HOSPITAL sesuai kesepakatan sebelumn
"Ki, kakak sibuk banget, kayaknya kakak nggak bisa, sorry ya." tolak Cheryl saat Kiran kembali menelpon dan mengajaknya makan malam bersama untuk kesekian kalinya. Selalu dengan alasan yang sama yaitu sibuk, apakah pekerjaan dokter memang sesibuk itu? Sampai-sampai tidak sempat untuk makan malam bersama keluarga?Bukan hanya makan malam bersama, tapi Cheryl juga selalu saja menolak ajakan Kiran saat gadis itu mengajaknya pulang ke rumah menjenguk mamanya. "Apa kakak masih marah sama mama? Atau kakak masih benci dengan mama? Makanya kakak selalu beralasan kalau aku ajak pulang." ujar Kiran terdengar sedih. "Aku minta maaf atas nama mama kak, kalau selama ini telah__""Bukan Ki, tapi kakak beneran sibuk. Kakak tidak membenci tante atau marah sama tante, kamu jangan terlalu banyak berpikir." jawab Cherl."Baiklah, tapi kakak harus janji kalau kakak harus ikut pulang walau cuma setahun sekali, pokoknya harus titik." ucap Kiran sedikit memaksa."Kakak nggak bisa janji, tapi akan kakak usah
"Ryan, apa dia tidak ada menanyakan kabarku hari ini?" tanya laki-laki muda yang kini duduk di kursi kebesarannya."Dia? Dia siapa tuan muda?" Ryan bingung siapa yang dimaksud tuan mudanya itu.Laki-laki muda itu langsung memberikan tatapan tajam kearah Ryan yang masih berdiri di depannya setelah membacakan jadwal kerja.Seketika tenggorokan Ryan kering dan ia susah payah hanya sekedar mau menelan ludahnya sendiri. "Ka-kalau maksud anda adalah nona Cheryl, maka tidak ada tuan Muda. Sudah dua Minggu ini beliau tidak ada menelpon atau mengirim pesan pada saya untuk menanyakan kabar tuan muda." jawab Ryan.Laki-laki muda yang tidak lain adalah Abercio itu tampak kecewa dengan jawaban Ryan, biasanya dia selalu mendengar dari Ryan kalau Cheryl selalu menanyakan kabarnya. Tapi kenapa akhir-akhir ini Ryan tidak pernah melaporkan tentang Cheryl yang menanyakan kabarnya lagi."Apa perlu saya menghubungi nona Cheryl?" tanya Ryan.Abercio menatap tajam kearah Ryan, “Nggak perlu, kerjakan saja tu
Di waktu yang sama namun tempat yang berbeda. Abercio membawa Cheryl menuju ke apartemen miliknya, walau awalnya Cheryl menolak tapi tuan muda tersebut tidak mengindahkan penolakan Cheryl.“Sedang memikirkan apa, Hem?” tanya Abercio yang kini sedang berbaring diatas sofa dengan paha Cheryl sebagai bantalannya. Perasaan nyaman, tenang serta damai ia rasakan setelah bertahun-tahun Abercio hidup ia tidak pernah merasakan perasaan tersebut.“Tidak, tidak ada.” jawab Cheryl, tangannya mengusap lembut kepala Abercio, dan sebelah tangannya yang lain berada di genggaman Abercio.“Terus kenapa dari tadi diam saja? Apa karena aku membawamu dengan paksa ke apartemen ini? Makanya kamu diam saja. Apa kamu marah padaku?” tanya Abercio lagi.Cheryl tersenyum, “Bukan, bukan karena itu juga. Aku juga nggak marah kok, bukankah statusku sebagai nyonya Abercio sudah pantas jika berada di apartemen ini.” jawab Cheryl dengan nada menggoda.Abercio tersenyum lalu menarik tengkuk Cheryl hingga wajah Cheryl m
“Dimana tuan Bima? Aku ingin bertemu dengannya.” teriak seorang wanita paruh baya dengan wajah penuh emosi saat kepala pelayan mencegahnya masuk kedalam rumah mewah bak istana milik keluarga besar Danurendra.“Maaf nyonya, tuan besar sedang tidak ingin menerima tamu. Silahkan kembali lagi esok hari.” kepala pelayan dengan sopan memberi pengertian bahwa bos besar mereka sedang tidak ingin diganggu.“Ck, minggir!” wanita paruh baya tersebut memaksa masuk dan mendorong dengan kuat kepala pelayan sehingga ia bisa masuk kedalam rumah tersebut.“Tuan Bima, aku ingin bicara denganmu. Tuan Bima!” teriaknya sesaat setelah ia memasuki rumah besar tersebut, suaranya nyaring menggelegar membuat telinga yang ada di dalam rumah terasa berdengung.“Nyonya, kecilkan suaramu. Anda sangat tidak sopan membuat kerusuhan di rumah orang.” kembali kepala pelayan berusaha mencegah orang itu untuk masuk lebih dalam.“Lepaskan! Aku harus bicara dengan tuan Bima.” orang itu meronta saat lengannya di cengkeram o
“Bagaimana tanggapan anda tentang gosip yang beredar saat ini? Apakah benar jika anda dan dokter itu mempunyai hubungan khusus, tuan Abercio?”“Kami melihat anda sering menghabiskan waktu bahkan berkunjung ke lokasi bencana untuk menemuinya. Jadi apakah itu bisa dikatakan bahwa anda berencana mempublikasikan hubungan anda dengan dokter itu?”“Selama ini anda sering digosipkan dengan beberapa model bahkan artis papan atas yang sedang naik daun, tapi yang kami tahu pihak Danurendra group selalu mengklarifikasinya jika itu tidak benar. Lantas bagaimana dengan dokter itu? Apakah dengan anda membiarkan kabar tersebut itu berarti anda tidak menampik jika anda memiliki hubungan dengan dokter itu?”“Mohon kalian tenang dan satu-satu pertanyaannya, tuan muda akan menjawab dengan jelas kali ini.” ini asisten Ryan yang berbicara untuk menenangkan para wartawan yang sangat antusias untuk mendapatkan kabar terkini tentang beredarnya gosip panas antara Abercio dan Cheryl akhir-akhir ini.Abercio me
“Dokter Cheryl dimana?” Abercio yang datang ke rumah sakit untuk menemui Cheryl langsung menuju ke ruang prakteknya.“Dokter Cheryl? Bukankah tadi pulang sama tuan muda.” suster Gita menjadi bingung kenapa tuan muda itu ada di rumah sakit mencari istrinya.Padahal saat pulang dari jawa tengah bukankah dia yang langsung menjemput dan membawa pulang dokter Cheryl sedangkan yang lain masih harus bertemu dengan direktur rumah sakit untuk memberikan laporan.“Jadi dia tidak kemari?” tanyanya lagi memastikan.Suster Gita menggelengkan kepalanya dengan cepat sebagai jawaban, sekilas terlihat raut wajah cemas Abercio tapi suster Gita tidak berani bertanya cemas karena apa.Abercio menghela napasnya lalu dia meninggalkan ruang praktek Cheryl dan menyusuri lorong poliklinik rumah sakit. “Sayang sebenarnya kamu dimana?” gumamnya pelan dan terlihat frustasi.Ya, tadi setelah kepergian Kiran dari kantornya terlihat Ryan memasuki ruang kerja Abercio. “Tuan muda, apakah semua baik-baik saja?” tanya R
“Ryan apa semua sudah siap?” tanya Abercio saat mereka berdua berjalan menuju ke ruangan CEO.“Sudah tuan muda, dan para wartawan juga sudah menunggu waktu konferensi pers tiba, Kita akan jadikan konferensi pers itu sekaligus untuk mengumumkan produk baru kita yang akan segera di luncurkan.” jelas Ryan.“Ok kerja bagus, Ryan. Kamu undang wanita tua itu beserta anaknya ke acara peluncuran produk baru perusahaan.” perintah Abercio.“Baik tuan muda.”“Aku akan lihat apakah mereka masih bisa bersikap sombong setelah semua bukti terkumpul.” ucap Abercio dengan senyum miring menyimpan sebuah makna.Setelah menjemput Cheryl di rumah sakit tadi, kini Abercio kembali ke kantor mengurus beberapa hal untuk persiapan peluncuran produk baru. Salah satu produk kecantikan dari perusahaan Danurendra Gruop memang yang paling ditunggu oleh semua kalangan.Di ruang kerjanya Abercio fokus dengan laptop yang ada didepannya, karena memang begitu banyak pekerjaan yang tertunda selama ia berada di Jogja bebe
‘Seorang pengusaha muda tertangkap basah sedang makan malam bersama seorang wanita di sebuah restoran mewah yang ada di jogja.’‘Kepergok ketemuan dengan orang yang sama, pengusaha berinisial AD tidak memberikan klarifikasi apapun, apakah itu pertanda jika rumor kencan mereka benar adanya?’‘Setelah kepergok berciuman di bandara, kini pebisnis muda berinisial AD tertangkap kamera sedang berduaan di sebuah restoran mewah di jogja.’‘Rumor kencan pengusaha muda berinisial AD kini semakin santer terdengar, mereka juga sering terlihat menghabiskan waktu bersama disela-sela kesibukan mereka di jogja.’‘Beberapa foto menunjukkan kedekatan tuan muda kaya raya dengan seorang dokter muda yang ada di Jogja, apakah itu orang yang sama dengan yang sedang ramai dibincangkan saat ini?’‘Beberapa bukti bahwa tuan muda kaya raya itu sedang dekat dengan seorang dokter menjadi sorotan utama di berbagai media, apakah benar mereka sedang berkencan?’Beberapa judul berita di berbagai media cetak maupun el
“Hah? Kenapa bisa ada berita seperti ini?” Cheryl yang sedang asyik men-Scroll ponsel di kejutkan dengan adanya sebuah berita yang muncul di notifikasi dilayar ponselnya.Wajahnya seketika terlihat panik, ia melihat sekeliling kamar untuk mencari seseorang. “Mas Cio kemana sih?” gerutunya karena sosok suaminya tidak kelihatan batang hidungnya.Ketika Cheryl ingin beranjak dari ranjang terlihat Abercio membuka pintu kamar, “Mas darimana?” tanya Cheryl dengan kening berkerut.Abercio yang sedang fokus pada ponselnya mendongak dan melihat kearah Cheryl, “Ryan menelpon memberikan laporan seperti biasa, kenapa sayang? Sepertinya ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu.”Abercio memasukkan ponselnya kedalam saku celana lalu ia berjalan mendekati Cheryl yang memang baru saja turun dari ranjang dan berdiri disamping ranjang tersebut.“Mas coba lihat berita ini. Kenapa tiba-tiba ada berita seperti ini? Padahal aku sudah berada jauh dari rumah sakit.” Cheryl memperlihatkan layar ponselnya kepada
“Baiklah untuk malam ini aku akan mengalah padamu,” ucap Abercio yang pasrah saat Cheryl mengatakan alasannya untuk tetap tinggal di penginapan malam ini.Cheryl mengulum senyum bahagianya, tidak sia-sia dia dari tadi membujuk sang suami untuk menyetujui keinginannya. Karena sebenarnya Cheryl sangat capek hari ini, yang ia inginkan hanya segera beristirahat diatas kasur empuk tanpa ada yang mengganggu.Ya walaupun itu terdengar berlebihan, tapi memang itulah yang ia rasakan. Dari pagi dia perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta, belum lagi tadi meninjau lokasi bencana.Kalau di paksakan untuk ikut Abercio ke hotel yang jarak tempuhnya kurang lebih setengah jam perjalanan, pasti akan menguras tenaganya.“Makasih suamiku yang paling baik sedunia,” Cheryl tersenyum sambil tangannya melingkar di leher Abercio. Seakan tak tahu malu menunjukkan rasa sayangnya secara terang-terangan pada Abercio, dan itu membuat Abercio bahagia.Sedangkan tangan Abercio memeluk pinggang Cheryl, pandangan matan
“Apa yang mas lakukan disini?” tanya Cheryl terkejut bercampur panik melihat Abercio berdiri didepan pintu kamar dengan posisi sebelah tangannya terangkat bersiap mengetuk pintu.Bagaimana ia tidak panik saat ia yang baru saja membuka pintu kamar dan berniat untuk keluar malah melihat laki-laki itu berdiri disana. Padahal jelas-jelas mereka saat ini sedang berada di penginapan tempat para rombongan dokter dan perawat berkumpul.Bagaimana kalau ada yang melihat? Apa yang semua orang pikirkan nanti? Cheryl melihat kearah belakang Abercio, disana ketua team melongokkan kepalanya sambil tersenyum kearah mereka, dengan canggung Cheryl membalas senyuman ketua team.Jantung Cheryl serasa ingin lepas dari tempatnya, ‘Apakah ketua team akan mencurigai kami?’“Mana koper kamu?” tanya Abercio seolah tak terjadi apa-apa, bahkan seakan dia tidak peduli jika ada yang melihat mereka sedang bersama.Cheryl memperhatikan seisi ruangan untuk memastikan tidak ada yang melihat kejadian ini, dilihat ketua