"Hei,hei, apa-apaan ini, kenapa kita harus tidur terpisah? Bukankah sudah seharusnya kamu tidur satu kamar denganku, hah?" kesal Abercio saat Cheryl mendorong tubuhnya keluar dari kamar tamu yang akan Cheryl tempati malam ini."Siapa tadi yang bilang akan pelan-pelan menjalani hubungan ini? Kenapa sekarang protes, udah sana cepetan tidur bukankah besok pagi-pagi sekali penerbangan kamu ke Jogja?" Cheryl masih berusaha menutup pintu kamar yang mendapat dorongan dari arah berlawanan."Tapi bukan berarti dengan tidur terpisah seperti ini juga, sayang. Come on, kita sudah SAH lho menjadi pasangan suami istri, kalau tidur saja masih terpisah begini kesannya kamu belum bisa menerimaku, bukan?" protes Abercio, setelah tadi mereka bicara dari hati ke hati mereka sudah sepakat akan menjalani semua secara perlahan.Itu berarti kalau Cheryl sudah selangkah lebih berani untuk menjalani kehidupan pernikahan mereka, mungkin kali ini terkesan jika Cheryl egois dengan menerima kehadiran Abercio dalam
Abercio langsung menarik tubuh Cheryl dan memeluknya erat sambil tertawa bahagia, “Aku sangat bahagia, istriku untuk pertama kalinya memanggilku Mas.” ucap Abercio di sela tawa bahagianya.Cheryl terpaku diam tidak tahu harus bersikap bagaimana, ia malu-malu membalas pelukan Abercio. Walaupun mereka dulu pernah tinggal serumah waktu di desa, tapi entah kenapa perasaan asing ini membuat Cheryl berbunga-bunga.“Y-ya karena sudah seharusnya begitu kan, secara mas kan lebih tua dariku. Mana seumuran sama om Arjun lagi.” ujar Cheryl.“Apa kamu yakin hanya itu alasannya? Bukan karena statusku sebagai suami kamu?” goda Abercio melonggarkan pelukannya dan kepalanya sedikit menjauh agar bisa melihat wajah Cheryl yang sudah memerah di kedua pipinya.“Y-ya I-itu salah satunya juga.” jawab Cheryl malu-malu.Abercio tertawa puas bercampur bahagia mendengar jawaban Cheryl, “Kenapa kamu begitu menggemaskan sih, Hem?” Abercio kembali mengeratkan pelukannya sampai Cheryl kesulitan bernapas.Cheryl mene
“Eh, eh, kalian sudah dengar gosip itu belum?” salah seorang wanita berseragam suster memulai percakapan di meja kantin bersama temannya.“Maksud kamu gosip tentang dokter itu kan? Aku sudah membaca artikelnya langsung. Dan tadi pagi aku juga sudah melihat foto-foto itu di group WA rumah sakit. Benar-benar tidak disangka.” salah satu dari mereka menimpali.“Nah itu, aku benar-benar tidak menyangka, padahal gosipnya lho sama model kok bisa ciumannya malah sama si dokter.”“Kira-kira dokter pakai pelet apa ya? Kok sampai tuan muda mau gitu sama dia.”“Tidak heran sih, kalian ingat nggak yang waktu itu tuan muda terluka? Dia hanya mau di obati dokter itu ketimbang sama kita-kita ini, dari sini aja tuh sudah SUS banget nggak sih?”“Iya juga ya, kenapa aku tidak kepikiran sampai kesana.”“Dan belum lagi akhir-akhir ini tuh dokter pakai mobil baru yang beuh, kalau kalian tahu harga dari mobil itu pasti kalian bisa kejang-kejang.”“Nah, nah, itu lihat, itukan mobil barunya? Pantas saja harga
"Tu-tuan muda?" suster Gita terkejut melihat siapa yang ada didepan pintu."Hem." hanya deheman sebagai jawaban dengan wajah datar."Kenapa?" tanya Abercio ketika suster Gita mencegah saat kakinya bersiap untuk masuk ke dalam ruangan."Maaf tuan muda, saat ini dokter Cheryl sedang ada tamu." ucap suster Gita dengan ramah agar Abercio tidak merasa tersinggung, karena terlihat jika Abercio sudah tidak sabar bertemu dengan Cheryl.Abercio mengerutkan keningnya, "Sepagi ini dia sudah ada tamu? Bahkan poliklinik juga belum membuka pintu pendaftaran didepan, dan kamu bilang kalau dia sedang ada tamu?" ujar Abercio dengan tatapan tajamnya, karena memang di lobby depan belum membuka pendaftaran pasien.Tatapan tajam Abercio seakan menandakan jika ia menyuruh suster Gita segera minggir dari pintu, dan dari ucapannya terdengar jika ia tidak mau dibantah.Suster Gita sudah sangat takut, tapi ia juga tidak bisa membiarkan Abercio masuk karena memang sekarang dokter Cheryl sedang ada tamu. "Itu, a
"Dimana Cheryl? Pelakor murahan itu mana? Panggil dia kemari." teriak seorang wanita paruh baya yang berusaha menerobos masuk ke ruang poliklinik syaraf tempat Cheryl praktek dengan raut wajah penuh emosi.Beberapa orang yang sedang duduk di kursi ruang tunggu depan ruang praktek sontak melihat kearah wanita setangah baya itu dengan tatapan rasa penasaran, apalagi ini masih terlalu pagi untuk membuat keributan. Ada masalah apa? Itulah yang ada di pikiran orang-orang itu."Maaf bu, kalau mau menemui dokter Cheryl silahkan menunggu di luar sesuai nomor antrian." ujar salah seorang suster pada wanita tersebut untuk mencegahnya masuk kedalam, karena ada beberapa pasien yang menunggu antrian untuk pemeriksaan."Minggir," Wanita paruh baya itu mendorong suster tersebut dan memaksa menerobos masuk kedalam ruang periksa dokter tanpa memperdulikan para pasien yang menatapnya."Oo dokter sepertimu ternyata masih punya muka untuk melakukan praktek, dasar pelakor tidak tahu malu." suara wanita pa
“Bagaimana kerjaan kamu disana, sayang? Apa semua berjalan baik?” tanya Abercio saat sedang video call dengan Cheryl yang sedang duduk di sofa ruang tamu apartemennya sambil memegang ponsel dengan salah satu tangannya.“Semua berjalan baik, mas sendiri gimana? Apa masih banyak pendemo yang menuntut naik gaji?” Cheryl balik bertanya memastikan jika keadaan Abercio juga baik-baik saja.“Tidak ada demo lagi, ini hanya tinggal memperbarui kontrak baru para buruh setelahnya semua akan berjalan sesuai kontrak baru yang berlaku. Maaf ya sayang aku belum bisa kembali ke Jakarta secepatnya. Karena masih ada beberapa hal yang harus segera aku selesaikan di sini.” ucap Abercio terlihat sedih dengan hubungan LDR sementara ini, padahal mereka baru saja memulai semuanya.Cheryl terkekeh melihat wajah Abercio yang terlihat bersedih, “Apa sih mas, nggak usah minta maaf juga. Kan mas disana juga kerja. Selain itu aku juga tidak ingin mas mengabaikan kerjaan mas hanya demi menemuiku.”“Ya aku merasa ng
‘Kalau penglihatanku yang salah, kenapa wanita itu masih terlihat mirip Cheryl? Apakah serindu itu aku dengannya? Sampai-sampai semua terlihat seperti dia.’ tatapan mata Abercio tertuju pada beberapa orang yang sedang menikmati makanannya di meja makan yang tidak jauh dari tempatnya duduk.Fokus Abercio hanya pada seorang wanita yang juga menikmati makanannya dan tidak banyak bicara seperti yang lain.Sebenarnya Abercio ingin sekali menghampiri rombongan tersebut, namun kini masih ada klien didepannya, sehingga Abercio harus mengurungkan niatnya.Abercio memberikan kode pada Ryan agar mendekat kearahnya, ia membisikkan sesuatu pada Ryan, tak lama setelah itu Ryan mengangguk lalu beranjak dari tempat duduknya meninggalkan meja makan. Entah apa yang diperintahkan oleh Abercio pada asisten pribadinya itu, yang jelas ini sepertinya sangat penting.Karena keterbatasan waktu, kini klien yang ditemui Abercio bermaksud mengakhiri pertemuan mereka kali ini dan berpamitan pada Abercio."Terimak
Tatapan gelap Abercio serta gemeretak giginya menandakan amarah besar siap meledak saat ini, “Jadwalkan dengan beberapa media untuk wawancara setelah masalah disini selesai. Aku ingin mengumumkan kalau dia adalah istriku.” ucap Abercio menoleh kearah Cheryl.“Sekaligus membungkam mulut wanita tua itu agar tidak macam-macam dengan istriku.” lanjutnya menoleh kearah Cheryl.“Hah?” seketika Cheryl melihat kearah Abercio. ‘Apa-apaan main umum-umumin aja, masalah dia sama Kiran aja belum kelar. Bagaimana mungkin umumkan hubungan kita ke publik? Mau kalau istrimu ini di cap sebagai pelakor?’ batin Cheryl mendengus kesal bersiap melayangkan protes.Cheryl yang masih dalam lamunannya memikirkan bagaimana Abercio tahu soal Bu Nita yang melabraknya beberapa hari lalu, kini ia justru dikejutkan dengan perintah Abercio pada Ryan barusan.Cheryl terbelalak tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar, begitu juga dengan bellboy dan manager yang berada di lift yang sama.‘Jadi nona ini adalah istr
Di waktu yang sama namun tempat yang berbeda. Abercio membawa Cheryl menuju ke apartemen miliknya, walau awalnya Cheryl menolak tapi tuan muda tersebut tidak mengindahkan penolakan Cheryl.“Sedang memikirkan apa, Hem?” tanya Abercio yang kini sedang berbaring diatas sofa dengan paha Cheryl sebagai bantalannya. Perasaan nyaman, tenang serta damai ia rasakan setelah bertahun-tahun Abercio hidup ia tidak pernah merasakan perasaan tersebut.“Tidak, tidak ada.” jawab Cheryl, tangannya mengusap lembut kepala Abercio, dan sebelah tangannya yang lain berada di genggaman Abercio.“Terus kenapa dari tadi diam saja? Apa karena aku membawamu dengan paksa ke apartemen ini? Makanya kamu diam saja. Apa kamu marah padaku?” tanya Abercio lagi.Cheryl tersenyum, “Bukan, bukan karena itu juga. Aku juga nggak marah kok, bukankah statusku sebagai nyonya Abercio sudah pantas jika berada di apartemen ini.” jawab Cheryl dengan nada menggoda.Abercio tersenyum lalu menarik tengkuk Cheryl hingga wajah Cheryl m
“Dimana tuan Bima? Aku ingin bertemu dengannya.” teriak seorang wanita paruh baya dengan wajah penuh emosi saat kepala pelayan mencegahnya masuk kedalam rumah mewah bak istana milik keluarga besar Danurendra.“Maaf nyonya, tuan besar sedang tidak ingin menerima tamu. Silahkan kembali lagi esok hari.” kepala pelayan dengan sopan memberi pengertian bahwa bos besar mereka sedang tidak ingin diganggu.“Ck, minggir!” wanita paruh baya tersebut memaksa masuk dan mendorong dengan kuat kepala pelayan sehingga ia bisa masuk kedalam rumah tersebut.“Tuan Bima, aku ingin bicara denganmu. Tuan Bima!” teriaknya sesaat setelah ia memasuki rumah besar tersebut, suaranya nyaring menggelegar membuat telinga yang ada di dalam rumah terasa berdengung.“Nyonya, kecilkan suaramu. Anda sangat tidak sopan membuat kerusuhan di rumah orang.” kembali kepala pelayan berusaha mencegah orang itu untuk masuk lebih dalam.“Lepaskan! Aku harus bicara dengan tuan Bima.” orang itu meronta saat lengannya di cengkeram o
“Bagaimana tanggapan anda tentang gosip yang beredar saat ini? Apakah benar jika anda dan dokter itu mempunyai hubungan khusus, tuan Abercio?”“Kami melihat anda sering menghabiskan waktu bahkan berkunjung ke lokasi bencana untuk menemuinya. Jadi apakah itu bisa dikatakan bahwa anda berencana mempublikasikan hubungan anda dengan dokter itu?”“Selama ini anda sering digosipkan dengan beberapa model bahkan artis papan atas yang sedang naik daun, tapi yang kami tahu pihak Danurendra group selalu mengklarifikasinya jika itu tidak benar. Lantas bagaimana dengan dokter itu? Apakah dengan anda membiarkan kabar tersebut itu berarti anda tidak menampik jika anda memiliki hubungan dengan dokter itu?”“Mohon kalian tenang dan satu-satu pertanyaannya, tuan muda akan menjawab dengan jelas kali ini.” ini asisten Ryan yang berbicara untuk menenangkan para wartawan yang sangat antusias untuk mendapatkan kabar terkini tentang beredarnya gosip panas antara Abercio dan Cheryl akhir-akhir ini.Abercio me
“Dokter Cheryl dimana?” Abercio yang datang ke rumah sakit untuk menemui Cheryl langsung menuju ke ruang prakteknya.“Dokter Cheryl? Bukankah tadi pulang sama tuan muda.” suster Gita menjadi bingung kenapa tuan muda itu ada di rumah sakit mencari istrinya.Padahal saat pulang dari jawa tengah bukankah dia yang langsung menjemput dan membawa pulang dokter Cheryl sedangkan yang lain masih harus bertemu dengan direktur rumah sakit untuk memberikan laporan.“Jadi dia tidak kemari?” tanyanya lagi memastikan.Suster Gita menggelengkan kepalanya dengan cepat sebagai jawaban, sekilas terlihat raut wajah cemas Abercio tapi suster Gita tidak berani bertanya cemas karena apa.Abercio menghela napasnya lalu dia meninggalkan ruang praktek Cheryl dan menyusuri lorong poliklinik rumah sakit. “Sayang sebenarnya kamu dimana?” gumamnya pelan dan terlihat frustasi.Ya, tadi setelah kepergian Kiran dari kantornya terlihat Ryan memasuki ruang kerja Abercio. “Tuan muda, apakah semua baik-baik saja?” tanya R
“Ryan apa semua sudah siap?” tanya Abercio saat mereka berdua berjalan menuju ke ruangan CEO.“Sudah tuan muda, dan para wartawan juga sudah menunggu waktu konferensi pers tiba, Kita akan jadikan konferensi pers itu sekaligus untuk mengumumkan produk baru kita yang akan segera di luncurkan.” jelas Ryan.“Ok kerja bagus, Ryan. Kamu undang wanita tua itu beserta anaknya ke acara peluncuran produk baru perusahaan.” perintah Abercio.“Baik tuan muda.”“Aku akan lihat apakah mereka masih bisa bersikap sombong setelah semua bukti terkumpul.” ucap Abercio dengan senyum miring menyimpan sebuah makna.Setelah menjemput Cheryl di rumah sakit tadi, kini Abercio kembali ke kantor mengurus beberapa hal untuk persiapan peluncuran produk baru. Salah satu produk kecantikan dari perusahaan Danurendra Gruop memang yang paling ditunggu oleh semua kalangan.Di ruang kerjanya Abercio fokus dengan laptop yang ada didepannya, karena memang begitu banyak pekerjaan yang tertunda selama ia berada di Jogja bebe
‘Seorang pengusaha muda tertangkap basah sedang makan malam bersama seorang wanita di sebuah restoran mewah yang ada di jogja.’‘Kepergok ketemuan dengan orang yang sama, pengusaha berinisial AD tidak memberikan klarifikasi apapun, apakah itu pertanda jika rumor kencan mereka benar adanya?’‘Setelah kepergok berciuman di bandara, kini pebisnis muda berinisial AD tertangkap kamera sedang berduaan di sebuah restoran mewah di jogja.’‘Rumor kencan pengusaha muda berinisial AD kini semakin santer terdengar, mereka juga sering terlihat menghabiskan waktu bersama disela-sela kesibukan mereka di jogja.’‘Beberapa foto menunjukkan kedekatan tuan muda kaya raya dengan seorang dokter muda yang ada di Jogja, apakah itu orang yang sama dengan yang sedang ramai dibincangkan saat ini?’‘Beberapa bukti bahwa tuan muda kaya raya itu sedang dekat dengan seorang dokter menjadi sorotan utama di berbagai media, apakah benar mereka sedang berkencan?’Beberapa judul berita di berbagai media cetak maupun el
“Hah? Kenapa bisa ada berita seperti ini?” Cheryl yang sedang asyik men-Scroll ponsel di kejutkan dengan adanya sebuah berita yang muncul di notifikasi dilayar ponselnya.Wajahnya seketika terlihat panik, ia melihat sekeliling kamar untuk mencari seseorang. “Mas Cio kemana sih?” gerutunya karena sosok suaminya tidak kelihatan batang hidungnya.Ketika Cheryl ingin beranjak dari ranjang terlihat Abercio membuka pintu kamar, “Mas darimana?” tanya Cheryl dengan kening berkerut.Abercio yang sedang fokus pada ponselnya mendongak dan melihat kearah Cheryl, “Ryan menelpon memberikan laporan seperti biasa, kenapa sayang? Sepertinya ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu.”Abercio memasukkan ponselnya kedalam saku celana lalu ia berjalan mendekati Cheryl yang memang baru saja turun dari ranjang dan berdiri disamping ranjang tersebut.“Mas coba lihat berita ini. Kenapa tiba-tiba ada berita seperti ini? Padahal aku sudah berada jauh dari rumah sakit.” Cheryl memperlihatkan layar ponselnya kepada
“Baiklah untuk malam ini aku akan mengalah padamu,” ucap Abercio yang pasrah saat Cheryl mengatakan alasannya untuk tetap tinggal di penginapan malam ini.Cheryl mengulum senyum bahagianya, tidak sia-sia dia dari tadi membujuk sang suami untuk menyetujui keinginannya. Karena sebenarnya Cheryl sangat capek hari ini, yang ia inginkan hanya segera beristirahat diatas kasur empuk tanpa ada yang mengganggu.Ya walaupun itu terdengar berlebihan, tapi memang itulah yang ia rasakan. Dari pagi dia perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta, belum lagi tadi meninjau lokasi bencana.Kalau di paksakan untuk ikut Abercio ke hotel yang jarak tempuhnya kurang lebih setengah jam perjalanan, pasti akan menguras tenaganya.“Makasih suamiku yang paling baik sedunia,” Cheryl tersenyum sambil tangannya melingkar di leher Abercio. Seakan tak tahu malu menunjukkan rasa sayangnya secara terang-terangan pada Abercio, dan itu membuat Abercio bahagia.Sedangkan tangan Abercio memeluk pinggang Cheryl, pandangan matan
“Apa yang mas lakukan disini?” tanya Cheryl terkejut bercampur panik melihat Abercio berdiri didepan pintu kamar dengan posisi sebelah tangannya terangkat bersiap mengetuk pintu.Bagaimana ia tidak panik saat ia yang baru saja membuka pintu kamar dan berniat untuk keluar malah melihat laki-laki itu berdiri disana. Padahal jelas-jelas mereka saat ini sedang berada di penginapan tempat para rombongan dokter dan perawat berkumpul.Bagaimana kalau ada yang melihat? Apa yang semua orang pikirkan nanti? Cheryl melihat kearah belakang Abercio, disana ketua team melongokkan kepalanya sambil tersenyum kearah mereka, dengan canggung Cheryl membalas senyuman ketua team.Jantung Cheryl serasa ingin lepas dari tempatnya, ‘Apakah ketua team akan mencurigai kami?’“Mana koper kamu?” tanya Abercio seolah tak terjadi apa-apa, bahkan seakan dia tidak peduli jika ada yang melihat mereka sedang bersama.Cheryl memperhatikan seisi ruangan untuk memastikan tidak ada yang melihat kejadian ini, dilihat ketua