Kepergian Da Suan ke Amerika membawa kelegaan bagi Gaiyyun Bai. Dia sekarang memiliki kesempatan untuk menyelesaikan konflik lamanya dengan grup Shenzhen yang ternyata telah mengkhianati keluarganya.Gaiyyun Bai mengemudikan mobilnya menuju gubuk terlantar yang pernah menjadi markas ayahnya. Tempat itu jauh dari perkampungan dan perkotaan, sunyi dan terlupakan. Dia melangkah masuk, menyusuri debu tebal yang menutupi kenangan masa lalu.Dengan tekun, Gaiyyun Bai mencari petunjuk tentang markas persenjataan ayahnya yang masih belum ditemukan. Saat mengobrak-abrik ruangan, dia mendengar suara aneh dari bawah kakinya.Rasa penasaran mendorongnya membuka karpet usang, dan di bawahnya terkuak ruang bawah tanah tersembunyi.Gaiyyun Bai menyelusuri ruang bawah tanah dengan langkah percaya diri, menerangi jalannya dengan cahaya ponsel. Saat menemukan saklar lampu, dia menyalakannya dan terkejut melihat persenjataan yang tersimpan rapi di depannya."Ayah menyimpan semuanya di sini?" Gaiyyun Bai
Nyonya Su Arra dan Gaiyyun Bai menyeret Ni Lian ke hadapan Kakek, wajahnya penuh kemarahan.Nyonya Su Arra melemparkan Ni Lian ke depan Kakek, membuatnya terjatuh. "Ahh!" Ni Lian meringis kesakitan.Kakek terkejut, "Arra, apa yang terjadi?"Nyonya Su Arra menjelaskan, "Pah, lihatlah kakiku! Wanita licik ini sengaja menabrak mobilku, berencana mencelakai aku. Berkat Gaiyyun Bai, aku selamat!"Ni Lian berusaha membela diri, "Tidak, Kakek! Aku tidak sengaja!"Gaiyyun Bai maju, "Kakek, lihatlah rekaman ini." Dia menampilkan bukti rekaman dari mobilnya. "Terlihat jelas Ni Lian menabrak mobil Kak Arra dan berusaha kabur."Kakek memandang rekaman tersebut, wajahnya penuh kekecewaan dan kemarahan.Ni Lian gemetar, bersujud di kaki Kakek yang selama ini membelanya."Kakek, ampunilah aku! Ini semua gara-gara Gaiyyun Bai yang merebut kasih sayang Tante, membuat Tante membenciku. Aku tidak rela Da Suan bersama Gaiyyun Bai. Aku mencintai Da Suan, Kek!" tangis Ni Lian.Kakek terkejut dan kecewa men
Gaiyyun Bai tersenyum dingin. Sebagai mafia terbesar di Asia, dia tahu banyak rahasia orang-orang penting. "Mudah bagiku untuk mengetahuinya, tapi sebelum merebut giok itu kembali, aku ingin tahu silsilahnya. Aku tidak ingin merebut barang tak jelas asal-usulnya," tegasnya.Pria mata sipit itu menunjukkan foto giok milik keluarganya yang turun-temurun, dari buyut hingga orang tua. "Ini bukti giok ini milik kami."Gaiyyun Bai memperhatikan foto tersebut. "Baiklah, aku terima misi ini!"Si mata sipit memperingatkan, "Gaiyyun, ingat, mereka bukan orang biasa. Mereka adalah keluarga 7 Naga."Gaiyyun Bai terdiam. Meskipun dia mengenal banyak rahasia, pengetahuannya tentang 7 Naga Asia masih minim. Desas-desus tentang 7 Naga masih misterius."Aku akan berhati-hati," janji Gaiyyun Bai...........Mobil sport hitam mewah yang dikemudikan Gaiyyun Bai berhenti di depan pintu masuk pesta kalangan atas. Ia turun dengan anggun, mengenakan gaun merah yang mempesona dan menonjolkan keindahan tubuhny
Da Suan menatap punggung wanita misterius itu dengan rasa penasaran. "Siapa kamu?" tanyanya dengan nada keras.Gaiyyun Bai meremas piyamanya, menahan gugup. "Aku... tamu Zaiyyen," jawabnya berusaha menyamarkan suaranya.Da Suan menghela nafas lega, namun matanya tetap curiga. "Lagi-lagi Zaiyyen membawa perempuan asing ke rumah," gumamnya pada dirinya sendiri.Gaiyyun Bai mencoba melarikan diri, menutupi wajahnya dengan rambut panjang. "Maaf, tuan. Saya ingin kembali ke kamar."Da Suan melangkah mendekat, suaranya penuh peringatan. "Malam-malam begini, kamu dari mana? Jangan berbohong!"Gaiyyun Bai terhenti, degup jantungnya mempercepat. "Aku... mencari kamar Zaiyyen."Da Suan menatapnya dengan tajam. "Hai, dengarkan! Zaiyyen pemain wanita. Jangan terlalu percaya pada gombalannya. Dia tidak akan bertanggung jawab atasmu setelah mendapatkan apa yang dia inginkan!"Gaiyyun Bai menahan nafasnya, "Baik, Tuan. Terima kasih atas sarannya. Saya benar-benar hanya teman Zaiyyen, bukan wanita pa
Pria sipit gemetar, mengangkat tangan ke atas kepala, ketika pistol Gateram Gaiyyun Bai menempel di dadanya. "Gaiyyun Bai, dengarkan aku!" katanya, berusaha menenangkan.Gaiyyun Bai menatapnya dengan mata dingin. "Aku datang jauh-jauh dari Asia ke Amerika untuk misi sebuah yang tidak jelas seperti ini. Apakah kamu tidak tahu organisasi kami adalah pembela kebenaran?"Suara Gaiyyun Bai dipenuhi kemarahan. "Siapa pun yang meminta bantuan kami harus tahu tujuan kami. Tapi kamu, berani bermain api dengan kami!"Pria sipit bergetar, melihat mata Gaiyyun Bai yang tajam. "Maaf... Maafkan aku. Aku terdesak, tidak tahu harus meminta bantuan siapa. Tidak ada yang berani menyusup ke sarang Keluarga 7 Naga. Hanya kamu yang mau membantu. Aku tak punya pilihan lain."Gaiyyun Bai menarik pistolnya, mata tajam memandang pria sipit. "Sekarang sudah jelas. Aku tidak bisa membantumu, karena giok itu milik Kakek Zaiyyen. Jika kamu ingin, minta secara hormat. Aku akan kembali ke Asia sekarang juga jika ka
...Mobil sedan hitam yang sedang melaju di jalan sepi tiba-tiba saja ditabrak oleh mobil dari belakangnya yang sedari awal mengikutinya tanpa menyalakan lampu membuat mobil sedan hitam itu langsung terperosok ke hutan dan menabrak pohon besar.Seorang wanita terlihat terluka parah di tangan dan juga kakinya terkilir. Namun ia tidak ada kesempatan untuk mengeluh dan meratapi kesakitan. Ia langsung mencari senjata apapun yang ada di dalam mobilnya. Namun belum juga mendapatkan senjatanya tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki. Benar saja, beberapa orang pria membawa senjata di tangan mereka dan menghampiri mobil sedan hitam yang kini sudah setengah hancur. Mereka ingin melihat mangsa namun ternyata mobil itu telah kosong."Cepat cari wanita itu, dia pasti sedang bersembunyi tidak jauh!"Semua preman yang berjumlah 5 orang pun berpencar dan mencari gadis yang terluka parah kebeberapa tempat di sekitar TKP.Gadis itu terlihat bersembunyi di sebuah semak-semak dan menutup mulutnya
...Suasana ruangan operasi terlihat mencengkram. Kepanikan dokter Da Suan dan beberapa kru terlihat sangat jelas dengan mata yang saling melotot tatkala mendengar suara nyaring alat monitor yang menunjukan garis lurus. Dokter Da Suan langsung melakukan tindakan pertolongan Cardiopulmonary Resuscitation(CPR). Namun, setelah beberapa kali mencoba tetap tidak menunjukan hasil yang maksimal."Cepat siapkan defibrillator, kita lakukan kardeoversi!" ujarnya setelah menganalisis jika masih ada sedikit kehidupan dan kemungkinan untuk wanita itu selamat. Alat kejut jantung siap digunakan dan dokter Da Suan pun memperhitungkan waktu yang tepat melakukan resusitasi jantung paru. Setelah kejut jantung dilakukan terlihat semua petugas medis yang berada di dalam ruangan menahan nafas mereka dalam-dalam. Semua orang saling menatap dengan wajah yang sendu dan tak berdaya. Ketika berada di situasi harapan pupus, sebuah keajaiban muncul begitu saja di depan mata mereka. Tepat pukul 03:00 sebuah
..."PRANG!" suara botol pecah setelah menghantam kepala dokter Da Suan bagian samping. "Nguuuuung!" Seketika kupingnya berdengung dan pandangan dokter Da Suan mulai memburam. Gaiyyun Bai langsung meraih tubuh dokter Da Suan dengan tangan kanannya dan tangan lainnya dengan cekatan mengambil pistol dari balik bajunya. Gerakan sepersekian detik memutuskan siapa yang akan memenangkan permainan. Lawan bergerak cepat ke arahnya dengan membawa parang. Gaiyyun Bai melepaskan tembakan dengan sangat cermat sehingga tidak ada satupun peluru yang meleset meskipun ia menembak menggunakan tangan kiri. Lima preman bertubuh kekar tumbang satu persatu. Gaiyyun Bai masih memegangi tubuh dokter Da Suan yang sudah tidak sadarkan dengan satu tangannya. Posisi seperti ini menampilkan otot Gaiyyun Bai yang kekar. Gaiyyun Bai menatap pria yang terlihat sudah tidak berdaya dan menghela nafas. "Haaah! Merepotkan saja!" gumamnya menggelengkan kepala. Nampaknya Gaiyyun Bai tidak mengenali pria yang s
Pria sipit gemetar, mengangkat tangan ke atas kepala, ketika pistol Gateram Gaiyyun Bai menempel di dadanya. "Gaiyyun Bai, dengarkan aku!" katanya, berusaha menenangkan.Gaiyyun Bai menatapnya dengan mata dingin. "Aku datang jauh-jauh dari Asia ke Amerika untuk misi sebuah yang tidak jelas seperti ini. Apakah kamu tidak tahu organisasi kami adalah pembela kebenaran?"Suara Gaiyyun Bai dipenuhi kemarahan. "Siapa pun yang meminta bantuan kami harus tahu tujuan kami. Tapi kamu, berani bermain api dengan kami!"Pria sipit bergetar, melihat mata Gaiyyun Bai yang tajam. "Maaf... Maafkan aku. Aku terdesak, tidak tahu harus meminta bantuan siapa. Tidak ada yang berani menyusup ke sarang Keluarga 7 Naga. Hanya kamu yang mau membantu. Aku tak punya pilihan lain."Gaiyyun Bai menarik pistolnya, mata tajam memandang pria sipit. "Sekarang sudah jelas. Aku tidak bisa membantumu, karena giok itu milik Kakek Zaiyyen. Jika kamu ingin, minta secara hormat. Aku akan kembali ke Asia sekarang juga jika ka
Da Suan menatap punggung wanita misterius itu dengan rasa penasaran. "Siapa kamu?" tanyanya dengan nada keras.Gaiyyun Bai meremas piyamanya, menahan gugup. "Aku... tamu Zaiyyen," jawabnya berusaha menyamarkan suaranya.Da Suan menghela nafas lega, namun matanya tetap curiga. "Lagi-lagi Zaiyyen membawa perempuan asing ke rumah," gumamnya pada dirinya sendiri.Gaiyyun Bai mencoba melarikan diri, menutupi wajahnya dengan rambut panjang. "Maaf, tuan. Saya ingin kembali ke kamar."Da Suan melangkah mendekat, suaranya penuh peringatan. "Malam-malam begini, kamu dari mana? Jangan berbohong!"Gaiyyun Bai terhenti, degup jantungnya mempercepat. "Aku... mencari kamar Zaiyyen."Da Suan menatapnya dengan tajam. "Hai, dengarkan! Zaiyyen pemain wanita. Jangan terlalu percaya pada gombalannya. Dia tidak akan bertanggung jawab atasmu setelah mendapatkan apa yang dia inginkan!"Gaiyyun Bai menahan nafasnya, "Baik, Tuan. Terima kasih atas sarannya. Saya benar-benar hanya teman Zaiyyen, bukan wanita pa
Gaiyyun Bai tersenyum dingin. Sebagai mafia terbesar di Asia, dia tahu banyak rahasia orang-orang penting. "Mudah bagiku untuk mengetahuinya, tapi sebelum merebut giok itu kembali, aku ingin tahu silsilahnya. Aku tidak ingin merebut barang tak jelas asal-usulnya," tegasnya.Pria mata sipit itu menunjukkan foto giok milik keluarganya yang turun-temurun, dari buyut hingga orang tua. "Ini bukti giok ini milik kami."Gaiyyun Bai memperhatikan foto tersebut. "Baiklah, aku terima misi ini!"Si mata sipit memperingatkan, "Gaiyyun, ingat, mereka bukan orang biasa. Mereka adalah keluarga 7 Naga."Gaiyyun Bai terdiam. Meskipun dia mengenal banyak rahasia, pengetahuannya tentang 7 Naga Asia masih minim. Desas-desus tentang 7 Naga masih misterius."Aku akan berhati-hati," janji Gaiyyun Bai...........Mobil sport hitam mewah yang dikemudikan Gaiyyun Bai berhenti di depan pintu masuk pesta kalangan atas. Ia turun dengan anggun, mengenakan gaun merah yang mempesona dan menonjolkan keindahan tubuhny
Nyonya Su Arra dan Gaiyyun Bai menyeret Ni Lian ke hadapan Kakek, wajahnya penuh kemarahan.Nyonya Su Arra melemparkan Ni Lian ke depan Kakek, membuatnya terjatuh. "Ahh!" Ni Lian meringis kesakitan.Kakek terkejut, "Arra, apa yang terjadi?"Nyonya Su Arra menjelaskan, "Pah, lihatlah kakiku! Wanita licik ini sengaja menabrak mobilku, berencana mencelakai aku. Berkat Gaiyyun Bai, aku selamat!"Ni Lian berusaha membela diri, "Tidak, Kakek! Aku tidak sengaja!"Gaiyyun Bai maju, "Kakek, lihatlah rekaman ini." Dia menampilkan bukti rekaman dari mobilnya. "Terlihat jelas Ni Lian menabrak mobil Kak Arra dan berusaha kabur."Kakek memandang rekaman tersebut, wajahnya penuh kekecewaan dan kemarahan.Ni Lian gemetar, bersujud di kaki Kakek yang selama ini membelanya."Kakek, ampunilah aku! Ini semua gara-gara Gaiyyun Bai yang merebut kasih sayang Tante, membuat Tante membenciku. Aku tidak rela Da Suan bersama Gaiyyun Bai. Aku mencintai Da Suan, Kek!" tangis Ni Lian.Kakek terkejut dan kecewa men
Kepergian Da Suan ke Amerika membawa kelegaan bagi Gaiyyun Bai. Dia sekarang memiliki kesempatan untuk menyelesaikan konflik lamanya dengan grup Shenzhen yang ternyata telah mengkhianati keluarganya.Gaiyyun Bai mengemudikan mobilnya menuju gubuk terlantar yang pernah menjadi markas ayahnya. Tempat itu jauh dari perkampungan dan perkotaan, sunyi dan terlupakan. Dia melangkah masuk, menyusuri debu tebal yang menutupi kenangan masa lalu.Dengan tekun, Gaiyyun Bai mencari petunjuk tentang markas persenjataan ayahnya yang masih belum ditemukan. Saat mengobrak-abrik ruangan, dia mendengar suara aneh dari bawah kakinya.Rasa penasaran mendorongnya membuka karpet usang, dan di bawahnya terkuak ruang bawah tanah tersembunyi.Gaiyyun Bai menyelusuri ruang bawah tanah dengan langkah percaya diri, menerangi jalannya dengan cahaya ponsel. Saat menemukan saklar lampu, dia menyalakannya dan terkejut melihat persenjataan yang tersimpan rapi di depannya."Ayah menyimpan semuanya di sini?" Gaiyyun Bai
Di tengah malam, Gaiyyun Bai memarkir mobilnya di semak-semak dan mematikan lampu untuk menghindari kecurigaan. Ia memandang tembok tinggi markas grup Shenzhen dengan cermat.Dengan lincah, Gaiyyun Bai memanjat tembok dan memasuki ruang ketua. Matanya mengawasi sekitar, mencari informasi tentang pengkhianatan grup Shenzhen.Saat mencari, Gaiyyun Bai tidak sengaja menarik kain besar yang menutupi peta. Ia mencermati peta tersebut dan menemukan arah tujuan grup Shenzhen: markas senjata ayahnya di bekas ladang kosong yang kini menjadi pabrik tekstil. "Apa markas ayah ada di sini?" Gaiyyun Bai tertegun, curiga.Suara dari luar membuatnya panik. Ia cepat menutup peta dan bersembunyi di belakangnya. Suara pintu terbuka, dan Gaiyyun Bai menahan napas."Boss mengatakan kita harus menangkap Gaiyyun Bai," kata anak buah Shenzhen. "Apakah dia sudah tahu tentang ketua kita?""Tidak penting," jawab temannya. "Yang penting kita dapatkan peta asli dari Gaiyyun Bai untuk menguasai persenjataan negara
Mata Kakek tidak dapat mempercayai apa yang dilihatnya. Di depannya, cucunya yang sudah dijodohkan malah berciuman dengan wanita lain."Da Suan! Apa yang terjadi ini? Apa yang kamu lakukan dengan wanita itu!" Kakek memekik dengan sekuat tenaga yang mulai melemah.Da Suan terkejut dan langsung melepaskan ciumannya dari Gaiyyun Bai."Kakek?" katanya dengan terkejut.Nyonya Su Arra, yang baru mengetahui ayahnya sudah mendengar tentang wanita yang dibawa Da Suan, langsung berlari ke arah mereka."Pah, aku sudah mengambil keputusan: Da Suan akan membatalkan perjodohannya dengan Ni Lian. Wanita yang Da Suan bawa, aku mengenalnya dan sangat menyukainya. Dia adalah temanku yang menyelamatkanku!" Nyonya Su Arra mencoba membujuk ayahnya.Kakek melotot mendengar putrinya membela pembelot dalam keluarga mereka. Membatalkan perjodohan adalah hal yang sangat memalukan baginya. Sebagai orang tertua, ia merasa tertampar dengan pembangkangan ini."Langkahi dulu mayatku jika kalian ingin membatalkan pe
Langkah kaki Gaiyyun Bai langsung berhenti ketika telinganya mendengar sebutan yang sangat istimewa baginya.Nyonya Su Arra berjalan ke arah Gaiyyun Bai dan tersenyum. Terlihat sangat bahagia sekali. Pembangkangan anaknya ternyata tidak sia-sia. "Aku tidak pernah menduga jika kamu benar-benar akan menjadi calon menantuku. Gaiyyun Bai, aku benar-benar sangat senang sekali!" Nyonya Su Arra jingkrak-jingkrak senang seperti anak kecil yang mendapatkan lolipop. Gaiyyun Bai menahan keterkejutannya menatap Da Suan yang juga terpaku karena kaget karena ibunya mengenal kekasihnya. "Mah, apa mamah yakin dia adalah teman Mamah?" tanya Da Suan memastikan."Kenapa ekspresi wajahmu seperti itu?" Nyonya Su Arra tersinggung dengan ekspresi Da Suan yang terlihat curiga. "Apa kamu berfikir wanita tua seperti Mamah tidak pantas berteman dengan wanita muda seperti Gaiyyun Bai?" lanjutnya kesal."Tidak-tidak! Bukan begitu, Mah. Emm ... Jadi, apa Mamah akan merestui hubungan kita?" Da Suan tidak pernah
Gaiyyun Bai yang sudah siap dengan gaun hitamnya menatap Da Suan dengan tatapan curiga karena Da Suan memegang ponselnya. "Da Suan?" Gaiyyun Bai menegurnya.Da Suan spontan langsung meletakan ponsel Gaiyyun Bai ke atas meja. Gaiyyun Bai meliriknya. "Hai!" Da Suan langsung mematung menatap betapa cantik wanitanya. Gaiyyun Bai mengambil ponselnya dan bertanya pada Da Suan. "Apa yang kamu lakukan dengan ponselku?" tanyanya. "Oh, itu penipu yang menelpon. Nomor asing, mengatakan tentang kecelakaan, namun itu hanya penipuan yang ingin memeras kita!" jelas Da Suan sangat percaya diri dengan kesimpulannya. "Kamu tahu dari mana kalo itu adalah penipuan?" tanya Gaiyyun Bai memasukan ponselnya ke dalam tas.Namun sebenarnya Gaiyyun Bai sedang menahan nafas dan kepanikannya. Ia takut jika anak buahnya berkata sesuatu yang membuat Da Suan curiga padanya. "Aku pernah menerima telepon dari nomor tidak dikenal. Dia mengatakan jika ayahku kecelakaan dan meminta uang untuk proses ini dan itu. T