Share

Bab 134

Author: Hazel
last update Last Updated: 2024-07-05 20:35:17
Tirta tidak peduli dengan permohonan maaf Melati. Mana mungkin dia bisa berhenti di tengah jalan? Ini adalah proyek yang tidak boleh mangkrak!

....

Saat langit mulai terang, Melati baru bisa tertidur pulas. Tubuhnya sangat lelah, tetapi dia merasa sangat puas. Dibandingkan dengan Melati yang dulu, sekarang fisik Melati telah jauh lebih kuat dari sebelumnya. Hal ini juga membuat Tirta merasa terkejut.

Tirta berbaring dengan puas di ranjang, lalu memejamkan matanya sejenak. Mobil mewah, wanita cantik, vila, semuanya akan terpenuhi sekarang! Bahkan hidup dewa saja tidak senyaman Tirta! Tirta merasa hidupnya semakin berwarna sekarang.

Setelah dua jam lebih, Tirta dibangunkan oleh suara dering ponselnya. Begitu telepon itu diangkat, ternyata kontraktor yang dicarikan Irene semalam telah menunggu Tirta di alun-alun depan desa.

"Baik, mohon tunggu sebentar, aku segera ke sana!" Tirta menyuruh mereka untuk menunggu sebentar, lalu membangunkan Ayu dan Melati. "Bibi, Kak Melati, kita beres-beres
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 135

    Namun, kenyataan ada di depan mata. Mereka tidak bisa mengelak ataupun tidak percaya. Terutama Dina yang telah mentertawakan rumah Tirta sebelumnya, kini wajahnya tampak merah padam karena malu. Melihat begitu banyak orang yang datang untuk membangun vila demi Tirta, dia benar-benar merasa sangat terpukul! Wajah Boris juga memerah dan hatinya merasa sangat tidak nyaman."Ternyata orang-orang ini dipekerjakan Tirta!"Beberapa warga desa lainnya sontak berubah penilaian saat memandang Tirta. Semua orang menebak-nebak, dari mana Tirta bisa mendapatkan uang sebanyak ini untuk membangun vila? Bahkan di pedesaan sekalipun, setidaknya butuh miliaran untuk membangun vila."Itu ... kalian nggak salah orang? Bocah ini cuma buka klinik kecil, nggak mungkin dia punya uang untuk membangun vila!" ujar Dian yang merasa iri terhadap Farida."Ya, apa kalian tertipu bocah ini? Butuh bantuan untuk telepon polisi dan menangkapnya nggak?" tanya Boris yang juga ikut maju."Masih mau lapor polisi? Sepertinya

    Last Updated : 2024-07-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 136

    Setiap ucapannya juga terdengar sangat menyanjung Tirta. Di saat mereka sedang mengobrol, timnya yang lain telah mulai bekerja untuk membongkar rumah. Rumah Tirta yang lama itu sama sekali tidak kokoh. Hanya belasan pekerja saja sudah sanggup menghancurkannya dengan mudah.Tirta melihat momen ini dengan tertegun. Dia tiba-tiba teringat dengan kenangan saat orang tuanya masih tinggal di rumah ini. Saat itu, hanya ada kebahagiaan dan tidak ada kekhawatiran apa pun. Sayangnya, dunia memang kejam. Semuanya telah berubah dalam sekejap mata. Di saat rumah tuanya roboh, hati Tirta terasa sangat hampa. Dia pun berbalik meninggalkan tempat itu."Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu. Kalau ada keperluan, Kakak telepon aku saja."Setelah kembali ke klinik, sudah ada beberapa pasien yang sedang menunggu untuk diobati Tirta. Begitu selesai memeriksa semua pasien, Tirta pun mencuci wajahnya. Pada saat itu, Agus dan Betari datang bersamaan untuk mengunjunginya.Mereka membawa berbagai hadiah seperti

    Last Updated : 2024-07-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 137

    "Huhu .... Tirta, kamu benar-benar baik padaku ...." Nabila menangis sejadi-jadinya untuk melampiaskan semua kekesalannya."Itu ... Nabila, Ayah dan Ibu mengaku salah. Kamu jangan nangis lagi. Kalau cuma salah paham, kamu tinggal di sini saja untuk bantu Tirta. Ayah dan Ibu pulang dulu." Berta dan Agus merasa lebih tenang setelah melihat Tirta begitu memedulikan putri mereka.Meski dimarahi Tirta, mereka tetap tidak merasa kesal ataupun marah. Setelah melontarkan ucapan tersebut, kedua orang itu berbalik dan pergi meninggalkan klinik."Jangan nangis lagi, Kak Nabila. Kalau matamu bengkak, nanti jadi jelek." Tirta segera mengeluarkan sehelai tisu untuk menyeka air mata Nabila."Ya, aku nggak nangis lagi. Tirta, aku nggak boleh jelek. Kalau nggak, nanti kamu nggak suka aku lagi," ujar Nabila sambil mengusap air matanya dengan sedih."Bicara sembarangan apa kamu? Kalaupun jadi jelek, aku tetap akan menyukaimu," hibur Tirta. Setelah itu, dia mencarikan kursi untuk Nabila dan menyuruhnya du

    Last Updated : 2024-07-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 138

    Suaranya terdengar agak cemas, "Tirta, apa kamu punya waktu sekarang?""Ada. Apa masalah kemaluan Hadi hancur itu sudah ketahuan?" Tirta sudah beberapa hari tidak bertemu dengan Agatha. Saat mendengar suaranya, Tirta jadi agak merindukan gadis itu. Jika dihitung-hitung waktunya, sepertinya batu yang disumpalkan ke kemaluan Hadi waktu itu sepertinya sudah membusuk sekarang. Namun, Tirta sangat yakin dengan kemampuan akupunkturnya. Hadi pasti tidak akan ingat apa yang telah terjadi sebelumnya."Ya, dia dilarikan ke rumah sakit oleh Baskoro. Baskoro sedang marah besar sekarang. Aku juga di rumah sakit, aku agak takut. Tirta, apa kamu bisa datang untuk menemaniku?" Suara Agatha terdengar gemetaran. Dia keluar diam-diam untuk menelepon Tirta di toilet.Sebagai Direktur Farmasi Santika, Baskoro sangat kaya dan berkuasa. Bisa dibilang, tidak ada seorang pun yang berani melawan atau membantahnya. Namun, kini putra satu-satunya tiba-tiba menjadi impoten. Bisa dibayangkan betapa besar amarahnya

    Last Updated : 2024-07-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 139

    Agatha jelas sekali tidak ingat bahwa Hadi telah melupakan kejadian di desa waktu itu. Namun, Baskoro malah bisa mengetahuinya dan bahkan menginterogasi Agatha secara langsung. Jantung Agatha berdetak kencang karena mengira Baskoro telah mengetahui apa yang terjadi.Namun setelah dipikir-pikir, sepertinya tidak mungkin Baskoro mengetahuinya. Jika dia sudah tahu, pasti tidak perlu lagi menginterogasi Agatha. Mungkin Baskoro hanya mendengarnya dari orang lain. Agatha berusaha menenangkan diri agar tidak terlihat panik, lalu berkata, "Waktu itu aku sendirian ke desa. Hadi memang awalnya mau pergi bersamaku, tapi setelah menjawab sebuah telepon, dia langsung turun dari mobil. Aku juga nggak tahu apa yang terjadi.""Oh? Dia dapat telepon dari siapa? Di mana dia turun dari mobil dan jam berapa?" Baskoro memang tidak mengetahui kejadian sebenarnya. Dia hanya mendengar dari orang lain bahwa Hadi pergi ke desa bersama Agatha. Namun, ekspresi Agatha terlihat agak aneh tadi sehingga Baskoro mulai

    Last Updated : 2024-07-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 140

    Dokter paruh baya itu menepuk pundak Baskoro untuk menghiburnya. Baru saja dia selesai bicara, Hadi yang terbaring di ranjang pasien telah didorong keluar oleh para dokter. Mereka mau mengantarkannya ke kamar perawatan intensif untuk diobservasi lebih lanjut.Hadi yang mendengar perkataan dokter itu langsung menangis dan berteriak pada Baskoro, "Ayah, aku nggak mau jadi waria! Aku nggak mau hidup lagi, bunuh saja aku ....""Nak!" Baskoro langsung berlari menghampirinya dan memegang tangan Hadi dengan erat sambil bertanya, "Nak, beri tahu Ayah, apa kamu ingat siapa yang membuatmu sampai begini? Ayah akan balas dendam untukmu! Siapa pun yang membuatmu seperti ini, Ayah akan membuatnya menanggung akibatnya dan menghilangkannya dari muka bumi ini!"Agatha bergidik ngeri melihat ekspresi Baskoro saat berdiri di belakangnya."Ayah, aku juga sudah nggak ingat .... Aku cuma ingat pergi ke desa bersama Kakak, tapi aku nggak ingat lagi kejadian setelahnya .... Saat terbangun lagi, aku menyadari

    Last Updated : 2024-07-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 141

    "Tirta?" Agatha membuka mata mendengar suara itu. Ketika melihat Tirta menyerbu ke arahnya, Agatha pun merasa terkejut sekaligus gembira."Agatha, jangan takut. Aku akan membalas perbuatannya." Selesai berbicara, Tirta langsung menerjang ke depan dan mencengkeram tangan Baskoro yang terangkat dengan kecepatan kilat."Bocah, siapa kamu? Beraninya kamu ikut campur urusanku?" bentak Baskoro. Dia merasa harga dirinya terinjak-injak karena Tirta menegurnya di depan publik seperti ini.Tangan Tirta bak capitan besi. Baskoro mengerahkan tenaga besar, tetapi tidak bisa melepaskan diri dari Tirta. Hal ini membuat Baskoro merasa makin malu dan geram."Kamu Baskoro?" Tirta mengamatinya, lalu terkekeh-kekeh dan meneruskan, "Agatha adalah teman masa kecilku. Beraninya kamu memukulnya!"Plak! Begitu melepaskan tangan Baskoro, Tirta langsung melayangkan tamparan keras. Sekarang, pukulan Tirta bisa menghancurkan sebuah batu besar dengan mudah.Jadi, ketika terkena tamparan itu, Baskoro merasa seluruh

    Last Updated : 2024-07-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 142

    "Ini keren sekali. Seseorang yang tak dikenal menghajar Presdir Farmasi Santika!" Sebagian besar orang mengeluarkan ponsel untuk merekam kejadian ini, lalu mengunggahnya di internet. Ini akan menjadi berita besar!"Cepat panggil direktur rumah sakit. Beri tahu dia Pak Baskoro dipukul orang sampai sekarat! Farmasi Santika punya hubungan kerja sama dengan rumah sakit kita. Kalau terjadi sesuatu, kita yang harus bertanggung jawab!" Seorang dokter paruh baya yang berada di kerumunan buru-buru memerintah staf medis."Ya, baik!" Staf medis segera berlari pergi untuk mengabari direktur rumah sakit."Kenapa kalian diam saja? Cepat tahan dia!" teriak dokter itu lagi. Kemudian, dia membawa dokter lainnya untuk maju dan menghentikan Tirta."Nak, cepat berhenti! Di sini rumah sakit, bukan tempatmu untuk bertindak semena-mena!" hardik dokter itu."Oh, boleh saja. Tapi, kamu harus menjawab satu pertanyaanku dulu," ujar Tirta yang bangkit dari tubuh Baskoro. Kemudian, dia menginjak wajah Baskoro dan

    Last Updated : 2024-07-05

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 941

    "Bi Ayu, aku sudah bawa Tirta kembali! Waktu aku sampai, dia sedang makan nasi kotak di vila!" Setelah kembali ke klinik, Arum melepaskan Tirta dan menepuk tangannya sambil berkata dengan tidak puas."Tirta, Arum sudah masak banyak makanan bergizi untukmu. Kenapa nggak dimakan dan malah pergi ke vila untuk makan nasi kotak?" tanya Ayu dengan bingung."Kenapa lagi?" Agatha tertawa dan menyela, "Karena dia nggak ingin makan kemaluan sapi!"Di sudut meja makan, Nia yang mendengar ini merasa agak malu."Tirta, terakhir kali kamu menghabiskan sepiring penuh kemaluan sapi dalam dua hingga tiga menit. Kenapa kali ini kamu nggak mau makan?" tanya Arum dengan kesal. "Aku kira kamu suka makan itu, jadi aku masak dua batang kali ini!""Ya, Tirta, kenapa kali ini kamu nggak mau makan?" tanya Melati dengan bingung."Aku ... hais, aku sebenarnya nggak butuh makan itu. Tubuhku sehat-sehat saja, makanan seperti itu berlebihan untukku," timpal Tirta dengan lesu."Kenapa berlebihan? Makanan itu sangat b

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 940

    Farida menebak Tirta pasti menyembunyikan sesuatu. Dia mengambil nasi kotak dari mobil, lalu memberikannya kepada Tirta. Farida berkata, "Nggak ada nasi kotak yang tersisa lagi. Kalau kamu nggak keberatan, ini nasi kotakku."Farida yang membawa nasi kotak. Di atasnya terdapat gambar kartun kucing berwarna merah muda. Gambar itu juga terdapat di pakaian dalam yang sering dikenakannya. Siapa sangka, Farida yang lebih tua daripada Ayu menyukai barang lucu seperti ini."Kak Farida, kalau kamu berikan nasi kotakmu padaku, kamu makan apa?" tanya Tirta. Dia merasa malu. Apalagi setelah melihat gambar kucing di nasi kotak itu.Farida melihat tatapan Tirta tertuju pada gambar kucing itu. Dia takut Tirta mentertawakannya. Farida menyahut dengan gugup, " Aku nggak lapar, anggap saja aku lagi diet. Kamu makan saja.""Oke. Terima kasih, Kak Farida. Oh, iya. Bagaimana perkembangan renovasi vila? Apa malam ini aku bisa tinggal di vila?" timpal Tirta.Tirta tidak sungkan lagi. Dia membuka nasi kotak,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 939

    Tiba-tiba, terdengar suara batuk Agatha. Dia bertanya, "Tirta, apa maksudmu?"Tirta terkejut. Dia segera menyimpan mata tembus pandang, lalu membuka pintu dan berkata seraya tersenyum, "Kak Agatha, maksudku Kak Nia sangat kompeten. Ke depannya pria yang bersamanya pasti bahagia."Agatha yang curiga bertanya, "Kenapa kamu tiba-tiba bicara seperti itu? Bukannya kamu lagi melakukan akupunktur pada Kak Nia? Apa yang dia lakukan?"Tirta menjawab dengan tenang, "Maksudku untuk urusan kebun buah. Tadi kami membahas masalah kebun buah waktu melakukan terapi akupunktur. Kak Nia bisa mengurus semuanya tanpa bantuanku. Dia sangat kompeten."Agatha mengangguk sambil menanggapi, "Kak Nia memang kompeten. Aku pun nggak bisa melakukannya sendiri. Aku pasti kewalahan."Agatha bertanya lagi, "Mana Kak Nia? Apa terapi akupunktur sudah selesai?"Tirta menyahut, "Sudah. Dia lagi ganti baju."Agatha berusaha menahan tawanya dan menimpali, "Makanannya sudah siap. Kamu cuci tangan dulu sebelum makan. Kak Aru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 938

    Tirta berkata sebelum memulai akupunktur, "Kak Nia, terapi akupunktur kali ini mungkin berbeda dengan sebelumnya. Aku akan menambahkan pijatan agar efeknya lebih bagus."Tirta melanjutkan, "Sebaiknya kamu persiapkan mentalmu. Tentu saja, aku nggak berniat mengambil kesempatan dalam kesempitan. Kalau kamu keberatan, aku hanya melakukan akupunktur.""Pijatan?" ujar Nia. Dia menghela napas, lalu mengangguk dan menambahkan, "Itu ... nggak masalah. Lagi pula, semua itu untuk mengobati penyakitku. Aku bisa terima, yang penting bisa menyembuhkanku.""Oke, Kak Nia. Mungkin nanti akan sedikit gatal. Tahan sebentar, ya," timpal Tirta. Selesai bicara, dia langsung menusukkan jarum ke bagian dada Nia.Kali ini, Tirta melakukan terapi akupunktur pada Nia untuk menyembuhkan sesak napas yang dideritanya. Setelah Tirta mencabut jarum, Nia belum merasakan gatal.Kemudian, Tirta melakukan terapi akupunktur sesi kedua. Begitu Tirta menusukkan jarum, Nia merasa gatal hingga mengeluarkan desahan. Dia bergu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 937

    Kemudian, Ayu kembali sibuk di dapur. Agatha keluar dari klinik, lalu bertanya kepada Tirta, "Tirta, Bibi Ayu bilang apa denganmu? Kenapa kalian kelihatan misterius?"Tirta menjawab dengan tenang, "Nggak apa-apa. Bibi Ayu tanya kenapa Kak Nia tiba-tiba tinggal di klinik.""Oh. Kamu cepat lihat dulu, nanti malam Kak Nia tidur di mana?" timpal Agatha. Dia menarik Tirta masuk ke klinik, lalu melanjutkan dengan ekspresi khawatir, "Selain itu, kita bertiga ... kita tidur di mana? Nggak ada tempat lagi."Nia yang berdiri di depan pintu klinik berujar dengan canggung, "Tirta, apa aku merepotkan kalian? Kalau nggak, aku tinggal di hotel saja."Tirta menepuk dadanya sambil menjamin, "Nggak usah, Kak Nia. Aku sudah atur semuanya. Klinik ini cukup untuk ditempati kita semua.""Kalau begitu, kamu lakukan akupunktur pada Kak Nia. Aku lihat Bibi Ayu butuh bantuan atau nggak," ucap Agatha. Selesai bicara, dia masuk ke dapur.Tirta menutup pintu klinik, lalu mengambil jarum dan berkata kepada Nia, "Ka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 936

    Tirta memang kuat. Kalau tidak, dia juga tidak bisa mengancam Agatha. Melihat Agatha sudah setuju, Tirta langsung mengangguk dan berujar, "Kak Agatha, kamu tenang saja. Aku pasti akan membereskan Susanti dan nggak akan membuatmu merasa nggak nyaman."Agatha mendengus, lalu membalas sembari memelototi Tirta, "Cuma kali ini, ya. Ke depannya aku nggak mau melakukannya bersama Susanti."Agatha melepaskan dirinya dari pelukan Tirta, lalu berjalan ke mobil terlebih dahulu. Tirta yang merasa puas segera mengikuti Agatha kembali ke mobil.Nia bertanya, "Agatha, apa perutmu masih sakit?"Agatha berusaha tenang saat menjawab, "Nggak, Kak Nia. Setelah kita kembali, suruh Tirta lakukan akupunktur padamu untuk menyembuhkan sesak napasmu."Nia menyahut seraya mengangguk, "Oke."....Setengah jam kemudian, mereka kembali ke klinik. Kala ini, Ayu, Melati, dan Arum sedang sibuk di dapur. Ayu penasaran ketika melihat Nia juga turun dari mobil dan membawa banyak keperluan sehari-hari.Ayu menarik Tirta k

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 935

    Tirta langsung berbicara terus terang. Sebelum dia melanjutkan perkataannya, Agatha mencebik dan berujar, "Tirta, kamu memang berengsek! Kamu nggak pernah tiduri aku di klinik. Kamu lebih suka tiduri Susanti atau aku?"Tirta menyahut, "Tentu saja aku lebih suka tiduri kamu. Dadamu lebih besar, bokongmu lebih montok, kakimu ramping, kulitmu mulus, sifatmu juga baik ...."Dalam situasi seperti ini, tentu saja Tirta tahu siapa yang lebih baik. Dia terus memuji Agatha.Agatha memutar bola matanya, tetapi dia tidak terlalu marah lagi. Agatha menyela, "Cukup, kamu itu munafik. Jelas-jelas punya Susanti hampir sama denganku, kamu terlalu berlebihan."Agatha bertanya, "Jadi, apa semua ini ada hubungannya dengan keinginanmu?"Tirta mengusap tangannya seraya menjawab, "Tentu saja ada. Bukannya malam ini Kak Agatha mau tinggal di klinik? Susanti juga pulang ke klinik, kalian ....""Tunggu!" sergah Agatha. Dia merasa ada yang tidak beres. Agatha menegaskan, "Malam ini aku nggak mau tinggal di klin

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 934

    Tirta menegaskan, "Bu, sudah kubilang kamu nggak usah sungkan. Kebetulan aku ada di sini, jadi aku bisa menyelamatkan anakmu. Untuk urusan bisnis, semuanya tetap harus diperhitungkan dengan jelas. Kalau aku kurang bayar 1 miliar, takutnya kamu nggak dapat keuntungan. Kalau kamu nggak mau terima, aku nggak beli lagi."Bos toko bersikeras berkata, "Jangan begitu. Aku juga nggak marah biarpun kamu nggak beli. Aku cuma punya 1 anak, dia lebih berharga dari nyawaku. Kamu menyelamatkan anakku dan memesan begitu banyak bibit pohon buah dariku. Aku sangat berterima kasih padamu, mana mungkin aku membiarkan kamu menghabiskan begitu banyak uang?"Bos toko menambahkan, "Lagi pula, setelah kamu bayar 3 miliar, aku sudah bisa dapatkan keuntungan 1 miliar lebih. Aku nggak rugi."Tirta terpaksa menanyakan pendapat Agatha dan Nia, "Kak Agatha, Kak Nia, bagaimana menurut kalian?"Agatha bertatapan dengan Nia, lalu menyahut sembari tersenyum, "Tirta, bos mau berterima kasih padamu dan kita memang kekura

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 933

    Tirta berpikir sejenak, lalu tersenyum licik dan berucap, "Kalau kamu benar-benar merasa bersalah, kamu kabulkan satu keinginanku saja. Anggap sebagai kompensasi."Agatha segera mengangguk seraya menyahut, "Apa keinginanmu? Kamu bilang saja. Asalkan aku bisa melakukannya, aku pasti kabulkan keinginanmu."Tirta mengedipkan matanya, lalu menimpali, "Nanti kita baru bicarakan di mobil. Sekarang kita bicarakan masalah bibit pohon buah dengan bos toko dulu.""Oh. Kalau begitu, nanti kita baru bicarakan di mobil," balas Agatha. Dia merasa Tirta berniat jahat, tetapi dia tidak keberatan.Anak bos toko sudah tertidur setelah minum susu. Bos toko keluar dari kamar. Dia membawa sepiring buah yang sudah dicuci.Bos toko berujar, "Kalian sudah menunggu lama. Istirahat dulu dan makan buah.""Terima kasih, Bu," sahut Tirta. Dia tidak sungkan lagi dan langsung duduk di bangku. Tirta mengambil buah pir dan memakannya.Agatha dan Nia juga mengambil buah, lalu duduk di samping Tirta sambil memakan buahn

DMCA.com Protection Status