"Memangnya siapa lagi kalau bukan kamu? Orang tuaku sudah susah payah membesarkanmu, bukankah kamu memang sudah seharusnya balas budi pada kami?" Lantaran orang tuanya tidak ada di sini dan Richie juga sedang pingsan, Aurel juga tidak ingin berpura-pura lagi. Dia langsung menunjukkan sifat aslinya."Oh ...." Paula menghampiri Aurel dan memegang lengannya. Saat Aurel hendak berdiri, Paula tiba-tiba melepaskan genggamannya. Aurel yang mengenakan sepatu hak tinggi itu kembali terjatuh di lantai."Kamu sengaja! Jalang sialan!" umpat Aurel dengan kesal."Kamu sudah jelas-jelas tahu aku membencimu, tapi malah masih menyuruhku untuk membantumu. Aku kira hati nuranimu sudah sadar dan ingin memberiku kesempatan untuk balas dendam," pungkas Paula sambil mengedikkan bahunya dengan wajah tak merasa bersalah.Aurel berusaha bangkit untuk menghajar Paula, tapi tangannya malah berhenti di tengah udara. Saat melihatnya lagi, ternyata Darwin telah mencengkeram pergelangan tangannya. Tenaga Darwin sanga
Darwin masih tidak mengetahui rencana yang disusun Richie dan Aurel. Menurutnya, Tuan Besar Antoro pasti akan mengetahui bahwa Richie telah menyinggung anggota Keluarga Sasongko setelah melihatnya diusir dari rumah sakit. Orang cerdas seperti Tuan Besar Antoro pasti akan mengirim Richie ke tempat yang jauh ataupun mengurungnya untuk menghindari perselisihan.Sementara itu, Aurel hanya seorang pesuruh yang mengikuti Richie. Jadi, Darwin juga tidak terlalu memedulikannya.Sayangnya, Darwin tidak tahu bahwa Tuan Besar Antoro saat ini sedang dirawat di rumah sakit keluarganya karena terlalu kesal dibuat Richie. Orang tua Richie merahasiakan segala sesuatu yang diperbuat Richie, sehingga Tuan Besar Antoro sama sekali tidak mengetahuinya.Darwin membawa Paula ke ruang kantornya dan menuangkan segelas air hangat. Melihat Paula yang tersenyum tipis, Darwin bertanya, "Suasana hatimu sedang bagus?""Ya." Paula mengangguk pelan. Namun karena khawatir Darwin akan menganggapnya sebagai orang yang s
"Meski masih kecil, kondisi mereka sangat sehat." Suara Darwin bagaikan sihir yang menghipnotis Paula untuk mengamati foto USG itu dengan cermat.Sejak mengetahui kehamilannya sampai sekarang, Paula tidak berani memikirkan bahwa ada kehidupan baru yang berkembang dalam tubuhnya. Dia tidak berani membayangkan seperti apa rupa anaknya nanti. Sebab Paula sangat paham, jika dia memikirkan anaknya ini, dia pasti akan merasa tidak tega nantinya. Kini hati Paula tiba-tiba luluh saat melihat sosok ketiga anaknya ini tanpa persiapan mental sebelumnya."Menurutku, mereka pasti bakal mirip denganmu," pungkas Darwin dengan lirih.Paula mendongak menatap Darwin dan merasakan keteguhannya sebagai seorang ayah. Keteguhan inilah yang membuat hati Paula merasa tenang. Dia mulai serius mempertimbangkan untuk merawat anak-anak ini.Dengan demikian, Paula tidak lagi sendirian di dunia ini. Akan ada tiga anak yang menemaninya seumur hidupnya.Darwin tersenyum melihat wajah Paula yang tampak penuh cinta kas
Ada seorang dokter muda datang dengan tergesa-gesa dari luar untuk memanggil Darwin, "Dokter Darwin, cepat Anda pergi lihat ....""Pergilah," timpal Paula yang tidak ingin melihat Darwin kesulitan dengan tersenyum tipis.Darwin menunjukkan isyarat kepada Winona, mungkin dia meminta Winona untuk menjaga Paula dengan baik. Winona pun membalasnya dengan "OK". Mereka terlihat seperti dua orang dewasa sedang berdiskusi tentang bagaimana merawat anak kecil.Setelah melihat kepergian Darwin, Paula mengalihkan pandangannya kepada Winona. Benar saja, Winona masih terus menatap sosok Darwin yang menjauh dengan tidak rela. "Kamu nggak mau dengar nasihatku karena merasa aku kurang profesional?" tanya Winona setelah melihat sosok Darwin telah tidak terlihat lagi.Wajahnya tetap tersenyum, tetapi senyumannya menyiratkan sedikit sindiran.Paula memandang Winona, lalu berkata, "Kamu salah paham."'Aku nggak bermaksud mau merebut Darwin darimu, kamu nggak usah menganggapku sebagai musuhmu,' batin Paula
"Itu tugasku, nggak usah terlalu dipikirkan." Darwin mengangguk dengan sopan, lalu melihat ke arah Paula. Tanpa sadar, Paula bersembunyi di belakang pilar dan jantungnya berpacu semakin cepat."Pak, rencana pengobatannya sudah ditetapkan. Aku masih ada urusan lainnya, aku pamit dulu." Setelah berkata demikian, Darwin berbalik dan berjalan ke arah Paula. Tadi dia memang sudah merasakan suasana yang aneh antara Paula dan Winona. Karena merasa khawatir, akhirnya Darwin memutuskan untuk kembali lebih awal.Entah mengapa, Paula tidak ingin Darwin melihat dirinya, sehingga dia bersembunyi di belakang pilar. Pada saat itu, kebetulan dia mendengar para perawat yang membahas tentang Darwin."Pak Darwin memang tampan sekali ya. Otot dadanya, pahanya .... Wah, aku sampai ngiler.""Simpan wajah cabulmu itu, jangan nodai Pak Darwin. Dia itu pria suci, dewa yang menyembuhkan pasien.""Sepertinya sudah ada 3 orang yang memberinya bendera penghargaan dalam bulan ini. Aku nggak akan membiarkan siapa pu
"Kami datang dari jauh untuk mencari putri kami, tapi semua harta kami malah ditipu olehnya. Sekarang kami bahkan nggak punya uang untuk membeli tiket pulang. Kami mengerti bahwa dia menganggap kami tua dan miskin, jadi nggak mau pulang bersama kami. Kami hanya ingin mewujudkan keinginan kami selama bertahun-tahun ini. Kami ingin tinggal lebih lama dengannya, melihatnya, dan memasakkan makanan untuknya. Kami ingin membuatnya mengerti bagaimana rasanya masakan ibu. Dia sudah terbiasa makan makanan enak, sepertinya nggak akan sudi makan masakan rumahan yang kubuat ...."Komentar di bawah video itu dipenuhi dengan hujatan terhadap Paula.[ Bukankah wanita ini si putri palsu Keluarga Ignasius yang nyelingkuhin tunangannya? ][ Bukannya bertobat, malah semakin tak tahu diri. Dia bahkan sampai menipu uang orang tuanya di desa? ][ Kenapa bisa ada wanita seperti ini di dunia ini? Lebih baik dibunuh saja saat masih kecil dulu. ]Paula benar-benar kehabisan kata-kata melihat wanita di dalam vid
Seusai bicara, Paula kembali memejamkan matanya. Sepertinya dia belum benar-benar terbangun. Darwin terpaksa membawanya ke ranjang dan menyelimutinya. Sebelum pergi, jari Darwin digenggam oleh Paula. Darwin menoleh dan melihat tampang Paula yang tersenyum dengan mata yang setengah terpejam. "Kamu sudah lapar, 'kan? Biar kuhangatkan makanannya."Darwin tiba-tiba mendekat. Tatapan mereka saling bertemu dan jarak mereka juga semakin dekat. Tiba-tiba, Paula menoleh dan meringkuk ke dalam selimut. Dengan suara yang teredam, dia berkata, "Maaf, aku ngelindur."Darwin tidak melewatkan ekspresi dingin yang muncul di matanya saat Paula sadar. Namun, dia hanya menganggap hati Paula masih merindukan Richie. Meski merasa agak gusar, Darwin tetap bisa memahami perasaan Paula.Oleh karena itu, setelah berdiri sejenak, Darwin pun meninggalkan kamar itu. Dia percaya bahwa Paula adalah orang yang memiliki prinsip. Darwin hanya berharap mereka bisa hidup dengan damai dan saling menghormati.Setelah kelu
"Sialan, berhenti kamu! Kamu sudah menghancurkan kios buahku, jangan harap bisa melarikan diri!" teriak seorang wanita paruh baya yang gemuk sambil mengejarnya."Si kepala babi" itu buru-buru mengangkat motornya dan menghidupkan mesin. "Bi, aku benar-benar nggak sengaja. Aku sekarang nggak punya uang, besok baru aku ganti rugi, ya?"Setelah mesinnya menyala, pemuda itu langsung melarikan diri dengan sepeda motornya. Saat berpapasan dengan Paula, "si kepala babi" itu berkata sambil tertawa, "Putri kecil, aku sita sketsamu."Bibi itu mengejar ke hadapan Paula dan bertanya dengan napas terengah-engah, "Kamu kenal dengan orang itu?"Paula menggeleng."Aku nggak peduli, tadi aku lihat kalian bicara. Kamu harus ganti rugi," kata wanita itu sambil mengulurkan tangannya ke hadapan Paula.Paula melihat warna pakaian wanita itu yang telah pudar dan lengan bajunya yang koyak. Dia merogoh sakunya dan memberikan uang 400 ribu yang tersisa kepada wanita itu. "Aku cuma punya uang segini." Uang itu pe
Hanya saja, Darwin tahu Freda sangat protektif sampai-sampai bisa bersikap tidak masuk akal. Jika Darwin tidak menunjukkan dirinya sangat menghargai Paula, Freda pasti akan menganggap Paula sebagai orang luar dan mewaspadainya.Lama-kelamaan, di antara Darwin dan Paula pasti akan muncul konflik karena hal ini. Freda menggenggam tangan Paula dan berkata seraya tersenyum lembut, "Oke, aku tahu kamu itu anak yang baik."Freda juga merasa senang Darwin bisa menemukan wanita yang disukainya. Darwin bertanya, "Tadi kamu mau bilang apa?"Freda memukul kepalanya dan menyahut dengan ekspresi cemas, "Keluarga Fonda sudah pindah. Nona Sheila pindah ke kediaman tua dengan alasan rumahnya sudah tua. Entah kenapa, dia berselisih dengan Nyonya Kara sampai-sampai Nyonya Kara pingsan."Darwin yang khawatir bertanya, "Bagaimana kondisi ibuku sekarang?"Paula juga khawatir. Sebelumnya Paula pernah melihat Kara. Dia sudah tua sehingga tidak boleh mengalami syok.Freda menjawab, "Dokter sudah memeriksa Nyo
Paula menggoyang lengan Darwin dan bertanya, "Kamu masih marah? Dia masih muda dan gegabah, untuk apa kamu perhitungan dengannya?"Darwin mendengus, lalu bertanya balik, "Kamu menganggap aku tua?""Aku nggak berani. Pak Sasongko masih muda dan kuat, hal ini nggak perlu diragukan lagi," timpal Paula seraya mengedipkan matanya.Darwin langsung teringat semalam mereka bercinta dengan intens. Dia pun tersenyum. Darwin menjelaskan tindakannya tadi, "Keluarga Sudarmo lebih rumit dari yang kita bayangkan. Kalau Harry terus bertindak gegabah, dia pasti akan celaka dalam waktu singkat."Waktu itu, Darwin setuju Harry masuk ke Grup Sasongko karena kakek Harry memohon pada Terry. Jadi, dia menghormati kakek Harry. Selain itu, Darwin pernah menyelidiki Harry. Dia tahu Harry tidak jahat.Paula langsung memuji, "Aku tahu kamu sangat baik."Mereka pulang ke vila. Freda menyambut mereka dengan ekspresi cemas. Dia melihat Darwin dan tampak ragu-ragu untuk bicara."Ada apa? Bilang saja," ujar Darwin. Di
Jadi, sekarang Darwin tidak mungkin mendepak Harry. Dia hanya ingin menegur Harry agar dia menyadari kenyataannya.Namun, Harry tidak mengetahui hal ini. Dia melihat Darwin menelepon Wilson dan menyuruhnya mencari orang lain untuk mengambil alih proyek ini. Harry pun panik.Darwin sudah memutuskan untuk mengabaikan Keluarga Sudarmo dan mendepaknya dari Grup Sasongko. Ketika Harry baru masuk ke Spirit Animation, dia terus membuat masalah.Meskipun begitu, Darwin tetap membantu Harry. Jadi, Harry menganggap Darwin tidak berani menyinggung Keluarga Sudarmo dan memecatnya.Sekarang Harry baru menyadari kali ini Darwin benar-benar ingin mendepaknya. Dia menarik lengan baju Darwin dan memohon, "Aku memang salah. Aku mohon beri aku kesempatan lagi.""Apa?" tanya Darwin yang berpura-pura tidak mendengar ucapan Harry.Harry merasa dipermalukan. Namun, dia tetap membungkuk dan menegaskan, "Aku mohon beri aku kesempatan lagi."Paula berdeham. Dia memperingatkan Darwin agar tidak terlalu berlebiha
Melihat Paula marah, Harry bergegas mengejar Paula dan memelas, "Maaf, aku salah. Kalau kamu nggak mau bergabung dengan Light Animation, kita tetap bekerja di Spirit Animation. Kamu nggak akan meninggalkan proyek ini, 'kan?"Walaupun Harry agak posesif terhadap Paula, dia tetap mementingkan proyek. Harry tidak ingin menghancurkan proyek karena masalah pribadi. Dia yakin Paula mempunyai pemikiran yang sama dengannya.Hanya saja, Harry mengabaikan Darwin. Sebenarnya Darwin adalah orang yang bisa menentukan nasib proyek.Sebelum Paula menjawab pertanyaan Harry, Darwin berujar dengan dingin, "Tentu saja Paula nggak akan meninggalkan proyek ini. Tapi, kamu nggak usah bekerja di Spirit Animation lagi.""Kenapa?" tanya Harry dengan ketus.Harry tersenyum sinis dan bertanya balik, "Menurutmu?"Darwin merupakan bos dari Spirit Animation, jadi dia bisa memecat Harry. Apa Harry tidak bisa menduganya?Harry baru memahami maksud Darwin. Dia mulai panik karena dirinya sudah berjuang untuk proyek ini
Harry tidak menutupinya. Dia langsung menjawab, "Light Animation."Darwin mengangkat alis, sepertinya dia tidak pernah mendengar perusahaan animasi ini. Paula juga demikian, dia bertanya, "Itu perusahaan baru?"Harry mengangguk seraya menyahut, "Aku pernah bertemu penanggung jawab mereka. Dia sangat kreatif. Lebih cocok untuk perkembangan proyek kita daripada Grup Sasongko.""Siapa nama penanggung jawab itu?" tanya Darwin."Henley," jawab Harry. Awalnya dia memang ingin membahas hal ini dengan Paula. Jadi, dia tidak berniat menutupinya."Apa orang itu berasal dari luar negeri?" tanya Paula sembari mengernyit. Dia curiga Harry ditipu.Harry menggeleng dan menjawab, "Bukan."Paula yang cemas bertanya lagi, "Sejak kapan kamu kenal dia? Kamu sudah tunjukkan sketsaku kepadanya?"Harry segera menyahut, "Tentu saja belum. Aku juga nggak bodoh. Aku baru kenal dia semalam."Paula yang merasa tidak berdaya melihat Tristan, kenapa dia tidak membujuk Harry? Tristan berucap, "Aku sudah membujuknya.
Darwin menatap Paula dengan ekspresi tak berdaya, tetapi penuh kasih. Dia menghela napas sebelum membalas, "Aku ikut denganmu. Kamu nggak akan keberatan, 'kan?""Tentu saja nggak. Kamu bos perusahaan, nggak ada rahasia yang kamu nggak boleh tahu," jawab Paula dengan gembira, lalu beranjak ke kamar tidur untuk ganti baju.Setelah keduanya siap dan makan siang, mereka pergi ke kafe yang sudah disepakati. Ketika mereka tiba, Harry dan Tristan sudah menunggu lebih dari satu jam.Bukan karena Paula terlambat, tetapi karena Harry yang terlalu bersemangat. Dia tiba-tiba mendapat ide baru yang ingin segera dibagikan kepada Paula.Itu sebabnya, ketika Paula masuk dengan Darwin yang memakai masker, dia hanya melihat wanita itu dan langsung mendekatinya dengan penuh semangat.Harry bahkan meraih tangannya. Akan tetapi, Darwin segera memutar tangannya ke belakang dan mendorongnya menjauh."Siapa kamu? Mau apa?" tanya Harry yang menatap Darwin dengan marah. Beberapa saat kemudian, dia cemberut dan
Untuk beberapa saat, Paula tidak mendengar respons dari Darwin. Ketika menoleh, dia melihat ekspresi Darwin sedikit aneh seperti sedang kesal sendiri.Paula menyentuh dagunya sambil bertanya, "Kenapa? Kok kelihatannya nggak senang?"Darwin memandangnya dengan tatapan kecewa. Pria itu bertanya, "Kamu sama sekali nggak punya impian tentang pernikahan ya?"Meskipun tidak bisa mengumumkan hubungan ini dan tidak bisa mengadakan pesta pernikahan, mereka sudah menikah dan resmi menjadi suami istri.Bukankah seharusnya ada antusiasme untuk membeli cincin, foto bersama, atau rencana bulan madu? Menurut Darwin, biasanya wanita yang jatuh cinta pasti punya harapan-harapan seperti itu.Mata Paula berkedip cepat dan menyiratkan sedikit kebingungan. Bukannya antusias, pernikahan lebih membuatnya cemas, takut, dan merasa bakal ada banyak masalah.Paula bahkan sudah membayangkan bagaimana nanti harus menghindari sorotan media, menghadapi wanita yang mengejar Darwin, dan menghadap keluarganya.Darwin t
Paula sudah punya firasat tentang dua buku kecil itu. Saat mengambilnya, tangannya sedikit bergetar.Ketika membuka dan melihat foto dirinya dan Darwin di halaman dalam, bibir Paula tak bisa menahan senyum. Darwin terus mengamati ekspresi Paula. Melihat dia tidak marah, hatinya merasa lega.Darwin menjelaskan, "Sebenarnya aku mau membawamu ke Kantor Catatan Sipil. Tapi, Wilson malah mengambil keputusan sendiri ...."Sebelum selesai bicara, tiba-tiba Darwin merasakan sentuhan hangat di bibirnya. Dia sontak menahan kepala Paula dan memperdalam ciuman itu.Setelah mereka berhenti, Darwin menatap mata Paula yang sedikit berkaca-kaca. Hatinya terasa begitu hangat.Darwin tiba-tiba berucap, "Makasih."Paula menyandarkan diri di dada bidang Darwin. Dia bertanya sambil tersenyum, "Untuk apa?"Darwin menjelaskan dengan serius, "Makasih karena kamu hadir dalam hidupku. Makasih karena kamu kasih aku kesempatan untuk berada di sisimu. Makasih karena kamu nggak menolak untuk menikah denganku ...."
Wilson merasa ada masalah dengan pikiran wanita itu. Dia mencoba menghentikan Fanny sambil mendesak para pengawal untuk segera datang.Begitu disentuh, Fanny langsung terjatuh ke jalan. Bahkan, sesaat kemudian wajahnya sudah penuh dengan luka memar. Untuk menjebak orang, dia benar-benar tega menyakiti dirinya sendiri.Para pengawal yang melihat pemandangan ini pun terkejut. Dalam kesan mereka, Wilson selalu lembut dan sopan. Kalau ada yang perlu dipukul, seharusnya itu tugas mereka, 'kan?"Cepat bawa orang ini pergi!" pinta Wilson dengan tidak sabar. Dia juga mengingatkan para pengawal, "Hati-hati, dia bawa kamera tersembunyi."Mendengar ini, salah satu pengawal langsung meraih kancing baju Fanny untuk memeriksanya. Wanita itu segera meronta-ronta sambil berseru, "Pelecehan! Tolong, ada pelecehan!"Pada saat yang sama, pintu vila terbuka. Paula muncul dengan ekspresi bingung ketika melihat semua keributan di luar.Awalnya, Paula hanya ingin ke toilet. Berhubung mendengar suara bel yang