Share

Bab 54

Penulis: Hana Pangestu
"Nggak nggak, aku malah lebih takut ini berdampak buruk pada reputasimu."

"Aku melakukan hal yang benar, jadi nggak perlu takut."

Mendengar jawabannya, akhirnya aku merasa lega."

Tiba-tiba, terdengar ketukan di pintu. Manajer restoran masuk, diikuti oleh kepala koki yang mendorong troli berisi hidangan mewah yang baru saja matang.

Billy dengan sopan berkata, "Makan malam ini pasti membuatmu mengeluarkan banyak biaya."

"Nggak sama sekali! Bisa mentraktirmu itu sebuah kehormatan bagiku, jadi masalah uang bukan masalah!" ujarku dengan tulus.

Setelah semua hidangan tersaji, kepala koki membungkuk sedikit dan berkata, "Pak Billy, Bu Nora silakan dinikmati."

Aku terkejut.

Setelah kepala koki dan manajer meninggalkan ruangan, aku tak bisa menahan diri untuk bertanya, "Kepala koki di sini mengenalmu?"

Padahal Wenny belum pernah bertemu Billy sebelumnya, jadi rasanya agak aneh.

Dengan tenang, Billy mengambil alat makan dan merapikan serbetnya. Lalu menjelaskan dengan santai, "Koki di rumahku it
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 55

    "Kamu dibilang nggak punya pencapaian?" tanyaku terkejut sampai nada suaraku berubah, lalu melanjutkan, "Kamu sudah sehebat ini, sukses dalam karir dan nilai dirimu juga luar biasa. Kalau orang sepertimu masih dibilang belum punya pencapaian, lalu bagaimana dengan orang biasa seperti kami ... ?"Aku terdiam sejenak, lalu bergumam, "Mungkin hanya dianggap semut kecil saja.""Apa?""Eh, nggak ... maksudku standarmu terlalu tinggi untuk diri sendiri!"Billy tersenyum tipis dan berkata dengan tulus, "Apa yang aku capai sekarang hanya karena usaha orang tuaku. Tanpa mereka, aku bukanlah siapa-siapa."Aku kembali kagum.Sudah berasal dari keluarga hebat, sudah mencapai begitu banyak hal, tapi tetap rendah hati dan sadar diri seperti ini.Dia benar-benar sempurna!"Itulah sebabnya, di mata ibuku, aku ini belum mencapai apa-apa."Mendengar dia merendahkan diri seperti itu, aku buru-buru menggeleng. "Kamu terlalu rendah hati! Tapi ... aku setuju dengan ibumu. Gen sebagus ini harus diwariskan. K

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 56

    "Masuk akal!" Setelah tertawa, aku mengangkat gelasku ke arahnya, "Ayo, bersulang untuk cinta kita yang tak bisa dimiliki."Aku juga sudah berkorban begitu banyak untuk Steve selama bertahun-tahun, tapi tetap saja tak bisa memilikinya, bukan?Akhirnya, aku menemukan kesamaan antara diriku dan pangeran emas ini ... kami sama-sama anak buangan dalam urusan cinta.Billy bersulang denganku. Saat hendak menyesap anggurnya, tiba-tiba dia berhenti dan bertanya, "Kamu masih mencintai mantan suamimu?"Aku menyesap sedikit anggur merah, berpikir sejenak, lalu menjawab, "Nggak, aku sudah nggak mencintainya. Tapi, bagaimanapun, setelah bertahun-tahun bersama, butuh waktu untuk benar-benar menghapusnya dari hatiku.""Iya, bisa dimengerti.""Lagipula, dia belum bisa disebut mantan suami. Kami belum resmi bercerai. Agak merepotkan, mungkin untuk sementara waktu juga masih belum bisa diselesaikan," ujarku yang merasa kesal lagi membahas masalah ini.Besok adalah jadwal pertemuan kedua untuk mengurus p

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 57

    Apa yang dipikirkan di siang hari, sering terbawa ke dalam mimpi di malam hari. Mungkin karena dorongan sahabatku dan kekagumanku pada Billy, malam itu aku sampai memimpikannya.Dalam mimpi, pernikahanku dengan Steve berjalan sesuai rencana, tanpa ada hambatan.Aku mengenakan gaun pengantin yang kudesain sendiri. Diiringi pujian dan kekaguman dari para tamu, aku melangkah perlahan di atas karpet merah menuju ke arah pangeranku.Namun, saat aku semakin dekat dan pengantin pria mengangkat kain veil di kepalaku, aku terkejut ... yang berdiri di hadapanku bukanlah Steve, melainkan ... Billy Solene!Aku panik, mengira ini hanya halusinasi, lalu berusaha mencari sosok Steve di antara para tamu.Namun, Billy justru menggenggam tanganku erat dan terus membawaku melangkah, seakan ingin menemaniku hingga akhir waktu.Aku begitu larut dalam mimpi indah itu, enggan terbangun. Saat alarm mulai berdering, aku bahkan masih bermimpi sedang berciuman dengan Billy, tubuhku terasa melayang di udara ...

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 58

    Beberapa tahun lalu, sebenarnya tante sudah berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga setelah dibujuk oleh pamanku.Namun, karena terlalu banyak saudara dari pihak paman yang masuk ke perusahaan, situasinya menjadi kacau. Tante khawatir perusahaan akan hancur di tangan mereka, jadi setelah banyak perjuangan, akhirnya dia berhasil mengambil alih keuangan perusahaan.Sejak tante mengendalikan keuangan, pengeluaran menjadi lebih ketat dan para parasit itu tidak bisa lagi seenaknya mengambil keuntungan. Akibatnya, mereka mulai menjelek-jelekkan tante di depan paman, membuat hubungan mereka semakin renggang.Sepertinya kali ini, demi membantuku, tante sampai nekat mengalihkan dana perusahaan. Saat paman mengetahuinya, dia akhirnya menemukan celah untuk menyerang tante. Meskipun masalah ini sebenarnya tidak sampai menimbulkan kerugian besar, paman pasti akan memanfaatkan kesempatan.Jika mereka sampai bercerai, tragedi yang dulu menimpa ibuku akan terulang pada tante.Paman pasti akan be

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 59

    "Seratus miliar? Nggak ada," tolakku langsung melihat dia begitu tamak, sikapku pun ikut dingin.Masalah ini memang berawal dariku, tapi pada dasarnya ini kesalahan Keluarga Berto, kalau mereka pikir aku akan jadi korban yang bisa dimanfaatkan, itu tidak mungkin.Brian melihat sekelilingku, wajahnya tampak sedikit iri, dia pun berkata, "Kudengar kamu sudah bercerai dengan Steve dan dia menyerahkan perusahaan ini padamu. Aku juga dengar .... kamu lagi dekat dengan Keluarga Solene yang begitu terpandang. Kabarnya, Billy Solene yang misterius dan rendah hati itu langsung mengeluarkan enam triliun untuk menebus gelang giok tante."Brian melangkah mendekat, terlihat sangat santai."Kalau begitu, seratus miliar bagimu pasti hanya recehan. Entah itu minta dari Steve atau Billy, itu hal yang sangat mudah, 'kan?"Mendengar itu, aku hanya tertawa kecil.Pantas saja dia datang memerasku, rupanya sudah mencari tahu semuanya. Dia mengira aku sekarang sudah jadi burung emas yang bisa dicabuti buluny

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 60

    Brian belum sempat bicara, tapi Steve sudah terlihat cemas. Dia buru-buru bertanya, "Nora, dari mana kamu dapat seratus miliar? Uang di tanganmu jelas nggak begitu banyak.""Bukan urusanmu," ujarku langsung sambil menatap Steve. Lalu, aku membongkar rencananya, "Kamu pinjamkan uang ini atas namaku, hanya biar aku berutang budi lagi padamu, 'kan? Biar kamu bisa mengendalikanku, 'kan? Aku nggak akan terjebak."Steve tampak sedikit canggung, lalu membela diri dengan suara pelan, "Kamu salah paham, aku murni hanya mau membantumu."Brian jadi bersemangat, "Kalau begitu, kakak ipar langsung pinjamkan uangnya sekarang saja ... ""Kalau kamu mau pinjam uang darinya, silakan pergi dari sini. Terserah kalian mau bahas apa, mau pinjam berapa, itu nggak ada urusannya denganku," ujarku langsung memotong Brian dan menunjuk ke arah pintu dengan wajah serius.Brian menatap Steve dengan penuh harap, tapi Steve tetap diam, tidak menunjukkan niat untuk langsung meminjamkan uang langsung padanya.Aku ters

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 61

    "Baiklah, kalau menurutmu ada sesuatu di antara kami, maka anggap saja memang ada. Kamu bisa buat sesukamu, kenapa aku nggak boleh?" ujarku sengaja mengikuti alurnya, hanya untuk membuatnya kesal.Steve benar-benar dibuat kesal hingga terdiam. Matanya menatapku tajam, napasnya tersengal karena marah.Setelah beberapa saat, dengan nada penuh kebencian, dia berkata, "Pantas saja kamu nggak mau berubah pikiran. Nggak peduli seberapa keras aku mencoba menebus kesalahan, kamu tetap nggak tergerak ... ternyata sudah dapat orang yang lebih hebat. Sebelumnya saat Dewita bilang padaku, aku masih nggak percaya. Nora, kamu benar-benar mengecewakanku. Aku nggak menyangka kamu seambisius dan sematre ini!"Cih, kalau dia ingin menyalahkanku, tentu selalu ada cara.Aku tertawa sinis dan membalas, "Steve, pria berkhianat, nggak berprinsip dan nggak tahu terima kasih sepertimu, apa haknya merendahkanku? Siapapun boleh menghinaku, tapi bukan kamu! Jangan lupa, aku pernah selamatkan nyawamu, tapi bagaima

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 62

    Steve mengoreksi, "Bukan meminta, hanya pinjam sementara. Aku bakal bayar uang sewa seratus miliar. Itu jumlah yang sangat besar, kamu nggak rugi."Aku menatapnya, lalu tertawa dingin.Wajah Steve langsung berubah dan bertanya, "Apa yang kamu tertawakan?"Dengan susah payah, aku menahan tawa dan akhirnya menyadari sesuatu, "Tadi aku pikir kamu begitu murah hati mau pinjamkan seratus miliar untuk Brian dan mencatatnya atas namaku, hanya supaya bisa mengambil keuntungan dari kedua belah pihak. Ternyata kamu sebenarnya sedang memasang jebakan untukku."Untung aku tidak tertipu, kalau nggak, sekarang aku pasti sudah dalam posisi lemah dan bisa dengan mudah dimanfaatkan.Setelah mengatakan itu, aku kembali tertawa, tapi di dalam hati terasa sangat dingin dan menyakitkan.Steve memasang ekspresi serius dan berkata dengan suara pelan, "Nora, kamu salah paham. Kalau seratus miliar masih nggak cukup, aku bisa pinjamkan enam triliun padamu. Kamu bisa melunasi utangmu pada Keluarga Solene dan mem

Bab terbaru

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 100

    Meskipun aku tidak menyukai mereka sekeluarga, bagaimanapun dia adalah orang yang lebih tua, demi kesopanan, aku tetap tersenyum dan menyapa, "Halo, tante.""Nora, jadi kamu benar-benar sudah bersama Pak Billy? Dia nggak tahu kamu itu janda? Statusmu ini jelas ... ""Ibu, bukan janda, dia bahkan belum resmi cerai dengan kakak! Kalau sekarang bersama Pak Billy, itu namanya selingkuh!"Ujar Stefi dengan wajah penuh penghinaan dan kemarahan, lalu menggerutu, "Ada apa sih dengan Pak Billy? Kok bisa tertarik dengannya? Selain cantik, apa lagi yang bisa dibanggakan?"Aku bahkan belum mengucapkan satu kata pun, tapi mereka sudah menempelkan label selingkuh padaku. Benar-benar tidak masuk akal.Aku tertawa sinis, "Stefi, otak itu hal yang bagus, sayangnya kamu nggak punya. Kalau kamu mau tahu siapa yang sebenarnya selingkuh, bagaimana kalau kita tanya orang-orang di sini?"Saat itu, peristiwa pernikahan konyol itu sudah jadi bahan tertawaan di seluruh kota. Semua orang tahu kalau Keluarga Joan

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 99

    Namun, di hadapan Jeff saat ini, situasinya tidak memungkinkan. Aku hanya bisa mencari kesempatan lain.Melihat aku sangat canggung, Billy segera membantuku keluar dari situasi ini, "Ayo, para tamu hampir semua sudah datang, pesta bakalan segera dimulai."Aku mengikuti Billy memasuki aula pesta dan sekali lagi mendapat pemahaman baru tentang arti sebenarnya dari kekuasaan dan status sosial.Di dalam Vila Solene terdapat sebuah bangunan bergaya barat tiga lantai yang berdiri sendiri. Bangunan ini memiliki aula pesta besar, ruang konferensi multifungsi dan klub rekreasi. Banunan ini terpisah dari bangunan utama rumahnya, Sehingga dapat memberikan tingkat privasi yang sangat baik bagi pemiliknya.Dekorasi seluruh bangunan tampak sederhana, tetapi sangat berkelas. Bahkan hiasan yang terlihat sepele pun merupakan koleksi seni bernilai tinggi.Saat ini, aula pesta sudah penuh dengan tamu. Suasana meriah dengan obrolan santai dan tawa para tamu yang jelas berasal dari kalangan atas.Aku melih

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 98

    "Bagaimana kamu menjelaskannya?""Bilang saja nggak ada apa-apa di antara kita. Aku nggak tidur denganmu, kamu juga nggak tidur denganku.""Kamu, seorang gadis menjelaskan hal seperti ini? Bukankah itu malah membuatku terlihat lebih tidak berani bertanggung jawab?""Aku ... " Aku hampir putus asa, malu bukan main dan bertanya, "Jadi harus bagaimana?"Saat kami sedang pusing memikirkan solusi, tiba-tiba terdengar suara seseorang, "Billy, kudengar kamu keluar khusus untuk menjemput tamu penting. Putri keluarga mana yang begitu kamu hormati?"Aku menoleh ke arah suara itu. Dari belakang Billy, seorang pria tinggi dan gagah melangkah mendekat. Aura karismatiknya terpancar jelas.Sebelum Billy berbalik, ekspresinya sudah semakin rumit."Datang juga orangnya," gumam Billy pelan.Mataku membelalak.Apa? Jadi dia ... Jeff Yosi?Aku tidak mengenalnya.Bagaimanapun, Keluarga Yosi dan Keluarga Solene berada di tingkat yang sama, sedangkan Keluarga Tira jelas berbeda kelas, kami tidak pernah berhu

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 97

    "Nggak, nggak! Bukan ... " Aku buru-buru melambaikan tangan, melangkah lebih cepat ke depan, tapi tetap saja tak bisa menahan diri untuk melirik Billy beberapa kali.Dalam hati, aku berdoa semoga saja orang yang mengendarai Bentley malam itu bukan Jeff.Sayangnya, doaku tidak terkabul.Melihat ekspresiku yang aneh dan tampak ragu-ragu, setelah berpikir sejenak, Billy bertanya, "Kamu bertemu Jeff akhir-akhir ini?"Begitu mendengar pertanyaannya, aku langsung paham.Aaaa ... aku ingin lenyap saja dari dunia ini!"Jadi ... apa yang Pak Jeff bilang padamu?" tanyaku pasrah, memutuskan untuk menghadapinya secara langsung.Billy menyipitkan matanya sedikit, lalu menampilkan ekspresi yang sulit dijelaskan, seperti malu tapi juga geli."Maksudmu ... tentang pertengkaranmu dengan Steve? Kamu bilang sudah tidur denganku dan bukan hanya sekali?"Aku langsung tersandung dan hampir saja terjatuh."Hati-hati!" Untung saja Billy sigap menarik lenganku.Wajahku langsung panas membara, sekujur tubuhku t

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 96

    Aku berputar beberapa kali di depan cermin dan merasa cukup puas dengan penampilanku.Tiba-tiba, ponselku berdering. Aku mengambilnya dan melihat nama Billy Solene di layar."Halo, Pak Billy.""Nora, sekitar sepuluh menit lagi, sopir bakal tiba di depan apartemenmu.""Iya, aku sudah siap juga, bakal turun sebentar lagi," jawabku dengan ringan, lalu menambahkan dengan sedikit sungkan, "Benar-benar merepotkanmu harus mengirim sopir untuk menjemputku.""Nggak masalah, jalanan di pegunungan kurang aman di malam hari. Karena aku yang mengundangmu, tentu aku juga harus memastikan keselamatanmu."Sikapnya selalu begitu penuh perhatian dan detail, seolah tak pernah meninggalkan celah.Setelah menutup telepon, aku memasukkan ponsel ke dalam tas, lalu mengecek kembali apakah aku sudah membawa lipstik dan bedak. Setelah memastikan semuanya beres, aku pun berangkat.Di sepanjang perjalanan, perasaanku melambung, tegang sekaligus penuh ekspektasi,Saat ini, aku sudah melupakan semua keraguan yang s

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 95

    Aku baru sadar, tidak heran Steve terlihat begitu lesu dan muram, wajahnya pun tampak pucat."Nora, tolong bantu Dewita. Semua kesalahan di masa lalu itu ulah kami, Aku minta maaf padamu, ya? Kumohon, kasihanilah dia, pergi ke rumah sakit dan bantu dia ... "Sari maju dan meraih tanganku dengan erat. Gerakannya yang tiba-tiba itu sampai membuat anjingku terkejut dan melompat mundur ke belakangku.Keningku semakin berkerut, aku menatap Sari sambil tertawa dingin dalam hati."Benar-benar langka, tak kusangka aku bisa mendengar permintaan maaf darimu dalam hidup ini," kataku dengan nada menyindir."Aku minta maaf padamu, Nora. Aku bakal turuti apapun yang kamu mau, asal kamu mau selamatkan Dewita. Bagaimanapun, dia itu adik kandungmu, dia itu manusia yang hidupnya berharga ... " ujar Sari mulai menangis, tampak benar-benar tidak rela kehilangan putrinya.Sebagai seorang ibu, dia memang terlihat sangat menyayangi anaknya. Dewita pun bisa dibilang beruntung dalam hal ini.Namun, pikiranku m

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 94

    Tak disangka, ternyata Billy juga mengetahuinya.Hal ini membuat suasana jadi agak canggung, terutama karena aku berbohong pada Billy, mengatakan bahwa aku sudah tidur dengan pria di hadapanku ini, bahkan berkali-kali. Memikirkan itu saja sudah membuat lidahku nyaris kelu."Ehm ... dia nggak mau cerai denganku, jadi aku hanya bisa mengajukan gugatan ke pengadilan. Sidangnya akan digelar tanggal 6 bulan depan," ujarku menjelaskan, merasa sedikit bersalah dan tidak berani menatap Billy."Tanggal 6 bulan depan? Masih ada setengah bulan.""Iya, ini sudah sesuai jadwal dari pengadilan, jadi nggak ada pilihan lain.""Iya, nggak perlu terburu-buru," ujarnya menenangkanku, lalu menambahkan, "Tapi dalam kasus gugatan cerai, biasanya sidang pertama itu mediasi, jadi kemungkinan besar nggak akan langsung dikabulkan. Biasanya harus menunggu enam bulan untuk mengajukan gugatan kedua, barulah hakin cenderung mengabulkan perceraian.""Iya, pengacaraku juga sudah mengatakan hal yang sama. Aku harus be

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 93

    Aku tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan diriku sendiri, hanya benar-benar malu sampai tidak bisa mengangkat kepala di depannya.Billy melihat betapa malunya aku, seolah ingin mencari lubang untuk bersembunyi. Dengan sangat sopan, dia menghiburku, "Sesekali bersenang-senang dengan teman-teman itu hal yang baik. Bisa melepaskan rasa penat dan stres di hati. Lagipula, soal kejadian malam itu, selain aku, nggak ada orang lain yang tahu. Jadi tenang saja, aku akan merahasiakannya."Kalimat terakhir itu diucapkannya dengan nada bercanda dan di matanya seperti ada sedikit ... keakraban yang samar.Aku menatapnya dengan ekspresi canggung dan membeku.Beberapa saat kemudian, rasa canggung itu semakin menjadi-jadi, pipiku terasa panas seperti terbakar.Jantungku kembali berdebar kencang dan pikiranku mulai berkelana ke arah yang tidak seharusnya.Insting wanita membertahuku bahwa ada sesuatu yang tidak biasa dalam hubungan kami, benar-benar tidak biasa.Tapi, aku tidak bisa

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 92

    Wajahku terasa semakin panas.Orang mabuk muntah itu menjijikkan, baunya juga tidak enak.Dan dia, seorang pria kaya raya yang terbiasa hidup bersih dan elegan, malah harus mengurus aku yang muntah-muntah?!Tidak heran saat aku bangun keesokan paginya, tempat sampah sudah bersih.Ternyata dia yang membersihkannya malam itu."Aku baru sadar saat sampai di rumah, tapi ... aku nggak berani meneleponmu. Hari ini malah merepotkanmu, kamu sampai repot-repot mengantarnya ke sini," katanya santai, sepertinya tidak sadar betapa malunya aku saat ini.Kata-kata itu seolah menggelitik saraf kecanggunganku. Aku menatapnya dengan bingung dan bertanya polos, "Kamu ... nggak berani meneleponku?"Billy tersenyum, matanya seakan bersinar dan wajahnya terlihat agak malu."Iya, aku takut kalau kamu melihat jam tangan itu, kamu bakal mengira aku sengaja meninggalkannya sebagai alasan untuk menghubungimu lagi. Sebelumnya, sepertinya ada kesalahpahaman antara kita, hubungan kita juga jadi agak renggang, jadi

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status