Share

Bab 22

Penulis: Vya Kim
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-12 12:00:20

Tuan Noh tertawa kecil, kali ini terdengar lebih bangga daripada sebelumnya. "Aku suka semangatmu, Hana," katanya dengan tatapan penuh apresiasi.

"Jika kau membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk menghubungiku ... atau Rey," lanjutnya, melirik ke arah cucunya yang masih duduk di samping Hana.

Hana menatap pria tua itu dengan penuh rasa terima kasih. "Terima kasih, Tuan," jawabnya tulus.

"Bantuanmu ini lebih dari apapun yang pernah kuduga. Rasanya tidak cukup hanya mengucapkan terima kasih."

Tuan Noh mengangguk pelan, menyadari betapa seriusnya ucapan Hana. Namun, sorot matanya kemudian berubah lebih ringan, seolah ada hal lain yang ingin ia sampaikan.

"Oh iya, bulan depan adalah ulang tahun perusahaan First Food," ujarnya tiba-tiba, "Apa kau akan hadir?"

Hana termenung sejenak, namun kemudian bibirnya melengkungkan senyum tipis yang penuh arti.

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 23

    Hana beranjak dari kursinya, langkahnya perlahan tapi pasti menuju ujung balkon. Punggungnya terlihat tegar, tetapi Rey tahu ada badai yang berkecamuk di dalam dirinya. Ia hanya menyesap kopi tanpa niat mengejarnya, membiarkan Hana menghadapi emosinya sendiri.Kakinya masih perih akibat kejadian sebelumnya, namun kini rasa sakit itu tak ada artinya dibandingkan dengan perih di hatinya. Ucapan Rey barusan, dingin dan tajam, seolah menyiram luka itu dengan air garam, memperburuk keadaan.Hana terpaku menatap malam yang indah di kafe itu. Pemandangan bukit yang membentang di hadapannya dihiasi gemerlap lampu-lampu kecil dari kejauhan.Angin malam yang lembut menyentuh kulitnya, seakan berusaha menghiburnya, namun gagal. Kehangatan dari pemandangan itu tak mampu mencairkan hatinya yang kini membeku.Tangannya menggenggam railing balkon. Semakin lama, genggamannya berubah menjadi remasan yang kuat, meluapkan amarah yang tak bisa ia ungkapkan dengan kat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 24

    Hari libur terasa berlalu secepat desiran angin. Pagi ini, Hana terbangun dengan enggan, suara alarm ponselnya memecah keheningan dan menyeruak di antara kantuk yang masih berat menggantung di kelopak matanya.Dengan gerakan malas, tangannya meraba-raba nakas di samping tempat tidur, mencari ponsel yang terus berbunyi. Ketika layar ponsel menyala, cahaya birunya langsung menusuk mata yang masih setengah terbuka. Waktu dan sebuah catatan kecil terpampang jelas di sana."Table Reading - 08:00 AM"Hana terjaga seketika. Mata yang tadi sayu kini membelalak penuh kesadaran. “Ya ampun! Aku hampir lupa!” serunya panik. Ia melompat dari tempat tidur, rambutnya kusut seperti habis ditiup badai, tapi otaknya sudah bekerja lebih cepat daripada tubuhnya.Bayangan pekerjaan yang menumpuk sejak kemarin mulai memenuhi pikirannya. Laporan hasil casting sudah dibagikan ke grup semalam, dan pagi ini, seluruh pemain yang terpilih bersama tim produksi akan berkumpul

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 25

    Table reading pun dimulai. Suasana ruang meeting yang semula diwarnai obrolan ringan seketika berubah serius. Para aktor dan tim produksi telah membuka naskah mereka, menyiapkan diri untuk menghidupkan drama yang selama ini hanya ada di atas kertas. Pada babak pembuka, konflik langsung menghantam keras. Dialog pertama menyuguhkan adegan seorang wanita memergoki pasangannya berselingkuh di apartemen mewah, persis seperti yang Hana alami di masa lalu dengan Juna. Hana duduk tegap di kursinya, mengamati para aktor yang memerankan adegan itu dengan penuh konsentrasi. Sebuah senyum tipis terbit di bibirnya, seolah merasa puas melihat perasaannya kala itu diterjemahkan ke dalam adegan yang begitu nyata. Para pemain benar-benar bertalenta. Setiap ucapan, setiap intonasi, setiap ekspresi mereka seakan membawa semua orang di ruangan itu masuk ke dalam dunia drama. Bahkan beberapa kru di ujung ruangan tampak saling berbisik, terpukau deng

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 26

    Setelah table reading selesai, para kru dan pemain beranjak menuju kantin kantor untuk makan siang. Suasana perlahan mencair, dipenuhi obrolan ringan dan tawa di antara mereka. Hana berjalan di belakang rombongan timnya, melangkah tenang sambil memegang naskahnya. Di kantin, semua orang berbaris untuk mengambil makanan dari meja prasmanan yang telah disiapkan. Hana mengikuti antrean dengan sabar, pandangannya sesekali melirik pilihan makanan di depannya. Namun, suasana hening itu berubah saat Juna muncul dan dengan sengaja menyela antrean orang lain untuk berdiri tepat di sebelah Hana. “Aku rasa naskah tadi cukup ... menarik,” ujar Juna dengan nada lembut, namun ada nada sindiran yang jelas terasa di dalamnya. “Khususnya bagian tentang perselingkuhan. Kau sungguh pandai memilih tema yang bisa menghina seseorang secara halus.” Hana tidak langsung menjawab. Tangannya dengan tenang mengambil sendok nasi dari piring prasmanan,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 27

    Di sudut matanya, Rey menangkap sosok Juna yang duduk di meja lain, memperhatikan ke arah mereka dengan tatapan tajam. Rey membiarkan dirinya tersenyum kecil, penuh arti, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke meja. Ia tahu apa yang sedang terjadi di kepala Juna, dan itu membuatnya semakin tertarik untuk melanjutkan permainan ini.Dengan sengaja, Rey memanggil Hana. "Hana," ucapnya, suaranya rendah namun cukup terdengar di antara keramaian obrolan di meja.Hana mendongak dari makanannya, memandang Rey dengan alis yang sedikit terangkat. Yang lain masih sibuk dengan perbincangan mereka, sesekali tertawa keras, hingga interaksi Rey dan Hana luput dari perhatian."Ya, Tuan?" jawab Hana, nada suaranya formal, tapi kini terasa lebih santai daripada sebelumnya.Rey tersenyum tipis, pandangannya tetap terarah pada Hana. Ada sesuatu di matanya yang sulit dibaca, campuran ketenangan dan sesuatu yang lebih dalam. "Apa kau senggang malam ini?" tanyanya, su

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 28

    "Kau bilang ingin lebih santai," ujar Rey sambil merapikan dasinya yang sebelumnya longgar. Gerakannya tenang, tapi ada ketegasan di balik setiap kata yang diucapkannya. "Di luar pekerjaan, panggil saja aku Rey."Hana terdiam sejenak, memproses permintaan itu. "Oh ...," ia bergumam pelan, sedikit kikuk dengan perubahan suasana. "Iya, tentu ... Rey." Suaranya agak ragu saat menyebut nama itu.Ia menyesap kopinya, mencoba menyingkirkan rasa canggung yang mendadak menyerang. "Orang-orang akan percaya kita punya hubungan kalau aku memanggilmu seperti itu."Rey memandang Hana dengan tatapan yang sulit ditebak. Tanpa menjawab langsung, ia berdiri dari posisinya. Jas hitamnya yang tadi tergeletak di sandaran kursi ia raih, lalu dikenakan kembali dengan gerakan santai namun penuh wibawa."Memang itu tujuannya," katanya akhirnya, dengan nada datar yang membuat Hana terkejut. Ia tidak memberikan kesempatan untuk bertanya lebih jauh, hanya melangkah pergi me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 29

    Setelah table reading dan diskusi lainnya selesai, Hana dan timnya kembali ke kantor agensi. Kali ini, ia memilih ikut mobil timnya. Perjalanan mereka berlangsung tanpa banyak percakapan, semua tampak sibuk dengan pikiran masing-masing.Namun, begitu mereka tiba di kantor, suasana terasa berbeda.Hana segera menyadari ada yang aneh. Tatapan orang-orang di lobi seperti melucuti dirinya. Mereka memandangnya dengan mata penuh tanya, bisikan-bisikan halus terdengar, dan beberapa bahkan menunduk untuk melihat layar ponsel mereka setelah menatap Hana."Kenapa mereka menatapku seperti itu?" pikir Hana sambil mempercepat langkahnya. Tapi ia berusaha meyakinkan diri bahwa mungkin itu hanya perasaannya saja.Begitu sampai di meja timnya, keanehan itu semakin terasa. Dina baru saja duduk ketika notifikasi grup obrolan di ponselnya berbunyi bertubi-tubi. Ekspresi Dina berubah serius saat membaca isi pesan-pesan itu."Ada apa?" tanya Rocky, penasaran.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 30

    Malam tiba dengan udara dingin yang membelai kulit. Hana bersiap meninggalkan kantor, tetapi timnya tampak ragu melepaskannya begitu saja.“Kau benar-benar akan datang, 'kan?” tanya Dina dengan nada setengah mengancam.“Tentu saja aku akan datang!” jawab Hana sambil tersenyum, meski dalam hatinya ia dilanda kegelisahan.“Jangan cuma janji.” tambah Rocky, melipat tangannya di dada.“Bener kok aku akan datang,” kata Hana meyakinkan. “Tunggu saja aku di sana.”Dengan langkah cepat, ia bergegas menuju parkiran basement. Di sana, Rey sudah menunggu di mobilnya, duduk di kursi pengemudi dengan sikap tenang namun berwibawa. Hana setengah berlari dan masuk ke mobil, mengatur napasnya yang terengah-engah.“Kau membiarkan atasanmu menunggu,” kata Rey, suaranya datar tapi tajam menusuk telinga Hana.“Maaf, Tuan,” jawab Hana cepat. “Aku benar-benar ada urusan sedikit dengan tim kita.”Rey tidak membalas. Ia hanya mengarahka

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16

Bab terbaru

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 43

    Ketika Hana sedang menikmati es krimnya dengan tenang, Rey tiba-tiba menekan lengannya sedikit, membuat es krim itu menyentuh hidung Hana."Rey!" Hana merengek kesal, mengusap hidungnya yang kini belepotan es krim.Namun, alih-alih marah, ia malah tertawa kecil. Rey juga ikut tertawa, menikmati momen kecil itu.Hana terpaku sejenak, menatap pria di sampingnya. Senyum dan tawa itu lagi, jarang sekali ia melihatnya. Dan ketika Rey tertawa seperti itu, rasanya ada sesuatu yang berubah dalam dirinya.Tanpa sadar, ia bergumam, "Kau lebih tampan bila sering tertawa begitu."Rey berhenti tertawa seketika, lalu berdehem kecil, sedikit bangga. "Banyak yang bilang begitu."Hana memutar bola matanya, "Dasar narsis."Mereka pun melanjutkan menikmati es krim hingga habis. Udara malam di Luminaria Park terasa semakin nyaman, dengan lampu-lampu warna-warni yang berpendar di sekeliling mereka.Setelah selesai, Rey berdiri lalu

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 42

    Sebelum Rey sempat membuka mulut untuk menjawab, mobil mereka melambat, mendekati sebuah tempat dengan cahaya warna-warni yang berkelap-kelip di kejauhan.Luminaria Park.Hana langsung teralihkan. Matanya berbinar melihat area pintu masuk yang dihiasi lampu gantung berbentuk bintang dan lentera warna-warni. Ada suara musik dari wahana, tawa anak-anak, dan aroma manis dari gerai makanan di sekitar area.Begitu mobil berhenti di parkiran, Hana segera membuka pintu dan turun dengan penuh semangat. Ia berbalik, menepuk jendela mobil Rey yang belum juga keluar."Ayo, Rey!" serunya girang.Rey turun perlahan, jauh lebih santai dibandingkan Hana. Ia sempat mengusap wajahnya sejenak sebelum menutup pintu mobil dan berdiri tegak. Melihat Hana yang begitu antusias, ia hanya bisa menggeleng kecil."Seperti anak kecil saja," gumamnya pelan, tapi senyum tipis terselip di sudut bibirnya.Hana menatapnya tak sabar. Saat melihat Rey mas

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 41

    'Hubungan?' batin Hana, seketika pipinya merona lebih merah. Ia mengingat bagaimana ia bisa berakhir di apartemen Rey kemarin. Kenangan samar itu membuat jantungnya berdebar lebih kencang.Mata Hana melebar, refleks berbalik menghadap Rey. "Rey …, maafkan aku …, yang kemarin itu aku dalam pengaruh alkohol! A-aku akan tetap mematuhi peraturan kontrak hubungan palsu ini…, t-tapi…"Hana sebentar menunduk, menggigit bibirnya. Dengan suara nyaris berbisik, ia melanjutkan, "Apa kau … memakai pengaman?"Wajahnya memanas seketika. Ia bahkan terpejam mengatakannya, matanya mengerut lebih rapat karena menahan malu, sementara jemarinya memilin ujung blouse-nya tanpa sadar.Rey berdecih kecil. Kedua sudut bibirnya sedikit tertarik, matanya menyipit penuh godaan. Bahunya bahkan sedikit bergetar menahan tawa.Dengan langkah tenang, Rey mendekat, mencondongkan tubuhnya hingga bibirnya nyaris menyentuh telinga Hana. Suaranya terdengar rendah dan berbahay

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 40

    Break syuting akhirnya tiba. Kru dan para pemain berbondong-bondong menuju meja tempat makanan kotak dibagikan. Suasana sedikit riuh dengan suara mereka yang bercengkerama, membahas adegan yang baru saja mereka lakukan atau sekadar mengeluhkan betapa panasnya cuaca hari ini. Hana ikut mengambil jatahnya. Begitu membuka kotak, ia melihat deretan sushi tertata rapi di dalamnya. Alisnya mengernyit sejenak sebelum beralih ke pilihan lainnya, bulgogi. "Ah, ini sushi. Aku tak suka," gumamnya, lalu segera mengganti pilihannya dengan bulgogi. Ia pun beranjak pergi menuju meja tempat teman-temannya duduk, tanpa sadar bahwa seseorang berdiri tak jauh darinya. Juna. Pria itu juga baru saja mengambil makan siangnya, tanpa sengaja berdiri di samping Hana saat memilih. Tatapannya mengikuti sosok wanita itu yang pergi tanpa menoleh sedikit pun ke arahnya. Ia menurunkan pandangan ke kotak sushi di tangannya, m

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 39

    Dara berjalan keluar dari toilet dengan langkah cepat, napasnya memburu menahan amarah yang bergolak di dadanya. Tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya, jari-jarinya gemetar akibat emosi yang nyaris tak bisa ia kendalikan. Hana. Perempuan itu benar-benar berani menantangnya! Dengan wajah kesal, pandangan Dara menyapu lokasi syuting, mencari sosok yang bisa melampiaskan emosinya. Matanya dengan cepat menangkap keberadaan Juna yang masih berdiri di tempat yang sama, bersandar santai pada pagar pembatas area syuting. Namun, yang membuat darah Dara semakin mendidih adalah arah tatapan Juna, pria itu sedang memperhatikan Hana dari kejauhan. Hana, yang berjalan di antara kru dan tim produksi, tampak tidak peduli dengan keberadaan mereka berdua. Ia sibuk berbicara dengan rekan-rekannya, fokus pada pekerjaannya, seolah Juna bukan siapa-siapa lagi baginya. Dada Dara naik turun dengan cepat. Napasnya tersengal menah

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 38

    Setibanya di lokasi syuting, Hana langsung mencari rekan-rekan satu timnya. Area itu sudah dipenuhi oleh kru produksi yang sibuk mempersiapkan peralatan dan memastikan semua berjalan lancar. Beberapa anggota tim agensi tengah mengurus artis mereka, ada yang membantu wardrobe, memastikan kostum para pemeran sesuai dengan karakter mereka, ada pula yang bertanggung jawab dalam makeup dan hairstyling, membuat para aktor dan aktris tampak sempurna di depan kamera. Yang lain sibuk berkoordinasi dengan sutradara dan manajer produksi, mengatur jadwal syuting, serta memastikan kebutuhan para artis terpenuhi. Hana, sebagai penulis, memiliki tugasnya sendiri. Ia berdiri di dekat monitor, memperhatikan bagaimana adegan demi adegan diambil, memastikan dialog yang diucapkan para pemeran sesuai dengan naskah yang telah ia susun. Ia juga mengamati latar belakang, set dekorasi, dan properti yang disorot kamera, semua harus sesuai dengan kon

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 37

    Lift pun berhenti di lantai demi lantai, mengurangi jumlah orang di dalamnya. Perlahan suasana menjadi lebih lenggang, memberi ruang untuk bergerak.Rey tentu saja langsung menarik diri dari Hana begitu ada celah. Ia kembali berdiri tegak di sampingnya dengan sikap santai, seolah tidak pernah terjadi apa pun.Sementara itu, Hana menundukkan kepala. Wajahnya terasa panas, bahkan telinganya pun ikut memerah. Ia masih bisa merasakan hawa tubuh Rey begitu dekat tadi.Napasnya belum sepenuhnya stabil, dan jari-jarinya tanpa sadar memilin ujung blouse-nya, sebuah kebiasaan yang selalu ia lakukan saat gugup.Rey, di sisi lain, tampak menikmati ekspresi canggung yang ditunjukkan Hana. Bahkan, senyum tipis masih tersungging di bibirnya, meski samar.Ketika akhirnya lift sampai di lantai yang dituju, mereka berdua keluar tanpa kata. Rey berjalan lebih dulu, langkahnya tegap dan penuh percaya diri, meninggalkan Hana yang masih berusaha menenangkan d

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 36

    Rey sudah duduk di dalam mobilnya, baru saja berhenti di depan lobi apartemen. Tangannya terangkat untuk melihat jam. Tepat sepuluh menit.Dari kaca depan, ia melihat Hana berlari kecil mendekat dengan napas terengah-engah, wajah polos tanpa riasan. Begitu masuk ke dalam mobil, Hana langsung bersandar lega, tangannya menekan dadanya, masih berusaha menstabilkan napasnya yang tersengal.Rey menoleh dan menatapnya diam-diam. Lalu tanpa peringatan, tubuhnya condong lebih dekat, wajahnya mendekati wajah Hana.Hana terkesiap, punggungnya otomatis menegang."T-Tuan...," rintihnya lirih, tangannya meremas jok mobil dengan gugup.Jarak di antara mereka semakin menipis. Hana bahkan bisa merasakan hembusan napas Rey begitu dekat. Jantungnya berpacu liar, pikirannya mulai dipenuhi berbagai kemungkinan.Namun, alih-alih melakukan sesuatu seperti yang Hana pikirkan, Rey hanya mengulurkan tangannya untuk ... memakaikan sabuk pengaman.

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 35

    Hana berdiri terpaku di depan cermin, matanya menelusuri bayangannya sendiri dengan ekspresi campur aduk, kaget, panik, dan frustasi.Bajunya masih sama seperti semalam, kusut dan berantakan. Bahkan kancing atasnya terbuka lebar."Astaga!"Tangannya refleks menutup bagian depan bajunya sambil menggigit bibir. Ia benar-benar tidak bisa mengingat apa pun yang terjadi semalam. Dan sekarang, ia harus segera berangkat kerja, tapi ...Ia tidak membawa baju ganti!Hana mengacak-acak rambutnya sendiri, frustasi. Kalau dia datang ke kantor dengan pakaian ini, teman-temannya pasti langsung curiga!"Mampus aku ..." gumamnya pelan.Tidak ada pilihan lain. Mau tak mau, ia harus meminta izin terlambat pada Rey.Hana melirik ke arah ruang ganti, menunggu Rey selesai berganti pakaian. Tangannya sibuk menyisir rambutnya dengan gelisah, berharap setidaknya wajahnya tidak terlihat seperti orang yang baru mengalami kejadian ... men

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status