Aarav meletakan satu demi satu barang belanjaanya, dan Saat itu Seorang pria yang baru saja keluar dari mobil melihat kearah Aarav yang tak jauh dari Mobil yang ia parkirkan “Bukankah dia.” Ujar Pria 1, lalu Pria itu elangkah kearah Aarav yang sedang menutup Pintu Bagasi Mobilnya.
“Baiklah Ayo sekarang kita.” Ujar Aarav“Apa kau Aarav?” Ujar Pria 1 yang mengenali Aarav, Saat itu Aarav dan Bora sama sama menoleh kearah Pria yang menyapa Aarav. Aarav seketika membeku saat Seorang Pria menyapa dirinya dan mengenali namanya.
“Astaga Sudah lama sekali kita tidak bertemu apa kabar.” Ujar Pria 1 yang langsung berjabat tangan dengan Aarav, Aarav terdiam dan ia memasang wajah senyum datar ke arah pria tersebut.
“Sudah lama sekali, apa kabarmu Aryo.” Ujar Aarav
“Sudah 11 tahun kita tidak bertemu, wahhh kau masih tetap sama seperti dulu.” Ujar Pria 1 yang merupakan Teman Aarav dan sesama P
4 Hari yang lalu, Cikha baru saja tiba di Bandara setelah ia Menyelesaikan Studi S2nya di Jerman. Saat itu Cikha berjalan sambil membawa Kopernya keluar dari Pintu Kedatangan Internasional. Cikha berhenti saat ia sudah di luar dan saat itu Ia menghubungi Seorang. Dan saat Ia sudah dalam perjalanan, Ia melihat beberapa Artikel yang berhubungan dengan Galery milik Elard. “Apa kau sudah mencari tahu apa yang terjadi selama saya tidak di Jakarta?” Taya cikha“Sudah nona, Tuan Elard baru saja tiba di Jakarta 1 bulan yang lalu. Dan saat ini Beliau sedang mencari Sponsor untuk sebuah Acara yang akan ia buat.” Ujar Supir Pribadi Cikha“Sponsor?” tanya Cikha“Memang dia mau membuat Acara apa?” tanya Cikha“Dia ingin membuat suatu kompetisi untuk Pelukis Jalanan.” Ujar Supir Pribadi CikhaCikha terdiam, lalu ia tersenyum sinis saat mendengar acara yang akan Elard lakukan. “Pasti ini ide Bora.&
Disisi lain Elard terdiam saat mengetahui bahwa CZ Advertising merupakan Perusahaan Iklan milik Cikha, “Kau disini sedang menunggu perwakilan mereka untuk membahas Sponsor yang akan menjadi Mitramu dalam acara yang akan kau buat bukan.” Ujar Cikha yang berjalan kearah Sofa yang ada di sana, lalu Cikha duduk dan menyilangkan kakinya. “Maka itu adalah aku orangnya.” Ujar Cikha yang melirik kearah Elard dan Elard hanya terdiam sambil memandangi Cikha yang sudah duduk di ujung sana. Elard Langsung tertawa saat Cikha mengatakan hal tersebut kepadanya, Cikha yang melihat Elard tertawa langsung tediam dan memandangnya. “Apa Perkataanku ada yang membuatmu tertawa.” Ujar Cikha“Tidak... Maafkan aku karena aku tertawa karena apa yang kau katakan tadi. Sejujurnya aku benar benar sedikit stress hari ini, namun mendengar kau mengatakan itu aku sedikit terhibur.” Ujar Elard“Maksudmu?” Tanya CikhaElard berdiri lalu
“Jadi.” Ujar Bora yang menatap kearah Aarav yang berada di sampingnya,“Kau harus lebih percaya diri dari hari ini dimasa depan nanti.” Ujar Bora“Tunjukan kepada Dunia bahwa kau bisa bangkit dan bisa mengubur kisah kelam untuk jadikan motivasimu untuk bangkit lagi.” Ujar Bora, Aarav tersenyum dan ia merasa tenang saat Bora mengatakan hal hal yang bisa membuatnya menjadi lebih percaya diri. Aarav memegang Kedua tangan Bora “Terima Kasih karena kau sudah menjadi Semangat Baruku Bora.” Ujar Aarav, Bora tersenyum dan mengenggam Tangan Aarav yang mengenggam kedua tangannya. Setelah itu Mereka memulai Privat Lukis mereka, “Baiklah sekarang Didepanmu sudah ada Canvas kosong, Sekarang Kau bayangkan mau menggambar apa.” Ujar Aarav“Ahhhh Aku belum terlalu mahir memakai Kuas, Bagaimana kalau dimulai dari yang paling dasar terlebih dahulu.” Ujar Bora“Dimulai dari yang paling dasar?
Aarav berjalan kearahnya dan Aarav langsung memeluk Bora dengan Erat. Bela yang melihat hal tersebut terkejut bukan main saat melihat Aarav dan Bora saling berpelukan didepan kedua matanya. Bora pun terdiam saat Aarav memeluknya didepan umum, “Terima Kasih atas semuanya, Semoga kau beristirahat dengan nyenyak hari ini.” Ujar Aarav yang masih memeluk Bora dengan erat, Bora membalas pelukan yang Aarav berikan kepadanya, dan Saat itu Bora tersenyum sambil membelai Rambut Aarav. Bela yang melihat dari dalam mobil hanya terdiam sambil menatap kearah Aarav dan Bora yang ada di ujung sana. Setelah Aarav memeluk Bora, Saat itu Bora langsung berjalan masuk kedalam rumahnya. Saat ia membuka Bora langsung termenung dan saat itu Ika melihat kearah Bora yang baru saja tiba di rumahnya, “Akhirnya kau pulang, Aku pikir kau seharian ini terus dirumah.” Ujar Ika, Bora hanya terdiam dan ia memegang kedua Tangannya. Ika berjalan kearah Bora yang masih berdiri di dekat pin
Sementara itu Bora dan Ika sedang Sarapan bersama, “Hei Kau belum cerita mengenai pertemuanmu dengan Bela 2 hari yang lalu. Sebenarnya mengapa percakapan kalian menyebut nama Pak Ade dan Laki Laki bernama Aarav?” Tanya Ika“Sejujurnya aku tidak ada urusan mengenai ini, Namun udah 2 hari kau diam dan banyak termenung.” Ujar Ika“Bora, Aku disini memang numpang. Namun aku tidak suka kalau Sahabatku sampai seperti ini setelah berbincang dengan Wanita itu.” Ujar Ika“Bukan apa apa, kau tenang saja.” Ujar Bora“Apa kau yakin.” Ujar Ika“Hmmm Yakin.” Ujar Bora“Ahhh ya sudah, Apa yang akan kau lakukan hari ini?” Tanya Ika“Aku akan mampir sebentar ke Kantor Ayahku, Katanya Kak Tira ingin bicara berdua denganku.” Ujar Bora“Kakakmu ingin bicara denganmu? Kenapa dia yang tidak datang saja kesini?” Tanya Ika“Sudahlah
Bora terkejut saat melihat Tira tiba tiba berlutut dihadapannya.Bora meletakan Cangkir itu di atas meja, “Sedang apa kau.” Ujar Bora“Bora.. Kau tahu Kau dan aku bukan saudara kandung. Tapi aku sangat meyayangimu seperti aku menyayangi Wina.” Ujar Tira“Apa yang kau lakukan, Berdiri.” Ujar Bora yang mencoba membantu Tira untuk bangun“Aku akan tetap berlutut dan meminta ampun padamu.” Ujar Tira“Minta Ampun? Sebentar apa maksud dari ucapanmu ini Kak Tira?” Tanya Bora. Tira menundukan kepalanya, lalu Tira perlahan mengangkat kepalanya kemudian ia memandangi Bora yang sedang berdiri dihadapannya.“Aku minta maaf karena aku sudah berbohong kepadamu.”ujar Tira“Aku pernah mengatakan bahwa Aku dan Elard akan di Jodohkan.” Ujar Tira“Sebenarnya Semua itu adalah Omong Kosong.” Ujar Tira, Bora terdiam saat Tira mengatakan hal tersebut kepad
Bora tampak bingung dengan apa yang Cikha bicarakan mengenai Proposal yang ia katakan, “Proposal?” tanya Bora“Iya Proposal, Kau tidak tahu soal ini.” Ujar Cikha“Aku tidak tahu.” Ujar Bora“Kapan kau mengirimnya kepadaku?” Tanya Bora“Hmmm Aku sudah mengirimi 3 hari yang lalu.” Ujar Cikha, lalu Bora terdiam dan ia memeriksa Emailnya dari Ponselnya. Saat itu benar bahwa Ada Email masuk dari CZ Advertising yang masuk pada tanggal 27. “Aku ingin mendiskusikan ini denganmu, karena yang aku tahu kau merupakan orang terpenting kedua di Galery setelah Elard.” Ujar Cikha“Jadi, apa bisa kita mulai pembicaraan ini dengan anda Kreator Bora.” Ujar Cikha yang terus memandangi Bora yang ada di hadapannya.“Katamu kau sudah menyerahkan Propsal ini kepada Elard, namun dia menolak?” Tanya Bora“Yap… Dia menolaknya mentah mentah.” Ujar C
“Setelah aku mengundurkan diri, aku mau Persahabatan ini Cukup sampai disini karena kau sudah tidak Jujur Kepadaku Elard Lais Malik.” Ujar Bora sambil menatap kearah Elard yang duduk di hadapannya.“Lalu Hal kedua?” Tanya Elard“Kau bilang ada Alasan Kedua, Jika aku boleh dengar apa itu?” Tanya Elard yang menatap kearah Bora yang berdiri dihadapannya.Elard berdiri lalu ia berjalan kearah Bora, “Aku minta maaf karena aku tidak mengatakan hal ini kepadamu soal Perjodohaan yang di rancang oleh kedua orang tua kita. Namun Yang kau tahu bahwa.” Ujar Elard“Yang kedua adalah Aku tidak menganggapmu sebagai pria, Dan Aku ingin kerjasama kita berakhir sampai disini.” Ujar Bora“Mengenai Masalah Aarav aku akan mengatasinya, namun setelah itu Aku tidak mau kembali menjadi Kreatormu.” Ujar BoraElard terdiam saat mendengar apa yang Bora katakan, “aku permisi dulu, Ahhh dan sa
*******EPILOG******** Aarav Berjalan Kearah Josep dan ia menatap dengan tatapan tajam, Josep hanya diam sambil menatap kearah Aarav yang berdiri dihadapannya,. “Aku dengar kau akan debut di Eropa, Selamat.” Ujar Josep “Kau sudah membuat Putrimu terluka Tuan Josep.” Ujar Aarav, Josep terdiam dan menatap kearah Aarav “Sampai Kapanpun, Kau Akan kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupmu.” Ujar Aarav “Kau mengutukku?” Tanya Josep “Bukan, Aku hanya mengingatkanmu.” Ujar Aarav “Aku dengar kau membantu Owen untuk membuat nama baikku rusak 11 Tahun yang lalu.” Ujar Aarav “Dan saat ini aku dengar juga bahwa kau menentang Aku berhubungan dengan Bora.” Ujar Aarav “Kau memisahkan kami, aku yakin sekali.” Ujar Aarav “Bora tidak pantas untuk pria tua sepertimu, Dia pantas dengan Elard. Dan terbukti dia memilih Elard ketimbang dirimu.” Ujar Josep, Aarav terdiam saat Josep mengatakan hal
Sebelum Elard bertemu dengan Bora, dimana Elard sedang bersiap siap hendak ke kantor. Dan saat itu Elard mendapat pesan dari Bora, “Bisa kita bertemu,” Ujar Bora yang mengajak Elard untuk bertemu.Elard sedikit bingung dengan ajakan Bora yang sedikit membuatnya senang. Elard akhirnya pergi ke sebuah Café yang Bora tuju untuk pertemuan mereka. Sesampainya Ia disana, Elard berjalan kearah Bora yang saat itu sedang menelepon seseorang, Sesampainya Elard dihadapan Bora, Elard langsung menyadari bahwa Bora sedang menghubungi Aarav. “Aku juga mencintamu Aarav.” Ujar Bora sambil memandangi Elard yang ada di hadapannya. Bora mengakhiri percakapan manisnya dengan Aarav, lalu ia langsung memasukan Ponselnya kedalam tas yang ia bawa.“Kau sudah sampai, silahkan duduk.” Ujar Bora yang mempersilahkan Elard untuk duduk. Elard pun duduk lalu ia langsung menatap kearah Bora,“Apa kau ingin bicara denganku, tumben sekali kan bisa
Semua orang terkejut bahkan Owen yang tidak percaya bahwa Josep menusuknya dari belakang, dimana Owen tahu bahwa Josep yang berniat membantunya malah justru menjatuhkannya dan juga Glesa didepan semua yang ada disana. “Saya Benar benar minta maaf atas apa yang telah saya lakukan. Sejujurnya saya tidak percaya bahwa saya percaya dengan semua perkataan Owen dan membantunya untuk menjatuhkan seorang yang bertalenta seperti kamu.” Ujar Josep“Paman, Bagaimana kau bisa.” Ujar Owen“Katakan Glesa, apa semua ini benar.” Ujar Juri 1 yang mempertanyakan semua yang di katakana Josep apakah benar atau tidak. Glesa hanya terdiam, perlahan ia melangkah mundur “Tidak, semua itu tidak benar.. tidak benar.” Ujar Glesa yang lari dan ia pergi dari sana“Glesa.” Ujar Owen, yang hanya memandangi Glesa yang keluar dari sana. Owen langsung menatap tajam kearah Elard“Kau bisa bisanya kau mempermalukan aku didepa
Seketika Glesa langsung berdiri dari tempatnya, “APA APA INI.” Ujar Glesa yang tiba tiba marah dan membuat semua orang yang disana terkejut.“Kenapa aku harus melukis, lukisan yang memiliki Kenangan buruk ditambah aku harus melukis dengan orang yang dulu pernah menjiplak Lukisanku.” Ujar Glesa dengan lantang sambil menunjuk kearah Aarav. Aarav hanya terdiam saat Glesa mengatakan hal tersebut. Semua orang terkejut melihat Reaksi Glesa. Lalu Glesa berjalan kearah Lukisan itu dan menunjuk kearah Aarav“Kenapa aku harus melukis lukisan yang membuat aku masih teringat dengan Kenangan buruk yang menjijikan.” Ujar Glesa“Ditambah,” ujar Glesa yang menatap kearah Aarav yang duduk di tempatnya,“Ditambah pria yang dulu menjiplak karya ku sedang duduk disini.” Ujar Glesa“Benar, kenapa harus seperti ini ya kompetisi akhirnya.” Ujar Salah Satu Tamu yang tepat duduk di sebelah Bela. Bela h
Flashback dimulai, saat Itu Elard hendak pulang kerumah, Namun Sebuah Mobil BMW Hitam Berhenti tepat di depan Mobilnya. Elard hanya terdiam saat seorang keluar dari mobil tersebut. “Paman.” UJar Elard yang menyapa Josep.“Apa kau mau pulang, apa paman bisa berbicara denganmu.” Ujar JosepLalu mereka berdua pergi ke sebuah Café yang tak jauh dari Hotel tempat dimana Kompetisi itu berada. Salah seorang pelayan menyuguhkan Kopi untuk Josep dan Elard.“Maaf paman menganggu malammu yang melelahkan ini. Sejujurnya paman ingin menyapamu lebih dahulu.” Ujar Josep“Tidak masalah, aku dengar paman ada urusan sedikit jadi paman tidak bisa hadir.” Ujar Elard“Benar, itu sebabnya paman menemuimu untuk meminta maaf kepadamu. Selaku Sponsor utama, seharusnya paman selalu berada disana dan menyaksikan acara itu berlangsung. Namun karena satu dan lain hal Paman tidak bisa datang kesana.” Ujar Josep
Sebelumnya, Dimana Aarav baru saja sampai di depan rumah Bora. “Baiklah kita sudah sampai.” Ujar Aarav“Makasih sudah antar aku, apa kau tidak apa mengemudi sampai Bandung?” Tanya Bora“Aku tidak masalah, asal Kekasihku sampai dirumah aku sudah tenang.” Ujar Aarav“Baiklah sampai jumpa besok.” Ujar Bora“Hmmm sampai Jumpa.” Ujar Aarav, lalu Bora hendak turun dari mobil, namun saat ia baru membuka Pintu mobil ia langsung menutup pintunya. Aarav hanya terdiam dan saat itu Bora langsung mencium Bibir Aarav sebelum ia benar benar pergi. Aarav menerima Ciuman Hangat Bora sambil membelai kepala Bora. Mereka saling memandang satu sama lain setelah selesai berciuman. “Aku mencintaimu.” Ujar Bora“Aku juga.” Ujar Aarav, lalu Bora langsung pergi dari sana. Aarav terus memperhatikan Bora yang terus melangkah masuk kedalam rumahnya. Aarav hanya tersenyum saat melihat Bora, bert
Sementara itu, Bora, Aarav dan Tira makan malam di Restoran De Lovely yang berada di Lobby Hotel dimana tempat Kompetisi itu di adakan. Salah seorang pelayan menghidangkan makanan yang Mereka pesan, “Aku tidak tahu apa yang kau sukai, aku hanya memilih menu terlezat di Restoran ini. Apa tidak jadi masalah?” Tanya Tira“Tidak masalah, aku suka apa yang kau pesan.” Ujar AaravBora tidak enak dengan situasi yang Tira ciptakan, Bora menyadari bahwa saat ini Aarav benar benar dalam mode Tegang saat bertemu dengan salah satu keluarga Bora.“Aku senang melihat mu secara langsung. Mengapa kau bisa memiluh Adikku dari sekian banyak wanita yang ada di dunia ini?” Tanya Tira sambil melirik kearah Bora“Apa adikku seperti Seorang anak kecil yang polos makanya kau memilihnya.” Ujar Tira“Apa maksud dari pertanyaanmu?” Ujar Bora“Bora, Tidak apa apa.” Ujar Aarav yang memegang tangan B
Bora mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Josep, “Dan percakapan kita disini sudah aku rekam di ponselku.” Ujar Bora yang menunjukan Ponsel yang ia taruh di saku depannya. Josep tidak bisa mengelak dengan apa yang sekarang mereka lakukan, “Ayah mau membuat perjanjian untuk ku.” Ujar Bora“Ayah mendapatkan apa yang ayah mau dengan menikahkan aku dengan Elard, lalu Aku juga mendapatkan apa yang aku mau dimana aku harus menghantarkan Aarav ke posisinya.” Ujar Bora sambil menatap kearah Josep. Josep hanya terdiam saat melihat uluran tangan Bora. “Ternyata anak ku jauh lebih pintar dari yang ayah kira, kau datang kesini ternyata memiliki persiapan yang matang.” Ujar Josep“Aku menghadapi seorang pebisnis yang bisa saja mengingkari janjinya. Aku tidak bodoh, aku tahu siapa yang aku hadapi saat ini.” Ujar Bora“Bagiku, yang ada di hadapanku saat ini adalah Seorang Josep pemilik J Town, b
Sebelum Bora bertemu dengan Josep di sebuah taman, 1 Hari sebelumnya Bora berencana untuk bertemu dengan Aarav karena hari ini merupakan hari Minggu dan ia ingin berkencan dengan Aarav.“Apa kau sudah siap siap?” Tanya Bora yang sedang memasukan tisu basah dan juga Lip Bam ke Tas mininya.“Aku sudah siap sedari tadi,” Ujar Aarav, lalu Saat Bora Hendak keluar dari Rumahnya, ia terkejut karena Elard sudah berdiri di depan pintu rumahnya. “Elard.” Ujar BoraElard hanya terdiam sambil memandangi Bora. Lalu Elard langsung masuk dan Bora pun memberikan minuman kepadanya. “Tumben sekali kau kesini di akhir pekan?” Tanya Bora“Ada hal yang ingin aku tanya kepadamu dan ini mengenai Aarav.” Ujar ElardSeketika Bora langsung terdiam mendengar perkataan Elard. Elard langsung memberikan data yang ia bawa kepada Bora, Bora hanya melihat kearah sebuah Amplop Coklat besar yang Elard sengaja letakan disana